Tampilkan postingan dengan label PINDAD. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PINDAD. Tampilkan semua postingan

PT Pindad (Persero) di Rapim TNI 2014

Jakarta PT Pindad (Persero) berpartisipasi dalam acara Rapat Pimpinan Tentara Nasional Indonesia (Rapim TNI) Tahun 2014. Dalam acara yang diselenggarakan sejak tanggal 8-10 Januari 2014.

di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta ini, PT Pindad (Persero) berpartisipasi dalam pameran produk alat peralatan pertahanan (Alpalhan) produksi dalam negeri bersama dengan puluhan industri dalam negeri lainnya.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan dihadiri 229 pejabat TNI dan angkatan, dengan mengangkat tema "Kita Mantapkan Profesionalitas TNI dalam Menjaga Stabilitas, Kedaulatan dan Keutuhan NKRI".

Dalam kata sambutannya, Panglima TNI berharap, TNI dapat memberikan nilai terbaik dari waktu ke waktu bagi bangsa dan negara. Dalam perjalanan mencapai hal tersebut, dapat dipastikan terdapat hambatan berupa simpul-simpul yang membuat TNI berjalan di tempat ataupun membuat TNI kurang inovatif dan kreatif.

Simpul dan sumbatan inilah yang dicoba diurai dengan menggunakan pemikiran-pemikiran cerdas para pimpinan di jajaran TNI.

PT Pindad (Persero) berpartisipasi dengan menampilkan beberapa produk andalannya, seperti produk produk senjata, yang terdiri dari SS1-M1, SS2-V1, SS2-V2, SS2-V2 HB, SS2-V5, SS2-V1, SM2-V1, SM-3, SPR-2, SPR-3, SAR-2A, G2 Combat dan Elite, dan PM2-V2.

Sedangkan untuk produk munisi yang ditampilkan adalah Maket Munisi Kaliber Kecil, Mortir 60 Comando, Mortir 60 Long Range, dan Mortir 81. Beberapa produk bom juga ditampilkan seperti BT-100, BL-25, BLA-50, BT-250, BTN-250, BLA-250, dan BT-125.

Untuk produk Kendaraan Khusus, beberapa produk yang ditampilkan adalah Panser Anoa, Panser Canon 20 mm, Kendaraan Taktis Komodo, dan Kendaraan Peluncur Roket. Beberapa produk penelitian dan pengembangan juga turut ditampilkan seperti alat semai awan CoSat 1000 dan produk hasil dari konsorsium roket nasional yaitu Rhan 122.

Rapim TNI merupakan kegiatan tahunan para pimpinan TNI untuk mengevaluasi kemajuan pembangunan organisasi TNI yang telah dicapai dan sarana pencarian solusi untuk masalah-masalah yang dihadapi oleh TNI agar tercapai kesatuan langkah, dalam rangka menyongsong tugas di tahun berikutnya.

Semoga saja, partisipasi PT Pindad (Persero) dapat berlanjut di tahun-tahun berikutnya sebagai mitra setia TNI dalam pemenuhan alat utama sistem persenjataan.


  Pindad  

BUMN Pembuat Alat Utama Sistem Persenjataan

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia telah mampu mengembangkan, memproduksi dan menjual peralatan militer berbagai jenis super canggih dan modern. Pengembangan peralatan militer ternyata sudah berlangsung sejak lama.

Seperti PT Pindad (Persero) yang memproduksi senjata dan kendaraan tempur berbagai varian atau PT Dirgantara Indonesia (Persero) yang memproduksi berbagai tipe pesawat dan helikopter. Apalagi dengan adanya Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).

Industri pertahanan pelat merah memperoleh angin segar. Mau tahu BUMN produsen pelatan militer canggih. Berikut ini hasil penelusuran detikFinance, Rabu (4/12/2013).

1. PT Pindad (Persero)

Pindad merupakan BUMN senjata dan kendaraan tempur yang bermarkas di Bandung, Jawa Barat. Perusahaan negara strategis ini merupakan salah satu ujung tombak pemasok peralatan militer bagi TNI dan Polri.

Bahkan telah dipasarkan ke luar negeri. Produk senjata yang dihasilkan seperti: SS1, SS2, SPR, PM dan
senjata genggam. Pindad juga memproduksi berbagai varian amunisi ringan hingga berat.

Untuk kendaraan tempur, Pindad mampu mengembangkan dan memproduksi Panser Anoa, Water Canon, kendaraan taktis Komodo hingga tank versi medium.

2. PT Dirgantara Indonesia (Persero)

PTDI merupakan BUMN produsen pesawat dan helikopter versi militer dan sipil. Hasil karya BUMN pesawat ini telah digunakan di dalam dan luar negeri. Untuk meningkatkan kualitas pesawatnya, Dirgantara Indonesia mengandeng produsen kelas dunia seperti induk produsen pesawat Airbus, EADS.

Produk pesawat dan helikopter yang dihasilkan antara lain: pesawat NC 212-200, C212-400, CN 235-220M, CN235-200MPA, CN 295 Helikopter Bell 412 EP dan Helikopter Super Puma.

Dirgantara Indonesia saat ini sedang mengembangkan pesawat tempur KFX/IFX, pesawat penumpang N219 dan pesawat mata-mata nir awak.

3. PT LEN Industri (Persero)


LEN merupakan BUMN teknologi yang memproduksi berbagai peralatan canggih untuk energi terbarukan, kereta, pertahanan hingga telekomunikasi. Untuk bidang pertahanan, LEN berhasil memproduksi dan mengembangkan otak dari kapal perang yakni combat management system (CMS).

LEN juga memproduksi peralatan telekomunikasi untuk militer dan polisi seperti tactical radio communication HF dan VHF transceiver.

