Mobil Listrik Nasional Indonesia

 Usaha Tim Putra Petir sempurnakan mobil listrik Dahlan

Selo
Jakarta Mobil listrik sport pesanan Menteri BUMN Dahlan Iskan yakni Selo hari ini, Minggu (22/12), mejeng di pameran rakyat mobil listrik Kementerian Riset dan Teknologi di Kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Mobil ini rancangan Tim Putra Petir ini dipamerkan langsung di hadapan Menristek Gusti Muhammad Hatta.

Anggota Tim Putra Petir yang merancang Selo, Ricky Desai, mengatakan mobil sport terbaru ini sedikit berbeda dengan generasi pertama Tucuxi. Seperti diketahui, Tuxuci adalah mobil listrik sport pertama milik Dahlan yang dirakit oleh Danet Suryatama. Namun mobil ini akhirnya hancur menabrak tebing ketika diuji coba oleh Dahlan sendiri di Karanganyar, Jawa Tengah, awal tahun ini.

"Kita beda, pertama (Selo) pakai gear box, dulu Tucuxi tidak pakai itu. Kemudian keamanannya kita juga menggunakan teknologi tinggi," ucap Ricky ketika ditemui merdeka.com di Monas, Jakarta.

Menurut Rikcy sistem pengereman Selo berbeda dengan Tucuxi dimana pada mobil Selo ada sistem untuk menyimpan energi mekanik pengereman yang kemudian kembali menjadi energi. Dia mengklaim mobil listrik Selo sudah menyamai teknologi Jepang dan Eropa.

"Sistem pengereman kita dari menyimpan energi mekanik rem tadi kemudian jadi energi lagi dan ada gearbox seperti Jepang dan Eropa," katanya.

Mobil warna kuning ini menurut Ricky mampu berlari mencapai 220 km per jam. Dalam sekali pengisian baterai, maka mobil ini bisa menempuh 250 km.

Selain itu, meski terlihat kemiripan desain bodi dengan mobil sport ternama luar negeri, Ricky tidak terima kalau Selo disebut mencontek merek Lamborghini.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjibiImS46L5sIdaNQw26cTrKZ-IoHimEIAj6I-9iWU97kXbpsjEgsaDvcip2KFGoHlXVahaHwixZVYIe4ifHx2zQW0SlkOiLQXXm3FySRycLBEGkBDU_5T7L1eGlFiibvYM7KGnORhv7JS/s1600/b3zofZS5iJ.jpg
Tucuxi
"Ini tim kita yang merancang, tidak meniru dan itu memalukan kalau kita meniru. Tapi memang design mendekati Lamborgini tapi kita tidak mencontek," urainya.

Tim Putra Petir bermarkas di Perusahaan karoseri dan bengkel Yogyakarta, Kupu-Kupu Malam. Sejauh ini, Selo sudah dikembangkan hingga generasi ketiga, berdasarkan model awal dari Tuxuci. Mobil ini dibangun dengan baterai 135 kilowatt dan mesin 180 tenaga kuda.

Untuk mewujudkan harapan adanya mobil listrik bertema sporty di Indonesia, Dahlan paling tidak sudah menggelontorkan uang pribadi miliaran rupiah. Buat proyek Selo saja, investasinya mencapai Rp 3 miliar. Selain Selo, Tim Putra Petir juga mengembangkan Gendhis, mobil jenis MPV kelas atas serupa Toyota Alphard.

Sebelumnya, Dahlan berkali-kali mengatakan bahwa tidak ada ruginya berinvestasi membangun mobil listrik. Sebab, di masa mendatang, teknologi ini dapat menjadi alternatif terhadap kendaraan berbahan bakar minyak. Terbukti, kata Mantan Dirut PLN itu, pemerintah Amerika, Jepang, dan Eropa, juga selalu menyisihkan anggaran negara untuk riset-riset kendaraan bertenaga listrik.

"Mobil listrik di sana belum lama dikembangkan. Jadi kalau kita mulai mengembangkan mobil listrik saat ini saya rasa tidak akan ketinggalan," kata Dahlan saat berpidato di hadapan mahasiswa UGM (31/8).

 Dengan mobil listrik, Bandung - Sukabumi cuma Rp 37.000

Mobil listrik dipercaya menjadi salah satu alternatif dalam menghemat pengeluaran masyarakat dalam membeli BBM subsidi untuk kendaraan. Terlebih setelah pemerintah beberapa waktu lalu menaikkan harga BBM subsidi menjadi Rp 6.500 per liter.

Pencipta mobil listrik Ahmadi, Dasep Ahmadi mengatakan mobil listrik cukup irit dibawa dalam perjalanan. Dari hasil tes yang dicoba, mobil listrik setelah dikalkulasi dengan perbandingan harga BBM subsidi, hanya menghabiskan Rp 37.000 perjalanan dari Bandung ke Sukabumi.

"Biayanya Rp 37.000 Bandung - Sukabumi itu dan ini enggak ada polusi lagi. Kami berusaha siap dan didukung Kemenristek tahun ini tahun depan kami siapkan mobilnya (produksi)," ucap Dasep di Monas, Jakarta, Minggu (22/12).

