Tampilkan postingan dengan label Awards. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Awards. Tampilkan semua postingan

ITS sabet juara umum lomba mobil hemat

Mobil Hemat ITS
Surabaya - Tim ITS menyabet juara umum lomba mobil hemat bahan bakar bertajuk "Indonesia Energy Marathon Challenge" (IEMC) 2013 yang diikuti 53 tim dari 30 universitas se-Indonesia di Sirkuit Kenjeran Park, Surabaya, Jawa Timur 15--17 November.

"Karena hasil race hari terakhir dalam lomba irit (mobil hemat) itu, tim ITS menyabet empat dari enam kelas (dua kategori) yang dilombakan," kata Sekretaris Panitia Pelaksana IEMC 2013, Kenan Sihombing, di Surabaya, Minggu malam.

Didampingi staf Sekretariat Panitia Pelaksana IEMC 2013, Zahrah, dia menjelaskan untuk kategori prototype, tim ITS menyabet peringkat pertama pada kelas diesel, sedangkan kelas bensin menyabet peringkat kedua. Namun, pada kelas listrik justru kalah dari tim UI dan UPI.

"Sebaliknya, pada kelas urban, tim ITS menyabet peringkat pertama pada semua kelas yakni bensin, diesel, dan listrik," kata mahasiswa jurusan Teknik Mesin ITS itu.

Untuk proto bensin (kategori prototype kelas bensin), dari hasil race, Nakoela Hore UI mencapai 1.027,4650 kilometer per liter (km/lt), sedangkan ITS Team 1 mencapai 677,9639 km/lt.

Pada proto diesel (kategori prototype kelas diesel), ITS Team 4 dari ITS mencapai 399,2818 km/lt, sedangkan peringkat kedua tidak ada.

Pada proto listrik (kategori prototype kelas listrik), Arjuna Hore UI dari UI mencapai 252,4328 km/kWh dan Bumi Siliwangi 3 dari UPI menghasilkan 236,9837 km/kWh.

Untuk urban bensin (kategori urban kelas bensin), ITS Team 3 dari ITS mencapai 191,1462 km/lt dan Bengawan dari UNS mencapai 135,8922 km/lt.

Untuk urban diesel (kategori urban kelas diesel), direbut ITS Team 2 dari ITS dengan capaian 191,9998 km/lt dan Semar Urban dari UGM dengan capaian 111,8151 km/lt.

Untuk urban listrik (kategori urban kelas listrik), direbut Nagageni 2 dari ITS dengan capaian 100,1006 km/kWh dan Cikal Cakrawala EV dari ITB dengan capaian 69,2053 km/kWh.

"Selain peraih nilai terbaik, panitia juga menyiapkan juara best desain, best video, dan best team yang diumumkan pada penutupan lomba di Gedung Robotika ITS Surabaya," katanya.

IEMC sudah dua kali diadakan Jurusan Teknik Mesin ITS dengan dukungan Dirjen Dikti Kemendikbud pada tahun 2012 dan 2013 dengan juara umum diraih ITS dalam dua tahun berturut-turut itu.

Pada hari terakhir IEMC 2013 yang sempat disaksikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, tim Apatte 62 Brawijaya Team 1 kelas proto listrik mengalami kegagalan "race" akibat kesalahan teknis sehingga mobil menabrak balon gate start.


  Antara  

Indonesia Juara Olimpiade Sains Asia

Indonesia Juara Olimpiade Sains Asia
Rahmat Waluyo, Siswa kelas IX SMP 2 Semarang
Jakarta - Putra-putri Indonesia kembali menuai prestasi di tingkat Asia. Tim siswa-siswi sekolah dasar Indonesia berhasil memborong 7 medali emas dalam ajang The 3rd Asian Science and Mathematics Olympiad for Primary Schools (ASMOPS) di Grand Royal Panghegar, Bandung, 9-13 November 2013.

Di bidang matematika teori, tim Indonesia memborong 5 medali emas, 3 medali perak, 4 medali perunggu, serta Top Scorer Matematika. Di bidang sains teori, 2 medali emas, 7 medali perak, dan 4 medali perunggu, serta Top Scorer Sains berhasil dimenangkan.

Di kategori eksplorasi (berisi soal-soal gabungan matematika dan sains), dua tim Indonesia sukses meraih peringkat Runner Up kedua dan 3 tim menyabet peringkat Runner Up pertama.

Kategori Best Team dimenangkan oleh E-MOS, tim dari Malaysia, yang masing-masing anggota timnya secara individu juga meraih medali perunggu di kategori Sains dan Matematika. Adapun penghargaan khusus sebagai tim dengan perjuangan luar biasa, "Team with the Strongest Fighting Spirit", diberikan kepada tim Nigeria.

ASMOPS dinilai oleh juri-juri berpengalaman pada lomba tingkat internasional. Mereka antara lain berasal dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Parahyangan, Universitas Pendidikan Indonesia, Surya University, dan Center for Matematika GASING SU.

Perwakilan juri Sigit P. Santosa mengatakan tim juri sangat terkesan dengan tingkat pemikiran para siswa. Menurut mereka, kapasitas logika berpikir para peserta sangat kuat sehingga mampu menyelesaikan berbagai tantangan yang diberikan oleh tim pembuat soal.

Empat alternatif penilaian

Tim juri menyusun empat alternatif penilaian, yaitu tingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Ternyata semua peserta bisa dinilai dengan sistem penilaian tingkat SMA. "Ini menunjukkan bahwa memang siswa terbaiklah yang terpilih dan dikirim oleh semua negara peserta," kata Sigit dalam siaran pers yang diterima Tempo, Jumat, 15 November 2013.

Presiden ASMOPS Teguh Triono dalam sambutan di acara penutupan mengatakan pengalaman yang diperoleh para peserta dalam sesi kerja kelompok menyelesaikan soal eksplorasi merupakan pengalaman yang sangat berharga. "Perlu terus diasah, mengingat para siswa-siswi ini akan tumbuh besar di tengah masyarakat," ujarnya.

