Tampilkan postingan dengan label UGM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label UGM. Tampilkan semua postingan

Kapal Tak Berawak UGM, Potensial Dimiliki TNI

Pengembangan kapal ini cukup potensial dijadikan sebagai kapal penjaga perbatasan ataupun kapal pengintai. 

Kapal Tak Berawak UGM, Potensial Dimiliki TNIYogyakarta TIM robot kapal fuel engine (berbahan bakar) UGM, JAYAMAHE, berhasil meraih juara 1 pada Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional 2013 (KKCTBN 2013), 25-26 Nopember lalu di Camplong, Sampang, Madura. Jawa Timur.

Juru bicara tim JAYAMAHE, Nur Fattah didampingi Ketua Roboboat UGM Nikite Sulistiyana mengatakan kapal cepat tanpa awak ini menggunakan bahan bakar pertamax serta oli samping yang kami tulis (7/12/2013).

JAYAMAHE dikendalikan oleh modul remote control yang menggerakkan tuas gas dan haluan kapal. Dengan mesin (special engine) 26 cc dan bentuk lambung kapal V (monohull) yang telah dimodifikasi dan mampu melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan putaran haluan hingga 360o pada satu titik.

Pengembangan kapal ini cukup potensial dijadikan sebagai kapal penjaga perbatasan ataupun kapal pengintai.

Selain itu kapal ini dilengkapi dengan sistem navigasi kompas dan gps. Kompas di kapal ini berguna untuk menunjukkan ke arah mana kapal bergerak dan juga berguna untuk mengarahkan kapal. GPS pada kapal ini dapat memberitahu lokasi dari kapal tersebut berdasarkan koordinat bujur dan lintang dengan ketepatan +-1 meter.


Mahasiswa UGM Bikin Aplikasi Petunjuk Lokasi Penyakit Menular

Mahasiswa UGM Bikin Aplikasi Petunjuk Lokasi Penyakit Menular
Ilustrasi
Jakarta ♞ Mahasiswa UGM berhasil mengembangkan aplikasi mobile yang berfungsi sebagai peringatan dini terhadap ancaman penyakit menular dengan menggunakan layanan berbasis peta.

Hasil ide kreatif Daniel Oscar Baskoro, Bondan Bhaskara, Faisal Ahmad Sulhan dan Ragil Unggul Prakoso, ini dipresentasikan pada pertemuan Google Geo Summit di California Amerika Serikat November lalu.

Daniel Oscar Baskoro, Mahasiswa Ilmu Komputer FMIPA UGM mengatakan aplikasi yang dikembangkan bersama tiga orang rekannya tersebut dibuat untuk memudahkan orang menghindari serangan penyakit menular dengan mengetahui lokasi lewat peta data yang ditampilkan google map.

“Aplikasi ini mengetahui potensi lokasi yang bisa menularkan penyakit ke manusia,” kata Daniel seperti dikutip dari laman UGM, Jumat (6/12/2013).

Aplikasi yang diberi nama ‘Health Circle’ ini berisi informasi potensi penyakit menular melalui integrasi sistem informasi berita yang didapatkan dari media online yang kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk peta. “Informasinya pun bisa diketahui secara realtime,” kata mahasiswa angkatan 2010 ini.

Daniel menambahlan, aplikasi yang mereka kembangkan pernah terpilih sebagai nominasi kompetisi Indonesia ICT Award 2013, menggunakan data google map untuk membantu menghindari lokasi atau daerah yang selama ini tengah hangat diberitakan sedang terjadi kasus kejadian luar biasa penyebaran penyakit menular.

Selain berisi peta lokasi, aplikasi ini juga menyediakan informasi detail mengenai penyalit menular, gejala klinis dan tindakan preventif yang bisa dilakukan penggunanya. “Untuk informasi ini kita melibatkan mahasiswa dan pakar kesehatan masyarakat dari Fakultas Kedokteran,” ujarnya.

Kendati tidak menyebutkan jumlah media online yang dijadikan rujukan untuk mengetahui validasi berita lokasi penyakit menular, namun Daniel mengaku keakuratan berita yang disajikan media online bisa dipercaya, apalagi ditambah verifikasi dari tim kesehatan. “Kita menambahkan filter dari sisi berita dengan melakukan analisis dari tim kesehatan,” katanya.

Bondan Bhaskara, anggota tim mahasiswa lainnya, menambahkan, aplikasi health circle ini masih tengah disempurnakan. Di masa mendatang, aplikasi ini tidak hanya bisa digunakan bidang kesehatan saja tapi juga bisa digunakan untuk informasi kebencanaan dan informasi lainnya.

“Misalnya ada kasus tawuran di jalan tertentu, para pengguna jalan bisa mengalihkan arah jalur kendaraannya,” katanya.(Abd)

Mahasiswa UGM Ciptakan Aplikasi untuk Deteksi Kawasan Penyakit Menular

"Mirip konsep antivirus pada komputer, kami terapkan untuk manusia," ujar tim pengembang.


