Tampilkan postingan dengan label ITB. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ITB. Tampilkan semua postingan

Mahasiswa ITB Bikin Game Kucing Edan

http://rionaldoputra.files.wordpress.com/2011/05/logo-itb.jpgBandung--Sekelompok mahasiswa ITB membuat game unik bagi para penggemar kucing. Memakai tokoh utama kucing jantan bernama Niew, pemain diajak berpetualang sekaligus menjaga rumah pemiliknya dari berbagai hama. Game karya Wonderworks Studio itu berjudul Niew's Tale.

Menurut anggota tim Rido Ramadan, game garapan 9 orang itu dirintis setahun lalu. Baru  di acara pameran karya inovasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB di Aula Barat, Kamis, 28 November 2013, mereka mengenalkan game itu ke publik. "Sekarang baru 11 level. Akhir tahun ini ditargetkan sudah bisa dijual sampai 25 level," katanya kepada Tempo di sela acara.

Game itu awalnya mereka buat untuk ikut lomba. Gagasan memakai tokoh kucing berawal dari seekor kucing yang melompat naik ke meja saat mereka makan di sebuah warung. "Kebetulan kami juga penggemar kucing, jadi sepakat bikin game kucing yang rusuh tapi keren," ujar dia. Tugas kucing di rumah itu seperti menangkap tikus, kecoak, dan ada tantangan seperti adu cepat mengejar sinar laser, serta menjadi 5 kucing terbaik di rumah pemiliknya.

Tempo sempat menjajal game itu di telepon seluler pintar. Pemain cukup menggerakkan ujung jari agar kucing bergerak mengerjakan tugasnya. Untuk berburu hama dengan cepat, ada 5 jenis gerak yang bisa dipilih semua atau beberapa saja, seperti maju, mundur, lompat, dan berputar. Kucing pun tampil sangat lincah dan atraktif seperti keedanan.

Menurut anggota tim lainnya, Al-Ghazali, mereka sudah menemukan game play yang diinginkan. "Hanya cara bermain di beberapa level yang masih perlu dikembangkan sekarang," katanya. Selain untuk di layar ponsel, game itu juga sedang dikembangkan untuk bisa dimainkan di layar dengan stick game. Sejauh ini mereka belum pasang harga untuk game tersebut. Nantinya permainan itu akan mereka jual di Windows Store.


  Tempo 

Buzzle Mall, Aplikasi Karya Anak Bangsa yang Diakui Dunia

Thumbnail
Arnold, David, dan Gerard---MI/ IMMANUEL ANTONIUS
PERNAH punya pengalaman tersesat dan merasa terbuang waktu sia-sia gara-gara sulit mencari suatu toko di mal? Tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) ini berhasil menemukan solusinya.

Arnold Nugroho Sutanto, David Soendoro, dan Gerard Edwin merupakan tiga sekawan yang membentuk Buzzle Indonesia, perusahaan start-up teknologi informasi (TI), yang akhirnya melahirkan aplikasi perdana mereka yang bernama Buzzle Mall.

Melalui buah karya ini, David dan kawan-kawan memboyong juara ke-3 kompetisi internasional Ericsson Application Awards (EAA) 2012. Bersaing dengan 140 tim dari berbagai negara, tim ini menjadi satu-satunya tim dari Asia Tenggara yang pernah menjuarai EAA selama tiga kali penyelenggaraan kompetisi tersebut. Aplikasi ciptaan mereka dinilai sangat sesuai dengan tema yang diangkat EAA, Network society

Buzzle Mall adalah aplikasi mobile berbasis lokasi yang berjalan di OS BlackBerry dan Android. Aplikasi ini merupakan panduan digital pusat berbelanjaan. Dengan aplikasi tersebut, pengunjung pusat perbelanjaan bisa mengetahui informasi terbaru seperti info acara, promosi atau daftar toko yang ada di mal lewat perangkat mobile.

Jika tersesat atau bingung, pengguna ponsel juga bisa mengaktifkan fitur navigasi. Fitur ini akan membantu mengarahkan pengguna ponsel atau pengunjung mall ke toko yang diinginkan.

Pemilihan nama Buzzle terinspirasi dari Buzz di Yahoo! Messenger, dan menggunakan lambang lebah yang identik dengan bunyi buzz.

Menurut David, sebelum bertemu Arnold dan Gerard, dia dan dua teman lainnya pernah mengikuti Entrepreneur Star ITB, sebuah lomba business plan di tahun 2011 dan mendapat juara pertama. Waktu itu belum berbentuk aplikasi Buzzle Mall seperti sekarang. Namun, idenya mirip dan lebih general.

''Sayangnya, setelah kuliah, tim ini terpecah karena masing-masing sibuk dengan profesinya,'' ujar David.