4. PT PAL (Persero)

PAL merupakan BUMN produsen kapal varian sipil dan militer. Perusahaan negara yang bermarkas di Surabaya Jawa Timur ini mampu memproduksi kapal perang untuk keperluan industri pertahanan tanah air. Bahkan PAL memperluas jaringan bisnisnya dengan menawarkan varian kapal perangnya ke Filipina.

Produk kapal perang dan kapal cepat PAL antara lain: Landing Platform Dock 125M, Kapal Patroli Cepat 57 meter NAV V, Kapal Patroli Cepat 15 Meter, Kapal Cepat Rudal 60 M. Selain itu, PAL saat ini bersama Korea Selatan tengan mengembangkan kapal selam.

5. PT Dahana (Persero)

Dahana merupakan BUMN produsen bahan peledak untuk keperluan industri dan militer. Salah satu bahan peledak versi militer terbaru yang dikembangkan adalah bom P-100 L dan P-100 untuk bom latih.

Bom pintar ini dilengkapi fuse sehingga bisa tepat sasaran. Bom P-100 ini nantinya dirancang untuk pesawat tempur Sukhoi milik TNI AU.


  detik  

Brunei Pesan 4 Panser Buatan Pindad

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeDUEO4syRssol11pPbQXiARIRzw1ZDgJEjVuZZExgzC6APwrS6zVCv3gxeteBezLbiMeK70WRZq9lsl-MVpnl9s-MErunFVqrb0ax65WtTHQY9hswxmzfxPxTdcfZuU_b3TaiWc25Lb_T/s1600/anoa-anti-armor.jpgBANDAR SERI BEGAWAN Indonesia memperoleh sejumlah komitmen bilateral dalam pameran BRIDEX 2013 termasuk pemesanan 4 unit Panser Anoa dari Brunei Darussalam yang diharapkan pembeliannya diteken tahun depan.

Menurut Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, komitmen pembelian panser Anoa yang diproduksi PT Pindad tersebut menandakan bahwa industri pertahanan Indonesia semakin dipercaya.

"Ini dapat dlihat dari semakin banyaknya penggunaan internal maupun dari pembeli luar negeri serta peningkatan kapabilitas teknologinya," ujar Sjafrie sebelum mengakhiri kunjungan dua hari ke Brunei, Rabu (4/12), dalam rangka menghadiri pameran Bridex 2013 di Bandar Seri Begawan, 3-6 Desember. Dari Brunei, Sjafrie langsung bertolak ke Kanada.

Keikutsertaan Indonesia di Bridex 2013 memperkokoh posisi Indonesia dalam industri strategis di bidang kemiliteran dan pertahanan. "Kita membawa misi untuk memperkenalkan dan mengembangkan industri pertahanan kita," ujarnya.

Industri strategis yang mengikuti pameran antara lain PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT LEN, PT PAL, dan PT Dok Perkapalan Kodja Bahari serta sejumlah perusahaan swasta.

Komitmen Bilateral

Sebelum bertolak ke Kanada, Wamenhan bertemu dengan pejabat dan utusan Kementerian Pertahanan dari Turki, Filipina, dan Prancis serta sektor swasta dari Brasil dan Inggris di Pavilion Indonesia, di lokasi Bridex 2013.

Dari rangkaian pertemuan bilateral itu, Indonesia memperoleh beberapa komitmen pembeliam maupun dukungan kerjasama militer, termasuk joint production beberapa produk dalam negeri dengan produsen lain yang turut pameran.

Turki, misalnya, memastikan kerjasama konkret dengan PT Pindad dalam produksi medium tank, selain kerjasama dengan LEN untuk pengembangan alat komunikasi.

Dengan Filipina, diperoleh komitmen memastikan rencana kontrak pembelian dua kapal strategic vessel serta observasi kemungkinan pemesanan CN-295.

Prancis, lanjut Sjafrie, memastikan pengiriman meriam 155 Nexter akan hadir pada 5 Oktober 2014, yang terdiri dari 1 baterai atau sekitar 18 unit meriam. Prancis juga akan melanjutkan dukungan untuk PT Pindad dalam memproduksi Panser Anoa melalui pasokan perangkat mesin Renault Rack Defense.

Indonesia juga memperoleh komitmen dari Lurssen, Inggris, yang memastikan bahwa 2 unit multirole light fregat akan dikirim pada Juni 2014.

Sjafrie melanjutkan dalam pameran Bridex-2014, produk industri pertahanan Indonesia mendapat perhatian besar dari Sultan Brunei Hasanal Bolkiah dan negara sahabat yang lain.

Angkatan Udara Brunei bahkan melakukan joy flight pesawat CN235 dan CN295, Rabu. Pada Kamis dijadwalkan Putra Mahkota Pangeran Al-Muhtadee Billah Bolkiah juga akan melakukan joy flight pesawat CN 295. "Ini untuk merasakan kapabilitas pesawat agar user merasa confidence."

Butuh Dukungan

Sementara itu, dalam diskusi dengan industrialis swasta peserta Bridex 2013, Sjafrie mendukung keinginan mereka agar pemerintah memiliki kebijakan dan regulasi yang memungkinkan terciptanya kontinuitas order.

"Selain itu perlu dukungan kebijakan skema pembiayaan yang bisa mendapatkan bantuan bank pemerintah untuk membiayai produksi," katanya.

Setidaknya terdapat tiga area yang perlu menjadi perhatian untuk terus memperkuat industri strategis di Indonesia, yakni skill sumberdaya manusia, manajemen yang terkait dengan leadership, serta infrastruktur industri.

Dia yakin, dengan dukungan pemerintah, semua pelaku baik swasta maupun BUMN dapat mengambil manfaat dari industri strategis sehingga bisa lebih efisien, dan produktif.