Berikut nama siswa-siswi Indonesia yang meraih medali emas:

Kategori Sains:


1) Sandrina Nadiva Awuy dari SDN Jember Lor 03, Jember, Jawa Tengah
2) Andrea Aurielle Adimiharja dari SDSN 010 Pondok Kelapa, Jakarta

Top Scorer Sains (peraih medali emas Sains dengan nilai tertinggi):

1) Sandrina Nadiva Awuy dari SDN Jember Lor 03, Jember, Jawa Timur

Kategori Matematika:

1) Rivaldo Billy Sebastian dari SD Kristen Petra 9, Surabaya, Jawa Timur
2) Timothy Ellison Janong dari SDK 6 Penabur Kelapa Gading, Jakarta
3) Vittorio Alison dari SDS Sutomo 1, Medan, Sumatera Utara
4) Aaron Alvaradi Kristanto Julistiono dariSD Kristen Petra 9, Surabaya, Jawa Timur
5) Kensias Kristanto dari SD Kristen Petra 9, Surabaya, Jawa Timur

Top Scorer Matematika (peraih medali emas Matematika dengan nilai tertinggi):


1) Rivaldo Billy Sebastian dari SD Kristen Petra 9, Surabaya, Jawa Timur


  Poskota  

Dari Madura ke Pentas Game Dunia

Dari Madura ke Pentas Game DuniaJakarta--Asadullohil Ghalib Kubat kebat-kebit menyaksikan jam di komputernya terus menerjang malam. Ia dan delapan rekannya masih menyempurnakan ide dan konsep proyek game digital yang sedang mereka garap. Padahal kompetisi aplikasi dunia Imagine Cup 2013 yang hendak mereka ikuti ditutup tepat pukul 12 malam pada 15 Maret lalu. Mereka pun berkejaran dengan waktu.

“Akhirnya kami bisa menyetor video game setengah jam sebelum pendaftaran ditutup,” kata Ghalib seperti dikutip Majalah Tempo edisi Senin 26 Agustus 2013.

Kompetisi yang dibidik Ghalib dan kawan-kawan terhitung prestisius. Digelar perusahaan Microsoft Corporation, kompetisi yang berlangsung pada 8-12 Juli lalu di St Petersburg, Rusia, itu merupakan puncak kompetisi para pembuat aplikasi dan game berbasis platform Windows 8. Pesertanya pelajar dan mahasiswa dari seluruh dunia. Perhelatan di Rusia itu merupakan yang kesebelas kalinya.

Ghalib sadar, ia dan tiga rekannya--Miftah Alfian Syah (penulis program), Tony Wijaya (desainer grafis), dan Mukhammad Bagus Muslim (desainer grafis)--yang terbang ke Rusia tidak datang dari universitas yang mencorong. Keempatnya mahasiswa teknik informatika Universitas Trunojoyo, Madura. Tapi ide dan inovasi baru bisa datang dari siapa pun, dari pelosok mana pun. Maka Ghalib cs, yang mengusung nama tim Solite Studio, mantap berangkat beradu gagasan.

Mereka mengusung game Save The Hamsters. Permainan di platform Windows Phone dan Windows 8 itu menceritakan empat ekor hamster yang tersesat saat hendak pulang ke sarangnya. Tugas pemain adalah membantu hamster kembali ke sarang, yang berupa lubang di tanah. Caranya, pemain harus memotong tali serta menghancurkan boks kayu, kardus, dan benda lain yang menghalangi rute.

Yang unik dari game ini adalah ada angka pada setiap tubuh hamster sehingga pemain tak bisa membawa hamster ke sembarang tempat. Pemain harus menyesuaikan dengan angka pada lubang. Di sini dibutuhkan hitungan matematika sederhana. “Kami ingin permainan ini fun, tidak membosankan, tapi memiliki efek positif kepada pemainnya,” kata Ghalib.

Game Save The Hamsters ternyata mampu membawa Solite Studio menduduki peringkat kedua. Tim berhak membawa hadiah uang senilai US$ 10 ribu (sekitar Rp 100 juta). Gelar juara pertama diraih Austria dan peringkat ketiga dari Prancis. Dalam satu setengah bulan terakhir, Save The Hamsters telah diunduh 350 ribu kali.


  Tempo 

Peneliti LAPAN terima "LIPI Sarwono award 2013"

Prof DR Thomas Djamaluddin. (facebook)
Jakarta - Peneliti senior dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin menerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo (Sarwono Award) yang diberikan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

"Beliau adalah seorang peneliti senior dari LAPAN yang telah menunjukkan prestasi dan pengabdian sangat berharga bagi kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia," ujar Kepala LIPI Lukman Hakim pada kata sambutan Sarwono Award di Jakarta, Jumat.

Sarwono Award adalah penghargaan yang rutin dilaksanakan oleh LIPI sejak 2001, yang diberikan kepada perorangan yang menunjukkan prestasi luar biasa dalam ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, dan kemanusiaan.

Lukman menjelaskan bahwa Thomas layak menerima penghargaan tersebut karena dia dianggap sangat aktif dalam memberikan advokasi saintifik kepada pemerintah dan masyarakat luas, terutama dalam menentukan tanggal-tanggal penting keagamaan.

Selain itu, Thomas yang merupakan peneliti di bidang astrofisika juga aktif berperan dalam Program Penyusunan Tafsir Ilmu, merupakan anggota Tim Penilai Peneliti tingkat Pusat, dan menghasilkan berbagai karya ilmiah di tingkat nasional dan internasional.

Pada kesempatan yang sama, Thomas menyatakan rasa syukurnya dan mengatakan bahwa astronomi bisa menjadi penuntun kemajuan sains.

"Astronomi memberi tantangan nyata dengan keindahan fenomena langit yang hanya bisa dinikmati dengan perangkat sains," imbuh Thomas.


  Antara 

Buzzle Mall, Aplikasi Karya Anak Bangsa yang Diakui Dunia

Thumbnail
Arnold, David, dan Gerard---MI/ IMMANUEL ANTONIUS
PERNAH punya pengalaman tersesat dan merasa terbuang waktu sia-sia gara-gara sulit mencari suatu toko di mal? Tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) ini berhasil menemukan solusinya.

