Tampilkan postingan dengan label Mobil. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mobil. Tampilkan semua postingan

Jatuh bangun mobil listrik anak buah Dahlan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis2n6mk2kLt9GTXcfgY87N2qrNcwjzdqNYnt-Fi1cJBnnfzGttZasibyALJsTnIPvXjfT_Cuf7CjuD_gnw77T-ObypTYj-mPJprvarcwqAH_rcTX5CaCs9-Lp6IczTN0V89GDwkOevvn-C/s400/tucuxi+mobil-listrik-dahlan+www.genborneo.com.jpg
Tucuxi
Jakarta Siapa yang tidak kenal dengan sosok Dahlan Iskan, menteri BUMN dengan gaya nyentrik dan banyak ide yang selalu dikembangkan. Salah satunya adalah memopulerkan mobil listrik di Indonesia.

Menjabat sebagai menteri sejak 2011, Dahlan bermimpi mobil listrik akan mengalahkan mobil berbahan bakar minyak yang menyemut hingga saat ini. Menurut Dahlan, selain hemat energi, mobil listrik ini juga mengurangi polusi udara di Indonesia.

Dahlan mulai mengembangkan mobil listrik dengan membentuk tim putra petir yang salah satu personilnya adalah Danet Suryatama. Dahlan meminta Danet untuk membuat prototype mobil listrik sport yang diberi nama Tucuxi. Dahlan langsung memanggil Danet yang ketika itu bekerja di Amerika untuk merakit mobil sport merah tersebut di Indonesia.

Tim putra petir lainnya adalah Dasep Ahmadi. Dahlan meminta Dasep membuat prototype mobil listrik type Hyundai 'Atoz'. Kedua mobil listrik ini dirakit hampir bersamaan. Dimulai dari 2011, banyak cerita menarik dibalik pembuatan mobil listrik ini.

Pembuatan mobil Tucuxi yang sempat dipamerkan di Gelora Bung Karno, Senayan tersebut meninggalkan kepediahan buat Danet maupun Dahlan Iskan. Mobil yang dirakit Danet ini hancur berantakan ketika uji jalan di daerah Tawang Mangu, Jawa Timur. Dahlan menabrakkan mobil tersebut ke tebing karena remnya blong.

Setelah menabrak tebing, Dahlan seolah menyalahkan Danet dalam perakitan mobil Tucuxi. Mobil yang perakitannya menghabiskan Rp 3 miliar tersebut tidak dilengkapi gear box sehingga di jalan menurun beban mobil semuanya bertumpu pada rem.

"Bukan berarti mobil jelek tapi mobil ini tidak bisa digunakan dalam posisi jalanan menurun tajam," ucap Dahlan ketika itu.

Namun, tudingan ini langsung dibantah Danet. Danet balik menuduh Dahlan telah merombak dan mencuri teknologi mobil kelas Ferarri tersebut sebelum di uji coba. Dahlan membawa mobil tersebut ke bengkel Kupu Kupu Malam dan membuka bagian mesin mobil. Bukan tanpa bukti, Danet membeberkan foto foto penggantian onderdil Tucuxi dan penuciran teknologi tanpa sepengetahuannya.

"Tidak benar bahwasanya pengereman Tucuxi hanya dapat dilakukan dengan menggunakan rem (tanpa menggunakan mesin) seperti dinyatakan oleh Pak Dahlan," kata Danet.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiN_y3gJEyiBBp88wL2JkREK_3jUMTvVycmhPx_q9kdoyeZiz3yyxsmFClVRvonB0c37NbVSGuHcvPBN54NItPdEuYVHqN5ZVwqgLTFkuQeOfZFbj8UOHWh2o8fnUSTHVKnbwTvWTlTa4PY/s1600/uji-coba-mobil-listrik-002-debby.jpg
Selo
Danet menjelaskan, ada beberapa cara melakukan pengereman regenerative pada Tucuxi, yaitu mengangkat kaki dari pedal gas untuk memperlambat kendaraan atau ganti driving selection. Dengan pengereman regenerative, mesin/motor akan memperlambat kecepatan putarnya untuk berfungsi sebagai generator mengisi ulang baterai.

Dahlan tidak membantah ketika dituduh Danet mencuri hasil karya mobil listriknya. Dahlan justru memuji Danet karena dalam kecelakaan mobil tersebut tidak menjepit pengemudinya sehingga dia masih selamat dalam kecelakaan. Dahlan memuji teknologi yang dibuat Danet.

Namun demikian, Dahlan tidak putus asa dan memutuskan terus mengembangkan mobil listrik. Cerita Tucuxi berakhir dan akhirnya Danet memilih meninggalkan Indonesia dan kembali ke Amerika tempat dia bekerja. Namun Dahlan terus menyempurnakan mobil listrik tanpa mengundang Danet. Danet seolah dicampakkan setelah tabarakan tersebut.

Dahlan menyempurnakan mobil listrik dan meminta mekanik lain untuk melakukannya. Ricky Elson, adalah anggota tim putra petir yang lain yang kemudian mengembangkan mobil listrik tipe Lamborgini yaitu Selo.

