Tampilkan postingan dengan label BUMN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BUMN. Tampilkan semua postingan

Len Kembangkan WECDIS dan Integrated Navigation & Tactical System

Jakarta Len dan OSI Maritime dari Canada melakukan penandatangan MOU mengenai WECDIS (War Electronic Chart and Display) pada tanggal 26 November 2013 yang ditandatangani oleh Priono Joni Hartanto, Manager Rekayasa Sistem UB Elektonika Pertahanan.

WECDIS merupakan peta laut elektronik untuk peperangan yang akan diintegrasikan core software-nya ke dalam CMS Len, agar produk CMS Len semakin powerfull.

Dalam acara ini turut hadir para pamen/pejabat dari TNI AL Kalakhar Bakorkamla, Kadislitbangal, Kadissenlekal dan Kadishidros yang juga melakukan paparan, diskusi, serta kunjungan kerja ke Laboratorium Defense Electronics dan Gedung Produksi Elektronik di PT Len Industri (Persero).


  BUMN  

Menristek targetkan 2017 mobil listrik lokal diproduksi massal

http://us.images.detik.com/customtv/2013/12/1386723771.75.jpg?w=300Jakarta Upaya pemerintah untuk menggenjot pembuatan mobil murah dan ramah lingkungan lokal hingga siap diproduksi secara massal terus dilakukan. Salah satunya mobil listrik. Apalagi kendaraan tersebut tengah menjalani uji coba level tujuh.

"Mobil listrik sekarang yang coba dijalani level 7, kalau tidak ada masalah besar, minor-minor saja masuk ke level 8, yang bisa diproduksi massal itu level 9, nah itu lebih banyak persiapan untuk mencetak alatnya, kan kalau mau banyak kan harus buat alat cetak kan, sekarang masih manual," ujar Menristek Gusti Muhammad Hatta di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/12).

Sejauh ini, lanjut Gusti, sejumlah kementerian dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah siap bekerja sama demi memproduksi mobil listrik. Ditambah dua perusahaan swasta nasional yang sudah meluncurkan dua mobil listrik terlebih dahulu.

"Sudah banyak kementerian yang siap, pesannya banyak ini sekarang. Kita sudah ada dua swasta yang siap memproduksi, punya Dasep dan yang di Jogja itu," tandasnya.

Lalu, kapan mulai diproduksi massal? "Kalau PSB kita maunya 2017 sudah (massal)," pungkasnya.(mdk/bim)


  Merdeka  

Konsorsium BUMN Siap Bangun Listrik di Berbagai Tempat

"Saya punya ide untuk mengatasi krisis listrik di Indonesia."

Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan.Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, sempat melontarkan idenya untuk membentuk konsorsium BUMN untuk membangun pembangkit tenaga listrik.

Dahlan menegaskan, Kamis 24 Oktober 2013, nantinya, patungan perusahaan pelat merah ini tidak hanya membangun pembangkit di satu daerah. "Konsorsium itu membangun pembangkit listrik di mana-mana, karena listrik tidak berhenti-henti cukupnya," kata dia di Jakarta.

Dahlan mengatakan bahwa pemikiran tersebut timbul ketika mendapat inspirasi dari kemampuan perusahaan-perusahaan BUMN dalam membangun jalan tol Bali. Mantan bos PT PLN (Persero) ini yakin bahwa patungan perusahaan pelat merah mampu membangun pembangkit listrik di wilayah Indonesia untuk mengatasi krisis listrik.

"Saya punya ide untuk mengatasi krisis listrik di Indonesia, yaitu membentuk konsorsium BUMN dalam membangun pembangkit listrik," ujarnya.

Bahkan, dia juga mengatakan bahwa dalam waktu dekat ini, pihaknya akan mengumpulkan perusahaan pelat merah yang bermodal kuat dan PLN untuk mewujudkan gagasan itu, yaitu PT Wijaya Karya (Persero), PT Adhi Karya (Persero), dan PT Pembangunan Perumahan (Persero).

"Ini kami lakukan supaya jangan memikirkan masalah ini terus-menerus," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik juga mendukung ide Dahlan. Namun, menteri ini meminta satu hal kepada perusahaan BUMN terkait rencana ini. "Kalau ada siapa pun yang membangun pembangkit listrik, saya setuju karena kita ini sebenarnya kekurangan listrik," kata Wacik ketika dihubungi VIVAnews pada Rabu 23 Oktober 2013.

Mantan menteri pariwisata ini mengisyaratkan bahwa pihaknya justru menginginkan adanya pihak-pihak yang memiliki inisiatif untuk membangun pembangkit listrik "Saya senang kalau BUMN membangun pembangkit listrik di mana saja asalkan lahannya ada," kata dia.

Namun, Wacik meminta satu hal terkait rencana ini, yaitu tidak menggunakan BBM sebagai bahan bakar pembangkitnya. Dia justru senang apabila pembangkit listrik yang dibangun konsorsium ini menggunakan energi-energi alternatif.

