Tampilkan postingan dengan label UNS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label UNS. Tampilkan semua postingan

Prans Water Filter Ubah Air Sungai Jadi Layak Minum

PictureSolo • Pranoto, seorang doktor sekaligus dosen program studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memperkenalkan alat penjernih air yang diberi nama Prans Water Filter.

"Penjernih air ini dihasilkan dari penelitian tentang pemanfaatan alofan vulkanik sebagai adsorben penjernihan air," jelas Pranoto.

Prans Water Filter, menurut Pranoto, terdiri dair magnet alofan aktif, arang aktif dan resin penukar ion. Magnet berfungsi menjadikan air bersih tanpa serbuk besi, merkuri, tembaga, zink dan sebagainya. Alofan aktif berfungsi menyerap ion logam berat, sedangkan arang aktif berfungsi menghilangkan bau dan juga sebagai penyerap logam.

"Kemudian resin penukar ion berfungsi untuk menghilangkan zat besi, mangan dan bahan kimia lainnya yang mencemari air," imbuhnya.

Pranoto mengungkap, riset sehingga menghasilkan Prans Water Filter diilhami dari adanya program jangka pendek dan mendesak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang akan memanfaatkan sungai sebagai alternatif sumber air bakunya. PDAM, kata Pranoto, baru mencukupi kebutuhan air bersih untuk masyarakat perkotaan sebesar 60 persen. Untuk itu PDAM membutuhkan sumber dengan mengambil air baku dari air sungai, yang diharapkan akan mencukupi sisa 40 persennya.

"Model Prans Water Filter diharapkan dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi PDAM perkotaan sebagai metode alternatif pengelolaan air sungai menjadi air minum," kata Pranoto.


  okezone 

Dua mobil buatan mahasiswa UNS siap bertarung di Malaysia

Dua mobil yang dinamakan Estungkara dan Samudra buatan 17 mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, siap diikutkan dalam ajang Shell Eco Marathon (SEM) Asia 2013 di Sirkuit Sepang, Malaysia, 4 hingga 7 Juli 2013.

Mobil hemat bahan bakar ini diperkenalkan dan diluncurkan di kampus setempat, oleh Rektor UNS Rafik Karsidi, Jumat (17/5).

UNS Solo berencana memberangkatkan dua tim yakni tim Bengawan satu dan tim Bengawan dua. Mereka akan membawa dua mobil, yakni Estungkara untuk kategori Prototype Gasoline dan Samudra untuk kategori Urban Gasoline.

"Ada 17 mahasiswa dari Fakultas Teknik UNS, yang akan berangkat ke Malaysia. Jumlah peserta saat ini ada 150 tim, yang merupakan hasil dari seleksi dari 300 tim yang mendaftar," ujar Manajer Tim Bengawan Dewi Utami.

Menurut Dewi, dari Indonesia, selain UNS, universitas lain yang juga meloloskan dua tim adalah Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Sumatera Utara (USU), Institute Teknologi Bandung (ITB), serta Institute Teknologi Surabaya (ITS).

"Mobil Estungkara sesuai uji coba, bisa menempuh jarak 90 kilometer, untuk setiap liternya. Sementara untuk Samudra bisa menempuh 100 kilometer untuk setiap liternya," katanya.

Selain hemat bahan bakar, mobil Samudra juga sangat ringan yakni hanya 80 kilogram, karena menggunakan bahan komposit untuk body mobilnya. Sedangkan untuk berat mobil Estungkara lebih ringan yakni hanya 60 kg.

"Kami sudah melakukan ujicoba untuk mobil Samudra sejauh 80 km, sedangkan untuk kompetisinya hanya sejauh 40 km," ujarnya.

Rektor UNS, Prof Dr Ravik Karsidi, mengatakan mahasiswa harus membuat inovasi untuk mengatasi mahalnya harga BBM. Kedua mobil tersebut seluruhnya merupakan hasil buatan mahasiswa. Untuk Estungkara, bodi mobil dibuat dari alumunium yang ringan dan Samudera dibuat dari bahan komposit.