Dengan demikian akan semakin terbuka kesempatan bagi industri pertahanan masuk ke pasar regional dengan kompetensi tinggi.


  Bisnis  

Prototype Tank Medium SBS Pindad

PT Pindad (Persero) siap meluncurkan tank asli buatan Indonesia yang pertama ke publik. Tank ini sekarang masuk ke fase pematangan model prototype atau purwarupa tank tipe medium di pusat pengembangan.

Dari gambar yang diteroleh detikFinance, tampilan body terlihat mirip panser Anoa 6X6. Kepala Departemen Humas dan Hukum PT Pindad Tuning Rudiyanti menjelaskan medium tank karya Pindad ini memang masih perlu penyempurnaan.

"Nah, kalau tank itu kita mulai dari kelas medium. Sekarang untuk tank baru masuk di litbang. Secara fisik iya sudah jadi tapi kalau teknis baru setengahnya. Ini bisa dilihat di Pindad. Ini benar-benar karya Pindad," ucap Tuning kepada detikFinance Rabu (30/10/2013).

Tank ini merupakan loncatan dari pengembangan panser Anoa dan kendaraan taktis Komodo. Ketika prototype tank bernama SBS ini tuntas, produsen senjata dan kendaraan tempur pelat merah ini siap melanjutkan ke proses sertifikasi di Kementerian Pertahanan.


"Nanti kalau sudah jadi prototype diajukan sertifikasi baru diproduksi," jelasnya.

Tank produksi bangsa Indonesia ini, bisa disejajarkan dengan tank kelas medium seperti Marder. Selain mengembangkan tank sendiri, Pindad juga ikut membantu Kementerian Pertahanan Indonesia bersama Turki mengembangkan medium tank.


  detik  

BUMN Produsen Senjata dan Panser Buka 2.000 Lowongan Kerja

http://images.detik.com/content/2013/10/24/1036/panser.jpgBandung - BUMN produsen senjata dan panser, PT Pindad (Pesero) membuka ribuan pegawai baru untuk bergabung dengan perusahaan yang bermarkas di Kota Bandung, Jawa Barat ini.

Pindad memastikan menutup pintu bagi pekerja asing yang berniat bergabung, artinya Pindad hanya menerima calon pegawai dari dalam negeri saja. Kebutuhan Pindad untuk pegawai baru mencapai 2.000 orang.

"SDM nggak dari luar negeri, tapi dalam negeri. Inilah yang kita bidik," jelas Plt Direktur Utama Pindad Tri Hardjono di sela-sela menerima kunjungan rombongan MPR RI di kantor Pindad, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Kamis (24/10/2013).

Menurut Tri, selama ini proses perekrutan pekerja terbilang jarang dilakukan Pindad. Ia menyebut hampir 15 tahun pihak Pindad tidak pernah merekrut para pegawai baru.

"Baru dua tahun terakhir, kita melakukan rekrutmen. Bulan ini ada proses rekrutmen dan terus berlanjut," ungkapnya.

Tri menjelaskan tidak ada spesifikasi khusus untuk kriteria calon pegawai Pindad. Para calon pegawai baru bakal digembleng dan dikembangkan karakternya oleh perusahan dengan mengikuti pelatihan atau pendidikan.

"Terpenting pendidikanya formal," ucap Tri.

Ia menuturkan, saat ini pekerja Pindad jumlahnya sekitar 2.420 orang. Namun, menurutnya, perbandingan antara pekerja yang masuk dan keluar belum berimbang.

"Kondisi idealnya pada angka 2000-an. Artinya, 2.000 (pekerja) yang lama diganti dengan baru. Itu (jumlah) ideal buat industri yang arahnya inovasi," kata Tri.(ern/hen)


  detik  

Test Drive Panser Anoa VVIP, Panser Kepresidenan Produksi PT Pindad

 Dibalut Baja Tebal Sekuat Tank, Ber-AC dan Kulkas Senyaman Sedan

Sebagai orang nomor satu, presiden harus mendapat fasilitas nomor satu. Karena itulah, disediakan fasilitas mobil khusus presiden, pesawat kepresidenan, dan yang baru selesai dibuat: panser kepresidenan. Pekan lalu Jawa Pos mendapat kesempatan merasakan ketangguhan dan kenyamanannya. 

Sebagai salah satu negara di dunia yang aman, tenteram, dan jarang mengerahkan persenjataan militer untuk konfrontasi, Indonesia patut berbangga memiliki PT Pindad. Perusahaan negara itu tak henti-hentinya melakukan inovasi untuk memenuhi amanat menyiapkan alat utama sistem persenjataan (alutista) terbaik dan termodern buat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri.

Kebanggan itulah yang dirasakan Jawa Pos saat menyusuri kantor pusat sekaligus tempat produksi Pindad di Bandung pekan lalu. Baru memasuki pintu gerbang, pandangan langsung menjumpai gudang yang berisi kendaraan-kendaraan superbesar. Mulai truk pengangkut TNI yang sering dijumpai di jalanan hingga kendaraan militer seperti panser dengan bodi baja yang tebal.

Namun, di antara puluhan kendaraan di gedung-gedung ukuran besar tersebut, Jawa Pos diarahkan salah seorang staf Pindad untuk mengunjungi beberapa panser yang terlihat mendapat perlakuan istimewa. Sebetulnya, saat Jawa Pos pertama melihat, tidak ada satu pun hal yang membuat panser itu layak dinilai istimewa bila dibandingkan dengan panser yang lain.

Namun, ketika kesempatan menengok bagian dalam diberikan, kesan yang muncul justru sebaliknya. Sewaktu dibuka, panser tersebut dilengkapi kursi busa nan nyaman. Seperti di kokpit pesawat kelas eksekutif. Di depannya, layar besar tampak mewah terpajang. Dilihat dari modelnya, layar itu lebih seperti televisi mahal untuk hiburan daripada layar pemantau yang biasanya ada di kendaraan militer. Bahkan, di dalam panser tersebut ada kulkas kecil. Selintas mirip dengan fasilitas di limosin mewah.

