Tol Akses Tanjung Priok Baru akan Rampung Akhir 2014

http://images.detik.com/content/2013/08/15/4/prioks.jpgJakarta - Proyek tol akses Tanjung Priok sedang dipercepat proses konstruksinya sehingga bisa beroperasi pada akhir 2014. Beroperasinya tol ini diharapkan sangat menekan kemacetan di kawasan pelabuhan yang kini sudah sangat parah.

Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU) Hermanto Dardak mengatakan saat ini Kementerian PU dan Kementerian Perhubungan tengah mengatur lalu lintas di wilayah pelabuhan selama masa konstruksi tol. Pasalnya, kepadatan kendaraan yang didominasi truk besar terjadi setiap hari di kawasan ini.

"Kita mencoba untuk melebarkan di titik-titik yang truk yang memutar di belokan-belokan, itu kita lebarkan di tempat tertentu. Sehingga dalam masa konstruksi titik-titik itu lebih lancar. Lebih banyak traffic management. Perhubungan juga sudah masang rambu di sana. Ini yang kita lakukan dalam masa konstruksi," papar Hermanto di kantornya, Jalan Pattimura Jakarta Selatan, Kamis (15/8/2013).

Ia menambahkan, akhir tahun 2014 nanti, saat tol ini telah beroperasi, semua kepadatan kendaraan yang kini terjadi bisa teralihkan hingga 100% ke jalan tol tersebut.

"Kapasitasnya dari yang lama bisa langsung lewat atas. Kalau dulu kapasitasnya marginal, sekarang jadi double. Jadi nggak ada hambatan," katanya.

Hermanto mengharapkan, jika jalan tol ini telah rampung dan beroperasi, pihak dari pelabuhan pun dapat berkoordinasi mengatur keluar masuknya kendaraan agar tak lagi ada penumpukan.

"Tinggal management di pelabuhannya saja yang harus mengimbangi karena rate-nya itu cukup tinggi aksesnya," jelasnya.

Rencananya proyek ini ditargetkan beroperasi di akhir 2014, setelah sebelumnya pembangunan tol yang diberi nama paket 3 Seksi E-2A atau Koja-Simpang Jampea ini mengalami kendala sosial.

Diantaranya pengerjaan ramp ON/OFF atau pintu masuk dan keluar ruas tol sepanjang 1,92 km tersebut bersinggungan atau melintasi makam Ex Dobo yang lebih dikenal makam Mbah Priok. Namun masalah ini kini sudah ada titik temu dan bisa diatasi.

Proyek ini didanai oleh APBN melalui pinjaman pemerintah Jepang (JICA). Kontrak senilai Rp 1,1 triliun ini dilaksanakan oleh kontraktor Obayashi joint operation dengan Jaya Konstruksi, dengan konsultan Katahira & Engineers International.(zul/hen)


0 komentar:

Posting Komentar