"Mahasiswa harus mampu membuat sesuatu yang baru dan berpikir inovatif. Sehingga bisa bermanfaat bagi bangsa," ungkapnya.

Kompetisi SEM Asia 2013, adalah sebuah kompetisi tahunan yang diadakan oleh Shell Oil sebagai ajang kompetisi para pemuda untuk merancang dan menciptakan sebuah kendaraan hemat bahan bakar.

Shell Eco-marathon sudah dilaksanakan sejak tahun 1985 di Eropa (Prancis) dan belakangan dilaksanakan tiap tahunnya untuk 3 benua yaitu Amerika, Eropa dan Asia. Untuk Asia, tahun ini merupakan kompetisi ketiga sejak tahun 2010 yang diadakan di Sepang International Circuit (SIC) Malaysia. Adapun konsep kompetisi sangat sederhana, yaitu pemenangnya adalah mobil dengan penggunaan bahan bakar yang paling irit.(mdk/bal)


  Merdeka  

Mobil Listrik UNY Siap Berkompetisi di Korea

Mobil Listrik UNY Siap Berkompetisi di Korea  Yogyakarta - Tim mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta bersiap memboyong mobil listrik besutannya ke Korea Selatan, Kamis, 2 Mei 2013. Mobil UNY EVO yang memiliki bentuk mirip mobil Formula 1 itu akan menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia pada Kompetisi International Student Green Car di Seoul selama 24 hingga 25 Mei 2013 mendatang.

Ahmad Yulianto, koordinator tim perancang UNY EVO, mengatakan mobil itu memiliki kapasitas setara tujuh tenaga kuda. Komponennya terdiri atas empat buah baterai 12 volt 80 AH, dua motor listrik jenis BLDC 3 Kw, dan badan berbahan carbon fiber. Beratnya sekitar 165 kg, panjang 230 cm, lebar 130 cm, dan tinggi 85 cm. "Kecepatan maksimal bisa 75 km per jam. Baterai yang kami pasang tahan untuk jarak 45 km atau bisa tahan sejam lebih," ujarnya.

Mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik UNY, angkatan 2008 itu menambahkan konsep rancangan mesin mobil listrik ini berbeda serta memiliki sejumlah keunggulan. Salah satunya adalah sistem mesinnya yang memakai dua motor listrik yang diaktifkan dengan konsep electric diferensial. Konsep ini membuat jumlah putaran roda bagian belakang bisa berbeda dari roda lain saat berbelok. "Ini mencegah ban selip atau kehilangan kendali ketika mobil berbelok di tikungan tajam dalam kecepatan tinggi," katanya.

Yulianto menerangkan mobil itu juga memakai sistem suspensi mirip teknologi mobil Formula 1. Karena itu, kata dia, meski digunakan berbelok di tikungan tajam dalam kecepatan maksimum, roda belakang mobil tak mudah terangkat ke atas. "Sistem rem memakai kaliber motor dan master rem mobil," ujar dia. Meski begitu, mobil itu masih butuh sejumlah penyempurnaan, terutama di sistem kemudi. Perhitungan perbandingan setara antara kecepatan dan susut kemudi masih belum sempurna.

Koordinator dosen pembimbing tim perancang mobil UNY EVO, Zainal Arifin, mengatakan prototipe mobil ini sudah bisa dikembangkan sebagai mobil city car yang murni memakai tenaga baterai. Kata dia, jurusan pendidikan teknik otomotif sudah berencana mengembangkannya menjadi mobil urban yang berkapasitas empat orang penumpang. "Mobil UNY EVO ini rancangan generasi keempat," kata dia.


