skip to main | skip to sidebar
Facebook Twitter RSS Google

dan oleh sebab itu

  • Home
  • World News
  • Entertainment
  • Health
  • Technology
  • Auto
  • Sport
    • Soccer
    • Formula 1
    • Rally Racing
    • Golf
Home » Posts filed under Cyber
Tampilkan postingan dengan label Cyber. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cyber. Tampilkan semua postingan

NSA buat komputer kuantum untuk pecahkan enkripsi

Posted by Unknown Jumat, 03 Januari 2014 0 comments
Ilustrasi
Washington ♞  Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) tengah mengambil langkah untuk menciptakan satu "komputer kuantum" yang bisa memecahkan enkripsi apa saja, lapor Washington Post, Kamis waktu setempat atau Jumat WIB ini.

Laporan The Post yang didasarkan dari dokumen-dokumen yang dibocorkan buronan NSA Edward Snowden itu menyebutkan komputer tersebut akan membuat dinas rahasia mampu memecahkan enskripsi yang digunakan untuk melindungi catatan-catatan bank, medis, bisnis dan pemerintah di seluruh dunia.

Komputasi kuantum menjadi salah satu sasaran perusahaan-perusahaan komersial seperti IBM karena bisa memanfaatkan energi atom dan molekul untuk meningkatkan kecepatan dan keamanan komputer serta perangkat-perangkat lainnya.

Namun para pakar menilai tak mungkin NSA menciptakan mesin seperti itu tanpa sepengetahun komunitas ilmuwan.

"Mustahil NSA bisa jauh di depan dunia terbuka tanpa ada yang mengetahuinya," kata Scott Aaronson dari Institut Teknologi Massachusetts kepada The Post.

The Post menyebutkan, berdasarkan dokumen-dokumen bocor itu, NSA menyelenggarakan riset di ruangan besar terselubung yang disebut Sangkar Faraday yang dirancang untuk mencegah energi elektromagnetis masuk atau keluar.

Karena kekuatan komputasinya yang cepat, komputer kuantum yang tengah bekerja dapat memecahkan tool-tool enkripsi terkuat yang dipakai saat ini untuk kegiatan-kegiatan online, termasuk bank dan email.

Sejumlah perusahaan IT seperti Google dan Yahoo beberapa pekan terakhir menyatakan tengah mengenkripsi komunikasi mereka menyusul laporan bahwa NSA telah memecahkan standard-standard enkripsi yang sekarang berlaku.

Laporan bulan September lalu dari New York Times, ProPublica dan The Guardian yang juga didasarkan dari dokumen yang dibocorkan Edward Snowden menyebutkan, dinas rahasia AS dan Inggris mampu membaca data dengan ekspripsi paling aman sekali pun.

Dokumen-dokumen bocor itu mengungkapkan bahwa NSA, bekejasama dengan mitranya dari Inggris GCHQ, membobol enkripsi itu dengan memanfaatkan superkomputer, perintah pengadilan dan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan IT.

Jika laporan ini benar, maka program super rahasia ini akan mengalahkan apa pun yang digunakan untuk membuat data aman dan privasi dalam internet, dari email sampai chat dan komunikasi via ponsel pintar.

Tahun lalu para peneliti IBM mengaku telah mencapai kemajuan dalam komputasi kuantum yang dapat mengalahkan superkomputer mana pun yang sekarang ada.

Tipe komputasi baru ini memanfaatkan informasi yang dikodekan menjadi bit-bit kuantum atau qubit, dengan mengaplikasian satu teori yang selama berdekade-dekade dibahas para ilmuwan.

Komputasi kuantum memperluas bagian informasi paling dasar yang biasa dimengerti komputer sehingga bisa melakukan jutaan penghitungan sekaligus, demikian AFP.


  ● Antara  

November: Isu Penyadapan dan Perang Cyber Memanas

Posted by Unknown Senin, 30 Desember 2013 0 comments
November: Isu Penyadapan dan Perang Cyber MemanasJakarta ♞ Bulan November 2013 diramaikan berita mengenai dugaan penyadapan yang dilakukan badan intelijen Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan sejumlah menterinya pada tahun 2009. Kabar ini memicu beragam reaksi.

Informasi ini terungkap dari dokumen yang dibocorkan oleh Edward Snowden, mantan pegawai NSA. Dalam bocoran dokumen itu disebutkan bahwa agen mata-mata Australia membidik Presiden SBY, istri, Wakil Presiden Boediono dan beberapa menteri lainnya sebagai target pemantauan.

Agen mata-mata Australia yang juga dikenal sebagai Defence Signal Directorate berusaha melacak aktivitas panggilan telepon SBY setidaknya satu kali. Mereka melacak pembicaraan telepon yang keluar masuk dari telepon genggam SBY pada bulan Agustus 2009.

Selain mengungkap daftar target orang-orang yang dilacak, model handset yang digunakan oleh masing-masing target juga dibeberkan, termasuk diagram "voice event" dari Presiden Indonesia.

Bahkan salah satu slide di dokumen itu menggunakan judul "Indonesian President voice intercept (August '09)", menguatkan adanya upaya untuk mendengarkan isi panggilan telepon Presiden SBY.

Diinjak-injaknya harkat dan martabat negara pun memancing reaksi dari kelompok hacker Anonymous Indonesia untuk bertempur di medan perang cyber menyerang Australia. Apalagi ada kabar yang menyebut bahwa kedutaan besar Australia di Jakarta terlibat dalam jaringan luas pengintaian yang dimotori oleh badan intelijen Amerika Serikat (AS).

Perang cyber pun tak dapat dihindari.

Perang Cyber Tak Terhindar 

November: Isu Penyadapan dan Perang Cyber MemanasSekelompok aktivis hacker atau kerap disebut 'hacktivist' asal Indonesia yang mengatasnamakan dirinya sebagai Anonymous Indonesia mengumumkan daftar ratusan situs Australia yang diklaim telah berhasil mereka bajak via Twitter.