(Thinkstock, ilustrasi)
Kelompok mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) merancang perangkat lunak yang memetakan penyakit menular yang sedang terjadi di suatu kawasan. Aplikasi tersebut memberi peringatan jika pengguna memasuki kawasan yang dilaporkan terjadi penyakit menular.

Daniel Oscar Baskoro, Bondan Bhaskara, Faisal Ahmad Sulhan dari Prodi Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM serta Ragil Unggul Prakoso dari Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran UGM bekerja sama menghasilkan perangkat lunak yang dinamai "Health Circle".

Cara kerja "Health Circle" yaitu mengambil informasi dari media online perihal penyakit menular yang terjadi di suatu kawasan, memverifikasinya, memetakan, kemudian mengedarkannya kepada pengguna. Adapun peta yang digunakan yaitu peta Google Map yang dapat diakses menggunakan ponsel bersistem operasi Android.

Hasil akhirnya, pengguna bisa melihat peta pada Google Map dengan tanda-tanda yang menunjukkan lokasi mana yang rawan dengan penyakit apa. Misalnya ketika ada pemberitaan mengenai wabah penyakit hepatitis di daerah tertentu di Sleman, dalam peta "Health Circle" daerah tersebut akan diberi tanda dan informasi penyakit apa yang menjangkit di sana.

Selain itu, ada pula halaman yang menunjukkan potensi penyakit di sekitar pengguna. Halaman ini berisi, misalnya "Hepatitis. Jarak: 5 km", atau "Malaria. Jarak: 10 km".

"Health Circle" membentengi pengguna, memberi informasi tempat berpotensi penyakit, dan memperingatkan jika pengguna memasukinya. "Mirip konsep antivirus pada komputer, kami terapkan untuk manusia," kata Oscar kepada wartawan di Fortakgama Gedung Kantor Pusat UGM, Bulaksumur, Yogyakarta, Jumat (1/11).

Selain itu, aplikasi ini juga dilengkapi jejaring sosial sederhana yang dapat digunakan untuk saling bertukar informasi tentang penyakit yang sedang diderita pengguna.

Menurut Oscar, akurasi informasi yang diberikan "Health Circle" mencapai 80 persen. Angka tersebut diperoleh karena informasi yang masuk masih diverifikasi oleh tenaga kesehatan bidang epidemik. Untuk keperluan tersebut mereka menggandeng mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM untuk melakukan verifikasi.

Oscar menambahkan, metode serupa juga akan diterapkan pada bidang kebencanaan dan berbagai masalah sosial, dengan menggandeng ahli-ahli di bidang masing-masing. Aplikasi ini telah masuk nominasi Indonesia ICT Awards, Agustus lalu.

Oscar sendiri akan berangkat ke Google Geo Summit di Mountain View, California, AS, pertengahan November untuk mempresentasikan karyanya tersebut.(Niti Bayu/Tribun Jogja)


Gadjah Mada University Students fly unmanned aircraft

Three students check the unmanned plane, Camar Biru or Blue Seagull, in Yogyakarta on September 25. YOGYAKARTA - Members of Flying Object Research Center (FORCE) studying mechanical engineering from Gadjah Mada University flew an unmanned aircraft called Camar Biru (Blue Seagull) on Wednesday.

UGM FORCE team consists of eight students and three lecturers. The small unmanned aircraft is able to fly for 15 minutes at the height of 200 meters. During take off, this aircraft was flown by remote control. It followed line of track as programmed via Global Positioning System (GPS).

"This aircraft is able to fly 15 minutes dependend on battery power only. This is third generation. We made it for the first time in 2011," a supervisor, Gesang Nugroho said. Camar Biru has length of 120 centimeters (cm), height 30 cm, 200 cm wing span and weight four kilograms. It is equipped with a camera, video sender and Digi X-Trend 900 Mhz Radio Transciever for telemetry system. The technology helps the unmanned plane to transmit live video, making maps and aerial photos of mosaic and dropping payload at a given location.


  ● Republika  

UGM bantu Jakarta atasi banjir

Jakarta - Universitas Gajah Mada (UGM) akan membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengatasi banjir, yang hampir setiap musim penghujan mampir ke Ibu Kota.

"Jakarta adalah jendela Indonesia, maka kami ingin memberikan kontribusi dalam menyelesaikan permasalahan di Jakarta, salah satunya adalah masalah banjir," kata Rektor UGM Prof Dr. Pratikno usai menandatangani nota kesepahaman dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, upaya untuk mengatasi banjir di Jakarta tidak bisa diselesaikan dengan membuat resapan yang hanya menyentuh permukaan tanah.

"Tapi juga harus dibuat sistem untuk menanggulangi penurunan tanah karena daerah yang tanahnya turun juga merupakan daerah banjir," katanya.