Arnold Nugroho Sutanto, David Soendoro, dan Gerard Edwin merupakan tiga sekawan yang membentuk Buzzle Indonesia, perusahaan start-up teknologi informasi (TI), yang akhirnya melahirkan aplikasi perdana mereka yang bernama Buzzle Mall.

Melalui buah karya ini, David dan kawan-kawan memboyong juara ke-3 kompetisi internasional Ericsson Application Awards (EAA) 2012. Bersaing dengan 140 tim dari berbagai negara, tim ini menjadi satu-satunya tim dari Asia Tenggara yang pernah menjuarai EAA selama tiga kali penyelenggaraan kompetisi tersebut. Aplikasi ciptaan mereka dinilai sangat sesuai dengan tema yang diangkat EAA, Network society

Buzzle Mall adalah aplikasi mobile berbasis lokasi yang berjalan di OS BlackBerry dan Android. Aplikasi ini merupakan panduan digital pusat berbelanjaan. Dengan aplikasi tersebut, pengunjung pusat perbelanjaan bisa mengetahui informasi terbaru seperti info acara, promosi atau daftar toko yang ada di mal lewat perangkat mobile.

Jika tersesat atau bingung, pengguna ponsel juga bisa mengaktifkan fitur navigasi. Fitur ini akan membantu mengarahkan pengguna ponsel atau pengunjung mall ke toko yang diinginkan.

Pemilihan nama Buzzle terinspirasi dari Buzz di Yahoo! Messenger, dan menggunakan lambang lebah yang identik dengan bunyi buzz.

Menurut David, sebelum bertemu Arnold dan Gerard, dia dan dua teman lainnya pernah mengikuti Entrepreneur Star ITB, sebuah lomba business plan di tahun 2011 dan mendapat juara pertama. Waktu itu belum berbentuk aplikasi Buzzle Mall seperti sekarang. Namun, idenya mirip dan lebih general.

''Sayangnya, setelah kuliah, tim ini terpecah karena masing-masing sibuk dengan profesinya,'' ujar David.

Lalu akhirnya David bertemu dengan Arnold dan Gerard yang memiliki semangat yang sama. Mereka kemudian mengikuti sebuah program inkubasi yang diselenggarakan sebuah perusahaan venture (venture capital) asal Singapura, yang biasa memberikan pendanaan start-up di Indonesia. ''Kami digembleng dan di-mentoring selama 100 hari di Jakarta, dan akhirnya terciptalah aplikasi Buzzle Mall ini,'' ujar David. (Dok.MI)


  MetroTv 

Pakar Teknologi Membran Raih Habibie Technology Award

Gede Wenten (kiri) bersama Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Marzan Aziz Iskandar. | Yunanto Wiji Utomo

JAKARTA — Pakar teknologi membran dari Institut Teknologi Bandung (ITB), I Gede Wenten, meraih BJ Habibie Technology Awards, penghargaan yang diberikan kepada ilmuwan Indonesia yang tak cuma berinovasi, tetapi juga mampu menggerakan industri lewat inovasinya.

Wenten, demikian biasa disapa, meraih penghargaan pada Rabu (21/8/2013). Penghargaan diberikan bertepatan dengan ulang tahun Badan pengkajian dan penerapan teknologi (BPPT). Penyelenggaraan BJ Habibie Technology Awards kali ini merupakan yang keenam.

Peran Wenten sendiri adalah menciptakan membran selektif yang bisa diaplikasikan untuk berbagai macam kebutuhan, seperti penyaringan gas, penyaringan air minum dengan berbagai sumber air, dan memperoleh minyak murni.

Teknologi membran hasil inovasi Wenten telah diaplikasikan dalam beragam alat yang sudah diproduksi massal. Salah satu alatnya adalah pompa tangan bernama IGW Emergency Pump yang mampu memisahkan air dari kekeruhan, bakteri, sedimen, alga, dan spora.

Pompa dengan teknologi inovasi Wenten cukup praktis dan bisa digunakan dalam kondisi apa pun. Membran penyaring pada pompa itu sangat halus. Wenten merupakan satu-satunya ilmuwan di Asia Tenggara yang mengembangkan teknologi ini.

Membran inovasi Wenten saat ini juga diaplikasikan dalam pemurnian minyak kelapa sawit, virgin coconut oil, serta penyaringan air bebas pirogen dalam dunia medis. Membran tersebut juga berpotensi untuk mendukung cuci darah.

Presiden ketiga Republik Indonesia, BJ Habibie, yang turut hadir dalam acara penghargaan mengatakan bahwa Wenten adalah sosok ilmuwan yang punya peran besar bagi Indonesia. Indonesia perlu lebih banyak orang seperti Wenten agar bisa lebih maju.

Wenten mengatakan, inovasi yang mampu menjawab permasalahan bangsa dan dunia secara global dibutuhkan. Kunci dalam berinovasi adalah penguasaan dasar-dasar keilmuan dan kemampuan menangkap potensinya untuk diaplikasikan.

"Berinovasi tidak sekadar euforia. Orang lain berinovasi lalu kita juga ikut berinovasi. Untuk bisa membuat inovasi kita harus menguasai dasarnya dan melihat kebutuhan," kata Wenten. Wenten saat ini terdaftar sebagai pemilik 15 hak paten sejak tahun 1993-2013.


  Kompas 

KPK akan Terima Ramon Magsaysay Award 2013

http://yogas09.student.ipb.ac.id/files/2012/11/show_image_NpAdvMainFea.php_.jpgJakarta - KPK menjadi salah satu penerima Ramon Magsaysay Award tahun ini. Tanda penghargaan untuk keteladanan, integritas dan kegigihan itu disampaikan Pemerintah Filipina kepada Ketua KPK Abraham Samad pada 30 Agustus.

"I was very please KPK can receive Ramon Magsaysay award because it's very prestidge I come here today to personally congrat to the chairman. They have very impressive track record (Saya berharap KPK mau menerima penghargaan Ramon Magsaysay yang prestisius ini. Saya ke mari untuk memberikan selamat secara pribadi kepada pimpinan KPK, mereka mempunyai rekam jejak yang baik)," ujar Duta besar Filipina untuk Indonesia, Rosario Aguinaldo di kantor KPK, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2013).