Serangan ini diduga dilakukan sebagai tindakan balasan dendam atas tuduhan spionase (mata-mata) yang dilakukan pihak Kedubes Australia di sejumlah negara di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Situs-situs yang berhasil dibajak itu di-hack dan mengalami deface atau perubahan tampilan laman. Halaman awal situs diubah dan menampilkan pesan khusus yang berbunyi: "Stop Spying on Indonesia" yang artinya "Berhentilah Memata-matai Indonesia". Kebanyakan situs yang menjadi korban peretasan adalah situs iklan dan bisnis kelas bawah yang tak terlalu populer di Australia dan diperkirakan dipilih secara acak.

Situs Intelijen Australia Dihack 

November: Isu Penyadapan dan Perang Cyber MemanasSetelah sukses meretas ratusan situs komersial asal Australia, giliran situs milik Badan Intelijen Australia yang jadi korban. Situs milik Australian Intelligence Service yang beralamatkan di www.asis.gov.au itu dibuat down (tak berfungsi) 100% oleh para hacker Indonesia.

Hal ini sedikit berbeda dengan serangan sebelumnya yang hanya men-deface (mengubah tampilan) laman awal sejumlah situs komersial asal Australia. Serangan terhadap salah satu situs terpenting di Australia itu dimulai sejak Sabtu malam (9/11/2013). Hingga Minggu (10/11/2013) situs tersebut masih down dan tak bisa diakses. Sebelumnya situs www.asis.gov.au sempat melakukan perlawanan dan melakukan pengalihan alamat ke www.asio.gov.au. Namun sayang usaha tersebut sia-sia.

Australia Ancam Serang Indonesia 

November: Isu Penyadapan dan Perang Cyber MemanasPerang cyber antar hacker Indonesia dan Australia semakin memanas. Hal ini diperparah dengan kemunculan sebuah video berisi ancaman yang diunggah di YouTube baru-baru ini.

Dalam video berdurasi 1 menit 4 detik itu, hacker Anonymous Australia mengungkapkan pernyataan perang cyber dengan Indonesia untuk mengobrak-ngabrik beberapa website ternama Indonesia.

"Hi, Anonymous Indonesia, be prepared. Because your stupid actions, Anonymous Australia, has therefore decided that your country should be destroyed," tulis Anonymous Australia.Dalam video itu, mereka mengancam akan meretas beberapa portal pemerintah dan perusahaan swasta di Indonesia. Beberapa yang menjadi sasaran adalah situs www.indonesia.go.id, www.kpk.go.id, www.garuda-indonesia.com, dan www.polri.go.id. Portal media online juga turut menjadi sasaran.

Situs Polisi Australia Tumbang 

November: Isu Penyadapan dan Perang Cyber MemanasPerang cyber masih terus berlanjut. Giliran situs kepolisian Australia atau Australia Federal Police (AFP) yang tumbang. Diduga kuat situs tersebut menjadi korban serangan hacker.

Salah seorang anggota kelompok hacker Anonymous Indonesia mengklaim bertanggung jawab atas serangan cyber yang menimpa situs kepolisian Australia. Selain situs kepolisian, hacker Anonymous Indonesia juga menyerang situs Reserve Bank. Mereka memposting serangkaian pesan di Twitter setiap kali berhasil menyerang situs.

Pihak AFP dan Reserve Bank sendiri telah mengkonfirmasi bahwa situs mereka diserang. Namun mereka mengklaim bahwa hacker tidak berhasil mendapatkan akses ke data-data penting.

Komisaris Polisi Federal Australia Tony Negus mengatakan pihaknya masih menginvestigasi serangan itu. Menurutnya memang ada upaya serangan yang berusaha menyasar website mereka dan sedang ditangani, namun mereka belum tahu siapa pelakunya.

Pihak kepolisian Australia menyikapi ancaman hacking itu sangat serius dan memperingatkan bahwa hacking adalah sebuah kegiatan kriminal.(dew)


  ● Liputan 6  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW_7Q_gMU8bWByPD8aRsTMrWQnA3C6m_cCcvcnflRenf66mPLH6EWCZhHh5b_QPi61GtYm3vlEiGg86qHAJIxpQMtGRwZ9W5G2ESw8QZXJubLJ_RU9z2t-AvqnBEJR3mwVMJ_hTXrI69s/s35/cinta-indonesia.jpg

Cyber War Serbu Indonesia

Posted by Unknown Jumat, 13 Desember 2013 0 comments
Banyak negara punya kepentingan, cyber war serbu Indonesia 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyLkXfpPf6BPn1PtIim51AAkVadEGXEyBeq_ZKeeN7Tf-tDi6gZwN7nCoWj0pr3QByGYthTNXXfkzDauWP0j03aQnfw0llIzAkkdGWFGCXYd8oHmDyjnHpVaaPOuifyc2o59RDC3WXxXI/s1600/hacker.jpg
Jakarta ☆ Anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya mengatakan, Indonesia menjadi objek cyber war (perang teknologi) didasarkan karena peran Indonesia yang semakin penting dalam ekonomi dan politik global.

Menurutnya, hal ini karena banyak negara yang punya kepentingan di Indonesia, baik sebagai mitra kerja atau memposisikan Indonesia sebagai ancaman untuk mereka.

“Karena semakin penting posisi suatu negara makan akan semakin banyak pula dilakukan penyadapan,” kata Tantowi saat dihubungi KORAN SINDO, Jumat 13 Desember 2013.

Tantowi mengatakan, dalam sisi peralatan dan teknologi, Indonesia belum mampu mengahadapi cyber war. Maka diperlukan penguatan pada sektor teknologi dan Sumber Daya Manusia (SDM).

Selain itu, Indonesia masih terlalu pasif, pada proses selanjutya Indonesia harus lebih aktif dalam forum cyber war. Saat ini, lanjut dia, dibutuhkan upaya koordinatif antara kementerian dan lembaga terkait.

Seperti Kemenkoinfo, BIN, TNI, Lemsaneg, dan Polisi. Selain itu, dibutuhkan pembelian satelit tersendiri tertama guna kepentingan TNI. Karena ancaman sangat mungkin terajadi dalam pemberian satelit-satelit yang menajdi hibah atau bantuan.

“Alat-alat tersebut harus dipastikan, bahwa aman dari koneksi dengan negara pemberi. Karena teknologi memang tidak terkalahkan, maka Indonesia dituntut untuk berjalan selaras dengan kemajuan dalam batasan kemampuan khususnya anggaran ” ucapnya.