Dia antara lain menyarankan penerapan teknologi penyuntikan pada lapisan tanah dengan kedalaman 250 meter.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pemerintah DKI akan menerapkan cara-cara baru yang direkomendasikan untuk mengatasi banjir.

"Ini memang adalah hal-hal baru yang kemarin belum terpikirkan, setelah ini maka akan segera dilaksanakan," kata Jokowi.

Jokowi juga mengundang universitas lain untuk memberikan sumbangan ide seperti yang dilakukan UGM.

"Selama ini yang rajin main ke sini rektor UGM, yang lain ya silakan datang, mungkin ITB, IPB atau yang lain," katanya.


  Antara 

UGM manfaatkan urine sapi untuk pupuk cair

http://img.okeinfo.net/dynamic/content/2012/07/03/372/658262/JJbLiZpZof.jpg?w=400Yogyakarta - Tim Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta di Desa Pudak Wetan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, memanfaatkan urine sapi menjadi pupuk cair organik.

"Urine sapi yang selama ini dianggap limbah sebenarnya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair yang kualitasnya dapat diandalkan untuk menggantikan pupuk kimia," kata Dekan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Ali Agus di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, pupuk cair organik itu memiliki kandungan unsur hara yang lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk kimia. Dengan pengolahan sederhana urine sapi dapat diubah menjadi pupuk cair yang nilainya lebih tinggi.

"Pembuatan pupuk cair dapat dilakukan dengan cara sederhana. Teknologi pembuatan pupuk cair berbahan dasar urine mudah, murah, dan memberi banyak manfaat bagi petani dan peternak. Pupuk cair dibuat dengan bahan dasar urine, feses, starter, molasses, dan air," katanya.

Ia mengatakan, untuk menghasilkan pupuk cair sebanyak 80 liter, dibutuhkan urine sebanyak 40 liter dicampur sedikit feses, dua buah nanas sebagai sumber bakteri, molasses dua liter sebagai sumber makanan bakteri, dan air 35 liter.

"Urine dan feses ditaruh dalam satu drum plastik, sedangkan nanas, molasses, dan air dicampur dalam drum yang berbeda. Kedua drum diperam selama dua minggu dan diaduk setiap hari, dua minggu kemudian baru dicampur, diperam satu minggu dan pupuk cair sudah siap digunakan," katanya.

Menurut dia, dengan tema pokok KKN "Pemberian Suplementasi HQFS pada Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Sumber Rejeki Desa Pudak Wetan, Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo,Jawa Timur", masyarakat merasa puas sekaligus antusias dengan pembuatan pupuk cair oleh mahasiswa KKN PPM UGM.

"Masyarakat Pudak Wetan yang mayoritas petani dan peternak ruminansia merupakan masyarakat yang memiliki potensi besar penghasil pupuk cair. Feses dari ternak selama ini sudah dimanfaatkan menjadi biogas, tetapi urinenya belum dimanfaatkan," katanya.

Oleh karena itu, tim KKN PPM UGM Unit JTM 11 di Desa Pudak Wetan memberikan penyuluhan dan praktik pembuatan pupuk cair organik dari urine sapi.

"Tim KKN PPM UGM JTM 11 bekerja sama dengan Kebun Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Pertanian (KP4) UGM memberikan penyuluhan sekaligus praktik langsung pembuatan pupuk cair organik kepada 40 warga perwakilan masyarakat dari empat dusun di Desa Pudak Wetan," katanya.


  Antara 

UGM budi daya melon di gumuk pasir

Yogyakarta - Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta melakukan budi daya melon kultivar Melodi Gama 3 di kawasan gumuk pasir Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

"Penanaman melon Melodi Gama 3 (MG3) akan terus dilakukan, baik pada musim kemarau maupun musim hujan untuk memperoleh informasi yang lengkap dalam pengembangan strategi budi daya melon di sekitar gumuk pasir," kata ketua tim peneliti Gama Melon, Budi Setiadi Daryono di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, melalui riset yang didanai Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) tersebut diharapkan budi daya melon di areal gumuk pasir di Kebumen mampu membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

"Penanaman melon kultivar MG3 dilakukan agar budi daya melon di sekitar gumuk pasir lebih efektif dan ramah lingkungan. Gumuk pasir merupakan gundukan pasir yang terbentuk secara alami oleh angin laut di pinggir pantai, yang dapat berfungsi sebagai pelindung areal sekitar pantai dari angin laut," katanya.

Ia mengatakan, melon kultivar MG3 merupakan salah satu kultivar hasil perakitan Fakultas Biologi UGM yang unggul dengan ciri yang khas, antara lain dagingnya berwarna oranye, aroma buahnya harum, rasanya manis, dan tahan terhadap serangan penyakit jamur tepung (powdery mildew).

"Keunggulan tersebut membuat petani tidak perlu terlalu banyak menggunakan fungisida sehingga budi daya melon di daerah tersebut menjadi ramah lingkungan," katanya.

