Jatuh bangun mobil listrik anak buah Dahlan
Tucuxi |
Jakarta ♞ Siapa yang tidak kenal dengan sosok Dahlan Iskan, menteri BUMN dengan gaya nyentrik dan banyak ide yang selalu dikembangkan. Salah satunya adalah memopulerkan mobil listrik di Indonesia.
Menjabat sebagai menteri sejak 2011, Dahlan bermimpi mobil listrik akan mengalahkan mobil berbahan bakar minyak yang menyemut hingga saat ini. Menurut Dahlan, selain hemat energi, mobil listrik ini juga mengurangi polusi udara di Indonesia.
Dahlan mulai mengembangkan mobil listrik dengan membentuk tim putra petir yang salah satu personilnya adalah Danet Suryatama. Dahlan meminta Danet untuk membuat prototype mobil listrik sport yang diberi nama Tucuxi. Dahlan langsung memanggil Danet yang ketika itu bekerja di Amerika untuk merakit mobil sport merah tersebut di Indonesia.
Tim putra petir lainnya adalah Dasep Ahmadi. Dahlan meminta Dasep membuat prototype mobil listrik type Hyundai 'Atoz'. Kedua mobil listrik ini dirakit hampir bersamaan. Dimulai dari 2011, banyak cerita menarik dibalik pembuatan mobil listrik ini.
Pembuatan mobil Tucuxi yang sempat dipamerkan di Gelora Bung Karno, Senayan tersebut meninggalkan kepediahan buat Danet maupun Dahlan Iskan. Mobil yang dirakit Danet ini hancur berantakan ketika uji jalan di daerah Tawang Mangu, Jawa Timur. Dahlan menabrakkan mobil tersebut ke tebing karena remnya blong.
Setelah menabrak tebing, Dahlan seolah menyalahkan Danet dalam perakitan mobil Tucuxi. Mobil yang perakitannya menghabiskan Rp 3 miliar tersebut tidak dilengkapi gear box sehingga di jalan menurun beban mobil semuanya bertumpu pada rem.
"Bukan berarti mobil jelek tapi mobil ini tidak bisa digunakan dalam posisi jalanan menurun tajam," ucap Dahlan ketika itu.
Namun, tudingan ini langsung dibantah Danet. Danet balik menuduh Dahlan telah merombak dan mencuri teknologi mobil kelas Ferarri tersebut sebelum di uji coba. Dahlan membawa mobil tersebut ke bengkel Kupu Kupu Malam dan membuka bagian mesin mobil. Bukan tanpa bukti, Danet membeberkan foto foto penggantian onderdil Tucuxi dan penuciran teknologi tanpa sepengetahuannya.
"Tidak benar bahwasanya pengereman Tucuxi hanya dapat dilakukan dengan menggunakan rem (tanpa menggunakan mesin) seperti dinyatakan oleh Pak Dahlan," kata Danet.
Selo |
Dahlan tidak membantah ketika dituduh Danet mencuri hasil karya mobil listriknya. Dahlan justru memuji Danet karena dalam kecelakaan mobil tersebut tidak menjepit pengemudinya sehingga dia masih selamat dalam kecelakaan. Dahlan memuji teknologi yang dibuat Danet.
Namun demikian, Dahlan tidak putus asa dan memutuskan terus mengembangkan mobil listrik. Cerita Tucuxi berakhir dan akhirnya Danet memilih meninggalkan Indonesia dan kembali ke Amerika tempat dia bekerja. Namun Dahlan terus menyempurnakan mobil listrik tanpa mengundang Danet. Danet seolah dicampakkan setelah tabarakan tersebut.
Dahlan menyempurnakan mobil listrik dan meminta mekanik lain untuk melakukannya. Ricky Elson, adalah anggota tim putra petir yang lain yang kemudian mengembangkan mobil listrik tipe Lamborgini yaitu Selo.
Pengakuan Ricky Elson sang perakit mobil listrik Selo, satu jam setelah kecelakaan Tucuxi dahlan langsung memerintahkan agar mobil listrik terus disempurnakan. Penyempurnaan mobil listrik ini akan lebih fokus pada gearbox yang tidak terpasang di Tucuxi.
Perakitan mobil Selo ini menghabiskan dana sebesar Rp 1,5 miliar dan lebih kecil dari Tucuxi yang menghabiskan dana Rp 3 miliar. Selain Selo, Dahlan juga mengembangkan mobil listrik tipe lainnya mulai dari bus dan MPV.
0 komentar:
Posting Komentar