"Saya meminta pembangkit listrik tidak menggunakan BBM sebagai bahan bakarnya. Saya setuju kalau pembangkit listrik menggunakan energi baru terbarukan (EBT). Semakin banyak BUMN yang membangun listrik yang menggunakan bahan bakar non-BBM, saya setuju," kata dia.(eh)

  Vivanews  

BUMN Produsen Senjata dan Panser Buka 2.000 Lowongan Kerja

http://images.detik.com/content/2013/10/24/1036/panser.jpgBandung - BUMN produsen senjata dan panser, PT Pindad (Pesero) membuka ribuan pegawai baru untuk bergabung dengan perusahaan yang bermarkas di Kota Bandung, Jawa Barat ini.

Pindad memastikan menutup pintu bagi pekerja asing yang berniat bergabung, artinya Pindad hanya menerima calon pegawai dari dalam negeri saja. Kebutuhan Pindad untuk pegawai baru mencapai 2.000 orang.

"SDM nggak dari luar negeri, tapi dalam negeri. Inilah yang kita bidik," jelas Plt Direktur Utama Pindad Tri Hardjono di sela-sela menerima kunjungan rombongan MPR RI di kantor Pindad, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Kamis (24/10/2013).

Menurut Tri, selama ini proses perekrutan pekerja terbilang jarang dilakukan Pindad. Ia menyebut hampir 15 tahun pihak Pindad tidak pernah merekrut para pegawai baru.

"Baru dua tahun terakhir, kita melakukan rekrutmen. Bulan ini ada proses rekrutmen dan terus berlanjut," ungkapnya.

Tri menjelaskan tidak ada spesifikasi khusus untuk kriteria calon pegawai Pindad. Para calon pegawai baru bakal digembleng dan dikembangkan karakternya oleh perusahan dengan mengikuti pelatihan atau pendidikan.

"Terpenting pendidikanya formal," ucap Tri.

Ia menuturkan, saat ini pekerja Pindad jumlahnya sekitar 2.420 orang. Namun, menurutnya, perbandingan antara pekerja yang masuk dan keluar belum berimbang.

"Kondisi idealnya pada angka 2000-an. Artinya, 2.000 (pekerja) yang lama diganti dengan baru. Itu (jumlah) ideal buat industri yang arahnya inovasi," kata Tri.(ern/hen)


  detik  

Ponsel Pintar Made in Bandung

http://images.detik.com/content/2013/09/17/1036/085738_imoimo.jpgJakarta - BUMN informasi dan teknologi (IT), PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) mampu memproduksi berbagai telepon seluler (ponsel) hingga tablet canggih. BUMN yang berkantor pusat di Bandung, Jawa Barat ini memproduksi ponsel dan tablet merek IMO sejak tahun 2011.

"IMO kita memproduksi yang tablet. Sebenarnya kalau dari proses produksi yang seperti apapun bisa kita produksi, nggak ada masalah," kata Direktur Utama Tikno Sutisna kepada detikFinance, Selasa (17/9/2013).

Menurutnya produk-produk tablet merek IMO produksi INTI sempat bersaing ketat dengan merek-merek gadget sekelas Apple dan Samsung.

"Telepon tablet. IMO sempat bisa pegang pangsa pasar ke-3 setelah Apple dan Samsung, baru IMO tetapi saat ini kadang kala short timingnya. Namanya persaingan consumer-nya ketat," sebutnya

Disebutkan Tikno, INTI telah memproduksi berbagai produk gadget telekomunikasi generasi awal hingga terbaru. Namun produksi gadget jenis tablet ataupun ponsel pintar harus dihentikan karena ketatnya persaingan dan faktor eksternal seperti pajak.

"Kalau bicara mulai telepon mobile pertama yang besar PT INTI yang produksi pertama terus kami memproduksi pesawat telepon, telepon meja, telepon umum kemudian PT Inti group bekerjasama untuk Nexian (ponsel GSM/CDMA)," katanya.(feb/hen)

BUMN Ini Setop Produksi Ponsel Pintar Made in Bandung, Kenapa?

PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) sempat memproduksi ponsel pintar alias smartphone dan tablet canggih. Gadget canggih ini bermerek IMO.

Gadget canggih dengan merek IMO yang dibuat dan dirancang di Bandung, Jawa Barat ini pun sempat menjadi ponsel hingga tablet terfavorit.

Namun produksi ponsel pintar harus terhenti. Direktur Utama IMO Tikno Sutisna menjelaskan ada banyak faktor yang membuat pihaknya menghentikan produksi. Salah satunya soal perpajakan yang berpengaruh terhadap harga komponen yang harus diimpor.

"Kita masalah ekosistem ada masalah perpajakan masalah industri komponen dan sebagainya. Salah satunya pajak di dalam membangun industri," ucap Tikno kepada detikFinance, Selasa (18/9/2013).

Diakuinya membangun industri produk-produk telekomunikasi seperti ponsel pintar diperlukan lingkungan industri yang mendukung. Hal ini dinilai penting agar produk bisa berkembang dan kompetitif di pasar.

"Kita bicara industri itu ekosistem. Mulai industri di pelabuhan bea dan cukai, lembaga pendidikan, lembaga internal penelitian di Indonesia mampu produksi model baru nggak? Industri nggak bisa bicara sendirian. Kalau kita ingin membangun industri, bukan sekedar pabrik dan barang," sebutnya.