Pengakuan Ricky Elson sang perakit mobil listrik Selo, satu jam setelah kecelakaan Tucuxi dahlan langsung memerintahkan agar mobil listrik terus disempurnakan. Penyempurnaan mobil listrik ini akan lebih fokus pada gearbox yang tidak terpasang di Tucuxi.

Perakitan mobil Selo ini menghabiskan dana sebesar Rp 1,5 miliar dan lebih kecil dari Tucuxi yang menghabiskan dana Rp 3 miliar. Selain Selo, Dahlan juga mengembangkan mobil listrik tipe lainnya mulai dari bus dan MPV.

  Merdeka  

Mobil Listrik Nasional Indonesia

 Usaha Tim Putra Petir sempurnakan mobil listrik Dahlan

Selo
Jakarta Mobil listrik sport pesanan Menteri BUMN Dahlan Iskan yakni Selo hari ini, Minggu (22/12), mejeng di pameran rakyat mobil listrik Kementerian Riset dan Teknologi di Kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Mobil ini rancangan Tim Putra Petir ini dipamerkan langsung di hadapan Menristek Gusti Muhammad Hatta.

Anggota Tim Putra Petir yang merancang Selo, Ricky Desai, mengatakan mobil sport terbaru ini sedikit berbeda dengan generasi pertama Tucuxi. Seperti diketahui, Tuxuci adalah mobil listrik sport pertama milik Dahlan yang dirakit oleh Danet Suryatama. Namun mobil ini akhirnya hancur menabrak tebing ketika diuji coba oleh Dahlan sendiri di Karanganyar, Jawa Tengah, awal tahun ini.

"Kita beda, pertama (Selo) pakai gear box, dulu Tucuxi tidak pakai itu. Kemudian keamanannya kita juga menggunakan teknologi tinggi," ucap Ricky ketika ditemui merdeka.com di Monas, Jakarta.

Menurut Rikcy sistem pengereman Selo berbeda dengan Tucuxi dimana pada mobil Selo ada sistem untuk menyimpan energi mekanik pengereman yang kemudian kembali menjadi energi. Dia mengklaim mobil listrik Selo sudah menyamai teknologi Jepang dan Eropa.

"Sistem pengereman kita dari menyimpan energi mekanik rem tadi kemudian jadi energi lagi dan ada gearbox seperti Jepang dan Eropa," katanya.

Mobil warna kuning ini menurut Ricky mampu berlari mencapai 220 km per jam. Dalam sekali pengisian baterai, maka mobil ini bisa menempuh 250 km.

Selain itu, meski terlihat kemiripan desain bodi dengan mobil sport ternama luar negeri, Ricky tidak terima kalau Selo disebut mencontek merek Lamborghini.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjibiImS46L5sIdaNQw26cTrKZ-IoHimEIAj6I-9iWU97kXbpsjEgsaDvcip2KFGoHlXVahaHwixZVYIe4ifHx2zQW0SlkOiLQXXm3FySRycLBEGkBDU_5T7L1eGlFiibvYM7KGnORhv7JS/s1600/b3zofZS5iJ.jpg
Tucuxi
"Ini tim kita yang merancang, tidak meniru dan itu memalukan kalau kita meniru. Tapi memang design mendekati Lamborgini tapi kita tidak mencontek," urainya.

Tim Putra Petir bermarkas di Perusahaan karoseri dan bengkel Yogyakarta, Kupu-Kupu Malam. Sejauh ini, Selo sudah dikembangkan hingga generasi ketiga, berdasarkan model awal dari Tuxuci. Mobil ini dibangun dengan baterai 135 kilowatt dan mesin 180 tenaga kuda.

Untuk mewujudkan harapan adanya mobil listrik bertema sporty di Indonesia, Dahlan paling tidak sudah menggelontorkan uang pribadi miliaran rupiah. Buat proyek Selo saja, investasinya mencapai Rp 3 miliar. Selain Selo, Tim Putra Petir juga mengembangkan Gendhis, mobil jenis MPV kelas atas serupa Toyota Alphard.

Sebelumnya, Dahlan berkali-kali mengatakan bahwa tidak ada ruginya berinvestasi membangun mobil listrik. Sebab, di masa mendatang, teknologi ini dapat menjadi alternatif terhadap kendaraan berbahan bakar minyak. Terbukti, kata Mantan Dirut PLN itu, pemerintah Amerika, Jepang, dan Eropa, juga selalu menyisihkan anggaran negara untuk riset-riset kendaraan bertenaga listrik.

"Mobil listrik di sana belum lama dikembangkan. Jadi kalau kita mulai mengembangkan mobil listrik saat ini saya rasa tidak akan ketinggalan," kata Dahlan saat berpidato di hadapan mahasiswa UGM (31/8).

 Dengan mobil listrik, Bandung - Sukabumi cuma Rp 37.000

Mobil listrik dipercaya menjadi salah satu alternatif dalam menghemat pengeluaran masyarakat dalam membeli BBM subsidi untuk kendaraan. Terlebih setelah pemerintah beberapa waktu lalu menaikkan harga BBM subsidi menjadi Rp 6.500 per liter.