Selain itu, Dubes juga meminta kepada ketua KPK, Abraham Samad untuk memberikan kuliah umum saat penerimaan penghargaan. Menurut Dubes, negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik sangat kagum dengan kinerja KPK dalam memberantas korupsi.

"Selama ini yang mendapat penghargaan ini adalah tooh-tokoh. KPK ini institusi pertama dari Indonesia yang mendapat penghargaan bergngsi ini," kata ketua KPK, Abraham Samad.

Rencananna KPK akan berbagi ilmu dengan beberapa pihak yang akan datang dalam acara penyerahan penghargaan itu. KPK akan berbagi mulai dari sistem perekrutan pegawai sampai penanganan kasus.

"KPK kan menggunakan sistem Integrity test untuk penerimaan pegawai, itu nanti juga akan kami share disana," terang wakil ketua KPK, Adnan Pandu Praja.


  detik 

Siswa Indonesia Raih Gelar di Olimpiade Astronomi

Siswa Indonesia Raih Gelar di Olimpiade AstronomiJakarta - Lima orang siswa yang mewakili Indonesia dalam ajang perlombaan astronomi internasional tingkat Sekolah Menengah Atas 7th International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA) berhasil menyabet berbagai gelar. Kompetisi tahunan tersebut berlangsung dari tanggal 27 Juli hingga 5 Agustus 2013 di Volos, Yunani.

Kelima siswa tersebut adalah M. Imam Adli, dari SMA Kharisma Bangsa, Banten, David Orlando Kurniawan dari SMAK 1 Penabur, DKI Jakarta, Marcelina Viana dari SMA Santa Ursula, DKI Jakarta, Rizki Wahyu Pangestu dari SMA Negri 1 Banjarnegara, Jawa Tengah, serta R. Aryo Tri Adhimukti dari SMA Negri 3 Malang, Jawa Timur.

“Saya masih di Yunani, untuk hasil lengkapnya bisa dilihat di akun Facebook saya,” ujar Hakim Malasan salah satu pendamping melalui pesan singkat kepada Tempo Senin 5 Agustus 2013. Mereka didampingi oleh beberapa orang peneliti dan dosen yaitu M. Ikbal Arifyanto, Hakim L. Malasan, Heri Fitriono serta Chatief Kunjaya.

Dalam akun Facebook Hakim L Malasan disebutkan beberapa prestasi yang diraih oleh anak didiknya antara lain 1 Emas atas nama David Orlando Kurniawan asal SMAK 1 PENABUR Jakarta, 1 Perak atas nama Marcelina Viana dari SMA Santa Ursula Jakarta, 1 Perunggu atas nama Imam Adli, SMA Kharisma Bangsa Banten, 2 gelar Honorable Mentions atas nama Rizki Wahyu asal SMAN 1 Banjarnegara dan Aryo Adhimukti asal SMAN 3 Malang, serta 1 perunggu untuk team competition. “Cerita lengkapnya nanti tanggal 7 Agustus 2013 saat kami mendarat di Jakarta.”

Sebelum berangkat ke Yunani, mereka harus melalui proses pelatihan dan tiga tahap penyaringan. Tahun ini IOAA memasuki tahun ke tujuh, perhelatan pertama digelar di Thailand pada tahun 2007, dan berturut-turut setiap tahunnya diselenggarakan di Indonesia, Iran, China, Polandia, serta tahun 2012 yang lalu di Brazil. Tahun ini, kompetisi itu diikuti oleh 40 tim dari 36 negara.


  Tempo 

Komikus Indonesia menangi lomba komik Jepang

Jakarta - Komikus Indonesia Alex Irzaqi meraih penghargaan tertinggi The Winner Award dalam lomba Silent Manga Audition yang diselenggarakan majalah manga Jepang COMIC ZENON.

“Sebenarnya saya hanya iseng-iseng saja mengikuti lomba ini karena banyak teman-teman lain yang juga ikut. Semoga saya bisa jadi pemicu bagi saudara-saudara se-Tanah Air lainnya yang pastinya banyak yang lebih jago dari saya,” ujar Alex yang mendapat hadiah 500.000 yen dalam siaran pers yang diterima ANTARA News.

Sebanyak 504 kontestan dari 54 negara bersaing untuk memperebutkan 26 penghargaan yang ditawarkan. Hasil karya para pemenang juga akan dimuat dalam majalah manga Jepang.

Tidak tanggung-tanggung, Indonesia mendominasi dengan meraih sembilan penghargaan, mengalahkan Jerman yang mendapat empat penghargaan, dan Thailand yang hanya menggondol tiga penghargaan.

Silent Manga Audition menantang peserta lomba dari segala penjuru dunia untuk membuat komik tanpa dialog bertema “surat cinta”. Lomba komik bisu tanpa dialog merupakan hal yang pertama kali diadakan di Jepang yang diharapkan dapat dinikmati semua pembaca lintas dunia tanpa terkendala faktor bahasa.

Majalah manga Jepang COMIC ZENON merupakan rumah bagi karya-karya Tetsuo Hara yang terkenal dengan “Tinju Bintang Utara”, juga karya Tsukasa Hojo, pencipta “City Hunter”. Kepala Editor COMIC ZENON adalah Nobuhiko Horie, mantan Kepala Editor majalah manga Shonen Jump yang berhasil memecahkan rekor penjualan di sana.


  Antara 

Enam peneliti rempah meraih Roosseno award

Jakarta - Sebanyak enam peneliti dari berbagai universitas dan lembaga di Tanah Air menerima Roosseno Award 2013, di Jakarta, Kamis.

Penerima Roosseno Award 2013 adalah Abdi Redha (Politeknik Negeri Pontianak), Herlina Rante (Universitas Hasanuddin), Endah Puspitasari (Universitas Jember), Otih Rostiana (Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat), Muhamad Sahlan (Universitas Indonesia), dan Hanny Wijaya (Institut Pertanian Bogor).

"Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini pemberian penghargaan diberikan kepada peneliti di bidang rempah," ujar Direktur Utama Biro Oktroi Roosseno, Dr Toeti Heraty Noerhadi Roosseno.