Diakuinya, INTI dalam memproduksi ponsel masih memerlukan komponen impor. Sehingga aturan perpajakan dan fluktuasi kurs rupiah terhadap dolar sangat berpengaruh terhadap harga komponen yang diimpor.

"Industri komponen lemah. Banyak belinya valas," terangnya.(feb/dru)


  detik 

BUMN Diajukan Pailit, Dahlan Iskan Sebut Ada Mafia

https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQftiLFGXVJPzH5vVIEKYy_DC-iU9uHjCpWhIKCHMo33Q014zOKJakarta - Menteri BUMN Dahlan Iskan angkat suara soal gugatan pailit yang kembali menimpa perusahaan negara (BUMN). Setelah Telkomsel beberapa waktu lalu, kini BUMN konstruksi, PT Nindya Karya (Persero) mengalami hal sama.

Dahlan menuding ada indikasi mafia peradilan di persidangan kepailitan. Ia pun siap membantu BUMN melawan tuntutan ini.

"Ada mafia pailit. Kita lawanlah," ucap Dahlan saat ditemui di kampus UI Depok, Kamis (22/8/2013).

Tudingan ini didasarkan oleh penilaiannya ketika Nindya Karya dituntut, kemudian di hari berikutnya langsung masuk persidangan pailit. Menurutnya proses ini dinilai sangat cepat.

"Hari ini permintaan pailit, besok ada sidang," sebutnya.

Disebutkan Dahlan, tuntutan ini berawal ketika Nindya Karya melakukan verifikasi utang yang dimiliki. BUMN ini pun mengirimkan surat kepada pihak kreditor namun niat baik ini justru malah dijadikan alasan untuk penuntutan.

Ia pun meminta agar ada denda kepada perusahaan yang kalah dalam penuntutan di persidangan kepailitan. Hal ini diambil agar tidak mudah mengajukan gugatan pailit.

"Memang harus ada denda kalau yang mempailitkan. Ini nanti ada kurator. Menjadikan obyek," tegasnya.(feb/hen)


  detik 

Tiang Pancang 36 Meter Pertama di Indonesia

PT PP Resmi Buka Pabrik Beton Senilai Rp 60 Miliar di Cilegon

http://images.detik.com/content/2013/08/22/1036/spun.jpgJakarta - BUMN konstruksi, PT PP Tbk secara resmi membuka pabrik precast (beton pracetak) di Bojonegara, Cilegon, Banten. Pabrik ini berkapasitas 324.000 meter kubik/tahun.

Pabrik yang bernama PP Precast ini pertama kali dibangun pada 19 Desember 2012, memakan waktu pembangunan hanya 3,5 bulan. Sehingga PP Precast pertama kali bisa memproduksi tiang pancang pre cast (spun pile) pada 1 April 2013.

"Guna memenuhi kebutuhan akan produk precast, kami terus berupaya dan berkomitmen untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang tinggi," kata Direktur Utama PT PP Precast Bambang Triwibowo di Cilegon, Banten, Kamis (22/8/2013).

Pabrik ini merupakan pabrik pertama di Indonesia yang mampu memproduksi tiang pancang bulat (spun pile) berdiameter 800 mm hingga 1200 mm dengan panjang hingga 36 meter tanpa sambungan.

"Pabrik ini juga memproduksi produk lain seperti tiang pancang kotak, dinding penahan tanah, girder dan produk custom lainnya," katanya.

Ia menjelaskan, investasi dari PT PP ini mencapai Rp 60 miliar.

"Investasi sekitar Rp 60 miliar, ini adalah wujud daripada bagaimana capex kita berguna untuk multiplier effect. Kalau digunakan untuk pabrik kan ini menyerap tenaga kerja. Ada warung, bengkel. Ini menambah ekonomi Indonesia bergerak," kata Bambang.

Pabrik ini berdiri di atas lahan seluas 2 hektar yang berlokasi di tepi pantai Salira, Cilegon Banten. Lokasi ini sangat strategis karena berada di tepi laut dengan kedalaman draft kurang lebih 5 meter, sehingga memungkinkan pengiriman produk melalui laut.

Peresmian ini pun dihadiri oleh Wakil Menteri BUMN M Yasin, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak, dan jajaran direksi dari PT PP.

PT PP Produksi Tiang Pancang 36 Meter Pertama di Indonesia 

PT PP Tbk (PTPP) resmi membuka pabrik precast (beton pracetak). Salah satu produknya yaitu tiang pancang bulat (spun pile) sepanjang 36 meter yang merupakan produk pertama yang pernah dibuat di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT PP, Bambang Triwibowo, saat acara peresmian pabrik PT PP di Cilegon, Banten, Kamis (22/8/2013).

"Memproduksi spun pile sepanjang 36 meter tanpa sambungan, ini pertama di Indonesia. Ini sangat berguna di laut, jadi tanpa sambungan," tutur Bambang.

Dia mengatakan, saat ini belum ada perusahaan atau pabrik beton pra cetak di Indonesia yang sudah memproduksi beton jenis ini. Sebelumnya, untuk keperluan beton sepanjang 36 meter didatangkan dari China.

