Tampilkan postingan dengan label UMY. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label UMY. Tampilkan semua postingan

Alat Deteksi Pembuluh Darah Bayi yang Hemat Energi

http://202.46.15.98/file/gallery/2013/07/lNueNgqtX5.jpgMahasiswa Teknik Elektro (TE) Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengembangkan alat pendeteksi pembuluh darah balita generasi ketiga. Kali ini, inovasi yang mereka lakukan terletak pada daya energi yang digunakan alat tersebut.

Salah seorang pengusung Alat Pendeteksi Pembuluh Darah Balita Generasi ketiga, yaitu Dian Budi Santoso menyebut, alat tersebut lebih hemat energi dibandingkan dua generasi sebelumnya. Bersama Fajar Eka Septiyadi, Dhorizqy F S D, Satria, dan Irania Dwi W, karya tersebut akan ikut serta dalam Seminar Internasional di Universitas Hang Tuah Surabaya program elektro medik.

Budi menjelaskan, Alat Pendeteksi Pembuluh Darah Balita Generasi ketiga itu menggunakan optimasi fuzzy logic. Sistem tersebut akan membantu para perawat untuk menemukan nadi pada bayi yang biasanya sulit terdeteksi.

“Fuzzy logic merupakan pengatur cahaya dengan teknik pengontrolan cahaya yang diharapkan dapat menembus kulit dan daging bayi, sehingga membantu perawat untuk menginfus bayi dan juga mencegah pecahnya nadi bayi saat penyuntikan,” ujar Budi.

Dia memaparkan, komponen dari generasi ketiga masih sama dengan alat pendeteksi pembuluh darah generasi sebelumnya. Hanya saja, pada alat generasi ketiga ada pengelompokan usia yang akan berpengaruh pada cahaya yang dikeluarkan.

Inovasi tersebut, lanjutnya, akan membantu mengatur penggunaan energi secara lebih efisien. “Dengan pengelompokan usia, maka kita bisa mengatur nyala led yang ada dalam alat tersebut sehingga tidak semuanya menyala,” jelasnya.

Fajar menambahkan, komponen alat pendeteksi pembuluh darah balita generasi ketiga juga menggunakan LED Super Fluks yang membuat hasil cahayanya lebih terang. “LED atau Light Emitting Diode merupakan lampu pada alat ini yang cahayanya akan menembus kulit balita sehingga pembuluh darahnya akan terlihat,” ungkap Fajar.

Dia menyebut, alat pendeteksi pembuluh darah tersebut telah diuji di Rumah Sakit PKU Yogyakarta. “Alat ini sudah diuji coba langsung oleh perawat kepada balita usia dua minggu sampai usia tiga tahun, dan para perawat tersebut merasakan manfaat dari alat ini,” tuturnya.

Dengan adanya alat itu, dia berharap dapat meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan di Indonesia. “Ini juga akan meningkatkan kualitas tempat pelayanan di rumah sakit dan puskesmas, dengan adanya alat pendeteksi pembuluh darah balita hemat energi ini akan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pula,” tutup Fajar.


  Okezone 

Mahasiswa UMY Kembangkan Alat Pendeteksi Pembuluh Darah Balita

_MG_2077Pembuluh darah pada balita sangat rentan akan potensi kerusakan pembuluh darah jika terjadi kesalahan penyuntikan. Untuk itu perlu adanya sebuah alat yang mampu mendeteksi pembuluh darah balita untuk meminimalisir kesalahan tersebut.

Demikian disampaikan oleh Ade Pajar Pirdianto, Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang mengembangkan teknologi untuk pendekteksi pembuluh darah balita, Rabu (15/05) di Kampus Terpadu UMY. Alat yang akan diikutsertakan dalam Lomba Cipta Elektroteknik Nasional (LCEN) tanggal 16-17 Mei di Surabaya ini terdiri dari Ade Pajar Pirdianto, Muholidin, dan Aan Kurniawan.

Ade menuturkan bahwa alat ini digunakan untuk membantu tim medis baik di rumah sakit maupun Puskesmas dalam melakukan penyuntikan pada balita. “Terkadang tim medis juga mengalami kesulitan untuk melihat dimana letak pembuluh darah pada bayi, dengan adanya alat yang dirancang dengan sinar yang bisa menembus pembuluh darah ini dirasa cocok untuk membantu pekerjaan para medis,” tuturnya.

Ade menjelaskan bahwa alatnya ini merupakan lanjutan dari alat pendeteksi pembuluh darah balita yang sebelumnya sudah pernah diciptakan oleh alumni Teknik Elektro UMY Fajar Harianto. “Kami bertiga mengembangkannya menjadi lebih baik dan lebih efisien. Pada alat sebelumnya hanya digunakan untuk bayi usia kurang dari tiga bulan, sekarang kami mengembangkannya sampai usia dua tahun,” jelasnya.

Selain itu, Muholidin memaparkan bahwa cara kerja alat ini pun sangat mudah, hanya meletakan tangan bayi diatas alat ini maka pembuluh darah bayi tersebut akan terlihat. “Hal ini dikarenakan kita menggunakan sinar Led 4 pin yang memiliki kekuatan bias cahaya melebihi sinar Led lainnya, sehingga pembuluh darah pun bisa terlihat jelas,” paparnya.

Alat ini juga sangat efisien, lanjut mahasiswa angkatan 2011, bisa dilihat dari bentuknya yang sangat ringan dan mudah untuk dibawa “Alat seperti ini memang ada di rumah sakit besar dan bentuk alatnya pun tidak seminimalis alat kami, sehingga memudahkan penggunanya,” imbuhnya.

Disamping itu, Aan menuturkan bahwa alat yang sebelumnya sudah diuji pada balita usia dua tahun ini berhasil lolos babak kualifikasi dari LCEN bidang biomedik. “Kami sangat bangga karena alat kami akan bersaing dengan penemuan lain dari seluruh universitas di Indonesia nantinya, kami berharap bisa menjadi yang terbaik dan juga alat pendeteksi pembuluh darah balita ini bisa dimanfaatkan di dunia kesehatan,” tuturnya.


  UNY