Pencipta mobil listrik Ahmadi, Dasep Ahmadi mengatakan mobil listrik cukup irit dibawa dalam perjalanan. Dari hasil tes yang dicoba, mobil listrik setelah dikalkulasi dengan perbandingan harga BBM subsidi, hanya menghabiskan Rp 37.000 perjalanan dari Bandung ke Sukabumi.

"Biayanya Rp 37.000 Bandung - Sukabumi itu dan ini enggak ada polusi lagi. Kami berusaha siap dan didukung Kemenristek tahun ini tahun depan kami siapkan mobilnya (produksi)," ucap Dasep di Monas, Jakarta, Minggu (22/12).

Selain Dasep, perakit mobil listrik sport Selo, Ricky Desai mengatakan mobil listrik adalah mobil masa depan. Tim putra petir garapan Menteri BUMN Dahlan Iskan terus mengembangkan mobil listrik walaupun pernah gagal dengan Tucuxi yang pernah hancur menabrak tebing awal tahun ini.

"Kami tidak menyerah satu jam setelah kecelakaan (Tucuxi), Pak Dahlan minta terus mengembangkan mobil sedan sport yang punya gearbox. Kami menyelesaikan dalam 5 bulan," tegasnya.

Namun demikian, Ricky mengakui masih ada beberapa kekurangan mobil listrik seperti air conditioner (AC). Pihaknya masih terus mengembangkan pendingin agar tidak boros baterai.

"Beberapa komponen yang belum maksimal seperti AC tapi kita terus kembangkan agar tidak boros baterai. Ada kemungkinan dalam pengujian tidak memakai target itu (AC) karena belum dioptimalkan," tutupnya.(mdk/ard)

 Cerita peneliti LIPI kembangkan mobil listrik contek Timor

Cikal bakal mobil listrik di Indonesia telah dikembangkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mulai dari tahun 1997. Kini LIPI telah menciptakan mobil listrik merek Hevina dengan mencontek design mobil nasional di akhir era Soeharto, Timor.

Koordinator Penelitian Lipi, Hafid menceritakan setelah mengembangkan mobil listrik tahun 1997, pihaknya terus menyempurnakan pada 2004. Pada masa tersebut beberapa tipe mobil listrik buatan LIPI sudah dirancang dan digunakan untuk rumah sakit dan patroli polisi.

"2004 kami mengeluarkan beberapa tipe gold untuk rumah sakit dan patroli polisi. Misi kami usung kemandirian khusus bidang transportasi energi listrik sumber energi di kendaraan. Mewudukan kemandirian energi sektor transportasi," ucap Hafid di pameran rakyat mobil listrik Kemenristek di Monas, Jakarta, Minggu (22/12).

Pada tahun 2012, Hevina terus dikembangkan dan dibiayai oleh Kemenristek. Hafid mengakui platform mobil listrik Hevina menggunakan platform Timor yang kemudian di design ulang. Kini mobil Hevina sudah bisa beroperasi dengan kecepatan 140 km/jam.

"Platform Timor kami desain ulang. Sekarang bisa 140 km per jam dan menempuh 130 km sekali charge. Ada teknologi juga dimana disaat perlambatan, penurunan bsa mengisi sendiri dan menambah jarak tempuh kemampuan secara teknis," jelasnya.

Mobil listrik Hevina juga telah mengembangkan beberapa teknologi seperti pengamanan ketika melewati banjir, teknologi mesin akan mati sendiri secara otomatis ketika dicas serta masih banyak fitu lain yang ditambahkan.

"Mudah-mudahan bisa diterima masyarakat Indonesia. Ini prototype riset. Mungkin masih ada kelemahan dari 2009 sampai sekarang, tapi belum ada kendala yang serius," tutupnya.

 BSN ingin Indonesia jadi kiblat standar mobil listrik dunia

Badan Standardisasi Nasional (BSN) bermimpi menjadikan Indonesia sebagai kiblat standar mobil listrik internasional. Pemerintah saat ini terus menyempurnakan mobil listrik Indonesia seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Tim Putra Petir bentukan Menteri BUMN Dahlan Iskan.

Kepala BSN Bambang Prasetya mengatakan proses standardisasi mobil listrik nasional saat ini masih terus berjalan. Bambang ingin nantinya dunia internasional akan mencontek Indonesia dalam hal standar mobil listrik.

"Kalau kita bisa menciptakan standar baru kenapa tidak. Negara lain memang lebih dulu mengembangkan mobil listrik, tapi kalau sama-sama start kita lebih cepat dan mendikte internasional. Ke depannya kita buat standar sendiri. Kita jadi leader sekarang jangan jadi pengikut terus," ucap Bambang di Monas, Jakarta, Minggu (22/12).

Bambang mengaku akan terus mendukung mobil listrik Indonesia dari sisi standardisasi. Bambang juga berharap nantinya masyarakat bisa menyukai dan menggunakan mobil bertenaga baterai ini sebagai alat transportasi utama.

Untuk menyosialisasikan mobil listrik, Bambang mempunyai cara sendiri yaitu dengan gerak nasional seperti penggunaan batik pada hari Jumat setiap kerja. Dengan gerak nasional Bambang yakin mobil listrik nantinya akan mendunia.