PT Pindad memang sengaja memasang fitur yang berbeda untuk panser yang satu ini. Semua perangkat yang disematkan di interior panser spesial itu serbanyaman. Maklum saja, calon pengguna panser tersebut bukan sembarang orang. Dialah panglima seluruh angkatan bersenjata TNI-Polri: pesiden Republik Indonesia.

Ya, panser itu bakal menjadi salah satu moda transportasi RI-1 selain mobil dinas. Tentu saja panser tersebut digunakan ketika keadaan darurat, saat nyawa pucuk pimpinan pemerintahan terancam. Panser yang dinamai Anoa VVIP tersebut diciptakan sebagai kendaraan militer pertama yang dirancang khusus untuk pejabat negara.

Manajer Pemasaran PT Pindad Sena Maulana menjelaskan, PT Pindad telah merampungkan empat unit"panser"Anoa yang dipesan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Perinciannya, tiga unit Anoa VVIP dan satu unit mobil"panser"untuk kendaraan pengawal. "Kami mendapat pesanan sekitar empat bulan lalu. Sebelumnya Paspampres punya"panser. Tapi, kali ini pemesanannya khusus untuk presiden," ujarnya kepada Jawa Pos.

Untuk proyek dari istana tersebut, Sena mengakui, pihak perusahaan memberikan prioritas tertinggi. Karena itu, waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama. "Sebenarnya Anoa tersebut diciptakan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Jadi, kalau kita beli dari luar negeri, kan seadanya yang dijual itu yang didapatkan. Karena ini adalah industri pertahanan nasional, kita harus memenuhi kebutuhan pemerintah," ujarnya.

Lalu, apa sebenarnya yang membedakan Anoa VVIP dengan Anoa tipe lainnya?

Sena menjelaskan, secara spesifikasi, tidak ada yang berbeda. Dengan lapisan baja setebal 10 mm, bodi kendaraan itu bisa menahan peluru berkaliber 7,62 mm. Bahkan, lapisan bisa di-upgrade untuk menahan peluru berkaliber 12,7 mm. "Ini nanti untuk perlindungan presiden dan keluarga presiden serta anggota kabinet. Pokoknya, siapa pun yang digolongkan VVIP oleh Paspampres," tambahnya.

Yang berbeda adalah interior yang khusus diperuntukkan kenyamanan presiden dan keluarga. Kendaraan tersebut dibagi menjadi dua bagian. Yakni, operasional di bagian depan. Bagian tersebut diperuntukkan pengendara dan komandan kendaraan. Lalu, di belakangnya barulah ruang yang diisi dua kursi untuk presiden dan istri serta dua kursi untuk pengawal.

"Kursi tersebut sangat aman terhadap ranjau sekaligus nyaman untuk presiden. Selain itu, ada fasilitas audio visual. Juga, kulkas untuk kebutuhan seperti minuman dingin. Kami juga memasang tangga hidrolis sehingga presiden bisa masuk dan keluar dengan mudah," ungkapnya. Dengan demikian, presiden tinggal duduk, pengemudi tekan tombol, kursi akan bergerak ke posisi yang paling nyaman di dalam panser.

Bukan hanya kenyamanan, Pindad sangat memperhatikan fitur keamanan. Misalnya, kamera yang diinstal pada depan dan belakang kendaraan. Kamera tersebut bisa melihat 360 derajat pemandangan di sekitar mobil baja. Pemandangan tersebut bisa dilihat melalui layar di dalam ruang VVIP. "Kamera ini juga dilengkapi thermal imaging"(teknologi mengambil objek gambar berdasar suhu). Karena itu, mereka bisa tetap melihat keadaan sekitar saat lampu tak berfungsi dan keadaan gelap total," ungkapnya.

Ketika ditanya kemungkinan produksi Anoa VVIP lagi "untuk kebutuhan ekspor, misalnya" Sena menyatakan, pihaknya" belum memikirkan hal tersebut. Sebab, Anoa VVIP adalah produk khusus yang dipesan Paspampres. "Misalnya untuk negara lain. Bisa saja. Tapi, setiap negara kan punya prosedur pengamanan VVIP yang berbeda-beda. Kalau untuk swasta, kami belum bisa," ungkapnya.

Bagaimana dengan biaya produksi?

Soal dana, Sena mengatakan bahwa fitur yang ditambahkan tidak secara signifikan menambah harga Anoa. Dia menyebutkan, harga satu unit Anoa bisa mencapai sekitar Rp 8 miliar. Sampai saat ini produk tersebut telah dirancang tujuh varian. Di antaranya, varian ambulans,"angkut personel (APC),"komando,"logistik BBM, logistik munisi,"dan mortar carrier. "Ya tidak berubah signifikan, kan yang diubah hanya interiornya. Pakemnya tetap sama. Produk ini kan"dianggarkan dalam anggaran Paspampres yang dipesan melalui Mabes TNI. Jadi, tidak langsung dibayar," ungkapnya.(*/c10/kim)


  JPNN  

Panser Anoa 2 Mejeng di Trade Expo

http://images.detik.com/content/2013/10/16/1036/anoa.jpgJakarta - Produk panser Anoa nampak terlihat di pameran perdagangan atau Trade Expo Indonesia (TEI) 2013 di JIExpo Kemayoran Jakarta. PT Pindad (Persero) sebagai produsen Anoa, sengaja memamerkan jenis Panser 6X6 Anoa 2 ke para pengunjung TEI 2013.