"Selama ini 36 meter itu didapatkan impor dari China," katanya.

Meski demikian, saat ini mesin cetak yang dioperasikan di pabrik PT PP Precast tersebut pun didatangkan dari China, dan telah mendapatkan lisensi dan sertifikat dari negara tersebut.

"Tiga pulu enam meter itu China. Mesin ini kami beli dari China. Produksi kita kualitasnya terjaga. Dan kita sudah mendapatkan SNI, sertifikat dari dan lisensi dari China," katanya.(zul/ang)


Agar berkelas dunia, Dahlan dorong BUMN beli perusahaan asing

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mempunyai gagasan untuk BUMN bisa bersaing dalam tender internasional. Idenya adalah dengan mendorong anak usaha Pupuk Indonesia yakni Rekayasa Industri (Rekind) untuk membeli perusahaan sejenis Rekind dari Italia agar bisa menang dalam tender.

PT Rekayasa Industri telah bergerak di bidang desain industri, rekayasa, serta manajemen konstruksi dan pengadaan. "Saya menyarankan holding Rekind mengambil langkah membeli atau join venture perusahaan engineering dari Eropa (Italia) atau Amerika. Agar dalam tender internasional proyek besar Indonesia ada perusahaan berkelas internasional," ucap Dahlan saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (13/8).

Menurut Dahlan, pembelian perusahaan dari Italia, membuat Rekind memiliki kemampuan untuk bersaing mendapatkan proyek internasional. Dahlan sangat bermimpi untuk membentuk perusahaan teknik Indonesia berkelas internasional.

"Ini akan membentuk perusahaan engineering Indonesia berkelas internasional ikut tender tersebut. Karena selama ini tender internasional untuk proyek Indonesia itu dimenangkan perusahaan dari luar negeri," katanya.

Dahlan bercerita, Indonesia sempat memiliki perusahaan permesinan teknik kelas internasional, namun sekarang sudah habis dijual. Dahlan ingin kembali membentuk perusahaan teknik kelas dunia dengan meminta Rekind membeli perusahaan luar negeri.

"Sekarang zamannya beli beli beli, tidak ada dijual," tutupnya. (mdk/bmo)


  Merdeka 

4 BUMN Siap Ekspansi ke Papua Nugini

 Empat BUMN tersebut Pertamina, PLN, Telkom, dan Garuda Indonesia. 

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, Selasa 18 Juni 2013, menyatakan ada empat perusahaan pelat merah yang siap untuk mengembangkan sayapnya di negara tetangga, Papua Nugini.

"Yang pasti ada empat BUMN, yaitu Pertamina, PLN, Telkom, dan Garuda Indonesia," kata Dahlan Iskan di Hotel Grand Hyatt, Jakarta.

Dahlan mengungkapkan, Papua Nugini memiliki prospek perekonomian yang baik dan bisa menjadi kesempatan terbaik bagi BUMN untuk ekspansi bisnisnya. Saat ini, pertumbuhan ekonomi PNG bisa mencapai 9 persen.

"Penduduknya lebih banyak dari Timor Leste, 7 juta jiwa dan pertumbuhan ekonominya cukup tinggi," kata mantan dirut PLN ini.

Dahlan menjelaskan, Telkom nantinya akan memasuki sektor telekomunikasi, sedangkan Pertamina akan melakukan eksplorasi migas serta masuk dalam bisnis petrokimia. Garuda Indonesia direncanakan membuka rute penerbangan langsung ke Papua Nugini.

Sedangkan PLN akan mengekspor listrik ke Papua Nugini pada Februari 2014.

Untuk menindaklanjuti rencana itu, empat perusahaan tersebut sedang menyiapkan tim guna bertandang dan melakukan survei bisnis ke Papua Nugini pada akhir tahun ini. "Delegasi akan dikirim akhir tahun ini," katanya. (art)


Adhi Karya Pamerkan Replika Monorel pada Juni

 Proyek ini akan dibangun oleh konsorsium BUMN. 

 PT Adhi Karya Tbk berencana untuk memamerkan replika gerbong kereta monorel dengan rasio 1:1. Gerbong kereta monorel itu akan dibangun untuk proyek jalur Bekasi-Cibubur-Cawang-Kuningan.

Direktur Utama Adhi Karya, Kiswodarmawan, kepada VIVAnews, Rabu 24 April 2013, mengatakan, pembuatan gerbong ini bekerja sama dengan PT Inka.

"Mudah-mudahan pada Juni bisa kami pamerkan. Karena kami juga masih menunggu rekanan dalam memproduksi gerbongnya, yaitu PT Inka," kata Kiswo --sapaan Kiswodarmawan.

Replika monorel yang akan dipamerkan di Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau Monumen Nasional ini, menurut Kiswo, diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masyarakat.

Kiswo mengatakan, hingga saat ini, Adhi masih membuat perhitungan detail untuk pembangunan transportasi massal sepanjang 39,36 kilometer itu. Adhi berharap peraturan presiden terkait penunjukan pengerjaan monorel yang akan digarap oleh konsorsium BUMN itu segera terbit.

