Tampilkan postingan dengan label Robot. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Robot. Tampilkan semua postingan

29 Tim Indonesia Ikuti Olimpiade Robot Dunia 2013

 Para peserta dari mancanegara mengikuti Olimpiade Robot Dunia (World Robot Olympiad/WRO) 2013 di Jakarta, Sabtu (16/11).  (Republika/Prayogi)
Ilustrasi
JAKARTA -- Sebanyak 29 tim Indonesia akan bersaing dalam Olimpiade Robot Dunia (World Robot Olympiad/WRO) 2013.

Dalam kompetisi yang berlangsung di Jakarta pada 16-17 November 2013 itu, para peserta ditantang untuk menyelesaikan pembuatan robot dari Lego dengan beragam tingkat kesulitan.

"Mereka diajak untuk kreatif menyelesaikan tantangan," kata Ketua Panitia Pelaksana WRO 2013, Bambang Rusli, di Jakarta, Sabtu (16/11).

Menurut dia, kompetisi tingkat dunia ini bukan hanya menonjolkan kreativitas per orang. Tetapi juga kerja sama tim, inovasi, kreativitas tim dan kemampuan menyelesaikan masalah.

"Hal-hal seperti itu yang diperlukan bagi generasi muda agar impian mereka tercapai," kata Bambang.

Para peserta WRO 2013 yang berasal dari 37 negara memamerkan robot karya mereka lokasi penyelenggaraan di Ecovention Hall, Ecopark, Ancol. Sementara peserta olimpiade kategori robot sepak bola, antusias menggiring robot mereka agar bisa mencetak gol ke gawang lawan.

Teriakan dan tepuk tangan para pendukung sesekali terdengar kala tim yang mereka dukung berhasil mencetak gol.

WRO 2013, yang mengangkat tema World Heritage, menyelenggarakan kompetisi dengan beberapa kategori. Yakni kategori reguler yang mencakup tingkat sekolah dasar dengan tema batik, tingkat SMP dengan tema Borobudur dan tingkat SMA dengan tema Pulau Komodo.

Selain itu ada kompetisi kategori robot kreatif untuk SD, SMP dan SMA; kategori robot sepak bola, serta lomba robot tingkat mahasiswa.

WRO 2013 diikuti oleh 385 tim yang terdiri atas 1.500 peserta dari 37 negara. Kompetisi robot itu sudah rutin diadakan setiap tahun sejak 10 tahun lalu.

Tahun ini Indonesia untuk pertama kalinya mendapat kesempatan menjadi tuan rumah kompetisi robot dunia tersebut.


  Republika  

Robot EROS buatan tim PENS joget "caesar"

Surabaya - Robot EROS (EEPIS Robot Soccer) yang merupakan buatan tim mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dirancang untuk bisa berjoget dangdut "Caesar" atau "Buka Titik Joss".

"Kalau memprogram EROS untuk bisa goyang Caesar memang hanya butuh waktu sehari, tapi pengembangan robot ini butuh waktu empat tahun," kata programmer robot yang juga ketua tim, Dimas Pristovani Riananda, di Surabaya, Rabu petang.

Tahun lalu (13/11/2012), tim yang beranggotakan Dimas Pristovani Riananda, Ardiansyah Al Farouq, Pratomo Adhi Nugroho, Michael Saputro Junianto Soedargo, Luqman hakim, dan Muchammad Sobrun Ibnu Atfal, telah memprogram EROS untuk berjoget "Gangnam Style" ala Korea.

Menurut dia, EROS sebenarnya bukanlah robot menari, namun robot sepak bola yang dikenal sebagai pemain bola yang handal di lapangan hijau.

"Tidak hanya menjadi juara bertahan KRSBI (Kontes Robot Sepak Bola Indonesia), tapi di kancah internasional pun berhasil meraih peringkat delapan besar pada Robocup di Eindoven, Belanda pada Juni 2013," katanya.

Namun, robot setinggi 60-70 centimeter itu dilengkapi dengan beberapa sensor untuk bergerak dan mengikuti irama lagu. "Aksi goyang Caesar EROS dapat di-klik pada http://youtube.com/watch?v=0XNTZws7H6A," katanya.

Menurut Pembimbing Tim EROS, Akh. Subhan Khalilullah ST MT, hal itu sebenarnya berawal dari keisengan tim.