"Dari PT Pindad (Persero) menghadirkan Panser 6X6 Anoa 2. Mobil militer besar buatan anak bangsa," ungkap Wildan salah satu marketing PT Pindad (Persero) saat ditemui di lokasi TEI 2013, Rabu (16/10/2013).

Menurut Wildan, kendaraan militer ini mempunyai kapasitas mesin hingga 6.000 cc. Kendaraan tempur yang didesain unik dan dinamis ini sebelumnya sudah digunakan oleh pasukan perdamaian United Nations (UN) Tentara Nasional Indonesia (TNI) saat bertugas di Libanon dan Kongo tahun 2010 silam.

"Kapasitas untuk dibagian depan mobil 2 orang plus 10 orang dibelakang. Pernah digunakan pasukan perdamaian TNI di Kongo dan Libanon tahun 2010. Sudah dilengkapi senjata," katanya.

Pindad sengaja memamerkan kendaraan militer jenis Anoa di pergelaran TEI 2013. Selain sosialisasi perkembangan industri militer Indonesia, Pindad juga mengincar para calon pembeli. Anoa 2 baru diekspor ke Mali dan Timor Leste.

"Di pameran ini dijual juga kalau harga saya belum bisa kasih informasi. Diekspor baru ke Mali dan Timor Leste yang lain tahap penjajakan seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darusalam," katanya.

Sementara itu, para pengunjung menyatakan kekagumannya dan tidak percaya kendaraan militer Panser Anoa produk buatan Kota Bandung.

"Saya tidak percaya ini buatan Kota Bandung. Kalau benar sungguh luar biasa kita bisa produksi sendiri. Jadi nggak usah impor kendaraan militer," jelas Lien Tan yang tidak malu-malu untuk berfoto di depan Anoa 2.(wij/hen)


  detik  

Semangat Kemandirian JK Berbuah Panser Anoa

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheGkFbwutM-Cl8I4fFYXjSKo-LaqGj4-W3sRHAkhVUHcDvrwNLzxf4ArRiwtM2jRFTXy5mqbHRgCT4ML8gx22k24zz5XiaUwTdda0WuF4_x2y_a4l3aAwXD5zzNvxBXcvOM33_YH-s868/s1600/IMG_8751-98.jpg
Penampakan armour tambahan di tubuh Anoa
JAKARTA - Beberapa waktu lalu 3-7 Oktober 2013, Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyelenggarakan pameran sistem persenjataannya.

Organisasi militer ini mempertunjukkan senjata-senjata sekaligus kendaraan miliknya tersebut dalam pameran alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang digelar di pelataran Tugu Monas Jakarta.


Di antara stan-stan yang ada, stan TNI Angkatan Darat (TNI AD) cukup banyak mendapat perhatian. Salah satu kendaraan senjata yang paling menarik minat pengunjung adalah sebuah panser. Panser ANOA namanya. Yang khusus dalam acara ini adalah, para pengunjung ternyata bukan hanya dapat ‘melongo’ menyaksikan mobil baja ini. Mereka juga bisa ikut menaikinya, tentu bukan untuk diberangkatkan perang, tapi keliling Monas.


Namun yang menarik dan mengesankan dengan panser ini bukan hanya kekuatan atau kecanggihannya yang memang sudah seperti panser-panser buatan negara maju. Tapi adalah cerita dibalik baja-baja berjalan inilah yang jauh lebih menarik.


Ini semua diawali dari rasa gregetan-nya seorang Jusuf Kalla. Waktu itu tahun 2007 JK mencanangkan kebijakan kemandirian industri pertahanan. Ia gemas melihat alat persenjataan militer negeri ini kebanyakan impor, khususnya panser.


Dalam suatu kesempatan ceramah di Lemhanas beberapa waktu lalu, JK mengatakan “Masa (panser) yang seperti ini saja kita tidak bisa buat? Saya tanya pindad berapa biayanya. Katanya 7 milyar.”


Hitung-hitungan JK saat itu menunjukkan bahwa jika Indonesia impor, maka biayanya adalah 1 juta dolar.


“Itu ‘kan 10 miliar? Waktu itu saya tegaskan, kita bisa buat sendiri dengan kualitas yang sama bahkan lebih baik!” kata mantan Wapres ini.


Waktu itu beberapa pihak termasuk dari TNI meragukan ide JK ini. Bagaimana keahliannya, itulah yang menjadi sumber keraguan. Tapi JK tak kehilangan akal.


“Saya panggil semua yang ahli menghadap. Siapa ahli trek, siapa ahli bodi, siapa ahli baja, siapa ahli listrik, siapa ahli kaca, saya kumpulkan mereka di kantor. Saya katakan, ‘Hei, kalian orang hebat di negeri ini, saya minta anda semua buat sesuatu untuk bangsa ini. Saya tak mau bayar, tapi Anda bantu negeri,” kata JK.


Masalah lain kemudian muncul. Bagaimana pembiayaannya? Waktu itu PT Pindad sama sekali tak punya kesanggupan finansial untuk proyek ketahanan ini.


“Bagaimana uangnya? Mudah saja. Saya panggil bank-bank pemerintah lalu saya tegaskan, ‘Hei bank, kasih dia (PT Pindad) 500 miliar.’ Waktu itu mereka bertanya tentang bagaimana dasarnya. Saya bilang, ‘Kau butuh apa?’ Keputusan pemerintah. Mudah saja. Saya langsung minta Bappenas buat proyek ini, juga Kemenhan buat proyek ini. Selesai,” ujarnya.


Masalah ternyata tak berhenti di situ saja. Waktu itu, bank-bank pemerintah masih meragukan permintaan JK agar mereka mengucurkan dana pinjaman pada PT Pindad. Namanya bukan JK kalau kehabisan akal.