Menurut dia, tantangan ke depan yang akan dihadapi ialah melalui penyadapan dan berlanjut kepada hack ke situs-situs pemerintahan oleh para hacker (peretas). Seperti masih banyak kepala negara yang telah disadap karena dunia sekarang sudah saling mencurigai.

“Tinggal tunggu penjelasan dari snowden saja, dengan demikian dapat dipastikan banyak negara yang telah mempersiapkan diri dalam upaya penangkalan melalui teknologi dan perundingan bilateral maupun multilateral,” tegasnya.

Indonesia siap hadapi cyber war

Indonesia sudah dapat menghadapi cyber war hal ini terlihat dari peralatan dan upgrade yang dilakukan secara menyeleluruh.

Hal ini dipersiapakan guna belajar dari seringnya Indonesia dijadikan objek cyber war (perang teknologi).

Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin mengatakan, Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengatakan, sudah siap dengan cyber war.

Dalam hal ini sudah dipersiapkan alat-alat yang diberi ruang untuk anti-hacker (peretas).

Menurut dia, peralatan tersebut dilengkapi produk-produk dan formulasi teknik agar alat-alat tersebut tidak hack oleh para hacker. Karena semuanya sudah berstandar SNI yang mengacu pada internasional di setiap produknya.

Maka dikeluarkanlah ISO 27001 sampai 27008 yang akan mengatur alat-alat elektronik dalam cyber war. “Itu laporan dari Kemenkominfo. ISO 27001 sampai 270008 lah paling tepat guna melindungi internet negara kita,” kata dia saat dihubungi KORAN SINDO, Jumat 13 Desember 2013.

Dia menerangkan, ISO tersebut mewajibkan di dalamnya agar internet tidak menjadi hack. Hal in diperhitungkan karena alat tersebut mempunyai sandi khusus yang dipegang oleh user tertentu yang sudah dibentengi keberadaannya.

“Siapapun bisa menggunakan itu baik pengguna dan penjual yang memproduk harus menggunakan itu, untuk melindungi internetnya, termasuk negara,” ucapnya.



  ♞ Sindo  

Indonesia Salah Satu Korban Pencurian Password Terbanyak

Posted by Unknown Kamis, 05 Desember 2013 0 comments
Indonesia Salah Satu Korban Pencurian Password TerbanyakKeamanan data dalam ponsel dan perangkat pintar merupakan sebuah 'harta berharga' yang dimiliki oleh pengguna perangkat mobile. Siapa sangka, Indonesia ternyata masuk dalam salah satu negara yang menjadi korban terbanyak dalam pencurian password di dunia.

Hasil riset yang dilakukan oleh tim SpiderLabs Trustwave menunjukkan, Belanda merupakan negara dengan tingkat pencurian password paling tinggi di dunia. Sebanyak 1.828.452 password atau sekitar 97,17% dari pengguna internet di Belanda telah dicuri oleh perompak cyber alias hacker.

Menurut yang dilansir Slashgear, Jumat (6/12/2013), Indonesia juga masuk dalam daftar lima besar negara dengan password akun sosial media (Facebook, Twitter hingga LinkedIn) paling banyak dicuri hacker. Sebanyak 754 atau sekitar 0,04% pengguna internet Tanah Air kerap kecurian password akun sosial media mereka.

Selain Indonesia, Singapura dan Thailand merupakan dua negara di Asia yang ikut menjadi korban pencurian password. Masing-masing 7.029 dan 5.055 password pengguna internet Thailand dan Singapura dicuri oleh penjahat dunia maya.


Menariknya, meski angka transaksi virtual di Amerika Serikat tinggi namun angka pencurian password justru berada satu peringkat di bawah Indonesia. Hanya 0,10% atau sekitar 1.943 password kerap dicuri di negeri Presiden Obama tersebut.

Tim peneliti juga mengungkap bahwa tingkat kesulitan password sangat berpengaruh dalam kasus pencurian data berharga di seluruh dunia. Kombinasi 9 huruf dan angka merupakan salah satu yang dianggap paling sulit untuk disusupi (vin/dew)


  ● Liputan 6  

Tip Biar Tak Disadap dari BPPT

Posted by Unknown Senin, 02 Desember 2013 0 comments
Tip Biar Tak Disadap dari BPPTJakarta - Kasus penyadapan yang menimpa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta pejabat negara lainnya membuat negeri ini gempar. Padahal, menurut Kepala Balai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Irwan Rawal Husdi, belum jelas isi percakapan yang disadap.

Kepada Satwika Movementi dari Tempo, Irwan memaparkan gambaran mengenai proses penyadapan. Dia juga memberi tip apa yang bisa dilakukan untuk menangkal penyadapan. Berikut isi wawancara yang dilakukan Satwika,

Bagaimana terjadinya penyadapan?

Penyadapan umumnya terjadi karena adanya saluran komunikasi yang bocor, lalu diketahui oleh penyadap. Saluran ini sifatnya terbuka, baik melalui jaringan Internet maupun jalur kabel.

Ketika informasi berhasil disadap, tidak serta-merta bisa diterjemahkan. Untuk mengetahui isi percakapan harus dilakukan proses coding untuk mengenkripsi atau membaca sandi.

Enkripsi standar, sandi mudah dibaca. Namun, komunikasi dengan tingkat keamanan berlapis, tidak mudah untuk membacanya. Kalau sandi tidak berhasil dibuka, informasi tak bermakna.

Artinya, dibutuhkan keahlian khusus?

Betul. Ibaratnya begini. Jika kita lupa kombinasi angka untuk membuka kunci koper, tentu bisa dicoba, tapi ada jutaan kemungkinan. Sama dengan enkripsi di penyadapan. Berapa lama bisa menerjemahkan percakapan yang disadap.

Alat apa yang biasa digunakan?

Ada beberapa. Misalnya, untuk menyadap ponsel, ada alat yang dipasang di jaringan. Alatnya terdiri atas perangkat di jaringan information technology, misalnya simpul penyalur data, switch, atau router. Karena sinyal ponsel memancar ke segala arah, sinyal bisa ditangkap.

Untuk mendengarkan percakapan, bisa menggunakan aplikasi khusus. Namun, data yang masuk sifatnya masih kasar, belum terenkripsi atau masih apa adanya.

Banyak alat penyadap dijual, ini artinya semakin mudah?