Selain melakukan budi daya melon kultivar MG3 di sekitar gumuk pasir, Fakultas Biologi UGM juga memberikan bantuan ribuan benih melon kepada petani agar ditanam pada masa tanam berikutnya.


  Antara  

Rompi bikinan mahasiswa UGM ini bisa memijat

Tim mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tengah mengembangkan rompi pijat berbahan parasit. Rompi itu dipasangi delapan unit pijat getaran mekanis.

"Masing-masing unit pijat dilengkapi enam titik infra merah untuk relaksasi otot punggung. Berat rompi sekitar satu kilogram menggunakan baterai litium 9,7 volt," kata koordinator tim, Aris Prayitno di Yogyakarta, Jumat (7/6), seperti dilansir Antara.

Dia menjelaskan, pengguna rompi tersebut dapat mengatur kecepatan getaran hingga 900 rpm. Untuk melakukannya, pemakai tinggal memilih kecepatan yang diinginkannya melalui unit kontrol yang terpasang pada kantong depan rompi.

"Rompi pijat itu memadukan ilmu teknik, sains, dan kedokteran untuk menghasilkan produk kesehatan portabel yang dirancang mengatasi pegal linu secara praktis," katanya.

Selain itu, rompi pijat itu nyaman dipakai dan tidak memakan waktu lama dalam menggunakannya. Rompi itu bisa digunakan paling lama sampai 30 menit.

Dia bersama timnya membutuhkan waktu sekitar empat bulan untuk mengembangkan rompi pijat itu. Awalnya, tim sempat merasa kesulitan mencari motor getar untuk dipasang di rompi saat proses pembuatan.

"Akhirnya kami menggunakan motor berbandul dari 'stick playstation' bekas, sedangkan unit pijat menggunakan keset pijat refleksi. Sebelum jadi, kami empat kali gagal," katanya.

Selain praktis dan bisa dibawa ke mana-mana, rompi yang dibuat dengan biaya Rp2 juta itu memiliki tingkat keamanan yang baik karena menggunakan arus DC dengan baterai 9,7 volt.

Menurut dia, penentuan titik lokasi pemasangan unit pijat tidak dilakukan sembarangan, tetapi berdasarkan hasil anatomi letak posisi saraf, otot, dan pembuluh darah di daerah punggung. Pemilihan lokasi itu dijadikan titik refleksi.

Keberadaan sinar infra merah menimbulkan rasa hangat, sehingga bisa melenturkan jaringan kolagen kulit, selain memicu hormon endorpin yang mampu mengurangi rasa nyeri.

"Nyeri di punggung akibat pengumpulan asam laktat. Jika asam laktat terurai, maka rasa nyeri akan berkurang," katanya.

Anggota tim mahasiswa UGM yang mendesain dan mengembangkan rompi pijat itu adalah Syifa Salma, Hilma Tsurayya, dan Agus Budiman.(mdk/tyo)


  Merdeka 

UGM olah ampas tebu jadi silika gel

Yogyakarta - Kelompok mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengolah ampas tebu menjadi silika gel yang biasanya digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur pada obat-obatan, makanan, dan barang elektronik.

"Pembakaran ampas tebu (bagasse) menghasilkan limbah padat berupa abu. Dalam abu bagasse mengandung silika sekitar 51 persen, yang memiliki fasa amorf," kata koordinator kelompok Denok Kumalasari di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, kandungan silika dalam abu bagasse yang cukup tinggi menjadikan abu bagasse berpotensi sebagai bahan baku pembuatan silika gel yang mempunyai nilai tambah secara ekonomi.

"Pengembangan itu dilakukan untuk membuat sebuah inovasi dari sesuatu yang tidak terpakai atau limbah menjadi sesuatu yang berdaya jual," katanya.

Ia mengatakan, dengan membuat silika gel dari abu ampas tebu itu diharapkan nanti dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan silika gel yang selama ini mayoritas masih didatangkan dari luar negeri.

Selain itu juga diperoleh silika gel dengan harga yang relatif lebih murah karena memanfaatkan limbah industri.

Menurut dia, silika gel juga dapat diaplikasikan untuk meningkatkan mutu komoditas buah-buahan. Bahan kemasaan aktifnya dapat membantu menjaga mutu buah sehingga tidak mudah mengalami proses oksidado dan pematangan.

"Aplikasi itu dapat digunakan oleh petani, distributor maupun pedagang sehingga dapat meningkatkan keuntungan dengan meminimalkan kerusakan pada buah akibat pematangan buah yang cepat," katanya.

Anggota kelompok mahasiswa yang mengolah ampas tebu menjadi silika gel adalah Intin Nurwati, Dena Prischa Putri, dan Wiwik Indriani. (B015/M008)


  Antara  

Mahasiswa UGM Olah Kembang Sepatu Jadi Makanan Bergizi

Kembang SepatuYOGYAKARTA - Kelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menjadikan kembang sepatu sebagai pilihan bahan baku utama untuk olahan produk makanan bergizi, seperti puding, permen jelly, dan "cookies" atau kue kering.