  Tempo  

Selamatkan Pantai, Mahasiswa UNS Ciptakan Land Sea Belt

http://202.46.15.98/file/gallery/2013/04/uns.jpgEmpat mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) menciptakan Land Sea Belt sebagai upaya penyelamatan pantai dari kerusakan lingkungan akibat abrasi dan krisis ikan segar. Keempat mahasiswa tersebut adalah Eka Feri Rudianto, Hidayat Zainuddin, Akbar Hantar Rochamadhon, dan Hardiyanto Agung Nugroho.

Koordinator tim, Eka Feri Rudianto menuturkan Land Sea Belt merupakan dek apung ramah lingkungan yang berfungsi menjaga keseimbangan alam dan manusia. Pembuatannya didasarkan atas realita di desa Kandang Panjang, pesisir utara Kabupaten Pekalongan. “Konsep Land Sea Belt ini berdasarkan riset dan survei yang kita lakukan di daerah pantai utara Pekalongan karena penangkapan ikan yang berlebihan menyebabkan nelayan kesulitan mendapatkan ikan. Selain itu, karena kerusakan garis pantai yang semakin tergerus akibat abrasi,” ungkap Feri. Berdasarkan riset, garis pantai di pesisir utara Pekalongan telah mengalami kemunduran 10-15 meter dalam kurun waktu enam tahun akibat abrasi.

“Land Sea Belt sebagai dek apung dapat difungsikan sebagai keramba ikan yang dapat memecah gelombang penyebab abrasi, melindungi tempat persemaian bakau shelter edukasi, shelter nelayan, bahkan dapat dikelola sebagai pembangkit listrik tenaga ombak,” urainya. Ia pun mencontohkan, hubungan Land Sea Belt dengan hutan bakau adalah simbiosis mutualisme. Tanaman bakau yang masih dalam tahap persemaian membutuhkan pelindung dari ombak agar dapat tumbuh kokoh. Sedangkan, ikan dalam keramba di dek apung membutuhkan hutan bakau sebagai sumber makanannya. “Dua hal ini tidak dapat dipisahkan

karena sama-sama saling membutuhkan. Kemudian dalam perkembangannya, dek apung menyesuaikan dengan pertumbuhan hutan bakau,” tandas Feri.

Land Sea Belt yang diciptakan keempat mahasiswa tersebut sangat fleksibel dan mudah untuk dipasang. “Land Sea Belt ini bentuknya seperti puzzle. Setiap modul berukuran 25 meter. Jadi dek apung ini sangat fleksibel letak dan jumlahnya karena mengikuti pergerakan garis pantai,” kata Feri. Untuk materialnya, dapat dipakai kayu laban yang dipakai nelayan untuk membuat kapal. Sehingga, masyarakat yang ingin menggunakan Land Sea Belt dapat membuatnya sendiri.

Meskipun demikian, Land Sea Belt yang didesain saat ini hanya mampu digunakan di lokasi tertentu, seperti di daerah Pantura atau pantai daerah lain yang memiliki ombak kecil dan angin berkecepatan sedang. “Memang lokasi untuk Land Sea Belt ini khusus (daerah pantura), tidak seperti di pantai selatan yang angin dan ombaknya besar,” ujar Feri.

Land Sea Belt yang diciptakan keempat mahasiswa ini mengusung mereka menjadi juara kedua Student Category dalam sayembara FuturArc yang diselenggarakan oleh Building dan Construction Interchange (BCI) Asia pada 2011 lalu. Pembuatan konsep Land Sea Belt sendiri membutuhkan waktu tiga bulan. “Kita mulai membuat konsep pada September 2011, selesai sekitar 3 bulan kemudian dan langsung kita ajukan untuk FuturArc BCI Asia karena batas waktu pengumpulan konsep akhir Desember 2011,” imbuh Feri.