"Mereka kan sering menginap di laboratorium untuk menyempurnakan program robot. Lha kalau sudah bosan, ada yang suka cari kerjaan aneh-aneh, termasuk memprogram robot menari Caesar," katanya.

Pada sisi lain, robot EROS juga disiapkan untuk menghadapi KRSBI tingkat Regional dan Nasional tahun 2014, serta mewakili Indonesia kembali di even Robocup 2014 di Brazil.


  Antara  

Pendidikan teknologi robotik kurang diminati

Jakarta - Pendidikan teknologi robotik kurang diminati baik oleh tenaga pendidik maupun anak didik.

"Peminatnya kurang, pendidikan teknologinya juga kurang diajarkan di sekolah-sekolah," kata Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia Untuk UNESCO pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) Arief Rachman dalam acara Indonesian Robotic Olympiad (IRO) 2013 di Jakarta, Sabtu.

Menurut Arief, pendidikan teknologi yang diterapkan dengan baik bisa memberikan nilai positif seperti kecerdasan emosi, inteligensia, kemampuan bersosial kemasyarakatan dan membuat anak jadi lebih sehat.

"Mereka kuat dalam konsentrasi, penuh ketelitian, presisi serta tidak mudah puas, mau terus mencoba mengembangkan kreatifitas," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Penyelenggara Indonesian Robotic Olympiad 2013 Bambang Rusli juga mengungkapkan kurangnya minat guru-guru sekolah terhadap pendidikan robotik.

"Kami dari Mikrobot juga memberikan pelatihan ilmu robotik kepada pengajar, tapi terkendala pemikiran konservatif mereka (pendidik)," katanya.

Diceritakan Bambang, saat menawarkan untuk memberikan pelatih robotik pada guru-guru di sejumlah sekolah, banyak pendidik yang merasa ilmu robotik tidak berkontribusi langsung pada sekolah.

"Misalnya mereka berpikir 'kalau belajar robotik murid yang masuk ke sekolah kami bertambah atau tidak?' hal-hal yang konservatif seperti itu," katanya.

Belum lagi masalah sumber daya manusia yang kurang memahami soal teknologi robotik yang masih tergolong baru di Indonesia.

"Masih kurang memang kalau dulu. Sekarang sudah sedikit berbeda, masyarakat kini terbuka, tapi masih kurang di SDM," ujarnya.


  Antara 

Indonesia penyelenggara World Robot Olympiad 2013

http://i1.ytimg.com/vi/gYVCKdZV1Ow/maxresdefault.jpgJakarta - Indonesia untuk pertama kalinya menjadi penyelenggara World Robot Olympiad (WRO) 2013 dan akan bertarung melawan hampir 2.000 peserta dari 36 negara.

Sebelum menggelar ajang dunia itu, lembaga resmi penyalur mainan Lego Education, Mikrobot, hari ini menyelenggarakan Indonesian Robotic Olympiad (IRO) 2013 untuk menyaring 20 tim yang selanjutnya bertarung di WRO 2013 pada 15 November mendatang.

"Nanti akan disaring menjadi 20 tim yang menang dari sekitar 200 tim. Ke 20 tim ini nantinya akan bertarung di WRO 2013," kata Ketua Penyelenggara IRO 2013 Bambang Rusli di Jakarta, Sabtu.

Kompetisi yang terbagi atas kategori SD, SMP, SMA hingga umum (maksimal 21 tahun) itu diikuti oleh 400 siswa yang berasal dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Bali, Solo, Yogyakarta hingga Tarakan (Kalimantan Utara).

"Karena tahun ini kita penyelenggara, jadi dapat keistimewaan soal jumlah peserta lebih banyak dari negara lain yang cuma dapat empat tim," ujarnya.

Bambang berharap kompetisi robotik se-Indonesia yang menginjak tahun ke sepuluh ini bisa membuat anak-anak lebih tertarik dengan teknologi dan robot.

Anak-anak juga diharapkan bisa mengembangkan kreatifitas dan mental bertarung mereka dari ajang ini.

Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia Untuk UNESCO pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) Arief Rachman mengungkapkan kebanggaannya atas potensi luar biasa anak yang disalurkan dalam ajang ini.

"COba lihat wajah-wajah mereka, beda sekali. Mereka kelihatan kuat dalam konsentrasi, teliti, presisi serta tidak mudah puas. Karakter yang sangat potensial untuk Indonesia di masa depan," ujarnya.