"Kandungan senyawa antioksidan, vitamin C, dan mineral dalam mahkota kembang sepatu (hibiscus rosa sinensis L) menjadi alasan kami memilih bunga tersebut sebagai bahan olahan makanan," kata koordinator kelompok Venni Winta Pratiwi di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, kandungan antioksidan polifenol, flavonoid, vitamin C, dan mineral berfungsi untuk mengobati flu dan demam serta menjaga daya tahan tubuh dan memperlancar pencernaan.

"Bunga tersebut hanya diambil mahkotanya kemudian diblender untuk dijadikan tambahan adonan membuat 'cookies'. Untuk membuat satu kilogram adonan dibutuhkan seperempat bunga kembang sepatu," katanya.

Ia mengatakan, selama dua bulan, olahan produk makanan kembang sepatu yang dinamakan "Bang Sulam" itu telah terjual 850 "cookies", 354 puding, dan 397 permen.

"Satu produk 'cookies' seberat setengah kilogram dijual dengan harga Rp14 ribu, satu puding Rp1.500, dan satu permen Rp1.500. Omzet kami selama dua bulan mencapai Rp3,5 juta dengan keuntungan bersih Rp1,6 juta," katanya.

Menurut dia, bahan baku kembang sepatu didapatkan dari pekarangan warga Dusun Randu, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Satu kilogram kembang sepatu yang masih segar kami beli dengan harga Rp7.500. Bunga yang bentuknya mirip terompet itu biasa dijadikan tanaman hias di pekarangan rumah karena indah dipandang saat mekar," katanya.

Anggota kelompok mahasiswa yang mengolah kembang sepatu menjadi makanan itu adalah Dita Hanna, Abigail Christine, Rizqi Mahanani, dan Masmur Kristi Pamuji.


[Foto] Mobil Semar Ikuti Lomba Hemat Energi

Mobil Semar Universitas Gadjah Mada kembali mengikuti kompetisi kendaraan hemat energi Shell Eco Marathon Asia 2013. Pada tahun ini kompetisi di Sepang International Circuit Malaysia pada 4-7 Juli 2013 yang digelar Shell oil Compagny.


Dalam kompetisi ini Tim Semar UGM akan mengikuti dua kategori yakni kategori Urban Concept dengan bahan bakar diesel dan kategori Prototype Car dengan bahan bakar Gasoline.


Jumlah anggota tim sebanyak 14 orang mahasiwa dan satu orang pembimbing yakni Dr Jayan Sentanuhady.


Kedua mobil ini didesain dan dikembangkan dengan konstruksi body monocoque yang menggunakan material carbon fiber composite.


Mobil Semar juga menggunakan teknologi PSS (Pedal Steering System), yakni pengendalian mobil tidak lagi menggunakan tangan tapi menggunakan pedal kaki.

  detikFoto  

[Foto] UGM Ubah Sampah Plastik Jadi Solar

Inovasi terus dilakukan di Indonesia. Kini Universitas Gajah Mada (UGM) bekerja sama dengan Jepang mengembangkan teknologi konversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. Di tangan para peneliti UGM, sampah plastik berubah menjadi solar.

UGM Ubah Sampah Plastik Jadi Solar
Para peneliti UGM menunjukkan BBM yang terbuat dari sampah plastik.(M Syamsiro).

UGM Ubah Sampah Plastik Jadi Solar
Para peneliti UGM melakukan ujicoba pada sebuah mesin diesel.(Mochamad Syamsiro).

UGM Ubah Sampah Plastik Jadi Solar
Ini dia mesin pengubah sampah plastik menjadi BBM.(Mochamad Syamsiro).

UGM Ubah Sampah Plastik Jadi Solar
Prof. Kunio Yoshikawa dari Jepang berfoto bersama beberapa mahasiswa UGM. Di tangan mereka, sampah plastik berubah menjadi solar.(Mochamad Syamsiro).


UGM Gandeng Perusahaan Benih Kembangkan Jagung Manis Hibrida

Jakarta - Peneliti dari Fakultas Biologi UGM Budi Setiadi Daryono bersama tim, bekerja sama dengan perusahaan benih PT. Agri Makmur Pertiwi (AMP) dan Balitsereal Maros serta Kebun Pendidikan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (KP4) UGM sedang merakit varietas jagung manis hibrida dengan kandungan beta karotin dan produktivitas tinggi (Gama Jagung Manis).

Menurut Budi Daryono uji adaptasi Gama Jagung Manis Hibrida akan dilakukan pada musim kemarau tahun ini di KP4 UGM dan Balitsereal Maros. Benih indukan jagung manis Talenta diperoleh dari PT. AMP dengan keunggulan batangnya kokoh, dalam 1 tanaman terdapat 2-4 tongkol berukuran sama besar serta memiliki penampang daun lebar.