Lalu akhirnya David bertemu dengan Arnold dan Gerard yang memiliki semangat yang sama. Mereka kemudian mengikuti sebuah program inkubasi yang diselenggarakan sebuah perusahaan venture (venture capital) asal Singapura, yang biasa memberikan pendanaan start-up di Indonesia. ''Kami digembleng dan di-mentoring selama 100 hari di Jakarta, dan akhirnya terciptalah aplikasi Buzzle Mall ini,'' ujar David. (Dok.MI)


  MetroTv 

Mahasiswa ITB Juara Dunia Cyber Security

Temuan Mahasiswa ITB Juara Dunia Cyber SecurityBandung - Firman Azhari, mahasiswa S-2 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, meraih juara dunia Cyber Security di London, Inggris. Ia menciptakan inovasi berupa perangkat lunak yang bisa mendeteksi aman tidaknya kartu pembayaran berteknologi Near Field Communication (NFC).

Lomba tersebut digelar oleh Kaspersky, sebuah industri perangkat lunak yang berpusat di Moskow, Rusia. Industri tersebut fokus pada keamanan sistem teknologi informasi. Menurut dosen pendamping Firman, Suhono Harso Supangkat, final lomba berlangsung 25-27 Juni 2013 di Universitas Royal Holloway, London. "Final diikuti 14 peserta dari 10 negara yang lolos babak penyisihan," ujarnya, Senin, 1 Juli 2013.

Sebelumnya, Firman, 23 tahun, lolos sebagai juara regional Asia Pasifik saat lomba di Singapura pada Maret lalu. Adapun dewan juri babak final berasal dari kalangan industri bidang keamanan informasi dan kalangan universitas, seperti Delft University, Belanda; dan Plymouth University, Inggris.

Firman menemukan perangkat lunak (software) pemeriksa keamanan kartu pembayaran berteknologi NFC. Teknologi itu sangat memudahkan pemilik kartu, karena cukup hanya mendekatkan kartu ke mesin pembaca data (reader) sejarak 2-3 sentimeter lalu proses transaksi selesai.

Temuan Mahasiswa ITB Juara Dunia Cyber Security

Firman Azhari, mahasiswa S-2 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, menjadi juara dunia Cyber Security. Firman menemukan perangkat lunak (software) bernama NFC Inspector. Aplikasi buatan sendiri ini berguna untuk memeriksa keamanan kartu pembayaran berteknologi NFC.

Sejumlah bank, penyedia jasa hiburan, atau pengelola gedung di Indonesia, misalnya, telah memakai kartu berteknologi NFC untuk pembayaran atau akses masuk. Teknologi itu sangat memudahkan pemilik kartu. Cukup mendekatkan kartu ke mesin pembaca data (reader) sejarak 2-3 sentimeter, transaksi pun selesai.

Di balik kemudahan itu, Firman menemukan keamanan sejumlah kartu berteknologi NFC di Indonesia masih lemah. "Pengamanannya masih setengah-setengah, tapi ada juga yang sudah penuh sehingga sulit dibobol," ujarnya kepada Tempo pada Maret lalu. Pelaku yang bisa membobol kartu NFC, kata dia, hanya orang-orang pintar yang melek teknologi.

Sejauh ini, belum terdengar kasus semacam itu di Indonesia. Namun, di sejumlah negara Eropa, seperti Belanda, itu pernah terjadi. "Sekarang Jepang sudah mengamankan kartu-kartu NFC dengan pengamanan tinggi," ujarnya.

Aplikasi dan temuan Firman menjadi semacam alarm bagi keamanan kartu jenis tersebut di Indonesia.

  Tempo  

ITB: Kerusakan Lingkungan di Kepulauan Seribu Makin Parah

Sejumlah siswa sekolah naik di atas perahu pulang ke pulau di Kepulauan Seribu dari Dermaga Pulau Pramuka, Jakarta, Jumat (17/2). (Republika/Wihdan Hidayat)Sejumlah siswa sekolah naik di atas perahu pulang ke pulau di Kepulauan Seribu dari Dermaga Pulau Pramuka, Jakarta, Jumat (17/2). (Republika/Wihdan Hidayat)

JAKARTA--Tim Ekspedisi Fortuga, sebuah ekspedisi yang dilakukan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1973 menemukan kerusakan lingkungan yang makin parah di wilayah Kepulauan Seribu.

"Pulau Pari, misalnya, kondisi lingkungan dan biota laut, termasuk terumbu karangnya, sudah rusak parah sehingga dikhawatirkan akan mengganggu ekosistem dan kelangsungan pulau tersebut dan juga berdampak pada kelanjutan ekosistem laut," kata Ketua Tim Ekspedisi Fortuga ITB Iwan Hignastio di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu, Sabtu.

Timnya menemukan kerusakan itu terutama terjadi akibat abrasi, bahkan di beberapa pulau telah melampaui panjang 2 meter.

Ia mengatakan bahwa kerusakan ekosistem terumbu karang, antara lain, disebabkan oleh polusi dari sampah yang dibawa sungai-sungai yang bermuara di Teluk Jakarta sehingga menyebabkan kondisi sungai tersebut tercemar.

"Menyusutnya hutan bakau akibat penebangan yang tidak terkontrol sehingga menyebabkan abrasi atau pengikisan pantai karena tidak ada lagi yang menahan gelombang dan arus laut," katanya.

Ia menambahkan, akibat abrasi itu, luas pulau makin menyusut, makin banyak bagian pulau-pulau yang terendam. Padahal pihaknya memprediksikan di wilayah Kepulauan Seribu, terutama di kawasan lepas pantainya, terkandung potensi minyak hingga 2 miliar barel yang belum dieksplorasi.