Dia menambahkan, Biro Oktroi Rooseno tetap mempertahankan tujuannya untuk memberikan dukungan nyata pada peneliti Indonesia yang serius di bidang penelitian yang ditekuni untuk berkarya.

Bantuan penelitian yang diberikan pada 2013 kepada para peneliti yang menekuni rempah-rempah Indonesia khususnya untuk komoditas pala, lada, kayu manis, gambir, dan pemanfaatan rempah lain.

"Pemberian penghargaan ini diilhami dari karya ayah saya Roosseno dalam bidang konstruksi yakni tiang pancang sistem belimbing," jelas dia.

Ketua Dewan Rempah Indonesia Adi Sasono menyambut baik pemberian penghargaan tersebut.

"Selama ini penelitian mengenai masalah rempah masih kurang. Makanya petani rempah belum mendapat keuntungan besar karena masih menjual dalam barang mentah," kata Adi Sasono.

Seorang peneliti Muhammad Sahlan mengaku hadiah yang diterimanya bermanfaat untuk penelitian.

"Selama ini penelitian hanya sebatas teori, belum pada penerapannya dalam bentuk produk. Itu yang kita kembangkan," jelas Sahlan.

Para pemenang juga berkesempatan menghadiri International Spices Conference di Ambon pada 19-21 Agustus 2013 yang diselenggarakan Dewan Rempah.

Para peneliti mendapatkan dana penelitian masing-masing sebesar Rp 40 juta.


  Antara 

Mahasiswa UI Raih 7 Penghargaan di Belanda


Ilustrasi Beasiswa UI ke BelandaDen Haag - Sebanyak tujuh mahasiswa Universitas Indonesia (UI) meraih tujuh penghargaan dalam ajang The European International Model United Nations (TEIMUN) di The Hague, Belanda.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Beritasatu.com, Kamis (1/8) disebutkan, tujuh penghargaan yang diperoleh delegasi UI yang dipimpin Gea Larissa Kuncoro (FISIP UI) itu yakni, Honorable mentions of the General Assembly oleh Okky Oktaviani (FISIP), Best delegate dalam United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) oleh Anbar Jayadi (FH), Best delegate dalam United Nations Security Council oleh Gea Larissa Kuncoro (FISIP) dan Benjamin Harahap (FH), Outstanding Delegate dalam European Council oleh Terry Muthahahari (FISIP), dan Outstanding delegate dalam Ecosoc oleh Boy Al Idrus (FH).

TEIMUN 2013 diikuti lebih dari 300 peserta dari 80 negara seperti Belanda dari Leiden University dan Groningen University, Belgia, Mesir, Australia, dan Jerman. Delegasi UI berhasil menyandang gelar juara umum sama seperti pada 2011 dan 2012 lalu.

TEIMUN merupakan forum internasional yang mempertemukan mahasiswa dari berbagai belahan dunia untuk memperluas wawasan tentang pola kerja organisasi internasional seperti PBB dan NATO. Mereka harus memainkan peran mereka sebagai diplomat dari berbagai negara dan membahas isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan di dalam PBB baru-baru ini.

Sebagai contoh, salah satu isu yang diperbincangkan di dalam General Assembly di TEIMUN tahun ini adalah “The role of Media in Changing World”. Isu ini menyentuh keputusan beberapa negara untuk melakukan sensor terhadap beberapa media di negara mereka. Dan juga alasan mengapa beberapa negara tersebut melakukan sensor terhadap media mereka yaitu karena untuk melindungi warga negaranya.

Okky Oktaviani, yang juga mahasiswi komunikasi UI yang kebetulan mendapat peran sebagai delegasi dari Swedia ikut berperan besar dalam pembuatan resolusi General Assembly mengenai isu ini.

Menurut Okky, Swedia merupakan negara yang memiliki kebebasan pers yang patut di contoh oleh negara-negara lain. Sebab, Swedia menjunjung tinggi Hak Asasi dari warga negara-nya yaitu untuk dapat mengekspresikan opini dan pendapat mereka termasuk di dalamnya untuk memperoleh informasi dalam berbagai bentuk tanpa intervensi dari siapapun.

Kebebasan pers di dalam suatu negara juga merupakan salah satu bentuk legitimasi dari suatu pemerintahan yang demokratis dari warga negaranya. Sebab, jika warga negara dapat mengungkapkan pendapat mereka tentang pemerintahannya dan dapat mengkritisi pemerintahnya tanpa merasa terancam, maka demokrasi benar-benar dijunjung tinggi di negara tersebut. Tentu saja, kebebasan mengungkapkan pendapat tersebut harus diimbangi dengan tanggung jawab. Oleh karena itu, suatu negara perlu membuat badan independen yang mengurusi masalah pers mereka sebagai self-regulatory body seperti Dewan Pers di Indonesia


Indonesia Borong Penghargaan di World Music Contest


Indonesia Borong Penghargaan di World Music Contest
Marching Band Gita Surosowan
Amsterdam : Drum Corps Indonesia (DCI) dan Marching Band Gita Surosowan (MBGS) Banten meraih medali emas, perak, dan perunggu dalam 17th World Music Contest (WMC) yang diselenggarakan di Kerkrade, Belanda.

Kompetisi yang diikuti lebih dari 50 peserta domestik dan internasional dengan partisipasi internasional dari 14 negara, termasuk Indonesia, berlangsung dari 4-28 Juli 2013d.

Dalam kegiatan tersebut, Marching Band Gita Surosowan mendapatkan satu medali emas untuk kategori show world division, sedangkan perak untuk kategori itu diraih DCI, yang juga meraih perunggu pada Mars World Division.

DCI menampilkan kolaborasi utama marching band terompet, alat musik tradisional seperti kendang dan ketipung serta tarian parade dengan berbagai bendera warna warni dan bendera merah putih. Seperti diwartakan Antara, Selasa (30/7/2013), penampilan DCI yang cukup semarak namun rapi tersebut mendapatkan applause meriah dari penonton.