"Kami masih menunggu perpresnya saja," katanya.

Sebelumnya, monorel akan digarap oleh empat BUMN. Pertama adalah PT Jasa Marga Tbk sebagai pemilik lahan, LEN Industri yang akan mengurus persinyalan monorel, PT Telkom Indonesia Tbk sebagai penyedia kabel optik, dan Inka sebagai penyedia gerbong kereta api.

Pembangunan monorel ini diperkirakan menelan biaya sekitar Rp8 triliun dan tidak akan menggunakan uang negara.

Besaran tarif jalur Bekasi Timur-Cawang nantinya akan dipatok Rp 15 ribu, Cibubur-Cawang Rp 15 ribu, dan Cawang-Kuningan Rp10 ribu.(art)


Supaya Tak Wafat, BUMN Harus Berani Ubah Strategi Bisnis

Beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki kisah sukses bangkit dari keterpurukan. Sebut saja PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT PELNI, atau maskapai Garuda Indonesia. Pakar pemasaran Hermawan Kertajaya menyatakan, ketiga perusahaan pelat merah bidang transportasi itu sukses melakukan pengubahan arah bisnis yang dalam istilah marketing disebut rightsizing.

Dia mencontohkan pengalaman sukses Garuda dan KAI yang hampir bangkrut lantaran popularitas jasa penerbangan murah seperti Lion Air. Perubahan arah bisnis kedua BUMN itu merupakan contoh nyata rightsizing.

"Karena low cost airline, Garuda itu kurang dikit terbunuh. Akhirnya diubah jadi full service. Kedua KA, moda transportasi itu hampir terbunuh juga karena maskapai murah. Tapi Jonan (Dirut KAI) ini kan pinter. ada kereta wisata, kargo diperbesar, ngangkut batu bara dgn Bukit Asam," ujar Hermawan seusai diskusi di kantor PT PELNI, Jakarta Pusat, Jumat (19/4).

Menurut pendiri lembaga pemasaran MarkPlus ini, BUMN sering merugi karena memiliki aset besar yang mubazir. Sehingga direksi harus pandai-pandai menentukan akan menyasar ceruk pasar yang mana. Kalau bisa, aset yang kurang produktif dilepas saja.

"Sekarang yang perlu dilakukan BUMN memang rightsizing, menempatkan bisnis sesuai porsinya, jangan terlalu gede. Aset sangat besar kalau tidak produktif malah rugi," cetusnya.

Hermawan memuji langkah PELNI yang mengubah arah bisnis, dari sekadar melayani penumpang antar pulau, kini banting setir mengangkut kargo di pulau-pulau wilayah timur Indonesia. Namun, selain jeli menangkap peluang bisnis baru dari yang selama ini biasa dilakukan, direksi BUMN musti memikirkan branding. Alias memperkokoh merek dagang di mata masyarakat.

Caranya bisa mencontoh langkah KAI yang menawarkan paket kereta wisata. Dia mengingatkan agar PELNI tetap melakukan branding. Semisal KA yang menawarkan kereta wisata. Walaupun untungnya tidak besar tapi membuat branding PELNI lebih eksotik.

Dalam diskusi tadi pagi, direksi PELNI menuturkan kerugian satu dekade terakhir yang membuat perusahaan nombok Rp 2 miliar per hari. Akhirnya, berkat mengubah arah bisnis menjadi fokus pada jasa pengangkutan kargo antar pulau, BUMN pelayaran itu bisa meraup untung mulai 2011 dan mencanangkan target laba Rp 55 miliar tahun ini.(mdk/noe)


  Merdeka  

Misi Membuat Merpati Kembali 'Terbang'

Menteri BUMN Dahlan Iskan (kanan) didampingi Sekretaris Menteri BUMN Imam Aprianto Putro (kiri) memaparkan kebijakan BUMN saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.Jakarta Komisi VI DPR meminta Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk bersikap tegas terhadap penyelesaian kondisi keuangan PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) yang hingga kini masih terus merugi.

"Pak Menteri harus punya ketegasan. Kalau Merpati mau disehatkan harus dijadikan anak usaha PT Garuda Indonesia. Kalau mau dimatikan, ya matikan segera," kata anggota Komisi VI DPR, Lili Asjudiredja, saat Rapat Kerja dengan Dahlan Iskan, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin (8/4).

Menurut Lili, langkah tersebut merupakan pilihan yang harus ditempuh jika ingin Merpati tetap beroperasi dengan kondisi yang sehat.

Sementara itu, anggota lainnya Nasril Bahar dari Fraksi PAN menuturkan, kondisi Merpati saat ini semakin mengenaskan karena tidak ada penyelesaian yang jelas.

"Penyelesaian Merpati jangan berlarut-larut. Kalau mau dimatikan, ya matikan segera. Kalau dihidupkan, ya hidupkan saja," tegas Nasril.

Menurut Nasril, Dahlan cenderung melakukan politik pembiaran terhadap Merpati.

"Merpati tidak bisa bangkit, di sisi lain juga kesulitan membayar gaji karyawan. Ini yang harus diselesaikan," ujar Nasril.

