Proyek Pembangunan Tol Jakarta Surabaya Terus Berjalan
Ilustrasi |
JAKARTA - Mennteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menegaskan bahwa jalan tol pinggir pantai yang membentang dari Jakarta hingga Surabaya akan terus berjalan meski mendapat sorotan sejumlah pihak.
"Ada apa kok tidak berjalan? Semua sudah matang dan terus berjalan," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Jumat.
Disinggung tentang sejumlah pengamat yang mengatakan bahwa pembangunan tol yang akan menyusuri garis pantai Pulau Jawa tersebut dinilai aneh, Dahlan menghormatinya sebagai sebuah pendapat.
"Mana ada di Indonesia ini yang tidak ditentang, apalagi oleh pengamat-pengamat. Pokoknya jalan tol tetap jalan," ujar mantan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) tersebut.
Sementara itu, dalam kesempatan beberapa waktu, Dahlan Iskan mengatakan bahwa Rencana pembangunan jalan tol Jakarta-Surabaya ini masih bersifat studi, sehingga belum bisa diungkapkan ke publik teknis pembangunannya termasuk berapa besar biaya yang akan diinvestasikan.
"Ini baru nota kesepahaman bahwa BUMN ini akan "keroyokan" untuk bersama-sama membangun tol Jakarta-Surabaya. Sekarang minta studinya terlebih dahulu, setelah itu akan meminta izin kepada Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat agar pelaksanaanya bisa lebih cepat," katanya.
Kementerian BUMN menggalang 19 perusahaan milik negara untuk bersinergi membangun jalan tol di pinggir pantai yang membentang dari Jakarta hingga Surabaya.
"Untuk tahap awal, kami meminta seluruh BUMN yang terlibat melakukan studi kelayakan (feasibility study/FS) yang ditargetkan rampung dalam 6 bulan ke depan," katanya.
Sebanyak 19 BUMN tersebut meliputi PT Jasa Marga Tbk, PT Adhi Karya Tbk, PT Waskita Karya Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, PT Hutama Karya, PT Pembangunan Perumahan (PP) Tbk, PT Brantas Abipraya, PT Nindya Karya, PT Istaka Karya, PT Pelindo II, PT Pelindo III.
Selanjutnya, PT Semen Indonesia Tbk, PT Krakatau Steel Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank BNI Tbk, PT Bank BRI Tbk, PT Bank BTN Tbk, PT Jamsostek, PT Taspen. (ant/hrb)
"Ada apa kok tidak berjalan? Semua sudah matang dan terus berjalan," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Jumat.
Disinggung tentang sejumlah pengamat yang mengatakan bahwa pembangunan tol yang akan menyusuri garis pantai Pulau Jawa tersebut dinilai aneh, Dahlan menghormatinya sebagai sebuah pendapat.
"Mana ada di Indonesia ini yang tidak ditentang, apalagi oleh pengamat-pengamat. Pokoknya jalan tol tetap jalan," ujar mantan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) tersebut.
Sementara itu, dalam kesempatan beberapa waktu, Dahlan Iskan mengatakan bahwa Rencana pembangunan jalan tol Jakarta-Surabaya ini masih bersifat studi, sehingga belum bisa diungkapkan ke publik teknis pembangunannya termasuk berapa besar biaya yang akan diinvestasikan.
"Ini baru nota kesepahaman bahwa BUMN ini akan "keroyokan" untuk bersama-sama membangun tol Jakarta-Surabaya. Sekarang minta studinya terlebih dahulu, setelah itu akan meminta izin kepada Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat agar pelaksanaanya bisa lebih cepat," katanya.
Kementerian BUMN menggalang 19 perusahaan milik negara untuk bersinergi membangun jalan tol di pinggir pantai yang membentang dari Jakarta hingga Surabaya.
"Untuk tahap awal, kami meminta seluruh BUMN yang terlibat melakukan studi kelayakan (feasibility study/FS) yang ditargetkan rampung dalam 6 bulan ke depan," katanya.
Sebanyak 19 BUMN tersebut meliputi PT Jasa Marga Tbk, PT Adhi Karya Tbk, PT Waskita Karya Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, PT Hutama Karya, PT Pembangunan Perumahan (PP) Tbk, PT Brantas Abipraya, PT Nindya Karya, PT Istaka Karya, PT Pelindo II, PT Pelindo III.
Selanjutnya, PT Semen Indonesia Tbk, PT Krakatau Steel Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank BNI Tbk, PT Bank BRI Tbk, PT Bank BTN Tbk, PT Jamsostek, PT Taspen. (ant/hrb)
0 komentar:
Posting Komentar