"Seharusnya 'harta karun' yang di bawah ini bisa digunakan untuk menyelesaikan persoalan di 'atas'-nya," katanya.

Untuk itu, pihaknya menggandeng salah satu sponsor PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TMI) dalam upaya pelestarian lingkungan di kawasan Kepulauan Seribu melalui upaya penanaman mangrove dan restrukturisasi terumbu karang di Pulau Pari dan sekitarnya.

Penanaman mangrove dan restrukturisasi terumbu karang di Kepulauan Seribu tersebut berlangsung pada hari Sabtu, yang dilakukan oleh Presiden Komisaris TMI Hengky Setiawan didampingi oleh Kelana Budi Mulia (Muli), Ketua Fortuga dan puluhan anggota tim ekspedisi.

Kepulauan Seribu merupakan lokasi dari rangkaian akhir Ekspedisi Fortuga, sebuah ekspedisi yang dilakukan alumni ITB angkatan 73 dalam menjelajah wilayah-wilayah Indonesia, khususnya dalam pelestarian lingkungan hidup.


  Republika  

ITB BUKA Program Strata Dua Ciber Security

BANDUNG — Institut Teknologi Bandung akan membuka program pendidikan strata dua bidang keamanan siber atau ciber security pada September 2013.

Pembukaan program baru bidang studi yang masih langka di Indonesia itu didasarkan pada kebutuhan keamanan siber di tengah maraknya ancaman serangan peretas terhadap laman-laman pemerintah dan swasta, kata Wakil Rektor ITB Bidang Riset dan Inovasi, Profesor Wawan Gunawan Abdul Kadir.

“Salah satu hal yang melatarbelakangi adanya program studi ini karena untuk menjawab kebutuhan keamanan di dunia digital atau teknologi komunikasi dan informasi di tengah makin maraknya serangan hacker pada situs-situs pemerintah, swasta, maupun personal,” kata Wawan di Bandung, Kamis (23/5).

Ia menjelaskan, untuk angkatan pertama program S2 ini akan berada di bawah naungan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB.

Namun, kata dia, angkatan pertama ini belum dibuka untuk umum, tetapi khusus bagi alumni STEI yang mengikuti program “fast track” di prodi yang punya background informatika.

“Tapi ke depan, program pertama di Indonesia ini akan dibuka untuk umum, termasuk untuk mewadahi para hacker,” kata Wawan.

Menurut dia, selama ini STEI ITB memang berkonsentrasi di bidang sekuriti ICT. Faktor keamanan ICT ini menjadi poin penting yang harus selalu terjaga dari ancaman pembobolan oleh hacker, virus komputer dan lain-lain.

“Sebagai contohnya dari situs Presiden RI hingga situs PVMBG Badan Geologi menjadi sasaran hacker. Karena itulah STEI ITB membuka program S2 yang berkonsentrasi di bidang anti-hacker itu,” katanya.

Dikatakan, dalam pembukaan program tersebut ITB mendapat bantuan dari Korea Selatan yang kini tengah konsentrasi mengatasi serangan para peretas dunia maya.

“Kami mendapat bantuan dana yang totalnya mencapai 5 sampai 6 juta dolar Amerika dari Korea Selatan. Dana ini untuk membangun Center Sekuriti IT di Kampus ITB Jatinangor, Sumedang, yang terdiri dari kampus, labolatorium, dan fasilitas lainnya yang terkait dengan keamanan TI,” tambahnya. (Antara/nj)

Ia menambahkan, ITB juga membuka kerja sama dengan Lembaga Sandi Negara dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. (Antara/nj)


  Kabar24 

ITB Gaet Telkomsel untuk Kerja Sama Teknologi

ITB Gaet Telkomsel untuk Kerja Sama TeknologiBANDUNG - Institut Teknologi Bandung (ITB) menjalin kerja sama dengan Telkomsel untuk pengembangan konten, layanan komunikasi, sistem informatika dan tata kelola organisasi. Kerja sama selama tiga tahun itu diwujudkan dalam bentuk kajian, riset, pengembangaan, hingga penerapan teknologi.

Hal itu terungkap dalam penandatanganan nota kesepahaman dua pihak yang dilakukan di sela-sela konferensi e-Indonesia Initiatives Forum di Aula Barat ITB, Kamis (23/5/2013).

Bertindak mewakili ITB adalah Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi, Wawan Gunawan Abdul Kadir, sementara Direktur Utama Telkomsel, Alex Sinaga, hadir secara langsung. Penandatanganan juga disaksikan oleh Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia, Arief Yahya.

Menurut Rudolf Hermanses, Head of Synergy Management Group Telkomsel, kerja sama ini meliputi berbagai bidang, terkait konten dan layanan baru, tata kelola yang aman, nyaman, dan akuntabel, hingga riset penghematan energi. Salah satu bentuk kerja sama adalah peralatan yang disediakan Telkomsel untuk penelitian.

"Tentunya ada juga bantuan berupa dana," ujar Hermanses tanpa menyebut angkanya.