Untuk itu tambahnya, Dahlan harus berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi Merpati tersebut.

"Dalam kondisi apapun BUMN itu tidak boleh merugi, tapi kalau kondisi Merpati sudah seperti ini seharusnya ada langkah pasti dari pemerintah," ujarnya.

Menanggapi hal itu, Dahlan Iskan mengatakan ide agar Merpati diambilalih Garuda sudah pernah dibahas.

Masalahnya tambah Dahlan, saat ini Garuda sedang dalam kondisi baik sehingga belum tentu baik bagi perusahaan itu untuk mengambilalih Merpati.

"Jangan sampai Garuda yang sedang dalam posisi "terbang tinggi" operasionalnya terganggu hanya karena mengakuisisi Merpati," ujar Dahlan.

Ia juga menilai bahwa keberhasilan Garuda saat ini tidak terlepas dari Komisi VI DPR yang terus mendukung restrukturisasi Garuda.

"Saya tidak ingin pekerjaan Komisi VI DPR yang mampu membangkitkan Garuda kembali sia-sia. Garuda jangan sampai nyungsep karena akan terbebani utang Merpati yang mencapai Rp 4 triliun," ujar Dahlan.

Menurutnya, masalah yang dihadapi Merpati saat ini sangat kompleks mulai dari beban utang yang terus membengkak juga dibebani besarnya jumlah karyawan.

"Jadi, siapapun yang menjadi Dirut Merpati, pasti akan kesulitan membenahi perusahaan," ujarnya.

Ia berpendapat, salah satu yang sedang dilakukan Merpati adalah mengkonversi utang menjadi saham (debt to equity swap).

Dengan mengkonversi utang menjadi saham, maka Merpati bisa mencari pinjaman dari perbankan.

"Jika sudah "bankable" Merpati harus bekerja keras mencari dana," ujarnya.

Masalahnya tambah mantan Dirut PT PLN ini, apakah Komisi VI merestui Merpati menempuh langkah konversi utang menjadi saham?

"Persoalannya itu saja. Tanpa pinjaman Merpati akan tetap menghadapi masalah yang sama (rugi)," ujar Dahlan.

Untuk itu, Dahlan meminta waktu khusus dengan Komisi VI untuk membahas lebih lanjut persoalan mendasar Merpati, yaitu menyelesaikan utang-utang lama.(R017/B012)


   Berita  Satu 

Keunggulan Lokomotif Kereta Buatan Indonesia

http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQgJGkZ3fszQ1TDz9rU5MbzTPSySRQOEH-Hgrk3WADpogqAeVsHJakarta Indonesia punya pabrik pembuat kereta sejak tahun 1980an. Pabrik itu milik PT Industri Kereta Api (INKA), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pembuat berbagai jenis kereta yang bermarkas di Madiun Jawa Timur.

Perusahaan pelat merah ini sanggup memproduksi berbagai produk kereta, bahkan ada yang telah dijual ke luar negeri. Salah satu produk terbaru INKA adalah lokomotif penarik kereta anti banjir.

Lokomotif ini, memiliki beberapa keunggulan dibandingkan lokomotif sejenis yang diproduksi oleh pabrikan lokomotif dunia asal Amerika Serikat, General Electric (GE). Lokomotif dengan seri CC 330 dan dibandrol dengan harga Rp 25 miliar hingga Rp 30 miliar ini, dirancang untuk menarik kereta penumpang dan gerbong barang.

Mau tahu, keunggulan dan penampakan lokomotif asli produksi Indonesia? Berikut ini, hasil penelusuran detikFinance, Selasa (2/4/2013).

Desain Kepala yang 'Garang'

Lokomotif produksi INKA ini, memiliki warna dominan merah. Dengan konsep double cabin yakni terdapat ruang kemudi bagi masinis di depan dan belakang, lokomotif  ini tampak garang dari depan. Jika diperhatikan lebih jauh lagi, dari depan, lokomotif ini tampak seperti kepala truk. Desain lokomotif ini, murni dirancang oleh tenaga ahli di INKA.

Dua Kabin Masinis

Pada ruang kabin masinis, terdapat dua buah kursi empuk di depan ruang kemudi. Dilengkapi dengan pendingin udara dan peralatan canggih, membuat masinis merasa nyaman berada di kabin lokomotif.

Bahkan lokomotif ini, berkonsep double cabin yakni terdapat 2 kabin yang berada di depan dan di belakang lokomotif. Selain itu, masinis tidak perlu memanjat keluar untuk pindah ke kabin belakang atau sebaliknya karena ada penghubung atau ruang kecil kecil yang bisa menyambungkan antar kabin. Hal ini, tidak ditemui pada lokomotif sejenis buatan GE.

Kamera Pengawas 

Lokomotif yang baru diproduksi sebanyak 5 unit ini, dilengkapi dengan kamera pengintai. Kamera ini, terdapat di sebelah kanan dan kiri lokomotif. Masinis tanpa perlu harus menegok ke belakang, cukup melihat dari layar yang terdapat di dalam cabin, bisa mengamati ke belakang seperti kereta penumpang yang sedang ditarik.