Gelaran Indonesian Robotic Olympiad 2013 diselenggarakan di Ecovention Hall, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu, dan terbuka bagi masyarakat umum yang ingin menyaksikan dan mendukung peserta sekaligus karya robotnya.


  Antara 

Dua Siswa SMA Ini Bikin Robot Android

http://statik.tempo.co/data/2012/03/23/id_111496/111496_620.jpg
Ilustrasi
Jakarta • Kecanggihan teknologi smartphone alias telepon pintar yang berkembang pesat, membuat Alvier Vinandriyano dan Rian Wardana merasa tertantang. Dua siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 70 Jakarta ini memanfaatkan waktu luang mereka membuat robot beserta aplikasi android untuk mengendalikannya.

Keduanya menciptakan Robot Scout Ground Vehicle, satu robot yang pergerakannya dikendalikan oleh smartphone lewat aplikasi sistem operasi android. Mereka membuat robot itu di ruko milik orang tua Alvier di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan, dibantu bersama beberapa temannya yang tergabung dalam SKIR 70 (Seksi Karya Ilmiah Remaja SMAN 70).

Robot Scout Ground Vehicle ini terpilih untuk dipamerkan dalam pameran robotika yang digelar oleh Komunitas Robot Indonesia di Jakarta Convention Centre awal September lalu.

Alvier menjelaskan "Robot ini dilengkapi dengan kamera CCTV yang terkoneksi dengan komputer secara wireless (tanpa kabel)." Robot ini kata dia berguna untuk memantau kondisi rumah jika kita sedang berada di luar rumah.

Alvier dan Rian berbagi tugas dalam pembuatan robot ini. Alvier membuat mekanika dan konstruksi elektronika robot. Sementara Rian membuat program sistem kendali robot dan aplikasi android-nya. Sebagai programer, Rian mempunyai tugas yang cukup berat untuk membagi sumber daya pergerakan robot dan kamera untuk penginderaan robot. "Untuk membuat program yang baik, diperlukan waktu berbulan-bulan untuk trial and error dalam simulator," kata Rian.

Rian mengaku baru belajar pemrograman android sejak 5 bulan lalu. Ia belajar memprogram robot dan android dari forum di Komunitas Robot Indonesia.

Ketua Komunitas Robot Indonesia, Adiatmo Rahardi mengatakan kemampuan anak-anak Robotika SMAN 70 selevel dengan mahasiswa. Bahkan menurutnya, Alvier dan Rian ini berencana membuat telepresence robot. Yaitu robot untuk menggantikan kehadiran mereka secara nyata di suatu tempat. "Kalau sudah ada robot pengganti di sekolah, mereka tidak usah hadir setiap hari lagi di kelas he..he..he," kata Adi, mengenai dua anak didiknya itu.


  Tempo 

Bersihkan Sampah di Kabel Listrik, PLN Punya Robot Canggih

http://images.detik.com/content/2013/06/27/1034/170141_plnsutet.jpegJakarta - PT PLN (Persero) telah mengembangkan robot canggih untuk kebutuhan khusus. Robot dengan nama SEWAYANG ini, mampu membersihkan sampah layang-layang yang tersangkut di jaringan kabet Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).

Robot ini, merupakan perkawinan dari robot layangan (Robolay) dan CJDW yang pernah diluncurkan PLN. Hal ini disampaikan oleh Staff Puslitbang PLN Iwan Gunawan kepada detikFinance di sela pameran BUMN Innovation Expo & Award 2013 di JCC Senayan Jakarta, Kamis (27/6/2013).

"Ini bisa digunakan di tegangan tinggi 150.000 volt tanpa padam. Biasanya kalau bersihkan layangan, itu saluran listrik harus dipadamkan," ucap Iwan.

Model robot SEWAYANG yang diluncurkan tahun 2011 ini, masih masuk tahap purwa rupa atau prototype. Robot SEWAYANG dari desain dan rancangan, dirakit oleh tim PLN. Iwan menambahkan, robot ini dilengkapi 2 kamera pengawas, kipas angin, koneksi wireless serta pemantik api dan gas. Pemantik api dan gas ini, berfungsi membakar sampah layangan.

"Kita nggak perlu khawatir api akan akan menyambar robot karena ini dilengkapi kipas angin," tambahnya.