Alex mengharapkan kerja sama itu bisa menghasilkan kajian maupun konten lokal yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.Dalam konferensi yang sama, juga ditandatangani nota kesepahaman antara Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan empat perguruan tinggi yakni ITB, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, serta Institut Teknologi Sepuluh November tentang beasiswa program Chief Information Officer.


  Kompas  

Aplikasi Scan Pembuluh Darah Mahasiswa ITB Curi Perhatian

http://images.detik.com/content/2013/05/16/398/juara4.jpgTokyo - Tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berhasil membuat aplikasi pemanfaatan pembuluh darah menarik perhatian Fujitsu. Selain diboyong ke Jepang, hasil karya mereka juga akan dibantu ke tahap komersil setelah tampil jadi juara Fujitsu Innovation Challenge 2013.

Aplikasi yang dikembangkan oleh Bagus Hanindito, Wisnu Wijayanto dan Cindy Agustina ini memang unik. Sistem yang mereka buat bisa dipakai untuk sistem absensi sekaligus memeriksa kondisi kesehatan para penggunanya.

Sistem yang mulai dikembangkan itu diklaim lebih baik dari perangkat finger print dalam beberapa hal, umpamanya dari soal higienis. Sebab pengguna tak perlu bersentuhan maka keseterilan perangkat lebih terjaga. Belum lagi soal keamanan di mana sistem ini diklaim tidak bisa disadap.

Aplikasi yang dibuat dari bahasa permograman C++ itu dikembangkan pada platform Fujitsu Palmsecure, hal itulah yang membuat produsen asal Jepang tersebut jatuh hati.

"Aplikasi ini akan kita bawa ke bagian development untuk terus dikembangkan. Nanti para mahasiswa juga akan kami ajarkan bagaimana cara menguangkannya," ujar Nuraini Kurnia, Country Head of Marketing Fujitsu Indonesia, di Tokyo International Forum, 15-16 Mei 2013, yang dihadiri detikINET.

Hingga saat ini aplikasi tersebut masih terus dikembangkan. Bahkan ketiga mahasiswa yang masih duduk di semester 4 itu diminta mempresentasikan hasil karyanya di depan para arsitek software Fujitsu. Jika menarik, bukan tidak mungkin aplikasi tersebut bisa mendatangkan uang bagi ketiga mahasiswa Indonesia ini.

PalmSecure

Teknologi PalmSecure yang diciptakan Fujitsu menggunakan otentikasi pembuluh darah telapak tangan, teknologi ini diharapkan dapat menciptakan aplikasi human-centric yang lebih kuat jika dibandingkan dengan sistem yang hanya menggunakan otentikasi mesin.

Teknologi otentikasi pembuluh darah PalmSecure menggunakan pola vaskular untuk mengidentifikasi data personal. Pengenal pembuluh darah tergolong aman karena otentikasi data terdapat dalam tubuh, sehingga sangat mustahil untuk dipalsukan.

Karakter unik ini telah membuat pengenal pembuluh darah telapak tangan menjadi populer, digunakan khususnya untuk hal keamanan, dan umumnya digunakan untuk sistem waktu kehadiran.

PalmSecure menawarkan solusi yang mudah digunakan dan higienis untuk verifikasi identitas. Alat pendeteksi pembuluh darah telapak tangan dapat digunakan tanpa kontak langsung dan dapat digunakan dengan tangan yang kotor atau kulit tangan yang sedang terluka.

Di Eropa, penggunaan teknologi otentikasi pembuluh darah telapak tangan telah banyak digunakan bersama dengan berbagai aplikasi di bermacam industri seperti finansial, kesehatan, keamanan gedung dan fasilitas layanan publik. Hal ini pun diharapkan bisa dapat segera juga digunakan di Indonesia.(eno/ash)


  ● detik   

Tiga Mahasiswa ITB Masuk Program Nuklir CERN

BANDUNG - Tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) terpilih mewakili Indonesia untuk mengikuti program di organisasi penelitian nuklir Eropa, CERN, di Jenewa, Swiss.

"Partisipasi mahasiswa Indonesia di CSSP 2013 merupakan momen bersejarah karena menandai awal keterlibatan Indonesia secara langsung pada kolaborasi ilmiah global terbesar di dunia, CERN," kata LT Handoko, dari Pusat Penelitian Informatika dan Pusat Penelitian Fisika LIPI dalam keterangan persnya, Selasa (14/5).

Handoko yang juga merupakan kontak CERN di Indonesia mengungkapkan tiga mahasiswa ITB yang terpilih adalah Nathaniel Chandra Harjanto mahasiswa Teknik Fisika, Muhammad Firmansyah Kasim dan Imre Nagi mahasiswa Teknik Elektro.

Program musim panas mahasiswa di CERN akan berlangsung pada bulan Juli dan Agustus mendatang akan diikuti sekitar 250 mahasiswa dari seluruh dunia yang telah melalui seleksi CERN.

"Para peserta CSSP tidak hanya mengikuti perkuliahan terkait, tetapi juga akan dilibatkan secara langsung di aneka eksperimen dalam bentuk berbagai proyek penelitian terdepan di CERN," lanjutnya.