"Kita mendukung aspek standar. Semua dipastikan jalan sesuai dengan spesifikasi baku. Mudah-mudahan gerak nasional seperti Batik akan berhasil. Jadi ada gerak nasional seperti India pejabat dan taksi menggunakan mobil listrik," tutupnya.(mdk/ard)


[Foto] Pesta Rakyat Teknologi Kendaraan Listrik

Mobil listrik Dahlan mejeng di pesta rakyat Kemenristek

Jakarta Kementerian Ristek dan Teknologi pagi ini, Minggu (22/12) mengadakan acara pameran mobil listrik di Monumen Nasional (Monas), Jakarta dengan tema 'Pesta Rakyat Teknologi Kendaraan Listrik'. Dalam pameran ini ditampilkan mobil listrik buatan 5 putra petir yang merupakan tim Dahlan Iskan.

Dalam acara ini ditampilkan mobil listrik Selo yaitu mobil listrik dengan tipe menyerupai Lamborghini dua pintu. Selain itu, mobil listrik Ahmadi hijau juga juga ikut mejeng di Monas.

Selain itu, mobil listrik buatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yakni Hevina turut dipamerkan ke hadapan khalayak ditemani bus listrik buatan pakar mobil listrik nasional, Dasep Ahmadi.

Acara kali ini dihadiri langsung oleh Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, serta dua orang tim Lima Putra Petir yaitu Dasep Ahmadi dan Ricky Desai.

Ditemui merdeka.com, Ricky sangat senang dengan acara ini karena Menristek sudah mau memfasilitasi guna mendapatkan perizinan uji kelaikan mobil listrik. Menurut Ricky saat ini level mobil listrik Indonesia masih berada di level 7 dan Menristek akan membantu hingga level 9 dan mobil listrik bisa produksi secara masal.

"Ini sudah dibantu dan difasilitasi perizinan. Semoga keluar cepat," ucap Ricky kepada merdeka.com di Monas, Jakarta.

Saat ini acara masih berlangsung. Nantinya, pergelaran ini bakal diakhiri dengan uji coba mobil listrik di jalanan kawasan Monas.(mdk/ard)

Berikut Foto2 mobil listrik karya anak bangsa :

Mobil listrik Selo sport saat melakukan uji coba di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (22/12) Selo adalah mobil listrik sport generasi kedua setelah Tucuxi, yang digagas oleh Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan bersama tim Putra Petir.

Mobil listrik Evina saat melakukan uji coba di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (22/12). Evina adalah sebuah mobil listrik buatan Indonesia yang dirancang oleh Dasep Ahmadi.

Mobil listrik Hevina kategori sedan mewah melakukan uji coba di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (22/12). Mobil ini merupakan hasil ciptaan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Mobil listrik kategori MPV saat sedang melakukan uji coba di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (22/12)

Mobil listrik kategori bus melakukan uji coba di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (22/12)



Mobil listrik Ahmadi saat uji coba dari Monas



  Merdeka 

Kemenristek soal pengembangan mobil listrik

Jakarta Pada saat memperingati Hari Kebangkitan Teknologi tahun 2012 lalu di Bandung, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap pada 2017, Indonesia sudah dapat memproduksi sendiri kendaraan listrik ini. Hal ini disebabkan, menggunakan kendaraan listrik langsung dapat membawa dampak penyelesaian terhadap dua masalah sekaligus, yaitu masalah energi dan masalah lingkungan.

Pada 9 Desember lalu dilakukan ujicoba kendaraan listrik di Kota Surabaya, Jawa Timur. Asisten Deputi Iptek Pemerintah Kemenristek Pariatmono beserta para insan iptek kendaraan listrik memulai lagi usaha menguji coba kendaraan listrik hasil dari inovasi anak bangsa.

Uji coba tersebut mendapat sambutan antusiasme yang tinggi, tidak hanya pada kalangan pemerintah dan ilmuwan, tapi semangat keingin-tahuan juga terpancar dari masyarakat, pengusaha dan media. Hal ini tentu saja menimbulkan optimisme bahwa kendaraan listrik ini dapat segera menjadi industri di Indonesia.

Mengenai alasan pengembangan mobil listrik, Pariatmono mengatakan penggunaan BBM untuk sektor transportasi, menunjukkan bahwa energi fosil dihabiskan oleh mobil pribadi dan angkutan barang. Jika sepeda motor juga dianggap sebagai angkutan pribadi, konsumsi BBM keduanya mencapai hampir separuh dari BBM yang tersedia untuk transportasi. Sementara itu untuk bus, penggunaan BBM hanya mencapai kurang dari sepersepuluh BBM yang digunakan oleh sektor transportasi.

Keadaan ini tentu perlu diperbaiki. Upaya-upaya perlu dilakukan agar penggunaan BBM di jalan raya lebih banyak diarahkan pada angkutan massal seperti bis, dari pada yang bersifat pribadi. Penggunaan kendaraan massal berbasis listrik seperti bis listrik sudah lebih maju lagi, karena pada satu sisi mendorong penggunaan angkutan massal, sedangkan pada sisi yang lain memajukan alternatif penggunaan listrik yang lebih ramah lingkungan pada sektor transportasi.