Sulit atau gampang tergantung keahlian. Yang pasti, harus ada alat dengan kemampuan melakukan enkripsi. Karena perkembangan teknologi, beragam alat akan terus mengalami update.

Aplikasi untuk mendengarkan bisa diakses siapa saja?

Ini umum digunakan oleh operator, misalnya untuk melakukan simulasi jaringan atau menghitung traffic. Aplikasi diciptakan untuk menunjang kerja operator, tetapi ada pihak di luar itu yang memodifikasi dan malah digunakan untuk memata-matai.

Kerawanan penyadapan ada di operator?

Asumsinya, jika sudah di operator, justru sangat aman. Karena mereka punya pengamanan yang tidak mudah dienkripsi. Sudah seharusnya operator menjaga keamanan informasi. Justru yang rawan saat sinyal ponsel menuju base transceiver system (BTS).

Bagaimana Anda melihat kasus penyadapan Presiden?

Sayangnya, masih sangat minim informasi. Munculnya kasus ini memang berasal dari agen rahasia Amerika Serikat, Edward Snowden. Tapi belum ada penjelasan apa isi informasi yang disadap.

Ada tip untuk menangkal penyadapan?

Dari sisi operator sudah cukup ketat. Untuk tingkat yang lebih tinggi, misalnya presiden, pengamanan berlapis harus ditingkatkan. Tidak hanya menambahkan enkripsi, tetapi juga memperbarui teknologi atau peranti lunaknya.

Satu hal penting yang harus dilakukan, peralatan IT semestinya tidak didatangkan dari luar. Sebab, bisa jadi alat itu memiliki sandi yang hanya bisa dibuka oleh mereka. Ini sangat rawan.

Kita masih bisa menyiasati. Jika masih mengandalkan impor, bisa membeli alat yang memiliki sistem terbuka yang tidak membatasi ruang gerak untuk memodifikasi secara spesifik. Peralatan buatan Cina umumnya mudah dimodifikasi.


  ● Tempo  

Pejabat Indonesia Malas Pakai Mesin 'Antisadap'

Posted by Unknown Minggu, 01 Desember 2013 0 comments
 Tak hanya di dalam negeri, KBRI-KBRI juga jadi sasaran penyadapan.

http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/11/13850147961841089722.jpg
Hubungan Indonesia dan Australia tegang setelah skandal penyadapan menyeruak melalui pemberitaan dua media massa, laman The Guardian dan surat kabar Sydney Morning Herald, baru-baru ini.

Indonesia yang meradang melakukan segala upaya untuk memaksa Australia menjelaskan penyadapan yang dilakukan intelijen mereka terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah pejabat di sini.

Seiring itu, Indonesia juga berupaya membenahi kembali sistem pengamanan dan rahasia negara agar tidak lagi mudah dijebol penyadap. Salah satu badan pemerintah yang diharap ikut berperan banyak dalam pengamanan informasi rahasia negara ini adalah Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg). Sistem enkripsi Lemsaneg dinilai cukup mumpuni menangkal aksi penyadapan asing.

Kepala Lemsaneg Mayjen TNI Djoko Setiadi mengungkapkan, Indonesia bukannya tidak sadar disadap. Namun, hal yang sulit untuk diungkap adalah siapa yang menyadap?

Karena itu, kata Djoko, sudah saatnya para pejabat tinggi negara dibekali 'ilmu' untuk pengamanan. Tak hanya di dalam negeri, sebagai garda depan, para diplomat di luar negeri juga harus diberi 'pencerahan' supaya lebih waspada penyadapan, termasuk negara tetangga sekali pun.

Bagaimana upaya menyadarkan para petinggi negara ini? Berikut tanya jawab dengan Kepala Lemsaneg Djoko Setiadi yang dirangkum dalam forum pertemuan tertutup dengan para pemimpin redaksi baru-baru ini:

Apa Lemsaneg tahu Indonesia disadap Australia?

Berbicara penyadapan, sekali lagi ini terjadi di dunia maya. Terasa (ada penyadapan), tapi kami tidak tahu siapa yang menyadap. Karena belum tentu orang Australia menggunakan ID Australia. Bisa saja mereka menggunakan ID orang lain.

[Djoko lalu menjabarkan sejumlah temuan-temuan terkait alat sadap di beberapa kantor KBRI di luar negeri. Namun, Djoko meminta agar lokasi KBRI tidak ditulis untuk keperluan keamanan negara.]

Sebagai contoh, di sebuah KBRI, ada alat yang disebut adenco. Alat itu sebetulnya berfungsi sebagai alarm. Ternyata setelah kami cek, alat itu tersambung line jaringan telepon ke kediaman Pak Dubes. Itu terjadi.

Kami tidak bisa memastikan itu dilakukan pemerintah setempat atau orang lain. Kira-kira terjadi tahun 2004-2005. Kami temukan di KBRI kita sebuah alat menyadap.

Waktu saya datang ke sebuah KBRI di negara lain, Pak Dubes bilang, 'Mas Djoko, negara ini saudara kandung kita. Yakinlah kita tidak mungkin ada alat-alat itu'. Ternyata memang ada alat-alat penyadap itu. Di atas meja kerjanya ada platform rapi, ada alat penyadap itu. Tapi lagi-lagi kami tidak tahu siapa yang memasang itu.

Makanya, negara perlu memberikan pencerahan kepada para diplomat kita itu, agar lebih meningkatkan pengamanan.

Suatu ketika ada serbuk gelap yang ditemukan di KBRI lainnya. Dengan kondisi ketakutan, seluruh personel yang ada dalam KBRI dikeluarkan, termasuk petugas keamanan. Mereka (petugas keamanan negara setempat) masuk ke ruangan Kedubes kita, untuk mencek apakah ada bom atau tidak. Saya bukan berprasangka buruk, tapi mungkin saja ketika semua keluar mereka (petugas keamanan negara setempat) memanfaatkan kondisi untuk memasang alat-alat itu. Serbuk itu sengaja dikondisikan.

Lalu, di pegangan pintu Pak Dubes di KBRI sebuah negara, pun ada alat transmitter. Setelah kami bongkar, kami beli alat yang sama dengan alat itu di kota setempat, ternyata beratnya beda. Di KBRI negara-negara lain juga kami temukan. Ada yang di ruang rapat.