Ia mengatakan kemungkinan salah seorang dari mahasiswa Indonesia akan dilibatkan pada penelitian dengan bimbingan Haryo Sumowidadgo, ilmuwan Indonesia yang bekerja di CERN.

Terkait seleksi untuk mahasiswa Indonesia yang ikut dalam CERN, termasuk dengan melihat potensi siswa untuk meneruskan studi dan menekuni bidang fisika partikel eksperimental atau sains terapan.

Program musim panas di organisasi penelitian nuklir Eropa ini terbuka untuk seluruh mahasiswa dengan latar belakang fisika eksperimen maupun terapan serta bidang teknik rekayasa dan informatika.

CERN atau singkatan dari bahasa Perancis Organisation Européene pour la Recherche Nucléaire,  Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir adalah sebuah kompleks laboratorium percepatan partikel terbesar di dunia yang terletak di perbatasan antara Perancis dan Swis, persis di sebelah barat Jenewa.

Baru-baru ini para ilmuwan CERN, berhasil menemukan partikel sub-atomik yang disebut Higgs Boson atau Partikel Tuhan, sebuah partikel sub-atomik yang memberikan masa pada partikel. (esy/jpnn)


  JPNN  

Mahasiswa ITB Menang Lomba Fujitsu 2013

Mahasiswa ITB Menang Lomba Fujitsu 2013Jakarta - Tim dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) Institut Teknologi Bandung (ITB) beranggotakan Bagus Hanindito, Wisnu Wijayanto dan Cindy Agustina, memenangkan Fujitsu Innovation Challenge 2013. Karya mereka “Attendance Record System with Integrated Body Health Information” terpilih sebagai pemenang.

Selain ITB, Universitas Indonesia dan Universitas Bina Nusantara ikut berpartisipasi dalam lomba dengan total peserta 14 tim itu. Kompetisi bagi para mahasiswa ini bertujuan untuk menciptakan aplikasi inovatif dengan menggunakan teknologi otentikasi pembuluh darah terbaru dari Fujitsu, PalmSecure. Aplikasi dinilai berdasarkan tingkat kreativitas, keaslian, inovasi terbaru, memiliki nilai ekonomis dan berguna bagi masyarakat.

Para pemenang berhak atas hadiah perjalanan ke Jepang untuk mengunjungi kantor pusat Fujitsu, dan melihat secara langsung pabrik PalmSecure serta berpartisipasi dalam Fujitsu Forum 2013 yang diadakan 16-17 Mei 2013 di Tokyo, Jepang.

“Kami mengucapkan selamat kepada para pemenang atas keberhasilan yang mereka raih. Kami juga berterima kasih kepada para peserta lain atas antusiasmenya dalam mengikuti Fujitsu Innovation Challenge 2013, dan menghargai kreativitas mereka dalam menciptakan aplikasi terobosan baru dengan menggunakan PalmSecure,” kata Achmad Sofwan, Presiden Direktur Fujitsu Indonesia dalam rilis yang diterima Tempo, Jumat 10 Mei 2013.

Wisnu Wijayanto, salah satu anggota tim pemenang, mengungkapkan kegembiraannya berkesempatan mengakses dan mempelajari teknologi PalmSecure. “Teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi penggerak kreativitas dan inovasi kami sebagai mahasiswa. Kami percaya inisiatif Fujitsu ini dapat menjadi menjadi salah satu katalis dari masyarakat yang lebih cerdas lagi di Indonesia,” ujarnya.

Teknologi otentikasi pembuluh darah PalmSecure menggunakan pola vaskular untuk mengidentifikasi data personal. Pengenal pembuluh darah tergolong aman karena otentikasi data terdapat dalam tubuh, sehingga sangat mustahil untuk dipalsukan. Karakter unik ini telah membuat pengenal pembuluh darah telapak tangan menjadi populer, digunakan khususnya untuk hal keamanan, dan umumnya digunakan untuk sistem waktu kehadiran.

PalmSecure menawarkan solusi yang mudah digunakan dan higienis untuk verifikasi identitas. Alat pendeteksi pembuluh darah telapak tangan dapat digunakan tanpa kontak langsung dan dapat digunakan dengan tangan yang kotor atau kulit tangan yang sedang terluka.

Di Eropa, penggunaan teknologi otentikasi pembuluh darah telapak tangan telah banyak digunakan bersama dengan berbagai aplikasi di bermacam industri seperti finansial, kesehatan, keamanan gedung dan fasilitas layanan publik. Achmad mengatakan Fujitsu membawa teknologi pembuluh darah biometrik ke Indonesia untuk keamanan yang lebih canggih dan handal.


  Tempo  

Kemendag & ITB Kerjasama Buka Program Studi Ilmu Metrologi

Bandung - Kementerian Perdagangan (Kemendag) bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) menginisiasi pendirian pergururuan tinggi kedinasan setingkat diploma III dengan program studi Metrologi dan Instrumentasi.

Hal ini menyikapi perkembangan teknologi khususnya di bidang kemetrologian atau ilmu pengukuran. Program ini akan diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemetrologian (PPSDMK) Kemendag.