FuturArc Prize sendiri merupakan sayembara desain arsitektur yang diselenggarakan untuk mencari solusi perancangan/desain berwawasan lingkungan yang menyeluruh di Asia Pasifik. Hal ini bertujuan untuk menjadi katalisator perubahan, lumbung gagasan dan solusi untuk desain berkelanjutan. FuturArc terdiri dari dua kategori yakni Professional Category dan Student Category. “Juara I itu dari Filipina, juara II dari UNS, yang juara III dari UGM,” ujar Hidayat, salah satu anggota tim yang menemani Feri saat itu.

Dalam acara FuturArc, keempat mahasiswa tersebut dituntut untuk menyampaikan desain dan konsep untuk memecahkan permasalahan nonarsitektural secara arsitektur. “Disana, kita menyampaikan desain dan konsep. Fokusnya adalah kita dapat memecahkan permasalahan non arsitektural secara arsitektur. Dalam artian membuat suatu wadah yang dapat digunakan sebagai aktivitas manusia namun itu juga sebagai solusi atas isu-isu lingkungan. Saat itu jurinya dari India, Thailand, Inggris, Indonesia, dan Singapura,” kisah dia. Kemenangan Land Sea Belt dalam ajang itu, menurutnya, karena mengusung isu kerusakan lingkungan yang masih hangat, mudah diaplikasikan, dan multifungsi.

Keberadaan Land Sea Belt tidak hanya terhenti pada ajang FuturArc tersebut, melainkan juga diperkenalkan kepada masyarakat luas melalui berbagai diskusi. “Kemarin kita sudah diikutkan dalam diskusi di Jogja dan Semarang. Dalam waktu dekat kita juga akan ke Bandung,” tandas Feri.

  UNS  

Hemat dengan Genderuwo

http://202.46.15.98/file/gallery/2013/04/genderuwo.jpgPenggunaan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia kini tengah diliputi kelangkaan suplai dalam negeri. Kasus terakhir, solar sempat menghilang dari pasaran karena terbatasnya stok solar dan mengakibatkan antrian kendaraan yang panjang di berbagai kota. Kelangkaan dan keterbatasan produksi BBM ini pun mendorong Dr. Ir.Endang Yuniastuti, MSi untuk meneliti biofuel dengan bahan dari tanaman genderuwo sebagai pengganti BBM.

"Tanaman yang memiliki nama latin Sterculia Foetida Linn ini banyak tumbuh di sekitar pemakaman karena itu banyak masyarakat yang menyebutnya tanaman genderuwo," ungkap dosen Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS).

Penggunaan bio fuel Genderuwo diakui olehnya sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan. Ia menyebutkan bahwa bio fuel ini telah diujicobakan pada sejumlah mesin industri dan mesin kendaraan 2 tak-4 tak. "Dari hasil ujicoba, bio fuel tanaman genderuwo memiliki tingkat emisi yang sangat rendah dan tidak menghasilkan polutan sehingga ramah bagi lingkungan," tuturnya.

Keuntungan lain dari penggunaan bio fuel genderuwo, lanjut Endang, adalah harganya yang terjangkau bagi masyarakat. Ia menyebutkan, dari hasil kalkulasinya harga bio fuel genderuwo kurang dari Rp 3.000 per liternya. Sebagai perbandingan, bio fuel tanaman genderuwo lebih efisien daripada tanaman bio fuel lainnya, seperti jarak. "Campuran bio fuel genderuwo dengan solar dapat 1:10 hingga 1:50, sedangkan tanaman jarak hanya 1:1. Jadi, bio fuel ini lebih efisien," tandas dia.

Untuk mendapatkan bio fuel ini, tanaman genderuwo diolah melalui proses ekstrasifikasi, yaitu biji tanaman genderuwo yang telah tua kemudian dihancurkan dan diperas untuk diambil asam lemaknya. Kandungan minyak yang tinggi terutama asam lemak sterkulat inilah yang menjadikan tanaman yang memiliki sebutan fruits of mystis ini menjadi potensial sebagai biofuel. Proses tersebut menghasilkan bio fuel hingga 80%. "Untuk skala lab bisa mencapai 80%, jika dikompres biasa 70%. Padahal tanaman jarak hanya sebesar 35%," terangnya.