Marlip

Dalam lingkungan Ristek yang mengkoordinasikan 7 lembaga penelitian, LIPI sudah terlibat pada riset kendaraan listrik sejak 1997, dengan dibuatnya Marlip yang juga berbasis listrik. Marlip ini banyak digunakan sebagai kendaraan golf, rumah sakit, bandara dan lingkungan terbatas lainnya.

Pada tahun 2009, penelitian LIPI mulai memasuki pada kendaraan biasa dengan menghasilkan kendaraan konversi dan kendaraan hybrid. Sejak itu, LIPI telah berhasil melakukan perekayasaan berbagai mobil listrik, yang antara lain pernah juga diuji-coba di Jogja.

Pembicaraan kendaraan listrik tidak pernah dapat lepas dari teknologi kuncinya, yaitu baterai, propulsi dan transmisi, pengisian, platform dan elektronik. Dari ke lima teknologi kunci tersebut, beberapa sudah mencapai kedewasaan, sehingga pengembangannya sudah melambat.

Untuk Indonesia, mengejar ketertinggalan pada teknologi yang sudah dewasa ini akan membutuhkan sumber daya yang besar karena harus bersaing dengan kemajuan di negara-negara lain.

Namun untuk baterai yang menjadi jantungnya kendaraan listrik, pengembangan teknologinya masih akan sangat terbuka pada masa depan. Pada masalah baterai ini, Indonesia tidaklah terlalu tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Karena itu, kebijakan pengindustrian kendaraan listrik harus dibarengi dengan penelitian dalam skala besar dalam masalah baterai.

Penelitian baterai dipusatkan pada mendapatkan baterai yang ringan dan kecil, namun bertenaga besar. Pada tahun ini, Kemenristek menargetkan bahwa penelitian dapat menghasilkan purwarupa baterai hingga 200Wh/kg yang diharapkan dapat diproduksi secara massal pada tahun 2014. Target ini terus-menerus ditingkatkan, hingga mencapai 600 Wh/kg pada tahun 2018 yang juga merupakan target penelitian dari banyak negara maju.

Industrialisasi kendaraan listrik tentunya tidak dapat dipisahkan dari usaha meningkatkan Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) produk kendaraan listrik tersebut. Hanya purwarupa-purwarupa yang mencapai TKT9 sajalah yang secara layak dapat diproduksi massal oleh industri yang kemudian pada gilirannya dapat memutar roda ekonomi.

Untuk mencapai TKT9, anak tangga yang harus dilalui merupakan perjalanan yang panjang. Dimulai dari riset dasar, pengujian pada lingkungan buatan atau laboratorium, hingga pengujian dalam lingkungan sebenarnya.

Pengujian purwarupa dalam lingkungan sebenarnya, yang merupakan tahapan penting dalam proses industrialisasi kendaraan listrik.

Uji coba akan dilakukan di lima kota besar di Pulau Jawa, dimulai dengan Jogjakarta, terus ke Bandung, dilanjutkan dengan Solo, lalu Surabaya dan berakhir di Jakarta.

Uji coba yang dilakukan pada berbagai kota tersebut, diharapkan dapat menggairahkan tidak hanya para peneliti dan perekayasa di kota-kota tersebut untuk pengembangannya, tapi juga yang terpenting adalah peningkatan peran serta masyarakat, sehingga pada akhirnya terjadi pengurangan pemakaian BBM dan lingkungan hidup kita menjadi terjaga kelestariannya.

Dalam upaya industrialisasi kendaraan listrik ini, yang diperlukan tidak hanya hard technology dalam bentuk purwarupa dan baterai, namun juga dalam bentuk soft technology seperti pembudayaan, penyebar-luasan, kebijakan hukum, industrialisasi dan pendidikan. Kedua aspek tersebut, harus digarap bersama-sama secara serius agar pencapaian yang tinggi di bidang IPTEK dapat berlanjut menjadi perputaran roda ekonomi.(ADV)


  Antara  

Menristek targetkan 2017 mobil listrik lokal diproduksi massal

http://us.images.detik.com/customtv/2013/12/1386723771.75.jpg?w=300Jakarta Upaya pemerintah untuk menggenjot pembuatan mobil murah dan ramah lingkungan lokal hingga siap diproduksi secara massal terus dilakukan. Salah satunya mobil listrik. Apalagi kendaraan tersebut tengah menjalani uji coba level tujuh.

"Mobil listrik sekarang yang coba dijalani level 7, kalau tidak ada masalah besar, minor-minor saja masuk ke level 8, yang bisa diproduksi massal itu level 9, nah itu lebih banyak persiapan untuk mencetak alatnya, kan kalau mau banyak kan harus buat alat cetak kan, sekarang masih manual," ujar Menristek Gusti Muhammad Hatta di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/12).

Sejauh ini, lanjut Gusti, sejumlah kementerian dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah siap bekerja sama demi memproduksi mobil listrik. Ditambah dua perusahaan swasta nasional yang sudah meluncurkan dua mobil listrik terlebih dahulu.

"Sudah banyak kementerian yang siap, pesannya banyak ini sekarang. Kita sudah ada dua swasta yang siap memproduksi, punya Dasep dan yang di Jogja itu," tandasnya.