Untuk menindaklanjuti kerjasama tersebut, hari ini Senin (29/4/2013), di Aula Barat ITB, Bandung, Jalan Ganesha, Bandung Sekretaris Jenderal Kemendag Gunaryo dan Rektor ITB Ahmaloka menandatangani piagam kerjasama mengenai pendidikan, penelitian dan pengambdian kepada masyarakat di bidang sumber daya manusia (SDM) perdagangan.

Dalam piagam tersebut dijelaskan, pihak ITB dipercaya oleh Kemendag untuk menyelenggarakan pendidikan Diploma III Akademi Metrologi sebanyak 3 angkatan yang terdiri dari 150 mahasiswa. Beberapa bagian dari proses belajarnya akan dilakukan di Balai Pendidikan dan Pelatihan Kemetrologian Bandung.

Sementara itu Menteri Perdagangan RI (Mendag) Gita Wirjawan berharap, dengan berdirinya Akademi Metrologi ini, Kemendag dapat memenuhi kebutuhan SDM kemetrologian secara mandiri, baik untuk tingkat pusat maupun daerah.

"Kerjasama ini diarahkan dapat membangun kembali pendidikan kemetrologian yang lulusannya sangat dibutuhkan pada saat ini dan masa mendatang," ujar Gita di Aula Barat ITB, Bandung, Jalan Ganesha.

Secara nasional, kebutuhan SDM kemetrologian di pemerintah pusat dan daerah di masa mendatang diperkirakan mencapai 3.000 orang. Hal tersebut dapat diprediksi seiring tingkat penambahan penggunaan alat UTTP yang sangat saignifikan dengan pertumbuhan ekonomi secara nasional melalui transaksi perdagangan baik di dalam maupun luar negeri.

"Oleh karena itu, lembaga pendidikan vokasi kemetrologian ini sangat dibutuhkan, karena lulusannya diharapkan dapat memberikan pelayanan kemetrologian yanga maksimal dan profesional dalam melindungi konsumen maupun produsen dalam proses transaksi," jelasnya.

Gunaryo menambahkan bahwa kerjasama di bidang pendidikan vokasi ini sebetulnya sudah dilakukan sejak tahun 2009 dan berakhir pada Juni 2014.

Kerja sama ini dilakukan melalui Program Adhoc Diploma III Metrologi dan Instrumentasi yang telah meluluskan satu Angkatan, dan telah terserap sebagian besar di sektor pemerintah sebagai kandidat Penera maupun Pranata Laboratorium Kemetrologian baik di daerah maupun pusat.

"Penandatanganan piagam kerjasama ini merupakan perpanjangan kerjasama yang diarahkan pada dukungan dan bimbingan pihak ITB. Hal ini dimaksudkan untuk membangun kembali pendidikan vokasi kemetrologian yang dimiliki Kemendag sejak tahun 1950 yang pada saat tersebut berada di bawah bimbingan ITB," jelas Gunaryo.(hen/hen)


Deteksi Keamanan NFC, Mahasiswa ITB Melaju ke Final Kaspersky Academy Conference 2013

Saat ini teknologi berkembang dengan sangat pesat. Salah satu perkembangan teknologi adalah di dunia maya. Jika dulu transaksi keuangan harus dilakukan dengan membawa sejumlah alat tukar, saat ini semua dapat dilakukan hanya dengan kartu transaksi saja. Dari sini, tampak bahwa keamanan transaksi di dunia maya ini menjadi isu yang sangat penting. Hal inilah yang coba disorot oleh Firman Azhari (Teknik Telekomunikasi 2006) yang berkompetisi dalam Kaspersky Academy Conference 2013 dan berhasil memukau dewan juri yang berasal dari akademisi, praktisi IT, jurnalis, dan ahli dari Kaspersky Lab.

Kompetisi yang bertajuk Cybersecurity for Next Generation 2013 ini dikemas dalam bentuk konferensi yang diikuti siswa dari seluruh dunia. Kompetisi ini dibagi dalam beberapa wilayah (round) yaitu Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Rusia & CIS, serta Asia-Pasifik & MEA (Middle East and Africa). Firman berhasil melaju ke tahap final konferensi yang akan diadakan pada Juni 2013 di Royal Holloway, University of London, Inggris setelah memenangkan penghargaan best paper melalui karyanya yang berjudul "Detection of Security Vulnerability in Indonesian Near Field Communication (NFC) Applications". Firman mengalahkan 14 kontestan lain yang juga turut berkompetisi dalam Asia-Pacific & MEA Round yang diadakan di National University of Singapore, Singapura, 21-23 Maret silam. Selain Firman, dua peserta lain dari Hong Kong dan Afrika Selatan juga turut melaju ke London.

Near Field Communication


Near Field Communication (NFC) adalah standar teknologi komunikasi yang memungkinkan ponsel pintar (smartphone) dan alat serupa untuk saling berkomunikasi cukup hanya dengan sentuhan atau berada dalam jarak dekat. Aplikasi teknologi ini beragam mulai dari pertukaran data hingga transaksi finansial. Komunikasi ini juga mungkin dilakukan antara peralatan NFC dengan chip NFC yang disebut "tag". Chip NFC ini juga dapat ditanam dalam kartu seperti kartu ATM, kartu kredit, tiket elektronik, maupun kartu identitas. Selain kartu, tag NFC juga dapat berbentuk stiker, gantungan kunci, gelang, maupun kalung.