Sementara MBGS Banten yang beraksi pada 27-28 Juli lalu dan tampil cukup baik pada kompetisi Show World Division dengan menampilkan kolaborasi marching band dan teatrikal "Rama dan Shinta".

Dengan paduan aransemen musik modern dan tradisional serta koreografi gerakan horn line dan percussion line yang rapi, penampilan MBGS sangat diapresiasi lebih dari 15 ribu penonton yang memadati Limburg Stadium.

Acara WMC merupakan contest drum band yang digelar setiap empat tahun sekali di Kerkrade, Belanda. WMC melombakan lima kompetisi marching band yaitu: show, marching parade, mars, brass band dan percussion ensemble dengan dua kategori utama: first division untuk pemula dan world division internasional.

Selama penyelenggaraan the 17th WMC, diperkirakan sekitar 750 ribu penonton secara langsung telah menyaksikan acara tersebut. Acara ini juga telah mendapatkan liputan luas dari media di Belanda maupun mancanegara.

Walikota Kerkrade, Mr. Jos J.M. Som, kepada Dubes RI Den Haag Retno L. P. Marsudi secara khusus menyampaikan apresiasi positifnya atas partisipasi Indonesia dalam kegiatan tersebut dan mengharapkan Indonesia dapat kembali mengikuti kegiatan the 18th WMC yang akan diselenggarakan Juli 2017.(Asw)


Indonesia raih 3 perak dan 1 perunggu pada Olimpiade Kimia

Jakarta - Empat siswa Indonesia berhasil memperoleh 3 medali perak dan 1 medali perunggu pada Kompetisi Olimpiade Kimis (IChO -International Chemistry Olimpiad) ke-45 di Moskow, Rusia, pada 15--24 Juli 2013.

Siaran pers dari Head Mentor Duta Indonesia untuk Icho 2013, Riwandi Sihombing PhDyang diterima ANTARA News di Jakarta, Kamis, menyebutkan, siswa sebagai Duta Indonesia di IChO itu masing-masing telah mempersembahkan 3 medali perak dan 1 perunggu.

Keempat siswa yaitu, Ryan Bagus Fitradi (SMAN 81 Jakarta, nilai 61,28); Ivan Kurniawan (SMAN 1 Purwokerto, nilai 60,22); Putu Ivan Budi Gunawan (SMAN 4 Denpasar, nilai 59,91); dan Jason Mahadika Nathanael (SMAK Penabur, Gading Serpong, nilai 50,25).

Riwandi Sihobing menjelaskan, penyelenggaraan Icho itu berlangsung di Moscow State University. Kompetisi ICho ke-45 itu merupakan partisipasi Indonesia yang ke-16 dan diikuti oleh 291 siswa dari 73 negara peserta aktif serta 4 negara sebagai observer.

IChO merupakan kompetisi kimia tahunan tingkat dunia yang diikuti siswa SMA terbaik dari setiap negara peserta. Dalam kompetisi ini, setiap siswa menghadapi ujian tertulis kemampuan teori pengetahuan kimia dan keterampilan praktek masing masing selama 5 jam.

Soal soal kimia yang disajikan oleh tuan rumah khas dengan tradisi Rusia yang sangat pelik, unik dan rumit, serta memerlukan imaginasi berbasis pengetahuan kimia yang cukup dalam.

Walaupun demikian, dalam menjalani ujian praktek dan teori, siswa Indonesia telah berusaha keras dan maksimal untuk dapat menyelesaikannya, sehingga pencapaian dengan 3 medali perak dan 1 perunggu untuk siswa yang ikut serta, adalah usaha yang sudah sangat dilakukan dengan kapasitas yang maksimal.

Pada hari penutupan, siswa dapat mengetahui sampai dimana hasil kerjanya dalam menyelesaikan persoalan, dan di peringkat posisi mana mereka berada dibandingkan dengan siswa peserta lainnya yang mengikuti kompetisi IChO ini.

Sebagai mentor pelatihan untuk siswa peserta olimpiade yang didukung Kemendikbud, dengan pendamping dari staf pengajar Departemen Kimia-FMIPA UI, Riwandi Sihombing PhD dan Drs Ismunaryo Moenandar Mphil, serta pengajar dari FMIPA-ITB, Prof Djulia Onggo dan Dr Deana Whyuningrum MSc, dan Rizal Alfian SKkom. MA dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, merasa bangga dan berterima kasih atas prestasi siswa Indonesia itu.

"Tanpa kerja keras dan serius, tidaklah mungkin mereka memperoleh penghargaan dan penilaian yangcukup tinggi di tingkat dunia," demikian Riwandi Sihombing.(*)


  Antara 

Pelajar Indonesia Raih Emas di Olimpiade Biologi, Ini Reaksi Presiden SBY

Indonesia Raih 1 Emas dan 3 Perak di Olimpiade Biologi
Tim Olimpiade Biologi Indonesia (Foto: Kedubes Swiss)
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan apresiasi atas prestasi siswa Indonesia dalam Olimpiade Biologi yang diselenggarakan di Swiss.

"Kabar membanggakan dari Swiss," kata Presiden dalam akun twitternya @SBYudhoyono di Jakarta, Senin.

Presiden menilai capaian tim olimpiade biologi internasional RI di Swiss sangat membanggakan.

"Tim olimpiade biologi internasional RI berhasil meraih satu medali emas dan tiga perak. Selamat anak-anakku," kata Presiden.
Sebelumnya diberitakan tim Indonesia berhasil membawa pulang satu medali emas dan tiga perak dalam ajang Olimpiade Biologi yang berlangsung di Bern, Swiss, tanggal 14 - 21 Juli 2013.

Dalam acara penutupan yang berlangsung di Gedung bersejarah, Kulturcasino yang berada d pusat kota Bern, Sabtu siang yang dihadiri sekitar 300 orang undangan wajah tim Indonesia penuh dengan senyum kemenangan, demikian Pensosbud KBRI Bern, Muhammad Budiman Wiriakusumah kepada Antara, Senin.

Dalam olimpiade biologi itu Rhogerry Deshyka dari SMA Pribadi Bandung merebut medali emas, sedangkan rekannya Muhammad Farhan Maruli dari SMAN 78 Jakarta dan Kezia Stevanie Tanfriana dari SMAK BPK Penabur Gading Serpong serta Titis Setiyohadi dari SMA GBBS Gemolong, Sragen, masing - masing berhasil merebut medali perak.