Menurutnya, robot ini bisa digerakkan jarak jauh melalui remote kontrol. Iwan menjelaskan, sampah layangan kadang bisa memicu konsleting ketika kawat yang ada di layangan mengenai jaringan kabel PLN. Selain berfungsi membersihkan layangan, robot SEWAYANG bisa bekerja melilit kabel yang terurai di tegangan 20 KV.(feb/dru)


Tim Robot PNUP Lolos ke Kontes Internasional

Tim Robot PNUP Lolos ke Kontes InternasionalMakassar - Setelah menang dalam Kontes Robot 2013 Regional V, kategori Robot Seni Indonesia, di Denpasar, kini tim robot Politeknik Negeri Ujungpandang (PNUP) melenggang ke kancah internasional. Rencananya, tim yang berjulukan Dare_MP itu berlaga di ajang Abu Rocon 2103, Danang, Vietnam, pada 18 Agustus 2013.

Sebelum lolos ke lomba internasional, Dare_MP terlebih dulu berjuang pada Kontes Robot Nasional 2013, di Universitas Dian Nuswantoro, Semarang, 7-9 Juni 2013. Melalui perjuangan sengit, tim robot PNUP menumbangkan 15 tim lainnya untuk kategori KRSI.

"Prestasi sebagai juara pertama untuk kategori KRSI pada Kontes Robot Nasional 2013 merupakan perolehan yang sangat luar biasa," kata Direktur PNUP Pirman, Senin, 10 Juni 2013. "Sebab mereka berhasil mematahkan dominasi perguruan tinggi ternama dari Pulau Jawa, yang sebelumnya selalu mejadi pemenang di tingkat nasional."

Kata juru bicara Politeknik Negeri Ujungpandang, Azizah Azis, tim Dare_MP akan berangkat ke Vietnam tiga hari sebelum bulan Ramadhan. Sebelum berangkat, tim bakal memperbaiki penampilan serta kinerja robot yang telah digunakan dalam perlombaan sebelumnya. "Karena rangkainnya sudah pernah dipakai, jadi perlu dirawat."

Pada Kontes Robot Nasional 2103, PNUP berhasil meloloskan tiga tim robot. Ketiganya merupakan robot peserta di Kontes Robot Indonesia 2013 Regional V. Dan dalam lomba nasional, mereka harus bersaing dengan 104 tim, dari lima regional si-Indonesia. Selain kategori Robot Seni Indonesia, dua robot lain juga mendapat apresiasi dari tim juri. Di kategori Kontes Robot Pemadam Api Indonesia, tim robot PK 10 menjadi juara harapan 1. Sementara tim robot Gero_MP menembus lima besar untuk kategori Kontes Robot Indonesia.


  Tempo 

Belasan robot akan bersaing menari "Anoman Obong"

https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSmRTgS-7508omoHUrsS2z1mHotV7PFmUgRQy3vQea2NWMvPeSdWw
 Ilustrasi
Semarang - Belasan robot akan beradu lincah menari "Anoman Obong" untuk memenangi Kontes Robot Nasional 2013 kategori kontes robot seni Indonesia (KRSI) yang digelar 6 hingga 9 Juni mendatang.

"Kontes Robot Nasional memperlombakan empat kategori, salah satunya KRSI sebagai upaya melestarikan budaya tradisional," kata Sekretaris Panitia Kontes Robot Nasional Ary Heryanto di Semarang, Jawa Tengah, Jumat.

Kontes Robot Nasional merupakan kompetisi robotika paling bergengsi di Indonesia yang diprakarsai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud.

Tiga kategori lain yang diperlombakan, yakni kontes robot Indonesia (KRI), kontes robot pemadam api Indonesia (KRPAI) divisi beroda dan berkaki, serta kontes robot sepak bola Indonesia (KRSBI).

Berbeda dengan ketiga kategori itu yang ditujukan menyaring pemenang tingkat nasional untuk dikirim ke ajang robotika internasional, kata dia, KRSI lebih sebagai upaya melestarikan kebudayaan tradisional.

"Pemenang KRI tahun ini akan dikirim ke ajang robotika internasional di Vietnam, pemenang KRPAI dikirim ke ajang robotika di Amerika Serikat, sementara pemenang KRSBI akan dikirim ke Belanda," katanya.

Namun, kata dia, KRSI memang tidak untuk menyiapkan pemenang ke ajang serupa tingkat internasional, melainkan untuk menggali kreativitas masyarakat, khususnya anak muda untuk penguatan budaya lokal.

