2014, Semen Indonesia Bangun Pabrik di Myanmar
Menteri BUMN, Dahlan Iskan (2 kanan), didampingi Dirut PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Dwi Soetjipto (kanan) saat peluncuran nama dan logo baru PT Semen Indonesia, di Surabaya, Senin (7/1). ANTARA/Eric Ireng
Jakarta - Direktur Utama PT. Semen Indonesia Tbk (SMGR) Dwi Sutjipto menyatakan siap membangun pabrik baru di Myanmar mulai tahun depan. "Semester II ini diharapkan perjanjian menyangkut semuanya itu bisa selesai. Jadi tahun depan mulai dibangun,"ujarnya saat ditemui di sela-sela acara talkshow Badan Usaha Milik Negara di Hotel Grand Sahid, Selasa 14 Mei 2013.
Untuk pembangunan tersebut, perseroan membutuhkan investasi sebesar US$ 200 juta. Sumber dananya sendiri diperkirakan akan berasal dari kas internal perusahaan juga pinjaman. Namun, Dwi belum menyebutkan asal pinjaman tersebut.
Pabrik baru itu rencananya aakan mulai beroperasi pada tahun 2018. "Kapasitasnya 1 juta ton, tidak terlalu besar karena pasarnya sendiri disana juga tidak besar," kata Dwi.
Saat ini, perseroan memiliki kapasitas produksi sebanyak 2,3 juta ton per tahun. Semen Indonesia yang sebelumnya bernama Semen Gresik ini menguasai pangsa pasar sebanyak 44 persen.
Ia melanjutkan, hubungan kedua pemerintah terjalin dengan baik. Oleh sebab itu pihaknya berani untuk ekspansi ke luar negeri. "Walau Indonesia belum punya perjanjian perlindungan investasi di luar negeri tapi kami tetap ingin masuk ke Myanmar," katanya.
Tahun lalu perseroan membukaan kenaikan laba bersih 23,5 persen, naik menjadi Rp 4,85 triliun dari sebelumnya Rp 3,93 triliun. Tahun ini perseroan menargetkan volume penjualan sebesar 28 juta ton.
Jakarta - Direktur Utama PT. Semen Indonesia Tbk (SMGR) Dwi Sutjipto menyatakan siap membangun pabrik baru di Myanmar mulai tahun depan. "Semester II ini diharapkan perjanjian menyangkut semuanya itu bisa selesai. Jadi tahun depan mulai dibangun,"ujarnya saat ditemui di sela-sela acara talkshow Badan Usaha Milik Negara di Hotel Grand Sahid, Selasa 14 Mei 2013.
Untuk pembangunan tersebut, perseroan membutuhkan investasi sebesar US$ 200 juta. Sumber dananya sendiri diperkirakan akan berasal dari kas internal perusahaan juga pinjaman. Namun, Dwi belum menyebutkan asal pinjaman tersebut.
Pabrik baru itu rencananya aakan mulai beroperasi pada tahun 2018. "Kapasitasnya 1 juta ton, tidak terlalu besar karena pasarnya sendiri disana juga tidak besar," kata Dwi.
Saat ini, perseroan memiliki kapasitas produksi sebanyak 2,3 juta ton per tahun. Semen Indonesia yang sebelumnya bernama Semen Gresik ini menguasai pangsa pasar sebanyak 44 persen.
Ia melanjutkan, hubungan kedua pemerintah terjalin dengan baik. Oleh sebab itu pihaknya berani untuk ekspansi ke luar negeri. "Walau Indonesia belum punya perjanjian perlindungan investasi di luar negeri tapi kami tetap ingin masuk ke Myanmar," katanya.
Tahun lalu perseroan membukaan kenaikan laba bersih 23,5 persen, naik menjadi Rp 4,85 triliun dari sebelumnya Rp 3,93 triliun. Tahun ini perseroan menargetkan volume penjualan sebesar 28 juta ton.
0 komentar:
Posting Komentar