Hasil Tim Indonesia pada Olimpiada Biologi ke-24 ini jauh lebih bak dari yang dicapai tahun sebelumnya. Di atas kertas Indonesia menduduki peringkat keenam bersama China, Jepang dan Taiwan dari total 64 negara peserta.

Semua kegiatan tes yang berupa praktikum dan teori dilakukan di Universitas Bern, di mana Albert Einstein pernah menjadi salah satu tenaga pengajar. Dan di sana pula Einstein mengembangkan teori relativitas yang menghasilkan penghargaan Nobel.

Para siswa Indonesia secara gemilang berhasil mengerjakan empat topik praktikum yang pertama Biologi sel dan molekuler dari Trypanosoma brucei, kedua Ekofisiologi Tumbuhan tentang penentuan kandungan glukosa dari Arabidopsis serta menentukan hubungan antara karakteristik bunga dan jenis polinatornya.

Ketiga Etologi Evolusioner berupa perilaku agresif dari ikan cupang Afrika dan keempat Biosistematik untuk menentukan tujuh spesies Mamalia kecil berdasarkan identifikasi tengkorak.

Para Juri pendamping umumnya berasal dari universitas-universitas terkemuka seperti University of Dresden di Jerman, Wagenigen University, Belanda, University of Aarhuis di Denmark, NTU dan NUS di Singapura, University of Tsukuba Jepang dan University of Purdue Amerika Serikat.

Tim Indonesia yang berpartisipasi pada Olimpiade Biologi ini didukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sedangkan Dubes Djoko Susilo pada acara buka puasa bersama di Wisma Duta memberikan dukungan sepenuhnya kepada Tim Muda Indonesia untuk terus berprestasi di tingkat dunia, demikian Muhammad Budiman Wiriakusumah.


Sapu Angin ITS Ambisi Sabet Juara di Aussie

Ilustrasi : ist.JAKARTA - Dalam keikutsertaan Sapu Angin dalam World Solar Challenge 2013 yang akan diadakan di Australia Oktober mendatang, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berambisi tinggi untuk menang.

World Solar Challenge adalah kompetisi dua tahunan yang diadakan di Australia untuk mencari mobil-mobil listrik dengan performa terbaik. Setiap mobil listrik diharuskan menempuh perjalan sejauh 3.000 kilometer dari kota Darwin menuju Adelaide dalam waktu lima hari. Mobil yang bisa sampai dengan waktu tercepat akan keluar sebagai juara.

Perlombaan ini diikuti oleh berbagai universitas dan korporasi besar dari berbagai belahan dunia. Pada gelaran tahun ini, tim ITS Solar Car Racing menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia yang akan bersaing bersama tim-tim dari universitas ternama di dunia, seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT), Stanford University, hingga Tokai University, Jepang.

Terdapat tiga kategori yang dilombakan tahun ini yakni, kategori Challenger Class, Cruiser Class, dan Advanture Class. Kategori pertama ditujukan untuk mobil-mobil prototype dengan satu orang pengemudi. Pada kategori ini, sebanyak 90 persen bahan bakar mobil harus berasal dari tenaga surya.

Pada kategori kedua, Cruiser Class, yang dilombakan adalah mobil-mobil dengan desain mendekati mobil masa kini. ''Kategori yang ketiga adalah gabungan dari dua kategori sebelumnya,'' ujar General Manager Tim, Agus Mukhlisin, seperti dinukil dari ITS Online, Kamis (11/7/2013).

Agus menyebut, mobil Sapu Angin Surya akan diikutkan pada kategori Challenger Class untuk bersaing bersama 28 tim lainnya. Dari segi teknis, Agus meyakini mobil itu tidak kalah dari mobil-mobil lainnya. ''Dari material mobilnya saja, kami sama dengan mobil dari Tokai University yang dua tahun lalu menjadi pemenang,'' paparnya.

Mobil Sapu Angin Surya direncanakan mampu melaju dengan kecepatan maksimal 130 kilometer per jam. Mobil ini menggunakan dua motor penggerak yang diletakkan pada masing-masing roda.

Mobil berbobot 180 kilogram itu dipastikan mampu menyimpan energi hingga 5,6 kiloWatthour. ''Dari segi teknis, kami yakin bahwa mobil ini bisa finish dalam posisi 10 besar dunia,'' tegasnya.

Saat ini mobil Sapu Angin Surya sedang dalam proses fabrikasi. Mobil ini akan dipamerkan kepada publik bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia pada bulan Agustus mendatang.

Menurut Agus, momen 17 Agustus sengaja dipilih sebagai simbolisasi kemerdekaan Indonesia terhadap masalah kelangkaan bahan bakar. ''Proses fabrikasi berlangsung dari bulan Januari hingga Agustus di Jakarta dan siap diuji coba di Pulau Madura pada Agustus mendatang,'' tutup Agus.

Rasa optimistis untuk meraih juara juga datang dari sang dosen pembimbing, yakni Muhammad Nur Yuniarto. Dia yakin mobil Sapu Angin Surya bisa menampilkan performa terbaik. Namun, Dosen Teknik Mesin itu menegaskan, untuk memenangkan lomba ini, keunggulan teknis bukan satu-satunya faktor penentu.

Terdapat beberapa faktor lain yang menentukan kemenangan seperti kerjasama tim dan strategi dalam race. ''Race-nya akan diadakan selama lima hari full. Pasti akan ada tukaran antara mahasiswa-mahasiswa ini. Jadi teamwork harus juga diperkuat,'' kata Nur. (mrg)


  Okezone 

Gambar Sapi, Desain Grafis Terbaik Dunia

Desnya Merdeka Pertamita (tengah)
Jakarta : Desnya Medeka Pertamita, alumni SMAN 1 Wonosobo membuat desain grafis berupa gambar sapi dibalut kaleng. Karya Desnya ini terinspirasi oleh pengaruh globalisasi pada pola hidup manusia. “Manusia menjadi serba instan,” kata Gadis kelahiran Wonosobo, 26 Desember 1994, ini Jumat, 15 Juli 2013.