Di Asia, teknologi NFC pertama kali populer di Jepang dan Korea Selatan. Teknologi NFC sudah dipakai secara luas untuk berbagai keperluan seperti tiket transportasi umum, pembayaran dan transaksi finansial, dan kartu akses. Keuntungan dari NFC yaitu murah, cepat, dan mudah diimplementasikan. Di Indonesia, teknologi ini digunakan di berbagai industri dan institusi seperti perbankan, pemerintahan, keamanan, maupun hiburan. Secara umum, NFC banyak digunakan untuk keperluan finansial, identitas diri, dan kontrol akses individu.

Keamanan NFC

Dari kegunaan ini, keamanan teknologi NFC merupakan hal yang sangat penting. Data yang terkandung dalam tag NFC harus memiliki sistem keamanan yang baik sehingga tidak mudah untuk ditembus dan kemudian disalahgunakan. Teknologi NFC sendiri belum dikenal secara luas di Indonesia, tetapi sudah muncul tren yang memungkinkan penggunaan NFC secara luas. Ketika nantinya teknologi ini dipergunakan secara luas, tingkat keamanannya harus ditingkatkan. Jika tidak, dapat timbul kerugian ekonomis maupun kekacauan jika teknologi yang digunakan sebagai sistem pembayaran dapat dengan mudah diretas oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

"Teknologi NFC sendiri merupakan teknologi yang sangat bermanfaat walaupun memang terdapat beberapa hal yang dapat dikembangkan lebih lanjut, terutama dari segi keamanan," ujar Firman. "Di negara lain isu keamanan NFC sudah menjadi hal yang penting. Perlu dilakukan sosialisasi yang baik supaya masyarakat tidak takut menggunakan NFC," ujarnya menambahi. "Pengembangan keamanan ini sendiri mudah untuk dilakukan. Sebagai contoh, cukup dengan menggunakan aplikasi di ponsel untuk mengamankan tag NFC yang belum diamankan dari serangan peretas."

Saat ini Firman yang sedang menyelesaikan studinya di program Strata 2 Teknik Elektro ITB sembari menjadi asisten peneliti di Blackberry Innovation Center ITB terus berupaya agar teknologi NFC dapat digunakan dengan lebih aman di Indonesia. "Saat ini kita baru mengupayakan pengajuan standar kartu sesuai penggunaan. Misalnya, tingkat keamanan kartu pembayaran harus lebih tinggi dibandingkan tiket konser. Kita harapkan agar standar ini nantinya akan dipatuhi oleh penerbit kartu NFC," ujar Firman.


  ITB  

Rektor ITB Mimpi Ciptakan Produk Seperti Apple

Bandung Peran sains dan teknologi sangat besar bagi kemajuan suatu bangsa. Ini dibuktikan dengan Jepang, China, atau Korea Selatan, yang berhasil melakukan lompatan dari negara agraris menjadi negara industri berteknologi tinggi.

Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Akhmaloka menyebut  penguasaan sains dan teknologi sebagai keniscayaan jika ingin Indonesia maju.

"Banyak fakta sejarah yang menegaskan bahwa negara tak mungkin bisa maju kalau tidak mengembangkan sumber daya manusia (SDM)-nya di bidang sains dan engineering," kata Akhmaloka, saat berbincang dengan Okezone, di Gedung Rektorat ITB, belum lama ini.

Namun untuk menjadi negara yang unggul di bidang sains dan teknologi, Indonesia masih memiliki banyak kendala. Saat ini kegiatan sains dan teknologi sangat sedikit. Berbeda dengan ilmu-ilmu sosial yang jumlahnya jauh lebih banyak. Padahal pengembangan ilmu sosial dan ilmu sains sama pentingnya. Dua displin ilmu ini memerlukan porsi yang sama banyaknya. Indonesia, kata Akhmaloka, harus lebih banyak lagi bergerak di bidang sains dan teknologi.

Minimnya pengembangan sains dan teknologi ini berdampak pada kurangnya kegiatan riset. Jumlah riset di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara lain misalnya dengan negara tetangga saja seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.

"Spirit untuk melakukan riset masih perlu ditingkatkan. Sehingga negara ini bisa dibangun atas dasar kemampuan sains dan teknologi untuk bisa melakukan inovasi," kata pria asli Cirebon itu.

Menurutnya, tanpa ada sumber daya yang baik, ilmu sains dan teknologi yang ada saat ini tidak akan berkembang dengan baik pula. Sehingga Indonesia, termasuk ITB, harus bekerja keras untuk membangun sumber daya, khususnya SDM sains dan teknologi.

Penyuka novel sejarah ini menyayangkan, kondisi sains dan teknologi saat ini belum memungkinkan untuk menghasilkan produk yang bisa mengubah tatanan ekonomi masyarakat Indonesia. Dia tidak menampik, memang tidak mudah untuk menghasilkan produk riset yang bisa berdampak pada ekonomi masyarakat.