Lalu, kapan mulai diproduksi massal? "Kalau PSB kita maunya 2017 sudah (massal)," pungkasnya.(mdk/bim)


  Merdeka  

Solo Siap Jadi Daerah Percontohan Mobil Listrik

Mobil listrik jenis multi purpose van (MPV) di Balai Kota Bandung, Selasa (26/11).   (Republika/Edi Yusuf)SOLO -- Kota Solo siap menjadi daerah pelaksanaan proyek percontohan pengembangan mobil angkutan massal bertenaga listrik yang tengah dikembangkan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).

"Ya apabila nanti mobil itu sudah selesai diuji coba, Solo siap dipilih sebagai tempat pilot proyek pengembangan mobil angkutan massal dengan tenaga listrik ini, kami siap untuk mendukung program pemerintah pusat ini," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Surakarta, Kamis.

Pada Kamis ini, Wali Kota FX Hadi Rudyatmo mengikuti uji coba pengoperasian bus menggunakan tenaga listrik (mobil listrik) bersama Menristek Gusti Muhammad Hatta dengan rute Solo Techno Park - Monumen Pers Nasional pulang pergi (PP).

Wali Kota mengatakan pengembangan angkutan massal dengan kendaraan listrik itu sesuai dengan program yang dicanangkan Pemerintah Kota Solo, yaitu mewujudkan kota bebas polusi udara.

"Ya kalau kotanya bersih pasti rakyatnya akan sehat dan kalau ini sudah dicapai juga tidak akan mudah diserang penyakit," katanya.

Pemerintah Kota Surakarta juga mempunyai Solo Techno Park, sehingga jika nanti kendaraan listrik nasional yang dikembangkan oleh Kemenristek itu sudah diproduksi massal maka Solo juga bisa membantu dalam pembuatan suku cadang.

"SDM yang ada di Techno Park mamupu untuk membuat suku cadang dan alatnya juga sudah lumayan lengkap. Ya apabila ini bisa terwujud akan juga mengurangi pengangguran," jelasnya.

Menristek Gusti Muhammad Hatta mengatakan kendaraan listrik nasional ini telah diuji dan sosialisasi di lima kota besar di Pulau Jawa yaitu Yogyakarta, Bandung, Solo, Surabaya dan terakhir nanti di Jakarta.

"Apabila Solo ingin menjadi pilot proyek kendaraan listrik nasional yang sekarang tengah dikembangkan oleh Kemenristek, ini sangat memungkinkan, karena dari kota-kota itu yang paling siap Solo dan punya Solo Techno Park yang bisa mendukung pengembangan kendaran listrik tersebut," kata Menristek.

Ia mengatakan proses pengembangan proyek mobil listrik nasional harus melalui beberapa tahapan. Untuk pengembangan mobil ini Kemenristek menggandeng perguruan tinggi seperti Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, karena memang membutuhkan tenaganya.

Menristek mengatakan UNS saat ini juga tengah mengembangkan baterai sebagai sumber tenaga kendaraan. Selama ini baterai untuk keperluan itu masih berukuran besar dan berat sementara daya listrik rendah.

Ia berharap kendaraan massal berbasis listrik dapat tersosialisasikan dengan baik sehingga kualitas baterai dapat disempurnakan menjadi lebih efisien, yaitu dengan ukuran kecil namun ringan dan berdaya listrik tinggi.

"Bus yang menggunakan tenaga baterai (mobil listrik) yang diuji coba menempuh rute Solo Techno Park - Monumen Pers Nasional pulang pergi ini bisa lari 100 kilometer per jam dan dapat diatur sesuai kebutuhan, juga nyaman tidak kalah dengan bus yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM)," katanya.


  Republika  

Baterai Mobil Listrik Gendhis Terbakar, Dahlan: Ini Bagian Menuju Kesempurnaan

Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan tidak menyesal baterai mobil listrik pesanannya dari bengkel Kupu-kupu Malam terbakar. Justru ini menjadi pembelajaran menuju kesempurnaan karya anak bangsa.

"Ini bagian pembelajaran untuk kesempurnaan sebuah karya besar anak bangsa sendiri untuk mencapai cita-cita kemandirian bangsa. Tidak ada penemuan karya besar yang tidak melewati lika-liku yang dalam," kata Dahlan dalam keterangan tertulis yang diterima detikFinance, Senin (25/11/2013).

"Pesawat pun tidak akan bisa terbang hebat seperti sekarang dengan mulus. Berbagai kesalahan dan kecelakaan terjadi pada tahap-tahap awalnya," ujarnya.

Dahlan juga sudah meminta insiden yang terjadi kepada mobil rancangan Ricky Elson dkk ini dibuka sejelas-jelasnya untuk kepentingan pembelajaran bagi anak bangsa.

Insiden yang terjadi pada mobil Gendhis berwarna merah putih akhir pekan lalu itu pun tidak besar. Hanya bagian baterai saja yang terbakar, badan serta bagian mobil lainnya masih selamat.(ang/dnl)


  detik  

Mobil Listrik `Gendhis` Terbakar di Sleman

[VIDEO] Mobil Listrik `Gendhis` Terbakar di SlemanSleman : Sebuah mobil listrik karya anak bangsa yang baru saja dipamerkan di ajang KTT APEC di Nusa dua, Bali, terbakar di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mobil listrik yang dinamai Gendhis itu terbakar di dalam tempat penyimpanannya.

Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Minggu (24/11/2013), sebuah mobil yang menjadi simbol kebanggaan karya putra bangsa yang dipamerkan di KTT APEC dilalap api tadi malam.

Mobil bernama gendis ini terbakar di Gamping, Sleman. Mobil yang awalnya terbakar di tempat penyimpanannya di bengkel Kupu-kupu Malam terpaksa dibawa ke lapangan untuk dipadamkan.

Sebelum terbakar, mobil jenis MPV itu dalam kondisi mati tidak sedang diisi baterainya. Diduga kebakaran akibat korsleting di bagian mesin mobil.

2 Karyawan bengkel harus dibawa ke rumah sakit karena terkena gas yang keluar dari mesin mobil. Api baru bisa dipadamkan setelah satu jam kemudian. Kerugian ditaksir mencapai Rp 1 miliar.(Adi/Ism)


  Liputan 6  

Menristek minati mobil listrik untuk diproduksi massal

Teknologi mobil listrik mulai menjadi target Kementerian Riset dan Teknologi untuk diperkenalkan pada masyarakat. Di Yogyakarta, menggandeng UGM dan bengkel modifikasi Kupu-kupu Malam, Menristek Gusti Muhammad Hatta melakukan uji coba terhadap dua mobil buatan kupu-kupu malam.

Dua mobil buatan kupu-kupu malam diberi nama Selo dan Gendis. Menurut Tatar Yoga Nugroho, supervisi Kupu-kupu Malam, Selo didesain sebagai mobil sport dan Gendis sebagai mobil VVIP.

"Kuning Selo, sport car, Gendis VVIP. Perbedaannya dengan mobil biasa jelas yang ini menggunakan listrik," jelas Tatar saat uji coba di kampus UGM, Yogyakarta, Jumat (22/11).

Kedua mobil listrik tersebut memiliki komponen yang sama, hanya saja perbedaan terletak pada power dan speed. Selo dengan konsep sport bisa melaju dengan hingga kecepatan 200 km/jam, sementara untuk Gendis hanya 140 km/jam.

"Untuk uji coba Selo, kita baru mencoba di jalan sampai 120 km/jam, belum sampai 200 km/jam, dan baterai tahan sampai 6 jam pemakaian," ujarnya.

Sementara itu Menristek Gusti Hatta yang mencoba langsung mengendarai Selo mengatakan tidak merasakan perbedaan mobil listrik dengan mobil biasa.

"Sama mengendarai mobil biasa, tapi tentunya perbedaanya ya soal energinya pakai listrik dan ramah lingkungan," kata Gusti.

Gusti menambahkan, dengan capaian seperti ini bukan tidak mungkin Kemenristek akan mengusulkan untuk melakukan produksi masal pada tahun 2015 mendatang. "Ini uji coba sudah masuk level 7 lah, setelah sampai level 9 dan uji coba di alam nyata, kita akan produksi massal," ujarnya.

Dia berharap akan ada dukungan dari kementerian industri dan perhubungan untuk terobosan teknologi mobil listrik tersebut. "Ya harus didukung, pak Presiden juga sudah sampaikan agar mobil transportasi bisa berbasis listrik, seperti bus, kita juga buat bus listrik, nanti akan kita pakai di kementerian-kementerian terlebih dahulu," jelas Gusti.

 Mobil listrik ala 'Lamborghini' karya anak bangsa Rp 1,5 M 

Prototype mobil listrik yang dikembangkan oleh bengkel modifikasi Kupu-kupu Malam Yogyakarta dengan model sport car dengan nama Selo menghabiskan dana Rp 1,5 miliar. Jika akan diproduksi massal, harga mobil itu bisa berkurang hingga 30 persen.

Menurut Tatar Yoga Nugroho, supervisi Kupu-kupu Malam, dengan komponen yang disematkan dalam Selo, nilai Rp 1,5 miliar masih wajar karena hanya memproduksi satu unit dan masih memberi mesin dan baterai.

"Itu karena hanya 1 unit, kalau banyak mungkin lebih murah. Selain itu juga mesin dan baterai masih harus beli," jelas Tatar di kampus UGM, Yogyakarta, Jumat (22/11).

Sementara untuk komponen yang lain, seperti bodi dan chasis diproduksi sendiri oleh Kupu-kupu Malam. "Untuk yang lainnya kami produksi sendiri, kira-kita 5 bulan kita kerjakan Selo sampai rampung dan siap jalan," ujarnya.

Menteri Riset dan Teknologi Gusti M Hatta yang menjajal Selo memperkirakan, jika mobil listrik tersebut diproduksi massal, biaya bisa ditekan hingga 30%.

"Kalau produksi massal, otomatis harga turun, bisa sampai 30%, tentunya murah dan ramah lingkungan," ujar Gusti.

Gusti mengaku optimis pada tahun 2016 mendatang Indonesia bisa memproduksi massal mobil listrik. "Targetnya 2016 bisa produksi massal," pungkasnya.