"Tema KRSI yang dipilih selalu berbeda dan sudah ditentukan juri. Pada Kontes Robot Nasional sebelumnya tema KRSI adalah tari pendet, sementara untuk pelaksanaan tahun ini dipilih tema `Anoman Obong`," katanya.

Sesuai dengan tari "Anoman Obong", kata dia, para peserta harus mempersiapkan robotnya dalam kelincahan menari dan olah gerak dengan iringan musik tarian kreasi yang kental dengan nuansa tradisional itu.

"Nantinya, robot-robot yang diperlombakan harus lincah menari sesuai pakem tarian `Anoman Obong`. Jika musik berhenti, robot harus ikut berhenti, kemudian diputar lagi musiknya kembali menari," katanya.

Tampilan robot secara fisik pun memengaruhi penilaian, kata dia, robot yang ikut KRSI harus dikreasi sedemikian rupa hingga menyerupai seorang penari "Anoman Obong", misalnya dipakaikan kostum penari.

"Memang berbeda dengan tiga kategori lain dalam Kontes Robot Nasional, KRSI bersifat unik. Peserta harus mengkreasi robot-robotnya secara unik dan menarik," kata pengajar robotika Udinus Semarang itu.


  Antara  

Robot Penanam Pohon PPNS-ITS Kalahkan Langganan Juara

http://icome.its.ac.id/wp-content/themes/wp_yoghourt/images/its.pngSurabaya - Tim Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya-ITS (PPNS-ITS) patut berbangga. Untuk kali pertama mereka mereguk manisnya menjadi juara pertama ajang Lomba Robot Nasional (Baronas) yang diselenggarakan di Gedung Robotika ITS.

Lawan yang mereka hadapi tak bisa diremehkan. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS (PENS-ITS) yang sering menjadi langganan juara.

Tim PPNS-ITS yang diperkuat oleh Syamsiar, Zindu dan Sony awalnya tak menyangka bakal keluar sebagai juara. Hal ini lantaran latar belakang pendidikan mereka yang berlabel 'perkapalan' ketimbang elektronika.

"Karena sebenarnya kan kita perkapalan toh. Sedangkan musuh kita banyak yang berasal dari bidang khusus elektronika," ujar kapten tim, Syamsiar kepada detikINET, Selasa (21/5/13).

Robot yang diberi nama 'Robot Dewa Ruci' ini difungsikan sebagai robot yang mampu menanam pohon dan tanaman. Ia bekerja dengan sensor garis dan ultrasonik. Ultrasonik inilah yang bertugas mendeteksi plot lahan yang akan ditanami pohon.

"Ini kita sesuaikan dengan tema lomba yang mengusung tentang penghijauan kembali. Jadi kita buat robot yang bisa menanam tanaman. Karena kan banyak tanaman yang ditebang sekarang ini," tandas mahasiswa semester akhir tersebut.

Syamsiar mengaku, ia dan anggota tim lainnya rela tidur dua jam per hari selama tiga minggu berturut-turut. Bahkan, mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir ini terpaksa tidur di kampus dengan koleganya untuk dapat menyelesaikan robot yang akan dilombakan tersebut.

"Kita kuliah dari jam 7 pagi sampai jam 15.00. Setelah itu langsung garap robotnya sampai jam 2-3 dini hari. Kemudian kita tidur bangun jam lima pagi. Tapi gak sia-sia kok. Menyenangkan hasilnya," pungkasnya.(ash/ash)


  detik  

Tim robotika UPI bidik kontes internasional

Bandung - Tim Robotika Univeritas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung membidik sejumlah kontes robot tingkat internasional dan bersaing dengan kampus-kampus lainnya yang telah lama berkiprah di ajang itu.

"Setiap tahun prestasi tim robotika UPI terus meningkat dan kami akan turun di sejumlah kontes robot nasional maupun internasional dimana lima regional akan bertanding di sana," kata Ketua Komunitas Mahaiwa UPI Penggemar Tobotika (Kompor) Faisal di Bandung, Selasa.

Dalam kontes terakhir yang digelar di Universitas Indonesia (UI), 9--11 Mei 2013 tim robot UPI meraih enam penghargaan yang berhasil menyabet juara pada Kontes Robot Indoneia, Kontes Robot Pemadam Api dan Kontes Robot Sepak Bola.