Akhmaloka menuturkan, untuk bisa menghasilkan satu produk riset yang berdampak itu minimal kita harus bisa menghasilkan 100 produk riset yang bisa diaplikasikan. Sedangkan untuk mengaplikasikan satu produk riset yang teraplikasikan perlu 100 paten. Untuk menghasilkan paten, perlu 100 publikasi karya ilmiah berbasis riset. Jadi untuk satu produk riset yang berdampak ekonomi, diperlukan jutaan paten yang terbangun dari puluhan juta publikasi internasional.

Menurutnya, kondisi ini sangat jauh berbeda dengan kemampuan ITB. Saat ini, paten yang dihasilkan kampus teknik tertua di Tanah Air itu dalam satu tahun bisa dihitung dengan jari, paling banyak 10 paten. Sehingga sangat sulit untuk mengharapkan ada paten yang teraplikasikan dan berdampak pada ekonomi.

"Jika jumlah paten yang teraplikasinya sedikit jangan harap ada produk paten yang bisa berdampak ekonomi," imbuhnya.

Saat ini ITB sedang gencar-gencarnya mepublikasikan karya ilmiah mereka secara internasional. Ketika masih menjadi Dekan Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), publikasi internasional ITB hanya 200 sampai 300 jurnal per tahunnya. Lalu pada 2012 mulai meningkat menjadi 800-an jurnal. Tahun ini dia optimistis bisa tembus 1.000 publikasi internasional. Akhmaloka sendiri sudah menerbitkan 40-an jurnal ilmiah yang ada di Scopus.

ITB, kata Akhmaloka, memiliki 1.100 dosen yang mengajar di fakultas atau sekolah teknik yang ada. Dia menargetkan, minimal seorang dosen ITB bisa mempublikasikan satu karya per tahunnya. Kebiasaan mempublikasikan karya ilmiah ini diharapkan bisa menghasilkan puluhan paten yang teraplikasikan di masyarakat.

"Makin banyak paten yang diaplikasikan ada dampak ekonomi yang luar biasa. Seperti Apple atau Macintosh, secara ekonomi kan luar biasa itu dampaknya," kata rektor yang juga pakar molekular genetik ini.(rfa)


  • Okezone  

Geolog ITS dan ITB Teliti Pulau Baru di Madura

http://assets.kompas.com/data/photo/2008/01/17/165545p.JPG
Ilustrasi Pulau
Photo: Kompas/Priyambodo
 JAKARTA  Geolog ITB Andang Bachtiar dan geolog ITS Amien Widodo membenarkan temuan warga dan nelayan tentang munculnya dua pulau baru di Madura. Dua pulau itu muncul di Arjasa, Kangean, Sumenep dan di Sepulu, Bangkalan.

"Sekitar satu bulan yang lalu, warga di Sumenep dan Bangkalan menemukan pulau baru. Secara ilmiah, temuan warga itu benar ada, karena itu kami berencana meneliti," kata Amien Widodo, di Surabaya, Senin (11/2/2013). Menurut Ketua Pusat Studi Kebumian LPPM ITS itu, penelitian penting untuk memastikan penyebab dan potensi yang dikandung pulau baru tersebut.

Geolog ITB Andang Bachtiar menduga pulau baru ini muncul akibat patahan atau rekahan di RMK (Rembang, Madura, Kangean). Sedangkan Amien menduga kemunculan kedua pula merupakan dampak dari aktivitas minyak dan gas yang masif. "Kalau aktivitas migas itu banyak, akan terjadi tekanan ke atas, sehingga mungkin saja muncul daerah baru, tapi teman saya juga benar ada kemungkinan ada patahan yang melintasi Madura, sehingga kawasan utara dari Madura terdongkrak dan akhirnya naik," papar Amien.

Dua pulau baru di Sumenep dan Bangkalan, turut Amien, tidak terlalu luas. Namun penelitian tetap diperlukan dan sangat penting untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Penelitian juga dapat dipakai untuk memetakan potensi daerah."Pulau baru itu bisa dikembangkan untuk objek wisata atau potensi lainnya yang sangat ditentukan oleh penelitian detil," kata dia.

ITS, imbuh Amien, memiliki alat dan sumber daya manusia yang mumpuni untuk melakukan penelitian terhadap kedua pulau. Penelitian akan dilakukan lewat udara, karena penelitian lewat darat atau laut akan ditentukan kondisi cuaca dan ombak.

Dalam kesempatan berkunjung ke Universitas Trunojoyo di Bangkalan, Madura pada akhir 2012, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh meminta sivitas akademika Universitas Trunojoyo untuk melibatkan universitas meneliti pulau baru tersebut. "Saya kira, kalangan sivitas akademika dari berbagai universitas dapat melakukan KKN (kuliah kerja nyata, red) bersama di pulau baru itu, baik untuk kepentingan pengabdian masyarakat maupun penelitian, agar pulau baru di Sepulu dan Kangean itu dapat dikembangkan," kata dia.


  • Kompas  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW_7Q_gMU8bWByPD8aRsTMrWQnA3C6m_cCcvcnflRenf66mPLH6EWCZhHh5b_QPi61GtYm3vlEiGg86qHAJIxpQMtGRwZ9W5G2ESw8QZXJubLJ_RU9z2t-AvqnBEJR3mwVMJ_hTXrI69s/s35/cinta-indonesia.jpg