Sepak Terjang Studio Animasi Lokal
Jakarta - Industri animasi di Indonesia bisa dikatakan mulai berkembang dan tengah merintis jalan kejayaan. Ini terlihat dari mulai menjamurnya studio-studio animasi di berbagai kota di Indonesia.
Sinergy Animation adalah salah satunya. Studio yang berdomisili di Jakarta Selatan ini berdiri sekitar empat tahun lalu.
Salah satu pendiri Sinergy Animation adalah Benny Kurniawan. Dia mulai menggeluti dunia animasi sejak 2004 dan bisnis ini berawal dari hobi.
"Saya suka animasi karena bisa menjadi wadah untuk menuangkan imajinasi. Saat pekerjaan selesai, ada kepuasan tersendiri," katanya di Jakarta kemarin.
Kebanyakan proyek yang dikerjakan Sinergy Animation adalah iklan televisi. Dalam sebulan, mereka menerima rata-rata 3-4 proyek. Namun untuk fee yang diterima dalam sebuah proyek, Benny masih malu-malu menyebutkannya. "Itu rahasia perusahaan," ujarnya.
Proyek yang diterima Sinergy Animation tidak hanya datang dari dalam negeri. Klien luar negeri seperti dari Malaysia kerap kali menggunakan jasa mereka.
Studio animasi lainnya yang juga berbasis di Jakarta adalah Papiru Studio. Sedikit berbeda dengan Sinergy Animation, Papiru Studio lebih berkonstrasi pada pembuatan grafis untuk game-game di ponsel cerdas.
"Dalam sebulan, kami bisa menerima 4-5 project. Fee untuk satu proyek berkisar antara Rp 3-10 juta," kata Gunawan Leman, salah satu pemilik Papiru Studio.
Gunawan memang sudah lama menyukai dunia animasi. Kesukaan itu pula yang membuatnya memilih jurusan animasi kala menuntut ilmu di salah satu universitas swasta di Jakarta.
Setelah bekerja di beberapa studio animasi, Gunawan dan teman-temannya akhirnya membuat studio sendiri. Lahirlah Papiru Studio, yang masih berumur kurang lebih setahun.
Benny menilai animasi merupakan bidang yang bisa dipelajari sehingga semua orang bisa menguasainya. Namun dibutuhkan minat dan komitmen tinggi untuk menggeluti bidang ini.
"Harus enjoy, dan punya passion dalam bekerja. Kalau punya dua hal ini, semua orang mampu menjadi animator," kata Benny.
Sedangkan Gunawan berpendapat akses untuk menjadi animator saat ini lebih mudah karena sudah ada jurusan khusus. "Sudah banyak kampus yang membuka jurusan animasi. Ini membuat potensi industri animasi di Indonesia semakin besar," tuturnya.
Meski punya potensi besar, industri animasi di Indonesia memiliki tantangan. Benny menyebutkan salah satu tantangannya adalah masih sedikit investor yang berminat untuk memodali produksi animasi berbiaya tinggi.
"Akhirnya order yang masuk mungkin baru sebatas iklan di televisi komersial, belum untuk pembuatan serial atau film. Mungkin ini juga yang membuat banyak animator kita akhirnya menerima project dari luar negeri, yang industri animasinya lebih berkembang," papar Benny.
Padahal, industri animasi bisa mendatangkan keuntungan yang besar. "Di luar negeri, satu film animasi bisa mendatangkan profit besar. Selama film itu punya konsep dan strategi bisnis yang bagus, Indonesia pun bisa karena market kita luas sekali," kata Benny.
Sinergy Animation adalah salah satunya. Studio yang berdomisili di Jakarta Selatan ini berdiri sekitar empat tahun lalu.
Salah satu pendiri Sinergy Animation adalah Benny Kurniawan. Dia mulai menggeluti dunia animasi sejak 2004 dan bisnis ini berawal dari hobi.
"Saya suka animasi karena bisa menjadi wadah untuk menuangkan imajinasi. Saat pekerjaan selesai, ada kepuasan tersendiri," katanya di Jakarta kemarin.
Kebanyakan proyek yang dikerjakan Sinergy Animation adalah iklan televisi. Dalam sebulan, mereka menerima rata-rata 3-4 proyek. Namun untuk fee yang diterima dalam sebuah proyek, Benny masih malu-malu menyebutkannya. "Itu rahasia perusahaan," ujarnya.
Proyek yang diterima Sinergy Animation tidak hanya datang dari dalam negeri. Klien luar negeri seperti dari Malaysia kerap kali menggunakan jasa mereka.
Studio animasi lainnya yang juga berbasis di Jakarta adalah Papiru Studio. Sedikit berbeda dengan Sinergy Animation, Papiru Studio lebih berkonstrasi pada pembuatan grafis untuk game-game di ponsel cerdas.
"Dalam sebulan, kami bisa menerima 4-5 project. Fee untuk satu proyek berkisar antara Rp 3-10 juta," kata Gunawan Leman, salah satu pemilik Papiru Studio.
Gunawan memang sudah lama menyukai dunia animasi. Kesukaan itu pula yang membuatnya memilih jurusan animasi kala menuntut ilmu di salah satu universitas swasta di Jakarta.
Setelah bekerja di beberapa studio animasi, Gunawan dan teman-temannya akhirnya membuat studio sendiri. Lahirlah Papiru Studio, yang masih berumur kurang lebih setahun.
Benny menilai animasi merupakan bidang yang bisa dipelajari sehingga semua orang bisa menguasainya. Namun dibutuhkan minat dan komitmen tinggi untuk menggeluti bidang ini.
"Harus enjoy, dan punya passion dalam bekerja. Kalau punya dua hal ini, semua orang mampu menjadi animator," kata Benny.
Sedangkan Gunawan berpendapat akses untuk menjadi animator saat ini lebih mudah karena sudah ada jurusan khusus. "Sudah banyak kampus yang membuka jurusan animasi. Ini membuat potensi industri animasi di Indonesia semakin besar," tuturnya.
Meski punya potensi besar, industri animasi di Indonesia memiliki tantangan. Benny menyebutkan salah satu tantangannya adalah masih sedikit investor yang berminat untuk memodali produksi animasi berbiaya tinggi.
"Akhirnya order yang masuk mungkin baru sebatas iklan di televisi komersial, belum untuk pembuatan serial atau film. Mungkin ini juga yang membuat banyak animator kita akhirnya menerima project dari luar negeri, yang industri animasinya lebih berkembang," papar Benny.
Padahal, industri animasi bisa mendatangkan keuntungan yang besar. "Di luar negeri, satu film animasi bisa mendatangkan profit besar. Selama film itu punya konsep dan strategi bisnis yang bagus, Indonesia pun bisa karena market kita luas sekali," kata Benny.
0 komentar:
Posting Komentar