JK menceritakan, “Waktu itu mereka (Bank-bank) bilang, ‘Wapres, siapa yang akan menjamin (pembayaran pinjamannya)? Lalu saya jawab, Menteri Keuangan yang akan menjamin. Kita (pemerintah) akan bayar tahun depan. Beres.” kata JK.


Maka, cerita JK, datanglah mereka para ahli yang sudah ia kumpulkan secara keroyokan ke PT Pindad. Setelah melalui serangkaian proses dan tahapan, jadilah buat panser setengah harga impor yang lebih hebat.


Kini Panser ANOA terus jadi favorit TNI jadi bagian alutsistanya. Seperti dilaporkan Kantor Berita Antara, panser ANOA milik TNI ini memang lebih baik dari buatan luar negeri misalnya dengan Panser VAB buatan Prancis.


Salah satu pembeda Anoa dan VAB terletak pada plat baja yang digunakan untuk melindungi kaca anti peluru. Apabila musuh menembak bagian kaca, maka plat baja itu yang melindungi sehingga tidak pecah. VAB tidak memiliki perlengkapan seperti ini.


Selain itu, bagian kabin Anoa telah dilengkapi dengan CCTV (kamera pengawas), NVG (alat deteksi malam hari), dan pendingin udara. Dengan kelengkapan tersebut Anoa menjadi lebih nyaman dari pada VAB yang belum dilengkapi semua kelengkapan itu.


“Kita selama ini dibodohi saja. Oleh orang lain atau juga diri kita sendiri! Kita impor ini-itu karena merasa tak bisa mandiri. Soal proses pemberian proyek ke Pindad, apa yang salah? Tak ada yang salah. Cuma satu yang bisa buat panser. Peraturannya kalau cuma satu tak perlu tender. Apalagi lebih murah,” kata Wakil Presiden RI 2004-2009 ini.


Penampakan Anoa versi terbaru [ sumber foto diposkan Aeonkaze ] :


Versi Laiinnya :

Versi angkut Mortir


  Tribunnews 

Pindad Kembangkan Roket GPS dan Tank Medium SBS

rhan-122.tni-2013

PT Pindad sedang mengembangkan roket balistik Rhan 122 yang memiliki jangkauan 15 kilometer serta bisa dikendalikan dengan GPS. Roket berpandu GPS ini dikerjakan PT PIndad bersama:PT Dirgantara Indonesia, PT Dahana, Ristek dan BPPT, yang tergabung dalam sebuah konsorsium.

Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT Pindad, Wahyu Utomo mengatakan roket balistik ini pernah diuji coba di Baturaja- Sumatera Selatan, serta di Garut Selatan, Jawa Barat.

Pembuatan roket masih dalam tahap penyempurnaan dan masih perlu mendapatkan tabel tembak. Tabel tembak baru bisa didapat jika sudah dilakukan pengujian beberapa kali dan tembakannya akurat. “Tabel tembak, kita harus menembakkan berapa ratus kali dan sekian kali. Kalau itu akurat baru dibuat tabel tembak. Nama roketnya Rhan 122,” ujar Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT Pindad, Wahyu Utomo.

Roket Rhan-122 dikembangkan berpandu GPS

Roket ini nantinya akan dipakai oleh TNI yang selama ini masih memakai produk impor. Menurut Wahyu, roket ini adalah roket balistik pertama untuk industri pertahanan. “Sekarang ini akan diuji dulu. Ini roket balistik pertama untuk pertahanan. Roket ini bisa dikendalikan GPS di sirip siripnya kita kendalikan. Nanti ada GPS segala macam dan ini generasi pertama,” jelasnya.

Roket Rhan122 ditargetkan bisa digunakan tahun 2015 mendatang. Untuk mengejar tabel tembak yang diperkirakan butuh waktu 2 tahun.

Tank Pindad

Selain mengembangkan roket Rhan 122 ber-GPS, Pindad juga mengembangkan tank kelas medium, dengan menggandeng perusahaan Turki. “Kerja sama ini tidak murni untuk bisnis, melainkan kerja sama antar pemerintah”, ujar Wahyu Utomo.

Namun, ada hal yang disayangkan dari kerja sama dengan Turki. Marketing Manajer PT Pindad Sena Maulana mengatakan, perusahaan Turki yang bekerja sama dengan Pindad, belum ahli dan belum pernah membuat medium tank.

Prototype Tank Pindad (photo: Audrey)
Prototype Tank SBS Pindad (Photo: Kenyot10)


Pindad kini mendisain sendiri tank-nya. Pemerintah Indonesia dengan Turki bekerja sama, namun masih penjajakan. Turki tidak memiliki kapabilitas yang kita harapkan. Kita ingin partner yang lebih jago. Tapi kerjasama dengan Turki itu, telah bersifat G to G, pemerintah ke pemerintah,” katanya.

Prototype Tank SBS Pindad (Gojos)

Untuk itu, disamping pengembangan medium tank dengan Turki, Pindad juga mengembangkan medium tank sendiri dengan nama SBS dan saat ini sedang mengembangkan prototype-nya. “Daripada proyek dengan Turki masih diam, kita kembangkan sendiri tanknya. namanya SBS. SBS sudah jalan sekarang. 2014 target sudah mulai bisa jalan jauh,” ujar Sena Maulana. PT Pindad terus mendorong pembuatan medium tank, karena jumlah medium tank yang dibutuhkan TNI cukup banyak.


  JKGR 

Pindad tuntaskan pengembangan panser Anoa Amphibi 2015

Jakarta - Produsen alat persenjataan PT Pindad (Persero) akan menambah koleksi produksi panser dengan mengembangkan panser jenis Anoa Amphibious yang ditargetkan dapat diluncurkan pada tahun 2015.

