Mahasiswa UMY Kembangkan Alat Pendeteksi Pembuluh Darah Balita
Pembuluh darah pada balita sangat rentan akan potensi kerusakan pembuluh darah jika terjadi kesalahan penyuntikan. Untuk itu perlu adanya sebuah alat yang mampu mendeteksi pembuluh darah balita untuk meminimalisir kesalahan tersebut.
Demikian disampaikan oleh Ade Pajar Pirdianto, Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang mengembangkan teknologi untuk pendekteksi pembuluh darah balita, Rabu (15/05) di Kampus Terpadu UMY. Alat yang akan diikutsertakan dalam Lomba Cipta Elektroteknik Nasional (LCEN) tanggal 16-17 Mei di Surabaya ini terdiri dari Ade Pajar Pirdianto, Muholidin, dan Aan Kurniawan.
Ade menuturkan bahwa alat ini digunakan untuk membantu tim medis baik di rumah sakit maupun Puskesmas dalam melakukan penyuntikan pada balita. “Terkadang tim medis juga mengalami kesulitan untuk melihat dimana letak pembuluh darah pada bayi, dengan adanya alat yang dirancang dengan sinar yang bisa menembus pembuluh darah ini dirasa cocok untuk membantu pekerjaan para medis,” tuturnya.
Ade menjelaskan bahwa alatnya ini merupakan lanjutan dari alat pendeteksi pembuluh darah balita yang sebelumnya sudah pernah diciptakan oleh alumni Teknik Elektro UMY Fajar Harianto. “Kami bertiga mengembangkannya menjadi lebih baik dan lebih efisien. Pada alat sebelumnya hanya digunakan untuk bayi usia kurang dari tiga bulan, sekarang kami mengembangkannya sampai usia dua tahun,” jelasnya.
Selain itu, Muholidin memaparkan bahwa cara kerja alat ini pun sangat mudah, hanya meletakan tangan bayi diatas alat ini maka pembuluh darah bayi tersebut akan terlihat. “Hal ini dikarenakan kita menggunakan sinar Led 4 pin yang memiliki kekuatan bias cahaya melebihi sinar Led lainnya, sehingga pembuluh darah pun bisa terlihat jelas,” paparnya.
Alat ini juga sangat efisien, lanjut mahasiswa angkatan 2011, bisa dilihat dari bentuknya yang sangat ringan dan mudah untuk dibawa “Alat seperti ini memang ada di rumah sakit besar dan bentuk alatnya pun tidak seminimalis alat kami, sehingga memudahkan penggunanya,” imbuhnya.
Disamping itu, Aan menuturkan bahwa alat yang sebelumnya sudah diuji pada balita usia dua tahun ini berhasil lolos babak kualifikasi dari LCEN bidang biomedik. “Kami sangat bangga karena alat kami akan bersaing dengan penemuan lain dari seluruh universitas di Indonesia nantinya, kami berharap bisa menjadi yang terbaik dan juga alat pendeteksi pembuluh darah balita ini bisa dimanfaatkan di dunia kesehatan,” tuturnya.
Demikian disampaikan oleh Ade Pajar Pirdianto, Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang mengembangkan teknologi untuk pendekteksi pembuluh darah balita, Rabu (15/05) di Kampus Terpadu UMY. Alat yang akan diikutsertakan dalam Lomba Cipta Elektroteknik Nasional (LCEN) tanggal 16-17 Mei di Surabaya ini terdiri dari Ade Pajar Pirdianto, Muholidin, dan Aan Kurniawan.
Ade menuturkan bahwa alat ini digunakan untuk membantu tim medis baik di rumah sakit maupun Puskesmas dalam melakukan penyuntikan pada balita. “Terkadang tim medis juga mengalami kesulitan untuk melihat dimana letak pembuluh darah pada bayi, dengan adanya alat yang dirancang dengan sinar yang bisa menembus pembuluh darah ini dirasa cocok untuk membantu pekerjaan para medis,” tuturnya.
Ade menjelaskan bahwa alatnya ini merupakan lanjutan dari alat pendeteksi pembuluh darah balita yang sebelumnya sudah pernah diciptakan oleh alumni Teknik Elektro UMY Fajar Harianto. “Kami bertiga mengembangkannya menjadi lebih baik dan lebih efisien. Pada alat sebelumnya hanya digunakan untuk bayi usia kurang dari tiga bulan, sekarang kami mengembangkannya sampai usia dua tahun,” jelasnya.
Selain itu, Muholidin memaparkan bahwa cara kerja alat ini pun sangat mudah, hanya meletakan tangan bayi diatas alat ini maka pembuluh darah bayi tersebut akan terlihat. “Hal ini dikarenakan kita menggunakan sinar Led 4 pin yang memiliki kekuatan bias cahaya melebihi sinar Led lainnya, sehingga pembuluh darah pun bisa terlihat jelas,” paparnya.
Alat ini juga sangat efisien, lanjut mahasiswa angkatan 2011, bisa dilihat dari bentuknya yang sangat ringan dan mudah untuk dibawa “Alat seperti ini memang ada di rumah sakit besar dan bentuk alatnya pun tidak seminimalis alat kami, sehingga memudahkan penggunanya,” imbuhnya.
Disamping itu, Aan menuturkan bahwa alat yang sebelumnya sudah diuji pada balita usia dua tahun ini berhasil lolos babak kualifikasi dari LCEN bidang biomedik. “Kami sangat bangga karena alat kami akan bersaing dengan penemuan lain dari seluruh universitas di Indonesia nantinya, kami berharap bisa menjadi yang terbaik dan juga alat pendeteksi pembuluh darah balita ini bisa dimanfaatkan di dunia kesehatan,” tuturnya.
0 komentar:
Posting Komentar