Selain Selo, Kupu-kupu malam juga membuat prototype mobil listrik jenis MPV yang sudah ditampilkan di perhelatan APEC di Nusa Dua Bali, Oktober 2013 lalu.(mdk/bal)



Keris UI Tembus Rekor

Nakoela Hore dan Arjuna Hore milik mahasiswa UI. (Foto: dokumentasi UI)JAKARTA - Dua tim dari mahasiswa Universitas Indonesia (UI) menyumbangkan prestasi di tingkat nasional. Karya mereka yang berbentuk mobil prototype bensin dan listrik ini didapuk sebagai juara pertama dalam ajang Indonesia Energy Marathon Challenge (IEMC) 2013. Tim yang bernama Nakoela Hore berhasil mencetak rekor Indonesia dengan pencapaian satu liter bensin untuk 1.027 km.

Tidak hanya Nakoela Hore saja, UI juga mengirimkan tim yang lain yaitu Arjuna Hore dengan mobil prototype listrik dengan nama yang sama yakni Keris EV. Tim Arjuna Hore berhasil meraih juara pertama dengan pencapaian 252 km/kWh. Pencapaian tersebut meningkat dibandingkan tahun lalu yaitu 165 km/kWh.

Menyusul di peringkat dua untuk kategori prototype Listrik adalah Tim Bumi Siliwangi 3 dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dengan pencapaian 236,9837 Km/kWh. Sedangkan pada kategori prototype bensin, peringkat kedua diraih oleh tim dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya dengan pencapaian 677,9639 km/L.

Tim Nakoela Hore terdiri dari 11 mahasiswa Fakultas Teknik (FT) UI dan satu mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI angkatan 2010. Sedangkan tim Arjuna Hore terdiri dari sembilan mahasiswa FTUI, satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI, dan satu mahasiswa Fakultas Farmasi (FF) UI. Kedua tim tersebut tergabung dalam "UI Supermileage Vehicle" yang merupakan sebuah perkumpulan automotif bentukan mahasiswa UI dengan moto "We design, build and race the best vehicles with the best efficiency".

General Manager (GM) Tim UI Supermileage Vehicle Muhammad Fikri yang juga tergabung dalam tim Arjuna Hore mengatakan, keunggulan yang ditawarkan tim Nakoela maupun Arjuna Hore ada pada desain mobil yang aerodinamis dan ringan. Serta teknik pembuatan menggunakan sandwich fiber dengan metode hand lay-up dan mesin dengan kompresi tinggi dan dua busi.

"Para anggota tim melakukan transmisi yang pas, serta desain dan struktur vehicle yang presisi dan balance," ujar mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2010 itu, seperti dikutip dalam siaran pers yang diterima Okezone, Kamis (21/11/2013).

Hebatnya lagi, UI Supermileage Vehicle juga akan mengirimkan wakilnya untuk kategori prototype bensin dan urban concept gasoline di ajang Shell Eco Marathon Asia 2014 di Filipina pada Februari 2014. Mau enggak mau, UI harus mengikuti zaman yang serba modern melalui kegiatan penelitian dan pengembangan berbasis teknologi demi kemajuan bangsa Indonesia.

Diharapkan, melalui mobil karya mahasiswa tersebut, dapat menjadi solusi akan kebutuhan transportasi Indonesia yang irit bahan bakar, efisien, dan ramah lingkungan. (ade)


  Okezone  

Ketangguhan mobil listrik Dahlan diuji di lima kota

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRec0P6V4R_Sq-N1AJtriYpQTlq5b2YG9DrW0zspSrMct3h_VZL
Selo
Mimpi Menteri BUMN, Dahlan Iskan untuk mengembangkan mobil listrik di Indonesia sudah di depan mata. Mobil listrik generasi kedua ini menjalani uji kelayakan pada 20-26 November 2013. Uji kelayakan atau sertifikasi layak jalan ini dilakukan oleh Kementerian Riset dan Teknologi di lima Kota Indonesia. Dua tipe mobil listrik, yakni Selo dan Gendis sedang uji kelayakan di Jogjakarta.

"Saat ini sedang diuji di Jogjakarta, di komplek UGM tapi bukan UGM yang buat," ujar Dahlan usai rapat pimpinan (rapim di PT. DKB, Tanjung Priok Jakarta, Kamis (21/11).

Tujuan dari pengujian kelayakan jalan tersebut agar diketahui apa kekurangan mobil listrik buatan Dasep Ahmadi tersebut. Jika ada kekurangan maka akan diperbaiki kembali.

"Semangat Menristek adalah semangat memajukan teknologi bangsa," ucapnya.

Pengujian kelaikkan mobil listrik yang dilakukan di lima kota Indonesia sekaligus sebagai ajang sosialisasi ke masyarakat yang lebih luas. Sehingga, surat sertifikasi kelaikkan mobil listrik hanya menunggu waktu saja.

"BUMN hanya mempromotori saja,"katanya.

Dahlan pun akhirnya mengaku lega, kementerian Riset dan Teknologi yang menjadi penguji kelaikkan mobil listrik. Sebab, selama ini nasib mobil listrik gagasan mantan dirut PLN terombang-ambing di Kementerian Perhubungan.(mdk/idr)


  Merdeka