Robot Isola A UPI menyabet Juara I Kontes Robot Seni. Robot itu bertema Hanoman Duta dimana bentuknya dibuat menyerupai tokoh Hanoman yang berkostum khas dan berbulu putih sehingga kotum itu menjadi salah satu penilaian juri.

Sedangkan robor Isola 2 UPI menempati peringkat kedua untuk kategori inovasi robot sepak bola.

Sedangkan Tim Guruminda UPI berhasil memboyong desain terbaik KRPAI Berkaki, dan Tim robot Isola 229 UPI menyabet juara III KRI.

"Robot guruminta bia berdiri di tanjakan dan melewati lorong, robot ini cukup rumit dan butuh waktu empat bulan untuk menyelesaikannya," kata Yuski dari Pendidikan Teknik Elektro UPI.

Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Dadang Suhendar berkomitmen untuk terus mendukung mahasiswa yang tergabung dalam robotika UPI untuk mengikuti kontes ke jenjang yang lebih tinggi.

"Kami mendukung pengembangan robot itu, tidak hanya untuk kontes tapi juga diharapkan bisa menciptakan robot-robot yang bisa disinergikan dalam teknologi terapan," kata Dadang Suhendar menambahkan.(S033/Y003)


  Antara  

Robot Hanoman di Ajang KRI Regional II di PNJ

Keren, Ada Robot Hanoman di Ajang KRI Regional II di PNJPoliteknik Negeri Jakarta (PNJ) menjadi tuan rumah dalam ajang Kontes Robot Indonesia (KRI) Regional II, yang meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Acara ini digelar di Balairung Universitas Indonesia (UI) tanggal 10-11 Mei 2013.

Direktur PNJ Abdillah menuturkan bahwa untuk kontes tahun ini kualitas robot yang dipertandingkan makin baik dan beragam. Bahkan terdapat juga robot Hanoman yang bisa mengikuti alunan musik sambil menari.

"Saya harap ke depan pemerintah bisa memberikan perhatian yang lebih lagi untuk menyalurkan bakat para mahasiswa Indonesia lewat ajang kontes robot," ujarnya.

Pemenang tingkat regional ini nantinya berpeluang ke tingkat nasional dan memiliki kesempatan untuk mewakili Indonesia dalam kontes robot tingkat internasional ABU Robocon 2013 yang akan berlangsung di Danang, Vietnam, pada bulan Agustus mendatang. Dalam kompetisi tersebut, tim Indonesia akan berkompetisi dengan sekitar 20 tim robot negara lain.

Tim yang mewakili Indonesia akan dipilih melalui seleksi Kontes Robot Indonesia (KRI) 2013 yang diselenggarakan pada lima wilayah regional. Regional 1 yaitu Sumatera, Regional 2 yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Regional 3 yaitu Jawa Tengah, Regional 4 yaitu Jawa Timur, dan Regional 5 yaitu Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Kontes Robot Indonesia terdiri dari Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), dan Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI), serta Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) dan diikuti 29 universitas untuk kontes di tingkat regional dua.


Kemendikbud akan gelar kontes robot

Kemendikbud akan gelar kontes robotJakarta | Tidak lama lagi, akan diselenggarakan kontes robot nasional. Kontes tersebut akan dilaksanakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

Ketua Pelaksana Kontes Robot Nasional Regional III Jateng-DIY Izzati Muhimmah mengatakan, konteks robot yang dijadwalkan berlangsung 3 sampai 4 Mei 2013. Sedangkan untuk tuan rumah penyelenggaraan, kontes robot nasional regional III Jateng-DIY, terpilihlah Universitas Islam Indonesia (UII).

"Menggelar kontes sebesar ini jelas menjadi tantangan bagi kami dalam kondisi perekonomian dan kerumitan birokrasi saat ini. Namun kami bersyukur banyak sarana prasarana di dalam kampus UII sendiri yang dapat digunakan untuk mendukung kelancaran kegiatan ini," kata Izzati, di Yogyakarta, Rabu (24/4/2013).

Ditemui di Fakultas Teknologi Industri, Izzati menjelaskan, peserta di regional III sebanyak 71 tim robot nasional yang terdiri dari 266 mahasiswa dan 71 dosen pembimbing asal Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta (PTN/PTS) Jateng-DIY.