Bio fuel yang dihasilkan dari tanaman genderuwo inipun dapat diolah menjadi bio diesel sebagai bahan bakar mesin diesel. Berdasarkan penelitiannya sejak 2008, ia mengatakan bahwa titik didih bio fuel genderuo mencapai 220 derajat, sehingga dapat digunakan sebagai subtitusi bahan bakar solar. "Titik didih solar hanya 180 derajat, sedangkan bio diesel dari tanaman genderuwo mencapai 220 derajat. Jadi sudah cukup untuk menggantikan solar sebagai bahan bakar mesin diesel," tegasnya.

Endang pun menjamin ketersediaan pasokan bahan baku biji tanaman genderuwo bila akan dilakukan produksi massal bio fuel tersebut. "Tanaman ini biasa tumbuh di dataran rendah dan memiliki masa produksi relatuf lebih lama. Tanaman ini juga dapat bertahan hingga ratusan tahun dengan menghasilkan sepanjang waktu. Ia setiap saat berbunga dan menghasilkan buah. Tetapi musim besarnya sekitar Februari-Maret," kata Endang.

Saat ini dia telah menawarkannya ke Pertamina untuk produksi massal. "Yang seharusnya memproduksi secara massal adalah pemerintah. Saya tidak punya lahan untuk budidaya tanaman ini," ujarnya. Ia berharap hasil penelitiannya ini dapat dipergunakan untuk kesejahteraan masyarakat, sehingga tidak hanya sebatas penelitian.


  UNS  

Tiga Mahasiswa UNS Ciptakan Gold Messenger

http://202.46.15.98/file/gallery/2013/04/gm.jpgTiga mahasiswa Jurusan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Zandra Dwanita Widodo, Hendrik Priyo Utomo dan Bughy Rubiyanto berhasil menciptakan sistem teknologi komunikasi canggih yang diberi nama Gold Messenger.

Koordinator Tim Gold Messenger, Zandra Dwanita Widodo, mengatakan Gold Messenger ciptaannya tersebut dibuat tanpa abonemen dan tanpa pulsa. Meskipun demikian sistem teknologi komunikasi tersebut mampu memberikan kemudahan dan kelancaran kepada penggunannya. Menurut Zandra, pengembangan aplikasi komunikasi Gold Messenger ini, berawal dari sering lambatnya messenger yang digunakan. Sedangkan aplikasi yang dikembangkannya dapat mengirim pesan lebih cepat, karena servernya berada di Indonesia.

“Keunggulan Gold Messenger ini adalah servernya berada di Indonesia. Jadi cepat mau kirim pesan teks, gambar, video, audio secara instan tanpa lelet, karena servernya berkapasitas besar,” jelasnya kepada wartawan.

Zandra bersama dua rekannya tersebut mempunyai cita-cita mewujudkan Indonesia menjadi bangsa yang mandiri. Sehingga dirinya beserta dua rekannya tersebut sebagai konseptor, menciptakan produk berbiaya murah untuk melepaskan belenggu keragaman alat komunikasi produk asing yang selama ini tersedia di pasaran.

“Selama ini kan pengguna sistem komunikasi di Indonesia harus membayar lebih dari Rp7 triliun per tahun kepada provider asing. Jadi dengan adanya Gold Messenger ini Indonesia akan lebih banyak menghemat pembiayaan untuk komunikasi,” kata mahasiswa jurusan Olahraga FKIP UNS ini.

Lebih lanjut Zandra mengatakan, pihaknya akan terus mengupayakan pelayanan sistem komunikasi Gold Messenger selalu gratis dan dikembangkan untuk mendukung berbagai jenis perangkat keras terbaru. Ia mengatakan, software akan secara periodik diperbaiki, di update dan ditambah fiturnya. “Ini demi peningkatan kualitas dan kenyamanan pengguna,” pungkasnya.