"Pengembangan Anoa Amphibious dilakukan dengan penambahan spesifikasi, sehingga mampu menyeberang di sungai, danau, dan mendarat di laut," kata Direktur Perencanaan dan Pengembangan Pindad, Wahyu Utomo, ketika ditemui pada "Pameran Alutsista 2013", dalam rangka HUT TNI ke-68, di Silang Monas, Jakarta, Jumat.

Menurut Wahyu, pengembangan Anoa Amphibious merupakan bagian dari penguatan pertahanan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Pengembangan Anoa Amphibious memasuki uji dinamis pada tahun 2014, sehingga pada 2015 sudah bisa delivery untuk memenuhi permintaan TNI," kata Wahyu.

Sementara itu, Marketing Manajer Pindad, Sena Maulana mengatakan, untuk mengembangkan Anoa Amphibious Pindad bekerjasama dengan Korea dan Italia.

"Teknologi yang dikembangkan meliputi kemampuan Anoa untuk bermanuver tidak saja di darat, tapi juga bisa bergerak dinamis menghadapi gelombang laut," ujar Sena.

Panser Anoa pertamakali diproduksi pada tahun 2008, dengan mengambil nama hewan asal Pulau Sulawesi.

Kenderaan militer lapis baja berbobot 14 ton ini memiliki daya jelajah 600 km dengan kecepatan hingga 90 kilometer per jam.

Selain panser Anoa, Pindad juga memproduksi kendaraan taktis (rantis) Komodo hasil rancangan tahun 2011.

Rantis yang sudah dicoba ini memiliki sejumlah kemampuan seperti lincah bergerak di medan berlumpur, berpasir, jalur terjal dengan tanjakkan 31 derajat dan kemiringan 17 derajat serta kemampuan jelajah hingga 450 km.


  Antara 

Pindad Gandeng Korea dan Eropa buat senjata kaliber besar

Ilustrasi senajta Pindad
Perusahaan pelat merah, PT Pindad saat ini sedang mengembangkan senjata kaliber besar di atas 20 mm bersama Eropa dan Korea. Senjata kaliber besar yang sedang dibuat ini mencapai 105 mm.

Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT Pindad, Wahyu Utomo, mengatakan selama ini pihaknya baru memproduksi senjata berkaliber kecil yaitu 12,7 mm. Senjata ini sudah banyak digunakan TNI seperti merek MKV.

"Jadi pengembangan Pindad di amunisi kaliber besar. Kaliber kecil sekarang masih 12,7 mm. Nanti ada kaliber 105 mm," ucap Wahyu ketika ditemui di Monas, Jakarta, Jumat (4/10).

Pembuatan senjata dengan lubang laras mencapai 105 mm ini dilakukan agar TNI tidak selalu mengimpor senjata dari luar negeri. Wahyu berharap produksi ini bisa memenuhi kebutuhan senjata di dalam negeri.

"Kita tes kemampuan dalam negeri secara bertahap. Kerjasama dengan Korea dan Eropa. Di bawah itu sesuai yang dipakai TNI. Dari Pindad mendukung peran TNI kita bikin kaliber besar ini," tutupnya.[bmo]


  Merdeka  

Pindad dan TNI AD Uji Sertifikasi Amunisi Meriam 105 mm

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpTJt9baAMFdMpRfKvBB9J6hWd1tCyKrYtc43xZ9YMCzje9SJJO1Zsda-bLOWVoC7cdpdmcx6XA_d4pL7dw8h4-dulyvFyF_P9RZp8M-0GSCFrFAF9f_6d6j-b1YmVSNGoKQIvOFn5B-Uz/s1600/PB100227.JPG
Ilustrasi Amunisi Pindad
Kebumen - PT Pindad (Persero) bersama TNI AD melakukan uji coba amunisi meriam 105 mm yang merupakan amunisi kaliber besar dengan jangkauan mencapai 10,5 kilometer di lapangan Buluspesantren, Kecamatan Ambal, Kebumen, Jawa Tengah. Uji coba amunisi ini dilakukan untuk mendapatkan sertifikasi penilaian kualitas produk sebelum amunisi tersebut dipasarkan.

"Untuk mendapatkan sertifikasi kualitas produk sebelum dapat dipasarkan, kami harus melakukan uji coba," kata Deputi Direktur Bidang Litbang PT Pindad, Triono Priohutomo, Rabu (18/9/2013).

Ujicoba amunisi meriam 105 mm ini meliputi uji bertahan, uji redam, dan uji keamanan yang dilakukan oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD. Setelah melalui uji coba tersebut, nantinya akan dinilai dan diolah hingga keluar rekomendasi terkait kelayakan senjata tersebut.

"Kalau di Pindad sendiri sudah dilakukan uji coba dan hasilnya memenuhi persyaratan, tapi itu kan uji intern. Sedangkan uji amunisi ini meliputi dua tahap penguji yakni Pindad dan lembaga luar yakni TNI AD," ujarnya.

Triono menjelaskan, uji tersebut termasuk meliputi senjata amunisi yang ditembakkan tidak meledak dalam jarak kurang dari 100 dengan ditabrakan ke dinding pelat dalam jarak 100 meter, variasi jarak, serta ukuran ketahanan amunisi tersebut.

"Setelah lulus memenuhi persyaratan itu, produk Pindad sudah boleh dijual dan dipasarkan," jelasnya.

Meskipun masih diuji sertifikasi, amunisi tersebut sudah banyak di pesan. "Sudah ada beberapa, TNI kan latihan terus jadi ada kebutuhan amunisi," ungkapnya.