Saat kita protes, kita tanya, apa yang sedang terjadi, alasan mereka klasik. Mereka bilang selalu membantu negara-negara sahabat. Mereka bilang memonitor ancaman teroris. Jadi selalu itu yang mereka sampaikan.

Di sebuah KBRI lainnya lagi, saya sendiri menemukan beberapa alat transmitter di ruangan Pak Duta Besar. Artinya Pak Dubes sudah disadap. Namun lagi-lagi kami juga tidak tahu, siapa yang memasang. Dalam hal ini kita harus hati-hati di semua tempat.

Apakah Lemsaneg tahu Australia menyadap Presiden SBY dan para pejabat lain?

Jujur kami baru tahu dari berita yang bersumber dari dokumen yang dibocorkan Edward Snowden itu. Namun demikian, kita tahu ada indikasi-indikasi seperti yang telah kami temukan. Maka dalam hal ini, kami bekerjasama dengan Badan Intelijen Negara (BIN), Kementerian Luar Negeri. Ada tim terpadu. Kami mengecek di KBRI di seluruh dunia, apakah ada alat-alat penyadap di ruangan mereka.

Harusnya Kedutaan kita di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Australia harus lebih diproteksi.

Bantuan-bantuan asing perlu dicurigai?


Tidak hanya bantuan asing terhadap TNI-Polri saja yang perlu dicurigai. Di Yogyakarta dulu ada bantuan dari Pemerintah Jerman, yaitu bantuan peralatan pengumpulan seluruh data dengan sistem komputerisasi oleh Jerman. Saya sampaikan kepada Pak Sultan, 'Bapak, boleh kami lihat? Jadi ada yang mencurigakan'. Bantuan-bantuan itu perlu kita curigai.

Di Batam dulu pernah ada bantuan dari Korea untuk pembangunan Batam center. Setelah ada yang dicurigai, kami mengamankan data, voice, video.

Apa pejabat kita mengerti enkripsi?


Perlu saya luruskan. Mesin sandi juga bukan antisadap, bisa disadap. Hanya ketika orang yang menyadap tidak bisa membaca sandinya. Enkripsi ini adalah alat pengaman. Kalaupun mereka bisa membaca sandinya itu butuh waktu yang sangat lama, bisa 3 bulan, 6 bulan, atau mungkin 1 tahun. Informasi itu jadi sudah basi dan tidak penting lagi.

Tampaknya para pejabat kita malas pakai alat pengaman penyadapan?

Bisa ditanyakan langsung kepada para pejabatnya, kenapa begitu. Sebenarnya kami sudah siapkan, di meja-meja pejabat itu (enkripsi). Wajar mereka malas gunakan telepon dan memencet tombol C sebagai pengaman yang kami sediakan karena mereka agak tidak sabar harus delay. Kalau pakai pengaman yang kami siapkan memang agak delay beberapa detik teleponnya. Kurang nyaman tentunya.

Pernah suatu kali, saya lihat (pejabat) ada yang memasukkan alat komunikasi itu ke dalam kotak lalu digembok. Dia bilang merasa tidak nyaman menggunakan itu dan bingung menggunakannya. Itu salah satu bukti. Pertama malas, kedua tidak nyaman.

Mesin eskripsi Lemsaneg diimpor dari mana?

Karena belum mampu buat sendiri, kami beli mesin-mesinnya saja dari luar. Tetapi, algoritma alat itu, 100 persen kami yang buat sendiri. Mudah-mudahan 2014 nanti Lemsaneg sudah punya alat enkripsi buatan sendiri, kerjasama dengan ITB, UI, dan universitas dalam negeri lainnya.

Kami akan menggalakkan kembali pemakaian enkripsi bagi para pejabat negara. Satu lagi yang perlu kami sampaikan, Jangan sampai menggunakan aplikasi-aplikasi dari luar, baik untuk handphone dan alat komunikasi lainnya.

Gara-gara penyadapan, Korsel rugi hingga triliunan. Bagaimana dengan Indonesia?


Saya yakin di Indonesia juga terjadi (kerugian). Tapi para korban itu tidak pernah menyampaikan. Di bank-bank misalnya. Saya yakin banyak bank di Indonesia pernah kebobolan. Tapi belum ada catatan pasti tentang kerugian itu.

Soal cyber army, bisa Anda jelaskas?

Kementerian Pertahanan sedang membentuk cyber army ini. Namanya juga cyber army, saya harap ini jadi tentara cyber, punya kemampuan menyerang, juga punya kemampuan untuk bertahan.

Di dunia cyber, kami tidak tahu siapa yang menyerang. Upaya kami dari Lemsaneg, cukup memperkuat sistem kekuatan pengamanan di wilayah informasi.

Soal kerjasama dengan KPU yang jadi polemik, kini bagaimana kabarnya?

Kami siap untuk tidak terlibat dalam penyelenggaraan pemilu 2014. Menghindari polemik. Demi tentramnya proses pemilu di masyarakat.(umi)


  ♞ Vivanews  

Ada Warga Indonesia Terlibat Sindikat Penipuan Online

Posted by Unknown Jumat, 29 November 2013 0 comments
Jakarta : Kasubdit III Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Kombes Pol Agung Yudha Wibowo mengatakan sindikat penipuan online yang melibatkan 90 warga negara China dan Taiwan diduga juga melibatkan orang Indonesia.

"Ada sponsor yang pegang kendali sindikat besar ini, ada asingnya, orang Indonesia-nya juga ada," kata Agung di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (29/11).

Agung menjelaskan, berdasarkan hasil interogasi terhadap 27 WNA asal China dan 63 WNA asal Taiwan itu, diketahui bahwa mereka hanya mengenal satu nama yang menawarkan pekerjaan.

Namun, karena sindikat ini kerap tertangkap, kemungkinan besar para sponsor itu melarikan diri terlebih dahulu.

"Dari barang bukti hanya ada 20 paspor dari 90 WNA, ada kemungkinan sisanya masih dipegang si 'sponsor' ini," katanya.

Selain itu, sindikat tersebut juga berhasil mengelabui bagian imigrasi karena mereka masuk ke Indonesia dengan dokumen resmi dan tidak bergerombol. Barulah setelah sampai di Indonesia mereka dikumpulkan oleh sponsor untuk memulai aksi kejahatan.

