Industri Pertahanan RI Kolaps Sejak 1998 Hingga 2009

Jakarta - Industri pertahanan atau alat utama sistem persenjataan (Alutsista) di dalam negeri kini mulai berkembang pesat. Padahal, bertahun-tahun industri ini sempat mati pasca krisis 1998.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro di acara Rakernas Kamar Dagang dan Industri Perikanan dan Kelautan BUMN dan Industri Pertahanan, di Sheraton Hotel Bandara Soetta, Tangerang, Banten, Jumat (18/10/2013).

"Industri kita itu kolaps tahun 1998 karena krisis, sampai kira-kira tahun 2009 kita melakukan restrukturisasi. Kolaps seiring dengan krisis," kata Purnomo.

Banyak langkah untuk kembali membangkitkan industri yang dahulu disebut industri strategis ini. Purnomo berkisah, ia mengajak seluruh pemangku kepentingan termasuk para pelaku usaha untuk membentuk sebuah forum yang dinamakan KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan).

"Kita ajak, kita buat apa yang dinamakan KKIP. Yang kita lakukan pertama di sektor kita itu on government balancing, artinya sektor bisa berkembang kalau didukung pemerintah," katanya.

Seiring waktu berjalan, Purnomo mengatakan, industri ini kembali hidup. Bahkan industri pertahanan Indonesia mampu merambah pasar ekspor seperti ke Filipina, Timor Leste, dan negara-negara lainnya.

"Kita bangun industri pertahanan itu. Pertama kita beri order, yang tadinya impor kebanyakan, jadi subtitusi. Setelah itu kita coba mengekspor, tekstil, pakaian seragam, makanan untuk prajurit, semua kita bisa lakukan ekspor, kita juga ekspor ke Timor Leste, Filipina," jelasnya.

Ia juga mengatakan, pemerintah pun menyelamatkan beberapa BUMN yang bergerak di bidang industri pertahanan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN). "Setelah itu kita bikin PMN. Kita berikan, kita selamatkan yang bermasalah terutama yang BUMN. PT DI, Pindad dan PAL," katanya.(zul/hen)


0 komentar:

Posting Komentar