Produk lain dari PT Pindad juga banyak dipesan di antaranya produk amunisi kaliber kecil untuk dalam negeri. Misalnya senapan, mortir, amunisi mortir. Sedangkan kebutuhan untuk luar negeri lebih pada pemesanan amunisi khusus.


  detik  

Kendaraan Taktis Buatan Indonesia 'Komodo'

Komodo di Taman Nasional Pulau KomodoLABUAN BAJO-- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ingin mengabadikan komodo sebagai nama kendaraan tempur taktis buatan dalam negeri.

"Yang jelas tahun lalu saya besama Menhan (Purnomo Yusgiantoro,red)dan panglima TNI (Laksamana TNI Agus Suhartono) telah memberikan nama kendaraan tempur taktis buatan Indonesia dengan nama komodo," kata Presiden pada peresmian puncak Sail Komodo 2013 di Pantai Pede Labuan Bajo, Sabtu (14/9).

Kendaraan tempur taktis tersebut dikatakan Presiden tidak kalah dari buatan negara lain, selain lincah juga bisa disegala medan. "Apakah nanti akan kita abadikan dengan nama komodo kita bicarakan lagi, yang jelas kami bangga pada komodo," ujar Presiden.

Sebelumnya Gubernur NTT Frans Lebu Raya dalam sambutan selamat datang mengharapkan agar komodo bisa diabadikan menjadi nama kapal Republik Indonesia (KRI) atau kapal selam.

Presiden meresmikan puncak Sail Komodo 2013 ditandai dengan penekanan tombol didampingi Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Kelautan dan Perikan Syarif C Sutarjo dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya.


  Republika 

Terus Berlatih Dengan Panser Tarantula


Sejak tanggal 5 September lalu, para prajurit dari Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) TNI-AD sibuk berlatih dengan alutsista baru berupa Panser Kanon Tarantula buatan Korea Selatan. Latihan operasional panser ini dibuka langsung oleh Komandan Pussenkav, Kolonel Kav. Mulyanto diwakili Danpusdikkav Pussenkav Kolonel Kav. Abdurahman Made, di Pusdikkav TNI-AD Padalarang Jawa Barat.

Dalam sambutannya, Komandan Pussenkav menyatakan, pelatihan ini merupakan salah satu upaya dan solusi untuk meningkatkan kemampuan para prajurit kavaleri di satuan-satuan kavaleri dalam menghadapi berbagai penugasan. Pelatihan ini juga memiliki arti yang sangat penting bagi prajurit kavaleri untuk membekali agar memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar khususnya tentang cara mengoperasianalkan panser Tarantula bagi prajurit di satuan yang akan menerima alutsista tersebut.


Untuk pelatihan kali ini, lebih diutamakan pada operasional radio Ranpur. Peserta latihan antara lain berasal dari Pusdikkav Pusenkav, Personel Yonhub Dithubad, Personel Yonkav 7/ Sersus DAM Jaya serta Yonkav 9/Penyerbu. Jenis radio ranpur yang dilatihkan adalah HF comms App, TR2400 OP Training, VRC-947KE, PRC-999KEC serta Intercom set.


Seusai pelatihan radio, nantinya juga akan berlangsung pelatihan mengendarai, hingga berlatih menembak senjata utama berupa meriam. 


Panser Tarantula sendiri merupakan kendaraan lapis baja buatan Doosan DST Korea Selatan. Panser ini memiliki persenjataan berupa Kanon kaliber 90mm serta senjata Co-axial senapan mesin kaliber 7,62mm. Indonesia membeli sebanyak 22 unit ranpur jenis ini, dimana 11 diantaranya dirakit di PT. Pindad.


  ● ARC   

PT Pindad Kekurangan Mesin Produksi Senapan

http://img20.imageshack.us/img20/7899/esam1036copy.jpgPT Pindad (Persero) industri pertahanan terkemuka nasional mampu memenuhi kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) nasional, asalkan diberi kesempatan dan kepercayaan.

PR Manager PT Pindad (Persero) Tuning Rudyati mengatakan hal itu dalam obrolan dengan tubasmedia.com di ruang kerjanya, Jumat. ‘’Kami siap memenuhi kebutuhan alat pertahanan kita, asal kami diberi kesempatan,’’ katanya.

Diakui oleh Tuning bahwa salah satu bukti kemampuan Pindad dan sudah teruji di dunia internasional adalah adanya Panser buatan Pindad sebanyak 20 unit di Libabon dan hingga sekarang Panser tersebut masih bertengger di Libanon.

Namun dia katakan produksi Pindad hingga kini masih terbatas, khususnya untuk produk senjata laras panjang. Penyebabnya, mesin untuk memproduksi senapan laras panjang dirasa sangat kurang membuat lini produksi menjadi sangat terbatas.

Menurutnya, ada niat untuk menambah mesin produksi. Akan tetapi mendatangkan mesin produksi senapan tidak segampang memesan mesin pemroduksi produk lain. Pasalnya, mesin pemroduksi senapan adaah mesin khusus dan harrus dipesan secara khusus pula.

Memesan mesin pemroduksi mesin pembuatan senapan menurutnya, paling cepat terealisasi dua tahun yang diimpor dari Belgia. ‘’Jadi untuk menambah kapasitas produksi harus menunggu waktu paling cepat dua tahun,’’ jelasnya.

Menjawab pertanyaan dikatakan kebutuhan senapan laras panjang mencapai 200.000 pucuk setiap tahun dan ini yang harus dilayani belum lagi permintaan pasar internasional seperti permintaan Thailand dan Singapura. Akan tetapi lanjutnya, pasar utama Pindad adalah dalam negeri dalam hal ini TNI.

Ditanya sekitar pengadaan bahan baku senapan laras panjang, dikatakan sepenuhnya masih didatangkan dari luar negeri berupa aluminium, baja dan plastik. ‘’Hampir semuanya kami impor sebab Indonesia belum bisa membuatnya,’’ jelas Tuning.


  Tubasmedia