Desnya mengatakan ia harus melakukan riset terlebih dahulu untuk membuat karya itu. Bersama pembimbingnya, Tunjung Dwi Anggoro, Desnya mencari data konsumsi daging kaleng masyarakat dunia ke Food and Agriculture Organization (FAO) atau Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia, di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa. 

“Data sangat penting untuk mengetahui realitas di lapangan,” kata dia. “Data ini memperkuat karya desain grafis sehingga lebih bisa menghasilkan karya yang orisinil dan berkualitas.”

Tema yang diangkat Desnya menarik perhatian para juri. Kata juri, karyanya memiliki orisinalitas tinggi dan memiliki kedalaman makna yang tinggi. Karyanya memiliki pesan global pada masyarakat dunia untuk berpindah ke pola hidup sehat.

Karya Desnya, Be Health With Fresh Meat, pun menyandang predikat juara On Top of The World atau terbaik dunia dalam kompetisi “International Art High School Festival 2013” di Tokyo, Jepang, 27 Juni- 1 Juli lalu. Ia menyabet medali emas lewat karya Be Health With Fresh Meat yang dipajang di National Art Museum Tokyo pada 27 Juni hingga 7 Juli 2013.


  Tempo  

Kini, Bra Bisa Menampung ASI

Devika Asmi Pandawangi dengan Bra ASI
Yogyakarta - Sebuah bra hitam, yang terpasang menutupi payudara tiruan pada sebuah maneken, melengkapi pameran karya siswa di stan SMAN 6 Kota Yogyakarta. Karya yang dipamerkan di ajang Jogja Edu Expo di Taman Pintar Yogyakarta pada pertengahan Juni lalu itu, bernama "Bra Penampung ASI".

Pencipta karya ini adalah Devika Asmi Pandanwangi, pelajar kelas XII program IPA SMAN 6 Kota Yogyakarta. Bra penampung ASI mengantarkan Devika menyabet Juara I National Young Inventor Awards, yang diadakan oleh LIPI pada 2012 lalu. Karya ini lalu diikutsertakan dalam ajang International Exibition for Young Inventor (IEYI) di Malaysia pada awal Mei 2013 lalu.

Kreativitas Devika membuat karyanya panen penghargaan. Anak pertama dari tiga bersaudara ini menyabet medali perak kategori Best Inventor dan penghargaan Special Award. Berkat karya ini pula, pada awal Juni lalu dia terbang ke London, Inggris. "Saya diundang ikut Program Outstanding Students for the World (OSTW)," kata dia kepada Tempo, Sabtu, 19 Juni 2013.

Ide membuat bra penampung ASI ini dilatarbelakangi keprihatinan Devika saat melihat ibunya. Saat ibunya baru saja melahirkan adiknya yang kedua, Devika sering melihat ibunya harus membuang ASI. Ini lantaran ASI ibunya berlimpah. Di sisi lain, ibunya terkadang harus berpisah dengan si bayi. "Dari situlah saya jadi dapat ide ini," kata anak pertama dari tiga bersaudara tersebut.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Penelitian dan Pengembangan SMAN 6 Kota Yogyakarta Rudi Prakanto mengatakan, karya buatan Devika ini sedang diupayakan untuk mendapatkan paten. Upaya pendaftaran paten Bra Penampung ASI dilakukan oleh SMAN 6 Kota Yogyakarta setelah Devika menyabet penghargaan di Malaysia pada awal Mei lalu. "Kami ingin karya ini bisa diproduksi massal," ujar dia.

Bra Penampung ASI Dibuat dalam Sepekan

Proses penciptaan bra penampung ASI karya Devika Asmi Pandanwangi dilakukan dalam waktu seminggu. Devika merancang bra ini pada 2012 saat masih duduk di kelas XI SMAN 6 Kota Yogyakarta.

Pembuatan bra penampung ASI dilakukan untuk memenuhi tugas muatan lokal riset di sekolahnya. "Namun, proses berpikirnya tetap berbulan-bulan," kata Devika kepada Tempo di sela pameran Jogja Edu Expo pada Sabtu, 19 Juni 2013 lalu.

Pelajar kelas XII program IPA SMAN 6 Kota Yogyakarta ini menemukan ide membuat karya seperti itu karena kerap mengamati pengalaman ibunya ketika baru saja melahirkan adiknya. "Sering lihat ibu buang ASI saat jauh dari adik, saya jadi dapat ide ini," kata anak pertama dari tiga bersaudara tersebut.

Dia mencari banyak informasi di internet mengenai alat penampung ASI, tapi referensinya sedikit. Devika terbantu karena sering berdiskusi dengan ayahnya yang mengajar fisika di salah satu SMA di Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.

Perempuan berambut panjang ini bercerita, upaya paling susah ketika membuat bra penampung ASI ialah mencari cangkang plastik. Perangkat yang membuat ASI agar mudah memasuki selang menuju penampungan itu susah ditemukan di sembarang toko. Sementara untuk memesan ke pabrik, minimal harus 100 buah. "Tak sengaja ketemu waktu pergi ke toko alat rumah tangga," ujar pelajar asli Kota Yogyakarta ini.

Kreativitasnya membuahkan hasil. Karya Devika menyabet Juara I National Young Inventor Awards, yang diadakan oleh LIPI pada 2012 lalu. Karya ini lalu diikutsertakan dalam ajang International Exibition for Young Inventor (IEYI) di Malaysia pada awal Mei 2013 lalu. Di ajang internasional itu, Devika menyabet medali perak kategori Best Inventor dan penghargaan Special Award.

Kepala Seksi Pengembangan Pendidikan Kota Yogyakarta Wisnu Sanjaya mengatakan, prestasi Devika ini membuktikan bahwa SMAN 6 Kota Yogyakarta berhasil mengelola muatan lokal riset sebagai keunggulan khusus. Dia mencatat, sekolah ini mulai menunjukkan keunggulan itu pada lima tahunan terakhir. "Sejak itu sering menang lomba," kata dia.


  Tempo