“Kontes ini akan menjadi saksi perjuangan para mahasiswa dalam merancang, membangun, dan mengatur strategi robot-robot untuk mengatasi setiap tantangan yang ada dalam setiap kategori lomba,” pungkasnya.(maf)


  Sindonews  

UGM Menangi Dua Kontes Robot di AS

Jakarta • Tim robot Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang beranggotakan tiga mahasiswa, Malik Khidir, Agus Budiyanto, dan Bachtiar Permana, menjuarai dua kompetisi robot tingkat internasional di Amerika Serikat.

"Tim itu meraih juara pertama 'Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest' serta mendapatkan dua emas dan satu perak pada 'Robo Games 2013 Olympics of Robots' di Amerika Serikat (AS)," kata Ketua Delegasi Tim Robot UGM Pekik Nurwantoro di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest diselenggarakan di Hartford City, Connecticut, AS, 6-7 April 2013, sedangkan Robo Games 2013 Olympics of Robots diadakan di San Mateo, California, AS, 19-21 April 2013.

Prestasi mahasiswa itu, kata dia, cukup membanggakan karena berhasil meraih prestasi di tingkat internasional. Bahkan, di Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest, tim robot UGM mampu mengalahkan tim robot lain dari sembilan negara, termasuk AS dan Cina.

"Beberapa peserta dari negara lain menyampaikan kekagumannya pada kemampuan robot dan kreativitas tim robot dari UGM, karena robot yang dibuat mahasiswa itu bentuknya mirip laba-laba, sehingga dianggap cukup unik," ungkapnya.

Direktur Kemahasiswaan UGM Senawi mengatakan prestasi yang diraih ketiga mahasiswa itu sangat membanggakan UGM. Keberhasilan itu menunjukkan buah dari hasil kerja keras, disiplin, dan kekompakan mereka dalam mempersiapkan diri sebelum ikut kompetisi.

Menurut dia, pengembangan robotika di UGM dilakukan melalui proses pembentukan tim robot dari lintas program studi.

"Selanjutnya tim itu mengajukan proposal ke fakultas dan universitas untuk pembiayaan perakitan robot sekaligus pengajuan dana untuk ikut kompetisi. Jadi, kegiatan tim robot mahasiswa menjadi lebih terencana," tukasnya.

  Republika  

Desain Robot, Mengasah Kreatifitas Anak Melalui Rancang Mekanik

Kemajuan teknologi telah membawa banyak perubahan terhadap kehidupan masyarakat, salah satunya adalah perkembangan dalam teknologi robot.

Saat ini, pemanfaatan robot tidak hanya terbatas kepentingan industri saja tetapi peran serta dunia pendidikan khususnya di bidang robotika saat ini semakin marak di Indonesia.

Kompetisi Robot merupakan salah satu cara memperkenalkan teknologi robot kepada masyarakat terutama generasi muda yang diyakini akan meningkatkan kreatifitas generasi muda kita, sehingga mereka mampu menciptakan inovasi untuk kemajuan bangsa kelak di kemudian hari.


   Berita  Satu 

Anak Muda Indonesia Akan Kembangkan Robot Android

Anak Muda Indonesia Akan Kembangkan Robot Android  
 Ilustrasi (Reuters)
Jakarta Ketua Komunitas Robot Indonesia, Adiatmo Rahardi, mengatakan, ada lompatan jauh yang akan dibuat anak-anak muda Indonesia dalam satu dasawarsa ke depan. Lompatan itu akan terjadi dalam bidang pembuatan robot yang dikendalikan melalui telepon pintar berbasis Android.

"Pada era open source sekarang, membuat robot yang terkoneksi dengan smartphone Android bukan hal sulit lagi," ujarnya kepada Tempo, Selasa, 26 Maret 2013.

Android adalah sistem operasi yang berbasis Linux untuk telepon pintar dan komputer tablet.

Menurut Adi, robot dikendalikan lewat telepon pintar atau tablet Android melalui koneksi wireless (jaringan nirkabel) 2,4 gigahertz (GHz). Untuk menyambung koneksi, kata dia, seseorang harus membuat robot yang bisa menerima koneksi pada frekuensi tersebut. "Kita harus membuat juga aplikasi Android-nya untuk mengendalikan si robot. Mahasiswa tingkat pertama sekarang bisa membuatnya," katanya.

Robot Android, Adi menambahkan, akan banyak berguna. Contohnya robot yang terbang untuk memantau arus lalu lintas atau robot beroda dilengkapi kamera untuk mengawasi keadaan rumah via Internet. Ia memprediksi, dalam 10 tahun ke depan, anak-anak muda Indonesia sudah ahli membuat tekonologi ini.