Sedangkan indukan jagung Provit A2 diperoleh dari Balitsereal Maros. Jagung Provit A2 memiliki keunggulan kandungan beta 0,114 ppm serta potensi hasil tinggi yaitu 8,8 t/ha (provit A2).

"UGM menggandeng PT. AMP dalam merakit varietas jagung manis hibrida tersebut," kata Budi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/5/2013)

Sebagai tindak lanjut kerjasama tersebut telah dilakukan penanaman pendahuluan (uji adaptasi) dan pada tanggal 14 Mei 2013, Budi Setiadi Daryono bersama tim melakukan panen perdana jagung manis Talenta di KP4 UGM yang berumur ± 65 hari setelah tanam.

Pada penanaman tersebut juga dilakukan riset seleksi jumlah tongkol jagung manis Talenta (seleksi 1,2,3 dan 4 tongkol/tanaman) di KP4 UGM. Hasil penelitian menunjukan bahwa seleksi 2 tongkol/tanaman memberikan hasil panen yang optimal dengan memanfaatkan sisa seleksi tongkol ke 3 dan 4 sebagai sweet baby corn untuk sayuran.

"Dengan menggunakan sisa seleksi tongkol ternyata panen menunjukkan hasil yang cukup optimal," katanya.

Sementara itu pemanenan jagung manis Talenta di KP4 pada 14 Mei lalu dengan hasil 7,8 ton/Ha. Pemanenan dilakukan oleh Budi Setiadi Daryono bersama tim mahasiswa Laboratorium Genetika UGM dan staf lapangan KP4 UGM.

Penelitian ini diharapkan dapat mendukung terwujudnya jaringan kerjasama yang meliputi Academic, Bussines, Community, and Goverment (ABCG) melalui penguatan peran dan fungsi KP4 UGM Yogyakarta.(hen/dnl)


  ● detikFinance  

Bunga Anggrek Bisa Jadi Obat Kanker

 Tim peneliti menemukan anggrek merpati mengandung zat antikanker.

Bunga anggrek selama ini lebih dianggap sebagai penghias rumah, karena bentuk dan warnanya yang indah. Siapa sangka kalau di balik keindahannya, ada manfaat kesehatan yang tersembunyi. Ternyata bunga cantik ini, bila diolah dengan benar, berpotensi menjadi obat antikanker.

Jenis bunga anggrek yang berpotensi untuk obat anti kanker adalah anggrek merpati. Atau, dalam bahasa latinnya adalah Dendrobium crumenatum Swartz. Koordinator Tim Peneliti Anggrek dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Ardaning Nurliani, mengatakan dari hasil penelitian anggrek Merpati berpotensi menjadi obat anti kanker dan anti tumor.

"Penelitian terhadap bunga anggrek dari genus dendrobium sebagai bahan obat itu sudah banyak dilakukan di berbagai negara. Seperti di Jepang ataupun Cina," kata Ardaning di Yogyakarta.

Penelitian di negara-negara tersebut, katanya untuk mengetahui efek sitoksisitas ekstrak etanolik daun dan pseudobulp dendrobium crumenatum swarz terhadap sel line kanker serviks (HeLa) secara in vitro. Selain itu juga untuk mengetahui aktivitas anti angiogenesis secara in vivo dengan menggunakan membran kolio alantolis telur ayam berembrio.

"Dari penelitian yang kami lakukan yakni induksi melalui apoptosis menunjukkan hasil rendah. Penelitian dilanjutkan dengan uji anti angiogenesis pada membran kolio alantois menunjukkan kalau Anggrek Merpati bisa sebagai kandidat antikanker," ujar Ardaning.

Dengan penelitian ini, ia dan tim peneliti berharap Anggrek Merpati bisa secara signifikan dimanfaatkan untuk pengobatan kanker.  Apalagi Anggrek putih ini memiliki habitat hidup yang luas dan mudah ditemukan. Mulai dari Indonesia, Singapura, Thailand, Filipina dan Papua.(ren)


  Vivanews  

Empat Universitas Beradu Mobil Berbahan Bakar Alternatif

Mobil Listrik UNY EVO Tim Garuda  
Surabaya Empat universitas beradu dalam "Indonesia Chem-E-Car Competition 2013" yang merupakan kompetisi nasional untuk mobil berbahan bakar alternatif di Gedung Robotika ITS Surabaya, Sabtu.

"Ada tujuh mobil dari UGM, Politeknik Negeri Bandung, UI, dan ITS yang bertanding. Mereka umumnya menggerakkan mobil dengan reaksi kimia dari alat pemutih lumut di toilet atau kamar mandi," kata Ketua Panitia Chem-E-Car Hanif Mubarok.

