Boneka Edukasi Dengan Aroma Terapi
Boneka adalah jenis mainan dengan berbagai macam bentuk mulai manusia, hewan, serta tokoh-tokoh fiksi. Pada umumnya, boneka digunakan sebagai mainan anak-anak dan kadang kala juga digunakan sebagai koleksi sekaligus sahabat bagi penggemar boneka. Tentunya, keberadaan mainan yang satu ini sangatlah dekat dengan kehidupan manusia, terutama anak-anak. Oleh karena itu, terbuka peluang untuk mengembangkan manfaat yang besar dari boneka itu sendiri salah satunya dengan menyisipkan nilai edukasi dan kesehatan.
Menilik peluang bisnis tersebut, Latifa Dwike Ambarawati, Arinta Setia Sari, Meita Wulan Sari, dan Renaldi Iriawan, sekumpulan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan UNY 2013, menuangkan ide kreatif mereka dalam bentuk boneka bernama “Barbara Queen”. Nama Barbara adalah untuk alasan global branding, “Jadi, dengan kesan internasional harapan kami agar boneka ini dapat mewakili berbagai kebudayaan dunia sedangkan queen adalah sebagai simbol eksklusifitas,” tutur Latifa Dwike Ambarawati atau sering disapa Ike, ketua kelompok.
Boneka ini dapat mengeluarkan aroma terapi sebagai penghilang rasa lelah, refleksi pikiran dan membantu menjaga kesehatan. “Selain itu boneka ini juga memiliki nilai edukasi sebagai media belajar kebudayaan dengan memperkenalkan berbagai macam busana tradisional dunia dengan sentuhan motif batik,” tambah mahasiswi Program Studi Pendidikan Teknik Busana ini.
“Bahan-bahan yang kami gunakan sebagai aroma terapi berasal dari berbagai macam tanaman di lingkungan sekitar sehingga ramah lingkungan dan tidak menimbulkan efek samping,” jelas Ike.
“Kemudian jika aroma yang dihasilkan mulai memudar, konsumen cukup memasukkan cadangan aroma terapi melalui celah reslitting yang ada pada boneka ini,” jelas Perempuan asal Lombok ini.
“Dalam pembuatannya kami memanfaatkan kain velboa sebagai bodi boneka serta kain batik sebagai aksen pada setiap pakaian tradisional dari berbagai macam negara,” ungkapnya.
“Dengan kreasi boneka ini, harapan kami akan dapat membuka lapangan kerja baru serta menyehatkan jiwa raga masyarakat, juga mengenalkan kebudayaan batik dan berbagai jenis pakaian daerah di Indonesia ataupun manca negara,” harapnya.(hryo)
Menilik peluang bisnis tersebut, Latifa Dwike Ambarawati, Arinta Setia Sari, Meita Wulan Sari, dan Renaldi Iriawan, sekumpulan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan UNY 2013, menuangkan ide kreatif mereka dalam bentuk boneka bernama “Barbara Queen”. Nama Barbara adalah untuk alasan global branding, “Jadi, dengan kesan internasional harapan kami agar boneka ini dapat mewakili berbagai kebudayaan dunia sedangkan queen adalah sebagai simbol eksklusifitas,” tutur Latifa Dwike Ambarawati atau sering disapa Ike, ketua kelompok.
Boneka ini dapat mengeluarkan aroma terapi sebagai penghilang rasa lelah, refleksi pikiran dan membantu menjaga kesehatan. “Selain itu boneka ini juga memiliki nilai edukasi sebagai media belajar kebudayaan dengan memperkenalkan berbagai macam busana tradisional dunia dengan sentuhan motif batik,” tambah mahasiswi Program Studi Pendidikan Teknik Busana ini.
“Bahan-bahan yang kami gunakan sebagai aroma terapi berasal dari berbagai macam tanaman di lingkungan sekitar sehingga ramah lingkungan dan tidak menimbulkan efek samping,” jelas Ike.
“Kemudian jika aroma yang dihasilkan mulai memudar, konsumen cukup memasukkan cadangan aroma terapi melalui celah reslitting yang ada pada boneka ini,” jelas Perempuan asal Lombok ini.
“Dalam pembuatannya kami memanfaatkan kain velboa sebagai bodi boneka serta kain batik sebagai aksen pada setiap pakaian tradisional dari berbagai macam negara,” ungkapnya.
“Dengan kreasi boneka ini, harapan kami akan dapat membuka lapangan kerja baru serta menyehatkan jiwa raga masyarakat, juga mengenalkan kebudayaan batik dan berbagai jenis pakaian daerah di Indonesia ataupun manca negara,” harapnya.(hryo)
0 komentar:
Posting Komentar