Anti Banjir

Lokomotif CC 330 ini, ternyata tahan melewati banjir. Bahkan pengakuan seorang teknisi INKA, dengan mesin diesel hidrolik terdapat di atas, lokomotif ini tahan melewati banjir setinggi 1 meter. Hal ini didesain karena beberapa jalur rel di Indonesia kerap tergenang banjir. Hal ini tidak ditemui pada lokomotif sejenis buatan GE. Karena kereta tersebut, memiliki mesin di bawah sehingga rentan mogok saat melewati banjir.

Dilengkapi Mesin Pembangkit Listrik

Di dalam lokomotif buatan INKA ini, terdapat mesin yang dirancang secara khusus sebagai mesin pembangkit untuk aliran listrik ke gerbong atau kereta penumpang. Listrik dari lokomotif ini, digunakan untuk membangkitkan fasilitas elektronik di kereta seperti pendingin udara dan penerangan.

Dengan adanya mesin pembangkit menyatu di dalam lokomotif, INKA mengklaim tidak perlu lagi ada kereta khusus pembangkit yang menempel di dalam rangkaian kereta. Hal ini tentunya, bisa menambah daya angkut karena kereta pembangkit digantikan oleh kereta penumpang.


  detikFinance 

PT INTI Menang Tender Sistem Pengendalian BBM Subsidi Pertamina

Jakarta  PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) memenangkan tender pemasangan Sistem Monitoring dan Pengendalian (SMP) di setiap SPBU dan kendaraan khususnya mobil dinas yang dilakukan oleh Pertamina.

"Pemenang tender proyek SMP adalah PT INTI," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya, ketika ditemui di acara Penandatanganan Kontrak antara Pertamina dengan Pelni di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (5/4/2013).

Dikatakan Hanung, diharapkan setelah PT INTI memenangkan tender ini, proyek pemasangan SMP nantinya sudah mulai terpasang di setiap SPBU awal Juni 2013.

Seperti diketahui SMP ini nantinya akan berfungsi untuk mendata seluruh penyaluran BBM subsidi yang disalurkan oleh Pertamina. Setiap liter yang keluar dari nozel akan terdata berapa jumlahnya, berapa kendaraan, berapa total volume.

Untuk langkah awal, penggunaan SMP ini akan memudahkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun Pertamina untuk menghitung berapa BBM subsidi yang disalurkan oleh Pertamina berdasarkan kuota yang ditetapkan dalam APBN.

Namun ke depannya jika pemerintah melakukan pembatasan BBM subsidi, SMP ini juga bisa digunakan. Nantinya jika ada kuota setiap mobil per hari/per bulan berapa, jika melebihi kuota yang ditetapkan maka nozel BBM subsidi tidak akan bisa mengeluarkan BBM subsidi.


PT INTI Bantu PLN Ekpansi ke Myanmar

Jakarta  PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) bersama PT PLN (Persero) melebarkan sayapnya ke Myanmar. Posisi INTI adalah mendukung penyediaan infrastruktur kelisitrikan yang diperlukan oleh PLN di Myanmar.

"Kak Nur Pamudji (Dirut PLN) berkunjung ke PT INTI. Nah, PLN itu dapat pekerjaan lah dari perusahaan listrik di Myanmar untuk bagaimana meningkatkan efisiensi jaringan mereka. Nah, dalam rangka PLN menyelenggarakan efisiensi jaringan. Mereka butuh peralatan kelistrikan seperti KWH meter. Kami berdiri di belakang PLN," tutur Direktur Utama INTI, Tikno Sutisna kepada detikFinance, Jumat (5/4/2013).

Selain di Myanmar, INTI juga berencana melebarkan sayapnya ke beberapa negara seperti Irak, Kazakhstan dan Tunisia. Namun di negara tersebut, INTI lebih banyak fokus mengembangkan jaringan dan infrastruktur telekomunikasi.

"Kami juga ekspansi ke Irak, Kazakhstan dan Tunisia," tambahnya.

Seperti diketahui untuk rencaka korporasi di Myanmar, PLN akan membantu perusahaan listrik dan Kementerian Energi di Myanmar dalam mengatasi persoalan listrik. Untuk tahap awal, PLN akan menggelontorkan bantuan dana hibah senilai US$ 600.000 atau Rp 5,7 miliar untuk mengatasi persoalan susut listrik yang tinggi di Myanmar.


BUMN Sudah Mulai Bergerilya di Myanmar

Jakarta Menteri BUMN Dahlan Iskan mengungkapkan, sudah ada 3 (tiga) BUMN yang bergerilya di Myanmar dan mendapatkan izin usaha dari pemerintah Myanmar.

"Ada tiga BUMN yang sudah dapat izin usaha dan sudah mulai membangun usahanya di Myanmar," kata Dahlan ketika ditemui di kantor Pertamina Pusat, Jakarta, Selasa (2/4/2013).

Dikatakan Dahlan, 3 BUMN tersebut adalah PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Timah Tbk, dan PT Semen Indonesia Tbk.