"Sekarang sudah banyak stasiun televisi maupun rumah produksi yang menyewa robot terbang quadcopter ke Grup Robot Indonesia untuk keperluan shooting dari udara," kata Adi.

Dalam seminar bertajuk "Polines Weekend Technology (PWT 2013)" di Politeknik Negeri Semarang, Adi mendemokan robot terbang yang dikendalikan melalui telepon pintar Android. Seminar pada Selasa, 26 Maret 2013 ini, dihadiri lebih dari 200 peserta. Seminar ini juga merangkum beberapa kegiatan lain, seperti pameran karya ilmiah, lomba robot, dan seminar "Robo Mobile Controlling".


  Tempo  

Rancang Robot untuk Penanganan Bencana

http://www.jpnn.com/picture/thumbnews/20130218_123644/123644_495360_robot_bencana_besar.jpg
Surabaya€ | Lima robot mini berjalan beriringan di laboratorium jurusan teknik elektro kemarin siang (17/2). Jika robot terdepan yang disebut leader ke kiri, yang lain akan mengikuti. Robot-robot itu nanti disiapkan untuk penanganan bencana.

Sang pembuat, Verdie Feryawan, mahasiswa Teknik Elektro ITS, memberi nama karyanya tersebut Swarn. Dia menciptakan robot itu untuk keperluan tugas akhir.

"Tugas akhir saya adalah memprogram robot-robot ini,"" jelas Verdie. Program yang dimaksud adalah program yang bisa membuat robot-robot tersebut dipisah di dalam satu area yang penuh halang rintang.

Kemudian, Swarn bersatu kembali ketika dikomando sang leader. Rencananya, tugas akhir tersebut dikumpulkan Juni mendatang. Untuk menguji karyanya, Verdie bakal membuat area berhalang rintang tersebut.

Selain menguji kemampuan Swarn, Verdie berencana menambah jumlah robot yang kini berjumlah lima menjadi 15 buah. Achmad Zaini, dosen pembimbing Verdie, mengungkapkan, konsep robot itu bisa dikembangkan untuk keperluan penanganan bencana alam.

Di tempat-tempat yang sulit dijangkau, robot tersebut bisa disebarkan untuk mencari petunjuk. Nanti robot dapat dilengkapi kamera untuk memberikan data pada pengguna. "Makanya, tesnya dilakukan di area yang penuh halang rintang. Area itu dianalogikan kawasan bencana," papar Kasi Rangkaian Logika pada jurusan teknik elektro tersebut. Zaini mengakui, robot buatan mahasiswa itu baru berasal pada skala penelitian.

Jadi, masih diperlukan pengembangan lagi untuk diaplikasikan ke masyarakat. ""Tetapi, kalau konsep dasarnya sudah dikuasai, pengembangannya tak bakal terlampau sulit,"" ucap alumnus Hochschule Darmstadt, Jerman, tersebut.

Dia menjelaskan, pada prinsipnya, saat melakukan perangkaian dan pemprograman pada robot, etos kerja mahasiswa dibentuk. Misalnya, ketelitian, ketekunan, kesabaran, dan ketenangan.

Mereka juga dituntut menghafal sesuatu yang sudah dilakukan. ""Itu adalah etos yang dibutuhkan bagi seorang ilmuwan untuk mengembangkan sebuah penelitian. Termasuk, robot,"" paparnya.

Menurut Zaini, tidak semua robot yang sekarang dipakai buatan Verdie. Mahasiswanya tersebut membeli dalam bentuk jadi. Namun, itu bukan berarti anak didiknya tersebut tak bisa membuat robot. "Kami bisa membuat robot Swarn secara detail, tetapi memakan waktu. Verdie hanya ditugasi membuat pemprograman. Insya Allah, kalau disuruh buat robot, dia sudah punya dasarnya," tegas Zaini.(rio/c8/fid)


  JPNN  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW_7Q_gMU8bWByPD8aRsTMrWQnA3C6m_cCcvcnflRenf66mPLH6EWCZhHh5b_QPi61GtYm3vlEiGg86qHAJIxpQMtGRwZ9W5G2ESw8QZXJubLJ_RU9z2t-AvqnBEJR3mwVMJ_hTXrI69s/s35/cinta-indonesia.jpg