Didampingi Ketua "Chernival Chemical Engineering Innovation Festival" (festival yang di dalamnya ada even Chem-E-Car), Raymond Vensky Rattu, ia menjelaskan Chem-E-Car tahun 2011 diikuti 11 tim, tapi tahun 2013 hanya tujuh tim dari empat universitas.

"Tahun 2011 cukup banyak, karena ada peserta dari luar negeri, tapi tahun ini tidak ada karena bersamaan dengan kegiatan serupa di negera lain seperti Malaysia, Thailand, dan sebagainya, sedangkan kompetisi tingkat dunia di Australia pada Juni mendatang," katanya.

Tentang penilaian, ia mengatakan hal itu ditentukan studi kasus dengan dua undian yakni undian beban dan undian jarak. "Beban akan diberikan dalam kisaran 0-20 persen dari bobot mobil, lalu berat beban itu yang menentukan undian jarak yang harus dicapai," katanya.

Bagi pemenang, panitia akan menyiapkan bantuan dana Rp10 juta untuk juara pertama, Rp7 juta untuk juara kedua, dan Rp4 juta untuk juara ketiga. "Khusus juara pertama akan difasilitasi Aptekindo untuk beradu ke kegiatan tingkat dunia," katanya.

Dari tujuh tim peserta itu, UGM mengeluarkan tiga mobil yakni mobil "Sugriwa III" yang berbahan bakar Asam Chlorida (HCl) untuk sistem rem dan Magnesium untuk sistem penggerak. "Itu merupakan alat pemutih lumut di toilet atau kamar mandi," katanya.

Selain itu, UGM juga mengeluarkan mobil "Subali IV Car" yang berbahan bakar Hydrogen Peroxida sebagai penghasil gerak. "Hydorgen Peroxida itu alat pemutih yang lebih ampuh lagi, tapi mobil Subali itu juga Bejana Tekanan yang merupakan penggerak," katanya.

Mobil berbahan bakar alternatif yang lain dari UGM adalah "Anjani" yang menggunakan penggerak "fuel cell" dari Zodium Peroksida.

Sementara tim dari Politeknik Negeri Bandung ada dua yakni tim mobil "Sangkuriang" dan tim mobil "The Warrior". Sangkuriang memakai "fuel cell" buatan sendiri dari zinc dan asam sulfat, sedangkan The Warrior menggunakan baterai alumunim yang menghasilkan listrik.

"Untuk mobil Spektronics 5 dari ITS juga menggunakan reaksi kimia dari alat pemutih, lalu reaksi itulah yang mengisi Bejana Tekanan mirip tabung gas yang akhirnya menggerakkan mobil," katanya.

Tahun 2011, alat pemutih yang sama juga digunakan, tapi reaksi kimia yang ada menggerakkan piston, bukan turbin. "Kalau dengan turbin tidak ada energi yang terbuang," katanya.

Ia menambahkan tim UI juga mengeluarkan satu mobil yakni "Altair 1.0". Bahan bakar yang digunakan dari elektroda alumunium yang bisa menghasilkan gas bila bereaksi dengan udara, lalu reaksi itu menghasilkan listrik yang diubah jadi energi penggerak," katanya. (E011/T007)


  Antara  

Raih Emas Usai Teliti Aplikasi Bioakustik Pada Ayam Pelung

http://202.46.15.98/file/gallery/2013/04/Rocky.jpgRocky Putra, mahasiswa Fakultas Biologi UGM angkatan 2009 berhasil meraih medali emas pada kompetisi Internasional Engineering Invention & Innovation Exhibition (I-ENVEX) 2013 kategori ICT, multimedia, telecommunications, electricity & electronic, di Kangar, Perlis Malaysia, 16-19 April 2013. Pada kompetisi ini Rocky mengusung judul penelitian, yaitu Application of Bioacoustics in Pelung Rooster (Gallus gallus domesticus Linn., 1758) as Local Genetics Conservation. Kompetisi diikuti lebih dari dua ratus peserta dari 15 negara seperti India, Mesir, Taiwan, Irak, Qatar dan Bangladesh.

Menurut Rocky penelitian tersebut dilatarbelakangi ketiadaan penilaian standar dalam menentukan kokok ayam Pelung terbaik pada Chicken Singing Contest yang dilakukan di beberapa daerah terutama Cianjur, Jawa Barat.

“Juri biasanya hanya mengandalkan pengalaman dan perasaannya ketika melakukan penilaian. Belum ada standar dalam menentukan kokok ayam Pelung terbaik,”papar Rocky.

Ia menjelaskan bioakustik merupakan ilmu interdisipliner yang mengkombinasikan biologi dan akustik sebagai ranah yang mempelajari penghasilan suara dan komunikasi hewan. Aplikasi bioakustik pada ayam Pelung dapat menjadi salah satu upaya konservasi sumber daya genetik lokal karena dapat menguak misteri kehidupan pada tingkah laku (animal behavior) sehingga dapat menjadi informasi khusus dan spesifik pada berbagai hewan yang terancam punah (endangered species).

