Negara Minyak di Timur Tengah Rekrut 600 Insinyur Minyak Asal RI
Jakarta - Tenaga kerja minyak dan gas di Indonesia sudah terkenal hingga ke negara luar. Saat ini, negara-negara produsen minyak di Timur Tengah berencana merekrut 600 insinyur di sektor minyak dan gas asal Indonesia.
Hal tersebut dikatakan oleh Deputi Pengendalian Bisnis SKK Migas Lambok H Hutauruk, selepas acara Serah Terima Peserta Program Apprentice Petronas Carigali di Kantor SKK Migas, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (2/9/2013).
"Timur Tengah akan merekrut 600 engineer (insinyur) perminyakan Indonesia," kata Lambok.
Lambok mengungkapkan, meski kedisiplinannya kurang, kompetensi dari para insinyur Indonesia pun memiliki daya saing yang kuat di luar negeri. Dibuktikan dengan kebutuhan insinyur Indonesia tersebut di negara produsen minyak dunia.
"Oman saya baru baca, cari 200 engineer Indonesia. Totally Timur Tengah itu 600 orang," jelasnya. .
Namun di sisi lain, Indonesia pun masih kekurangan SDM sektor perminyakan. Lambok mengatakan, pihaknya tak bisa memaksa para insinyur tersebut mengabdi dan bekerja di tanah air. Pertimbangannya, gaji yang lebih menggiurkan di luar negeri ketimbang di Indonesia.
"Wajarlah, kita juga nggak bisa ikat kakinya," ujar Lambok
Oleh karena itu, Lambok mengharapkan semakin banyak perguruan tinggi atau universitas yang mencetak para ahli di bidang perminyakan.
"Sebanyak-banyaknya cetaklah, D3 dilempar semua di lapangan, untuk jadi jagoan lah nanti di lapangan. Saya kira mengenai pengembangan SDM," katanya.(zul/dnl)
Hal tersebut dikatakan oleh Deputi Pengendalian Bisnis SKK Migas Lambok H Hutauruk, selepas acara Serah Terima Peserta Program Apprentice Petronas Carigali di Kantor SKK Migas, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (2/9/2013).
"Timur Tengah akan merekrut 600 engineer (insinyur) perminyakan Indonesia," kata Lambok.
Lambok mengungkapkan, meski kedisiplinannya kurang, kompetensi dari para insinyur Indonesia pun memiliki daya saing yang kuat di luar negeri. Dibuktikan dengan kebutuhan insinyur Indonesia tersebut di negara produsen minyak dunia.
"Oman saya baru baca, cari 200 engineer Indonesia. Totally Timur Tengah itu 600 orang," jelasnya. .
Namun di sisi lain, Indonesia pun masih kekurangan SDM sektor perminyakan. Lambok mengatakan, pihaknya tak bisa memaksa para insinyur tersebut mengabdi dan bekerja di tanah air. Pertimbangannya, gaji yang lebih menggiurkan di luar negeri ketimbang di Indonesia.
"Wajarlah, kita juga nggak bisa ikat kakinya," ujar Lambok
Oleh karena itu, Lambok mengharapkan semakin banyak perguruan tinggi atau universitas yang mencetak para ahli di bidang perminyakan.
"Sebanyak-banyaknya cetaklah, D3 dilempar semua di lapangan, untuk jadi jagoan lah nanti di lapangan. Saya kira mengenai pengembangan SDM," katanya.(zul/dnl)
0 komentar:
Posting Komentar