Buzzle Mall, Aplikasi Karya Anak Bangsa yang Diakui Dunia

Thumbnail
Arnold, David, dan Gerard---MI/ IMMANUEL ANTONIUS
PERNAH punya pengalaman tersesat dan merasa terbuang waktu sia-sia gara-gara sulit mencari suatu toko di mal? Tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) ini berhasil menemukan solusinya.

Arnold Nugroho Sutanto, David Soendoro, dan Gerard Edwin merupakan tiga sekawan yang membentuk Buzzle Indonesia, perusahaan start-up teknologi informasi (TI), yang akhirnya melahirkan aplikasi perdana mereka yang bernama Buzzle Mall.

Melalui buah karya ini, David dan kawan-kawan memboyong juara ke-3 kompetisi internasional Ericsson Application Awards (EAA) 2012. Bersaing dengan 140 tim dari berbagai negara, tim ini menjadi satu-satunya tim dari Asia Tenggara yang pernah menjuarai EAA selama tiga kali penyelenggaraan kompetisi tersebut. Aplikasi ciptaan mereka dinilai sangat sesuai dengan tema yang diangkat EAA, Network society

Buzzle Mall adalah aplikasi mobile berbasis lokasi yang berjalan di OS BlackBerry dan Android. Aplikasi ini merupakan panduan digital pusat berbelanjaan. Dengan aplikasi tersebut, pengunjung pusat perbelanjaan bisa mengetahui informasi terbaru seperti info acara, promosi atau daftar toko yang ada di mal lewat perangkat mobile.

Jika tersesat atau bingung, pengguna ponsel juga bisa mengaktifkan fitur navigasi. Fitur ini akan membantu mengarahkan pengguna ponsel atau pengunjung mall ke toko yang diinginkan.

Pemilihan nama Buzzle terinspirasi dari Buzz di Yahoo! Messenger, dan menggunakan lambang lebah yang identik dengan bunyi buzz.

Menurut David, sebelum bertemu Arnold dan Gerard, dia dan dua teman lainnya pernah mengikuti Entrepreneur Star ITB, sebuah lomba business plan di tahun 2011 dan mendapat juara pertama. Waktu itu belum berbentuk aplikasi Buzzle Mall seperti sekarang. Namun, idenya mirip dan lebih general.

''Sayangnya, setelah kuliah, tim ini terpecah karena masing-masing sibuk dengan profesinya,'' ujar David.

Lalu akhirnya David bertemu dengan Arnold dan Gerard yang memiliki semangat yang sama. Mereka kemudian mengikuti sebuah program inkubasi yang diselenggarakan sebuah perusahaan venture (venture capital) asal Singapura, yang biasa memberikan pendanaan start-up di Indonesia. ''Kami digembleng dan di-mentoring selama 100 hari di Jakarta, dan akhirnya terciptalah aplikasi Buzzle Mall ini,'' ujar David. (Dok.MI)


  MetroTv 

0 komentar:

Posting Komentar