“Bisa pula menjadi bank suara hewan-hewan yang misalnya terancam punah,”papar mahasiswa asal Pekanbaru Riau itu.

Rocky menilai aplikasi bioakustik pada ayam Pelung bisa menjadi perintis upaya konservasi sumber daya genetik lokal yang diharapkan dapat menghasilkan avian vocal database berupa hasil rekaman dan analisis suara berbagai spesies aves di Indonesia sebagai negara megabiodiversitas. Sehingga pada masa datang Indonesia dapat mempunyai bank suara dan kicauan berbagai jenis burung dari Sabang sampai Merauke. “Ini penting mengingat isu biopiracy kian marak mengincar sumber daya genetik Indonesia,”katanya.

Penelitian yang dilakukan Rocky selama ini dilakukan di Kebun Pendidikan, Penelitian dan Percobaan Pertanian (KP4) UGM selama 6 bulan. Pada waktu itu ia melakukan percobaan pada 4 Pelung di sana. Penelitian yang menggunakan software Adobe Audition CS 5.5 itu meneliti durasi, intensitas hingga frekuensi suara kokok ayam Pelung. Dari penelitian itu durasi kokok Pelung terlama tercatat 5 detik dengan intensitas 91,84 dB. Rocky menegaskan bahwa penelitiannya ini juga bisa dilakukan pada beberapa jenis hewan lain seperti mamalia laut, serangga hingga katak.

Sementara itu dosen pembimbing Rocky, Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc. menambahkan bahwa potensi sumber daya lokal baik flora, fauna serta mikrobia sudah selayaknya dikembangkan serta dijaga kelestariannya untuk kemajuan bangsa dan kesejahteraan umat manusia.

“Kita dorong penelitian seperti ini untuk ikut menjaga potensi sumber daya lokal yang ada di Indonesia,”tutur Budi.


  UGM  

UGM Luncurkan Pusat Studi ASEAN

Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta meluncurkan Pusat Studi ASEAN sebagai wahana bagi sivitas akademika mempelajari dan memperkuat pemahaman berbagai aspek tentang ASEAN.

"Pusat studi tersebut diharapkan memberi wawasan serta memotivasi mahasiswa untuk lebih memiliki orientasi ASEAN bukan hanya nasional, karena sebentar lagi Indonesia juga akan masuk ke dalam 'ASEAN Economic Community' (AEC) pada 2015," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) Erwan Agus Purwanto dalam peluncuran Pusat Studi ASEAN di Yogyakarta, Selasa.

Erwan mengatakan terbentuknya pusat studi ASEAN tersebut merupakan wujud kerja sama antara FISIPOL UGM, serta Pusat Studi Internasional (IIS) dengan Kementerian Luar Negeri.

Dalam Pusat Studi tersebut, kata dia, akan dilakukan penelitian mendalam lebih spesifik tentang isu-isu ASEAN yang bukan hanya dibimbing oleh para pendidik dari FISIPOL namun juga fakultas serta jurusan lain di UGM yang memiliki keterkaitan dengan isu-isu ASEAN.

Berbagai isu yang dapat menjadi obyek kajian antara lain isu sosial, keamanan, serta ekonomi di tingkat negara-negara ASEAN.

Selanjutnya, demi menyesuaikan dengan konteks ASEAN, Erwan mengatakan, bahkan akan melakukan perombakan kurikulum fakultas pada tahun ini.

"Kebetulan setiap lima tahun sekali memang dilakukan revisi kurikulum. Hal itu akan saya manfaatkan agar kurikulum FISIPOL pada tahun ini juga dapat lebih merespons persoalan-persoalan terkait ASEAN," katanya.

Sementara, Dirjen Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri I Gusti Agung Waseka Puja dalam kesempatan yang sama mengatakan pembentukan Pusat Studi ASEAN di UGM merupakan elemen penting untuk membangun percepatan komunitas ASEAN di Indonesia.

"Keterlibatan pihak akademisi akan efektif mempercepat proses dalam membangun komunitas ASEAN di Indonesia,"katanya.

Dalam konteks itu, lanjut dia, hasil kajian akademisi dapat memberi sumbangsih bagi pemerintah serta sekretariat ASEAN di Indonesia dalam mengambil berbagai kebijakan.

"Riset-riset yang akan dilakukan oleh kalangan akademisi di UGM dapat menjadi rujukan pemerintah serta sekretariat ASEAN yang selama ini justru masih memanfaatkan hasil riset dari negara-negara luar seperti Jepang," katanya.

UGM, tambah dia, dalam hal itu juga akan memiliki kesempatan untuk menjalin hubungan kerja sama dalam berbagai bidang dengan perguruan tinggi dari negara anggota ASEAN lainnya.


  Antara