Sponsor yang ada di Indonesia itu, katanya, akan mengatur penempatan para WNA yang baru datang untuk selanjutnya ditempatkan di wilayah-wilayah yang aman dan sudah dipersiapkan dengan jaringan IT.

"Kebanyakan hanya sekitar dua bulan, kalau masa (kunjungan) mereka akan habis, mereka akan di-'rolling' dengan orang lain," katanya.

Dijelaskan Agung, modus operandi yang digunakan salah satunya dengan melakukan pemerasan terhadap pejabat publik karena kesalahan si pejabat publik termonitor oleh masyarakat sehingga ia diperas untuk dapatkan uang.

Tidak hanya itu, modus lain yang juga dilakukan adalah dengan menyebarkan pesan singkat (SMS) ke suatu wilayah dalam jumlah besar. Mereka yang membalas itulah yang kelak menjadi calon korban.

Jaringannya pun tidak hanya di Jakarta. Informasi dari kepolisian China menyebutkan ada 20 titik yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia yang digunakan sebagai basis lokasi menjalankan aksi kejahatan tersebut.

"Ini pelakunya bisa ribuan, bayangkan 90 orang pelaku ini hanya dari dua lokasi. Makanya ini sindikat sangat besar sekali. Bahkan mereka punya 'database' siapa yang akan jadi korban," katanya.

Sebelumnya, sebanyak 90 warga negara asing asal China dan Taiwan ditangkap penyidik Sub Direktorat III Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Kamis (28/11) malam di dua lokasi berbeda terkait penipuan "online".

Sebanyak 48 orang ditangkap di Jalan Puspita Loka F2 no 12 B BSD City, Tangerang Selatan, dan 42 sisanya diamankan di Apartemen Mediterania di Jalan Rajawali Selatan 4 nomor 1 Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (28/11) malam sekitar pukul 19.30 WIB.

Dari penangkapan di dua lokasi itu, kepolisian menyita sejumlah barang bukti seperti 20 paspor negara China dan Taiwan, 3 boks telepon, 31 decoder berwarna hitam dan putih, 30 telepon nirkabel, beberapa laptop, serta telepon seluler.

Adapun terhadap para pelaku akan diserahkan kepada Direktorat Jenderal Imigrasi untuk menjalani proses hukum selanjutnya.(Antara)


  ● Metrotv 

Indonesia Butuh Satelit Buatan Sendiri

Posted by Unknown Kamis, 28 November 2013 0 comments
 Indonesia Gampang Disadap Karena Pakai Satelit Sewaan  

Jakarta ♼ Terungkapnya skandal Penyadapan yang dilakukan Australia, membuat pemerintah harus berbenah diri untuk memperkuat pertahanan di dunia maya atau cyber defense. Apalagi, satelit yang dipakai Indonesia saat ini adalah satelit sewaan yang dapat dengan mudah dibobol oleh pihak lain.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengakui satelit milik Indonesia rawan penyadapan. Sebab, Indonesia hingga kini belum memiliki satelit sendiri.

"Selama ini, kita kebobolan karena satelit yang ada adalah satelit sewaan yang bukan milik kita. Sehingga begitu mudah terjadi penyadapan," kata Purnomo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (28/11/2013).

Karena itu, Purnomo mengatakan pemerintah kini membutuhkan dibangunnya pertahanan dunia maya. Dimana ada 2 infrastruktur terpenting yakni sistem informatika dan komunikasi.

"Untuk bangun cyber defense regulasi harus diperbaiki, karena sekarang bukan lagi hukum sektor ril tapi juga hukum dunia maya," jelasnya.

Selain itu, Purnomo menegaskan pemerintah juga akan memperkokoh lembaga pertahanan dunia maya. "Selama ini cyber crime baru ada di kepolisian. Infrastruktur mana saja yang harus betul kita pertahankan, sebetulnya ini ranah kominfo," ujarnya.

Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Marciano Norman juga mengungkapkan keprihatinan serupa. Menurutnya pemerintah masih tergantung dengan peralatan luar negeri. Karena itu, penyadapan yang dilakukan negara lain terhadap Indonesia sangat mudah dilakukan.

"Selama kita masih tergantung peralatan dari luar negeri, kemungkinan itu (penyadapan) akan besar," ungkap Marciano.

Karena itu, menurutnya Indonesia harus memiliki kemandirian dalam menata komunikasi dengan alat-alat dalam negeri, lantaran dapat memberikan keamanan yang lebih bagi kedaulatan Indonesia.

"Punya satelit sendiri untuk bidang keamanan, pertahanan, intelijen, dan bidang kementrian akan mempunyai nilai yang lebih," jelasnya.

Sebelumnya hasil rekomendasi rapat gabungan Komisi I DPR dengan pemerintah menghasilkan kesimpulan diperlukannya Pemerintah RI untuk segera mengembangkan sistem pertahanan dunia maya (cyber defence) dan memiliki satelit khusus untukkepentingan sektor pertahanan, keamanan, inteligen dan luar negeri.

"Merekomendasikan kepada Menkominfo untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam merealisasikan pengadaan satelit khusus tersebut diatas," tutur Ketua Komisi I Mahfud Siddiq.

 Indonesia Akan Beli Satelit Khusus Kontra-Intelijen Tahun Depan  

Indonesia bakal memiliki fasilitas canggih dan satelit khusus untuk pertahanan siber. Hal itu, untuk menangkal segala bentuk penyadapan intelijen negara- negara asing.

Komisi I DPR RI menyetujui rencana tersebut dan memasukkannya dalam enam poin yang harus dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta kabinetnya dalam merespons penyadapan intelijen Australia.

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menuturkan, keenam poin yang disepakati bersama pada Kamis (28/11/2013) itu salah satunya menyebutkan, legislator mengapresiasi pihak eksekutif yang tegas merespons skandal intelijen tersebut.

"Poin pertama kesepakatan itu menyebutkan, memberikan apresiasi kepada Presiden SBY yang merespons secara keras Australia. Respons keras itu, ditunjukkan dengan pemberhentian sementara sejumlah kerja sama," tutur Mahfudz Siddiq, Kamis.

