Spesifikasi Pesawat Buatan PTDI yang Diminati Lion Air
Pesawat N219 asli 100 persen karya anak bangsa.
Presiden Direktur Lion Mentari Airlines (Lion Air) Rusdi Kirana, telah menyatakan minatnya untuk memborong 50 unit pesawat perintis N219 buatan PT Dirgantara Indonesia. Walau masih berwujud purwarupa (prototype), seperti apa spesifikasi pesawat asli buatan Indonesia tersebut?
Huruf N dalam nama itu adalah Nusantara, menunjukkan bahwa desain, produksi dan seluruh perhitungan dikerjakan di Indonesia. Pesawat N219 merupakan pesawat baru, tidak meniru jenis pesawat manapun.
Bobot bersih pesawat ini 4,7 ton. Telah memenuhi unsur pesawat kecil menurut standar FAR 23. Bisa menjangkau jarak maksimal 1.111 kilometer. Kurang lebih sama dengan jarak terbang Jakarta ke Balikpapan.
Meski mungil, daya tampung pesawat ini terbilang besar. Hingga tujuh ton. Sayap sepanjang 19,5 meter mampu membuat logam sepanjang 16,5 meter dan tinggi 6,1 meter ini melayang-layang di ketinggian maksimal 10.000 kaki dari permukaan laut.
Pesawat N219 sengaja didesain hanya untuk kebutuhan sipil, dengan kapasitas penumpang hanya 19 orang. Dengan begitu, pesawat ini bisa dioperasikan pada daerah dengan kondisi alam ekstrim dan tingkat kesulitan yang tinggi. Seperti landasan tak beraspal di wilayah pegunungan. Di wilayah kepulauan.
Sejumlah teknologi unik telah diadopsi. Konstruksi badan dan sayap dari aluminium. Mesin off the shelf yang banyak digunakan dalam dunia penerbangan. Sistem teknologi di dalamnya sudah modern. Reliable, dan mudah dalam perawatan.
"Teknologi Avionic N219 adalah teknologi termodern sekarang ini. Menggunakan Glass Cockpit dengan fitur synthetic vision untuk membantu pilot mendapatkan informasi navigasi yang akurat meskipun cuaca buruk,” kata Direktur Teknologi Pengembangan Rekayasa Dirgantara Indonesia, Andi Alisjahbana kepada VIVAnews pada April 2013 lalu.
Pesawat N219 asli 100 persen karya anak bangsa. N219 ini diharapkan bisa menggantikan pesawat Twin Otter. Sempat populer di era '70-80'an, pesawat jenis ini telah usang. Tidak diproduksi lagi, meski beberapa kerap ditemui di Indonesia.
Menteri BUMN, Dahlan Iskan, menyatakan saat ini N219 masih dalam bentuk prototype dan ditargetkan dalam dua tahun pesawat ini sudah dapat diproduksi PTDI.(eh)
Huruf N dalam nama itu adalah Nusantara, menunjukkan bahwa desain, produksi dan seluruh perhitungan dikerjakan di Indonesia. Pesawat N219 merupakan pesawat baru, tidak meniru jenis pesawat manapun.
Bobot bersih pesawat ini 4,7 ton. Telah memenuhi unsur pesawat kecil menurut standar FAR 23. Bisa menjangkau jarak maksimal 1.111 kilometer. Kurang lebih sama dengan jarak terbang Jakarta ke Balikpapan.
Meski mungil, daya tampung pesawat ini terbilang besar. Hingga tujuh ton. Sayap sepanjang 19,5 meter mampu membuat logam sepanjang 16,5 meter dan tinggi 6,1 meter ini melayang-layang di ketinggian maksimal 10.000 kaki dari permukaan laut.
Pesawat N219 sengaja didesain hanya untuk kebutuhan sipil, dengan kapasitas penumpang hanya 19 orang. Dengan begitu, pesawat ini bisa dioperasikan pada daerah dengan kondisi alam ekstrim dan tingkat kesulitan yang tinggi. Seperti landasan tak beraspal di wilayah pegunungan. Di wilayah kepulauan.
Sejumlah teknologi unik telah diadopsi. Konstruksi badan dan sayap dari aluminium. Mesin off the shelf yang banyak digunakan dalam dunia penerbangan. Sistem teknologi di dalamnya sudah modern. Reliable, dan mudah dalam perawatan.
"Teknologi Avionic N219 adalah teknologi termodern sekarang ini. Menggunakan Glass Cockpit dengan fitur synthetic vision untuk membantu pilot mendapatkan informasi navigasi yang akurat meskipun cuaca buruk,” kata Direktur Teknologi Pengembangan Rekayasa Dirgantara Indonesia, Andi Alisjahbana kepada VIVAnews pada April 2013 lalu.
Pesawat N219 asli 100 persen karya anak bangsa. N219 ini diharapkan bisa menggantikan pesawat Twin Otter. Sempat populer di era '70-80'an, pesawat jenis ini telah usang. Tidak diproduksi lagi, meski beberapa kerap ditemui di Indonesia.
Menteri BUMN, Dahlan Iskan, menyatakan saat ini N219 masih dalam bentuk prototype dan ditargetkan dalam dua tahun pesawat ini sudah dapat diproduksi PTDI.(eh)
0 komentar:
Posting Komentar