Selain Dasep, perakit mobil listrik sport Selo, Ricky Desai mengatakan mobil listrik adalah mobil masa depan. Tim putra petir garapan Menteri BUMN Dahlan Iskan terus mengembangkan mobil listrik walaupun pernah gagal dengan Tucuxi yang pernah hancur menabrak tebing awal tahun ini.

"Kami tidak menyerah satu jam setelah kecelakaan (Tucuxi), Pak Dahlan minta terus mengembangkan mobil sedan sport yang punya gearbox. Kami menyelesaikan dalam 5 bulan," tegasnya.

Namun demikian, Ricky mengakui masih ada beberapa kekurangan mobil listrik seperti air conditioner (AC). Pihaknya masih terus mengembangkan pendingin agar tidak boros baterai.

"Beberapa komponen yang belum maksimal seperti AC tapi kita terus kembangkan agar tidak boros baterai. Ada kemungkinan dalam pengujian tidak memakai target itu (AC) karena belum dioptimalkan," tutupnya.(mdk/ard)

 Cerita peneliti LIPI kembangkan mobil listrik contek Timor

Cikal bakal mobil listrik di Indonesia telah dikembangkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mulai dari tahun 1997. Kini LIPI telah menciptakan mobil listrik merek Hevina dengan mencontek design mobil nasional di akhir era Soeharto, Timor.

Koordinator Penelitian Lipi, Hafid menceritakan setelah mengembangkan mobil listrik tahun 1997, pihaknya terus menyempurnakan pada 2004. Pada masa tersebut beberapa tipe mobil listrik buatan LIPI sudah dirancang dan digunakan untuk rumah sakit dan patroli polisi.

"2004 kami mengeluarkan beberapa tipe gold untuk rumah sakit dan patroli polisi. Misi kami usung kemandirian khusus bidang transportasi energi listrik sumber energi di kendaraan. Mewudukan kemandirian energi sektor transportasi," ucap Hafid di pameran rakyat mobil listrik Kemenristek di Monas, Jakarta, Minggu (22/12).

Pada tahun 2012, Hevina terus dikembangkan dan dibiayai oleh Kemenristek. Hafid mengakui platform mobil listrik Hevina menggunakan platform Timor yang kemudian di design ulang. Kini mobil Hevina sudah bisa beroperasi dengan kecepatan 140 km/jam.

"Platform Timor kami desain ulang. Sekarang bisa 140 km per jam dan menempuh 130 km sekali charge. Ada teknologi juga dimana disaat perlambatan, penurunan bsa mengisi sendiri dan menambah jarak tempuh kemampuan secara teknis," jelasnya.

Mobil listrik Hevina juga telah mengembangkan beberapa teknologi seperti pengamanan ketika melewati banjir, teknologi mesin akan mati sendiri secara otomatis ketika dicas serta masih banyak fitu lain yang ditambahkan.

"Mudah-mudahan bisa diterima masyarakat Indonesia. Ini prototype riset. Mungkin masih ada kelemahan dari 2009 sampai sekarang, tapi belum ada kendala yang serius," tutupnya.

 BSN ingin Indonesia jadi kiblat standar mobil listrik dunia

Badan Standardisasi Nasional (BSN) bermimpi menjadikan Indonesia sebagai kiblat standar mobil listrik internasional. Pemerintah saat ini terus menyempurnakan mobil listrik Indonesia seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Tim Putra Petir bentukan Menteri BUMN Dahlan Iskan.

Kepala BSN Bambang Prasetya mengatakan proses standardisasi mobil listrik nasional saat ini masih terus berjalan. Bambang ingin nantinya dunia internasional akan mencontek Indonesia dalam hal standar mobil listrik.

"Kalau kita bisa menciptakan standar baru kenapa tidak. Negara lain memang lebih dulu mengembangkan mobil listrik, tapi kalau sama-sama start kita lebih cepat dan mendikte internasional. Ke depannya kita buat standar sendiri. Kita jadi leader sekarang jangan jadi pengikut terus," ucap Bambang di Monas, Jakarta, Minggu (22/12).

Bambang mengaku akan terus mendukung mobil listrik Indonesia dari sisi standardisasi. Bambang juga berharap nantinya masyarakat bisa menyukai dan menggunakan mobil bertenaga baterai ini sebagai alat transportasi utama.

Untuk menyosialisasikan mobil listrik, Bambang mempunyai cara sendiri yaitu dengan gerak nasional seperti penggunaan batik pada hari Jumat setiap kerja. Dengan gerak nasional Bambang yakin mobil listrik nantinya akan mendunia.

"Kita mendukung aspek standar. Semua dipastikan jalan sesuai dengan spesifikasi baku. Mudah-mudahan gerak nasional seperti Batik akan berhasil. Jadi ada gerak nasional seperti India pejabat dan taksi menggunakan mobil listrik," tutupnya.(mdk/ard)


0 komentar:

Posting Komentar