Poin kedua, kata dia, Komisi I meminta Presiden SBY menjaga konsistensi menjalankan enam roadmap atau langkah pemulihan hubungan dengan negeri kangguru tersebut.

Ketiga, sambung politikus Partai Keadilan Sejahtera ini, pihaknya mendesak pemerintah untuk mempercepat penggunaan sandi di kantor-kantor kedutaan maupun saat berada di luar negeri sebagai bentuk pengamanan komunikasi.

"Selanjutnya, poin keempat, kami menegaskan perlu penataan infrastuktur informasi dan komunikasi yang benar-benar aman, karena muncul dugaan operator Indonesia digunakan untuk menyadap, perihal penguasaan operator melibatkan perusahaan asing," terangnya.

Sementara poin kelima, terusnya, Komisi I dan pemerintah sepakat Indonesia bakal mengembangkan cyber defence atau pertahanan siber dan juga segera miliki satelit khusus untuk keamanan intel luar negeri.

"Keenam, Komisi I akan ambil langkah lanjutan untuk memastikan APBN 2014 bisa membiayai program satelit dan langsung dijalankan," tandasnya.


  ♞ Liputan 6 | Tribunnews  

Data Pengguna Google dan Yahoo Disadap?

Posted by Unknown Rabu, 27 November 2013 0 comments
 Tanpa izin, NSA berhasil menyusup ke jaringan Google-Yahoo. Etiskah? 

Masih merasa aman menaruh informasi penting atau data-data perusahaan di Google dan Yahoo? Coba pikir lagi.

Dua perusahaan raksasa teknologi asal Amerika Serikat itu mengaku telah menjadi korban penyadapan oleh badan keamanan nasional di negara mereka sendiri. Ironis.

Tepatnya empat bulan silam, National Security Agency (NSA) dilaporkan telah menyadap komunikasi pengguna Google dan Yahoo. Kabar itu terkuak dari bocoran mantan kontraktor NSA, Edward Snowden.

Sontak dunia dibuat gempar. Bukan apa-apa. Itu artinya semua data milik ratusan juta pengguna Google dan Yahoo di berbagai penjuru dunia bisa diakses kapan saja. Masih merasa data-data Anda aman? Tentu saja tidak.

Google dan Yahoo pun dituding bersekongkol dengan NSA, bahkan disebut-sebut sengaja menjual data penggunanya. Merespons tudingan itu, raksasa perusahaan teknologi ramai-ramai secara tegas membantah telah memfasilitasi badan intelijen mendapatkan akses data pelanggan.

Google cs justru balik bertanya, dari mana NSA bisa menyadap data mereka. Hingga saat ini, pertanyaan itu menjadi teka-teki. Belum semua isi dokumen Snowden dibeberkan ke publik.

Namun, New York Times melansir, Rabu 27 November 2013, santer beredar desas-desus yang mengatakan NSA telah menyadap informasi milik Google dan Yahoo sejak lama. Caranya dengan memanfaatkan celah lemah perusahaan teknologi, yakni kabel serat optik yang menghubungkan pusat data di seluruh dunia.

 Tiga sumber anonim 


Pernyataan penyadapan ini diungkap oleh tiga sumber New York Times. Ketiganya mengaku tahu persis tentang sistem Google dan Yahoo. Mereka mengatakan, kedua perusahaan teknologi itu telah membentengi pusat data mereka dengan luar biasa ketat.

Tapi, di antara pusat data yang mereka miliki, informasi yang lalu-lalang tak dienkripsi. Itu memudahkan NSA mengintersepsi data. Tinggal dicegat, semua data dengan mudah dibaca.

Sayang, ketiga sumber itu tak bersedia diungkapkan identitasnya. Mereka hanya mau membeberkan modus NSA dengan syarat anonim.

"Semua orang terfokus pada NSA yang diam-diam mendapatkan akses lewat pintu depan (front door). Asumsi orang banyak, tak mungkin NSA melakukan intersepsi lewat pintu belakang (back door) perusahaan dan menyadap datanya," ujar Kevin Werbach, guru besar di Wharton School.

Guna menghubungkan beberapa pusat data, perusahaan teknologi raksasa umumnya menyewa kabel serat optik berkapasitas besar dari perusahaan penyedia serat optik dunia, seperti Verizon, BT Group, Vodafone Group, dan Level 3 Communications.

Nah, Google dan Yahoo diketahui menggunakan kabel serat optik besutan Level 3 Communications.

Dan, menurut sumber, NSA dapat menyadap informasi milik perusahaan teknologi dengan menyusup ke dalam pipa serat optik Level 3 Communications.

Peretasan man-in-the-middle (MITM), serangan yang memanfaatkan kelemahan Internet Protocol, bukanlah hal yang baru bagi NSA. Sebab, pola serangan ini sudah diterapkan pada berbagai jalur transmisi data, seperti telegraf hingga Internet. Cara ini digunakan selama beberapa dekade, sejak 1960-an hingga sekarang.

 Patuh atau pasrah?  

Jika sudah meladeni Google dan Yahoo, bisa dibayangkan betapa besarnya trafik data yang berseliweran di jaringan fiber optik milik Level 3 Communications. Konon, trafik data yang dilewatinya melampaui Verizon maupun AT&T di Amerika Serikat. Jika kedua operator raksasa itu digabung pun tetap belum mampu mengalahkan trafik data Level 3 Communications.

Kini, infrastruktur Level 3 Communications telah mendukung 200 pusat data di AS, lebih dari 100 pusat data di Eropa, dan 14 pusat data di Amerika Latin.

Namun, dalam pernyataannya, Level 3 Communications seolah tak berdaya. Perusahaan tak secara langsung mengakui telah memfasilitasi NSA dalam akses data pengguna. Perusahaan yang berkantor di pinggir kota Denver itu mengatakan kepatuhannya pada undang-undang yang berlaku.

"Kami taat hukum. Dan, untuk menyediakan akses badan pemerintah menuju data pelanggan, itu dilakukan hanya karena berdasarkan hukum yang berlaku," tulis Level 3 dalam keterangannya.

Para ahli keamanan mengatakan, terlepas dari ada atau tidaknya keterlibatan Level 3, belum lama ini, NSA mengatakan secara gamblang, apabila perusahaan Internet enggan menyerahkan data, NSA bisa mengumpulkan data penggunanya melalui hilir jaringan.

