Pemerintah genjot ekspor makanan dan minuman ke Amerika
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan berniat untuk meningkatkan volume ekspor produk makanan-minuman ke Amerika Serikat dan Kanada melalui beberapa pameran. Hal ini dipercaya bisa mengurangi tingkat defisit neraca perdagangan selama beberapa bulan terakhir.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Gusmardi Bustami menyatakan sebagai langkah konkret, pihaknya mempromosikan 11 produsen makanan dan minuman Tanah Air di beberapa pameran strategis. Para pengusaha Indonesia itu akan dipertemukan dengan mitra, importir, dan distributor berpengaruh di kawasan Amerika Utara supaya membangun kerja sama jangka panjang.
Gusmardi yakin makanan-minuman asal Indonesia bisa diterima karena populasi imigran Asia yang relatif berselera mirip, jumlahnya sangat besar di Amerika dan Kanada.
"Sektor makanan dan minuman memiliki potensi besar di dua negara itu yang merupakan tempat berbaur kaum imigran terbesar, termasuk yang berasal dari benua Asia di kawasan Amerika Utara. Diperkirakan dalam kurun waktu 10 tahun mendatang kaum imigran di dua negara tersebut akan mencapai sepertiga dari jumlah total populasi penduduk asli," ujar Gusmardi dalam keterangan pers yang diterima merdeka.com, Rabu (1/5).
Pameran yang diikuti rombongan Kemendag adalah Salon International L'Alimentation di Kota Ottawa, Kanada sejak dua hari lalu hingga besok. Pameran bisnis ini merupakan salah satu yang terbesar di wilayah Amerika utara, dengan dikunjungi 14.000 pembeli potensial dari 60 negara.
Beberapa komoditas makanan-minuman dari Indonesia yang dipasarkan meliputi nata de coco, mi instan, kelapa kering, rempah-rempah, bahan herbal, serta kopi dan teh. Gusmardi menyatakan produk yang dipamerkan adalah yang memiliki sertifikasi organik, karena konsumen di pasar Kanada dan Amerika relatif sadar lingkungan serta teliti menilai kandungan kesehatan sebuah produk.
"Produk yang diperkenalkan di pameran ini sudah disesuaikan dengan karakteristik pasar setempat. Hal ini terlihat dari meningkatnya kesadaran konsumen Amerika Utara akan produk alami dan organik," tuturnya.
Amerika masih menjadi tujuan ekspor utama produk makanan-minuman Indonesia. Tahun lalu, nilai ekspor untuk bahan makanan dari Tanah Air ke Negeri Paman Sam itu mencapai USD 491 juta. Sementara Kanada, mengimpor komoditas konsumsi dari Indonesia sebesar USD 20 juta.
Secara keseluruhan Indonesia berhasil memperoleh pemasukan USD 4,49 miliar dari ekspor manakan dan minuman ke seluruh dunia, meningkat 15 persen selama kurun lima tahun terakhir.
Kinerja sektor makanan dan minuman menunjukkan moncernya ekspor non-migas, yang mencapai USD 15 miliar. Namun, neraca perdagangan selama triwulan pertama 2013 tercatat masih minus lantaran impor bahan bakar minyak.(mdk/noe)
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Gusmardi Bustami menyatakan sebagai langkah konkret, pihaknya mempromosikan 11 produsen makanan dan minuman Tanah Air di beberapa pameran strategis. Para pengusaha Indonesia itu akan dipertemukan dengan mitra, importir, dan distributor berpengaruh di kawasan Amerika Utara supaya membangun kerja sama jangka panjang.
Gusmardi yakin makanan-minuman asal Indonesia bisa diterima karena populasi imigran Asia yang relatif berselera mirip, jumlahnya sangat besar di Amerika dan Kanada.
"Sektor makanan dan minuman memiliki potensi besar di dua negara itu yang merupakan tempat berbaur kaum imigran terbesar, termasuk yang berasal dari benua Asia di kawasan Amerika Utara. Diperkirakan dalam kurun waktu 10 tahun mendatang kaum imigran di dua negara tersebut akan mencapai sepertiga dari jumlah total populasi penduduk asli," ujar Gusmardi dalam keterangan pers yang diterima merdeka.com, Rabu (1/5).
Pameran yang diikuti rombongan Kemendag adalah Salon International L'Alimentation di Kota Ottawa, Kanada sejak dua hari lalu hingga besok. Pameran bisnis ini merupakan salah satu yang terbesar di wilayah Amerika utara, dengan dikunjungi 14.000 pembeli potensial dari 60 negara.
Beberapa komoditas makanan-minuman dari Indonesia yang dipasarkan meliputi nata de coco, mi instan, kelapa kering, rempah-rempah, bahan herbal, serta kopi dan teh. Gusmardi menyatakan produk yang dipamerkan adalah yang memiliki sertifikasi organik, karena konsumen di pasar Kanada dan Amerika relatif sadar lingkungan serta teliti menilai kandungan kesehatan sebuah produk.
"Produk yang diperkenalkan di pameran ini sudah disesuaikan dengan karakteristik pasar setempat. Hal ini terlihat dari meningkatnya kesadaran konsumen Amerika Utara akan produk alami dan organik," tuturnya.
Amerika masih menjadi tujuan ekspor utama produk makanan-minuman Indonesia. Tahun lalu, nilai ekspor untuk bahan makanan dari Tanah Air ke Negeri Paman Sam itu mencapai USD 491 juta. Sementara Kanada, mengimpor komoditas konsumsi dari Indonesia sebesar USD 20 juta.
Secara keseluruhan Indonesia berhasil memperoleh pemasukan USD 4,49 miliar dari ekspor manakan dan minuman ke seluruh dunia, meningkat 15 persen selama kurun lima tahun terakhir.
Kinerja sektor makanan dan minuman menunjukkan moncernya ekspor non-migas, yang mencapai USD 15 miliar. Namun, neraca perdagangan selama triwulan pertama 2013 tercatat masih minus lantaran impor bahan bakar minyak.(mdk/noe)
0 komentar:
Posting Komentar