Tampilkan postingan dengan label Motor. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motor. Tampilkan semua postingan

Moge Listrik dari Solo

Moge Listrik dari SoloSurakarta : Sekilas motor itu mirip motor gede buatan Amerika Serikat, Harley Davidson. Bodi motor menjorok ke depan. Tempat duduk agak jauh dari setang dan pijakan kaki krom putih. Berat motor ratusan kilogram dan tanpa kursi pembonceng.

Hanya saja ada perbedaan mencolok dengan Harley Davidson. Motor warna biru dan putih itu tidak mengeluarkan suara dan asap. “Karena ini motor listrik,” ujar Dwi Rahmad, mahasiswa Diploma III Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Rabu, 3 Juli 2013. Dwi merupakan anggota tim pembuatnya. Mereka menyebut timya Harlem atau Harley Electric Motorcycle>

Tim ini terdiri dari 6 mahasiswa DIII Fakultas Teknik UNS. Ada empat orang dari Teknik Mesin dan dua lainnya Teknik Otomotif. Semuanya mahasiswa semester akhir. “Harley listrik ini jadi tugas akhir kami,” kata anggota lainnya, Teguh Widiyanto.

Mereka kesengsem dengan bodi Harley sehingga sengaja meniru. Bagian depan motor yang gambot bukan untuk menampung bahan bakar, melainkan tempat empat aki kering sebagai sumber tenaga penggerak motor listrik. “Kami pakai 4 aki, masing-masing 12 Volt dan 65 Ampere,” ujar Dwi.

Pemakaian empat aki dapat dipakai menjalankan motor listrik selama 5 jam atau 65 kilometer. Kecepatan maksimalnya 80 kilometer per jam.  Di bagian setang motor berbobot 110 kilogram tersebut terdapat tiga lampu indikator, hijau, kuning, dan merah. Indikator itu menunjukkan sisa tenaga listrik. “Kalau merah berarti hampir habis,” katanya. Untuk mengisi empat aki yang sudah dijadikan satu rangkaian tersebut butuh waktu 6-7 jam.

Perakitan motor dimulai Maret 2013 dan selesai Juni 2013. Sebagian besar komponen yang dipakai buatan dalam negeri. Kecuali motor listrik yang diimpor dari Cina. “Kami membuat rangka sendiri. Bodi dibuat dari fiber,” ujarnya. Total mereka menghabiskan dana Rp 29 juta untuk Harley listrik.

Dosen pembimbing tugas akhir, Sukmaji Indro Cahyono mengatakan masih ada kekurangan di motor listrik. Misalnya ukuran aki yang besar dan waktu pengisian yang lama. “Kami terus menyempurnakan,” katanya. Kelemahan lainnya, Harley listrik tak kuat menanjak tanpa ancang-ancang.


  Tempo  

SMKN 4 Jakarta perakit sepeda motor Kanzen

Perkembangan teknologi di Indonesia berkembang dengan cukup inovatif. Indonesia sudah jauh melangkah dan mulai mandiri terutama dalam bidang otomotif. Bahkan beberapa kalangan terus mengembangkan karyanya untuk menciptakan motor atau mobil 'made in' Indonesia.

Adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 4 Jakarta Utara yang berhasil menciptakan motor Kanzen. Para siswa sekolah ini membuat motor dengan keinginan yang kuat hingga menghasilkan sepeda motor rakitan yang siap dipasarkan.

Kepala SMKN 4 Jakarta Wahidin Ganef mengatakan, karya anak didiknya pernah dipamerkan di Lomba Kreatif Siswa (LKS) SMK ke-17 di PRJ Jakarta beberapa tahun lalu. Selanjutnya siswa yang bersekolah di Jalan Rorotan VI Nomor 5 Kelurahan Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara semakin bersemangat untuk mengembangkan rakitan sepeda motor mereka.

"Kami telah kerjasama dengan PT Inti Kanzen Motor (IKM) dan Subdiknas pada 6 Januari 2009," ucap Wahidin beberapa waktu lalu.

Ternyata tidak sampai di situ, SMKN 4 Jakarta juga dipercaya untuk merakit 200 mesin mobil Esemka terurai dan 12 mobil. Jatah perakitan ini sebelumnya diberikan kepada SMKN 1 Budi Utomo, namun sekolah tersebut belum memiliki bengkel untuk perakitan mobil. Program pun dialihkan ke SMKN 4 Jakarta.

"Saat verifikasi Program Perakitan Direktorat Pembinaan SMK Kemdikbud tahun 2009, kami tidak jadi ditunjuk, tetapi ikut merakit komponen mesin yang sebagian terurai," ujar guru mesin SMKN 1 Budi Utomo Sopandi.

Fasilitas SMKN 4 Jakarta dinilai lebih siap ikut program perakitan Kiat Esemka. "Kami ditunjuk bersama 22 SMK lain karena punya bengkel laboratorium memadai," kata Sekretaris Program Otomotif SMKN 4 Jakarta Rahmedi.

Kreativitas SMKN 4 Jakarta memang patut diacungi jempol. Sekolah tersebut juga menciptakan mesin computer numerical control milling atau mesin bubut untuk membuat onderdil kendaraan bermotor. Sebelumnya, SMKN 4 juga merakit laptop, mobil, truk mini, sepeda motor, serta proyektor LCD.(mdk/ded)


  Merdeka  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW_7Q_gMU8bWByPD8aRsTMrWQnA3C6m_cCcvcnflRenf66mPLH6EWCZhHh5b_QPi61GtYm3vlEiGg86qHAJIxpQMtGRwZ9W5G2ESw8QZXJubLJ_RU9z2t-AvqnBEJR3mwVMJ_hTXrI69s/s35/cinta-indonesia.jpg