Bagaimana pun, pada akhirnya perusahaan teknologi maupun penyedia jaringan hingga operator harus tunduk pada peraturan negara. Misalnya, setelah 20 tahun, Verizon mengaku kerap dipaksa memenuhi permintaan pemerintah untuk mengakses data pelanggan dengan alasan mengikuti aturan yang berlaku.

"Jika aparat Departemen Kehakiman muncul di depan pintu, Anda harus mematuhinya," kata Lowell C. McAdam, Kepala Eksekutif Verizon.

"Kami telah dibelenggu dan tak bisa membela diri. Kami hanya diberitahu bahwa mereka melakukan ini ke tiap-tiap operator," ujarnya.

 Enkripsi data 

Mengetahui hal ini, Yahoo mengumumkan akan segera mengenskripsi pusat data yang dimilikinya. Upaya ini diperkirakan rampung sekitar awal 2014.

Chief Executive Officer Yahoo, Marissa Mayer, menegaskan, proses enkripsi pusat data itu akan dimulai dari pusat data internal dahulu, kemudian menyusul enkripsi seluruh pusat data Yahoo.

"Kami akan memasang enkripsi 2048-bit SSl di Yahoo Mail sampai 8 Januari 2014," ujar Mayer dalam keterangan resminya, dilansir TechCrunch, 24 November silam.

Perusahaan juga akan menggandeng mitra internasional untuk memastikan aktivasi protokol HTTPS dasar. "Saya ingin menegaskan kembali, Yahoo tak pernah memberikan kepada NSA akses ke pusat data kami atau agen pemerintah mana pun," ucapnya.

Sementara itu, Google telah melakukan upaya serupa lebih dulu. Mesin pencari terbesar di dunia maya itu telah memulai proses enkripsi pada tahun lalu.

Namun, sejak kabar bocoran dari mantan kontraktor NSA, Edward Snowden, muncul pada pertengahan tahun lalu, enkripsi itu kemudian dipercepat.

Di tengah kunjungannya ke Hong Kong awal bulan ini, Ketua Eksekutif Google, Eric Schmidt, menyebutkan tindakan pemerintah AS itu sangat keterlaluan dan berpotensi melanggar aturan jika terbukti benar-benar terdapat penyadapan.

Schmidt mengaku prihatin dengan aksi penyadapan elektronik badan keamanan itu terhadap data ratusan juta pengguna Internet. "NSA diduga mengumpulkan catatan 320 juta orang guna mengidentifikasi sekitar 300 orang yang mungkin jadi target operasi. Ini kebijakan yang buruk dan ilegal," tuturnya.

Dia menegaskan, akan melakukan semua upaya untuk menghentikan sensor maupun pengawasan oleh pemerintah di setiap negara. "Solusinya adalah dengan mengenkripsi semuanya (data-data pengguna). Saya yakin ini tantangan kami yang sebenarnya," tegas pendiri Google itu.(art)


  ● Vivanews 
Postingan Lama » Beranda

Label

Alutsista Aplikasi Arkeologi Artikel Awards Bapeten BATAN Bisnis BMKG BPPT Breaknews BUMN BUMNIS Cyber Dahana DI Edukasi Ekonomi Energi Farmasi Fauna Flora Foto Gadget Game Hankam Helikopter Ilmu Pengetahuan Indonesia Teknologi Indosat Infrastruktur INKA Inovasi Internet INTI Investasi IPB ITB ITS Kapal Kapal Selam Kemkominfo Kendaraan Militer Kerjasama Komputer KRI TNI-AL LAPAN LEN LIPI Lundin Metro Migas Mobil Motor Nuklir PAL Palindo PENS Pertamina Pesawat PGN PINDAD PLN PLTA PLTAL PLTB PLTGB PLTMH PLTN PLTP PLTS PLTU Polkam Radar Regulasi Ristek Robot Roket Rudal Satelit Seluler Situs Tambang Telkom Telkomsel Tips n Tricks TNI TNI AD TNI AL TNI AU Tokoh Transportasi UAV UGM UI UMY Undip Unibraw UNS UNY Video

Mengenai Saya

Unknown
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

  • ▼  2014 (21)
    • ▼  Januari (21)
      • Pengembang lokal buat aplikasi baru BlackBerry
      • Mulai Besok Ekspor Tambang Mentah Resmi Dilarang
      • Mahalnya Elpiji di Negeri Kaya Gas
      • PT Pindad (Persero) di Rapim TNI 2014
      • Rantis 4x4 TNI Buatan Anak Negeri Layak Diproduksi...
      • Lion Air Berniat Beli 100 Pesawat N 219 Buatan PT DI
      • Philippine Navy selects PT PAL for SSV procurement
      • TNI Akan Memiliki Rantis Buatan Dalam Negeri
      • Ekonomi Indonesia Kini Dipandang Sebagai "Gula-gul...
      • Animasi 'Battle of Surabaya' Raih Penghargaan Inte...
      • Telkom Targetkan Pasang Seribu Wifi di Kalteng
      • Demam Bitcoin, Produsen Alat Bitcoin Lokal Kebanji...
      • Indonesia masuk dalam kelompok MINT
      • Harga Elpiji Indonesia Terendah di Asia?
      • Pemerintah Diminta Tak Istimewakan Freeport dan Ne...
      • Usir Nyamuk, Pasukan Kostrad Pergunakan Lotion Dau...
      • Facebook Dituding "Sadap" Pesan Pribadi Demi Laba
      • NSA buat komputer kuantum untuk pecahkan enkripsi
      • Pesawat Tanpa Awak Buatan Undip
      • Menhub janji buat runway ke-3 Bandara Soekarno-Hat...
      • Jatuh bangun mobil listrik anak buah Dahlan
  • ►  2013 (1479)
    • ►  Desember (101)
    • ►  November (133)
    • ►  Oktober (107)
    • ►  September (119)
    • ►  Agustus (135)
    • ►  Juli (123)
    • ►  Juni (132)
    • ►  Mei (179)
    • ►  April (162)
    • ►  Maret (195)
    • ►  Februari (93)

Copyright © 2012 dan oleh sebab itu. All rights reserved.

- created by Blogger Tuts | Published by Tips Blogspot