"WIKA sudah mendapatkan izin membangun pabrik pengolahan tiang pancang bangunan, sudah dapat patner kerja dapat lokasi ya yang penting mulai dari yang kecil dulu, Timah sudah dapat konsesi dan mulai menambang timah di bagian selatan Birma seluas 10.000 meter persegi, dan Semen Indonesia akan membangun pabrik semen di sana," ungkap Dahlan.

Selain itu, Dahlan mengatakan, PT Telkom Tbk juga berencana menjadi operator telekomunikasi di Myanmar dengan mengikuti tender yang saat ini sedang dilakukan.

"Telkom juga sudah ikut tender, bisa membuka usaha di sana menjadi operator telekomunikasi, tapi kalaupun Telkom kalah tender tidak masalah karena disana Telkom sudah ada pekerjaan di Myanmar," tandasnya.(rrd/dnl) 

 PLN Hibahkan Rp 5,7 Miliar untuk Masalah Listrik di Myanmar

Yangon PT PLN (Persero) akan membantu perusahaan listrik dan Kementerian Energi di Myanmar dalam mengatasi persoalan listrik. Untuk tahap awal,PLN akan menggelontorkan bantuan dana hibah senilai US$ 600.000 atau Rp 5,7 miliar untuk mengatasi persoalan susut listrik di Myanmar.

Direktur Operasi Indonesia Barat PLN, Harry Jaya Pahlawan menjelaskan, setelah terjadi kesepakatan antara PLN Indonesia dan Pemerintah Myanmar, maka dana bantuan tersebut nantinya akan digunakan mendukung supervisi jaringan listrik di Myanmar oleh PLN Indonesia.

Selain itu, PLN akan membantu peningkatan kapasitas sumber daya manusia teknisi listrik di Myanmar dengan mengirim teknisi PLN Myanmar untuk dilatih menangani susut jaringan listrik (losses), termasuk soal teknis dan non teknis di Indonesia.

"Jadi kita rencakan PLN dan institusi di sini, menteri energy electrical power, tanda tangan MoU. Kalau ini bisa ditandatangani saat presiden SBY hadir (akhir April). PLN akan memberikan grant (hibah) US$ 600.000. Itu grant kepada pemeritah di sini. Yang isinya itu, bantuan konsultasi mengenai efisensi tenaga kelistrikan," tutur Harry kepada detikFinance di Nay Pyi Taw, Myanmar, Selasa (2/4/2013).

Langkah ini dilakukan, karena PLN pernah memiliki pengalaman serupa dalam menuntaskan persoalan kelistrikan di dalam negeri. Harapannya, bulan Mei pasca MoU, bantuan supervisi dan pelatihan peningkatan sumber daya manusia teknisi PLN Myanmar bisa dilaksanakan.

"Menurut saya penurunan 1% cukup membantu Myanmar karena sekarang sedang membangun. Losses (Susut jaringan listrik) di Myanmar 26%, itu cukup tinggi. Setelah 6 bulan ke depan. Bulan Oktober harus terlihat hasilnya yakni losses di bawah 20%. 1 tahun ke depan bisa setengahnya yakni 13%," tambahnya.(feb/hen) 

 BUMN Ini Ingin Bangun PLTU Asing Pertama di Myanmar

Nay Pyi Taw Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertambangan batubara yaitu PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menjajaki rencana mendirikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) asing pertama di Myanmar. Pembangunan PLTU ini untuk membantu pasokan listrik di Myanmar.

Hal ini sejalan dengan kebutuhan listrik yang akan terus tumbuh setelah terbukanya ekonomi Myanmar pasca terpilihnya Thein Sein menjadi presiden pada 2011 lalu.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pengembangan Bisnis PTBA Anung Dri Prasetya kepada detikFinance di Nay Pyi Taw, Myanmar, Selasa (2/4/2013).

"Karena Myanmar baru terbuka, PTBA masuk membangun pembangkit, bisa jadi yang pertama di Myanmar. Tentu PTBA ingin kerjasama dengan BUMN lain, seperti PLN dan BUMN kontruksi WIKA serta perusahaan lokal. Kita terbuka untuk sinergi terbaik," tutur Anung.

Anung mengaku, pihaknya akan menggandeng mitra lokal untuk mendirikan PLTU di Myanmar. Tahap awal, PTBA akan memasok batubara ke Myanmar untuk mendukung pengembangan PLTU.

Setelah pembangunan PLTU tahap I, PTBA siap membuka opsi mencari tambang batubara di Myanmar guna mendukung operasional PLTU lanjutan. Namun Anung tak merinci di mana dan berapa besar daya PLTU tersebut sebelum kerjasama antar PTBA dan pemerintah Myanmar resmi dilakukan.

"Setelah establish (PLTU tahap I), pembangunan pembangkit lain akan terbuka. Kita selanjutnya akan menjajaki membuka tambang di sini. Di sini akan dipasok batubara, untuk pembangkit baru," tambahnya.

Rencana PTBA ini merupakan bagian dari rencana 15 BUMN untuk ekspansi dan berinvestasi di Myanmar. Selain itu, langkah ini akan memperkokoh niat PTBA menjadi world class company di bidang batubara.(feb/dnl)


  detikfinance