China Janjikan Investasi Rp 282 Triliun di Indonesia

http://images.detik.com/content/2013/10/03/1036/175041_benderachinareuters320.jpegJakarta - Para investor China siap menanamkan investasinya di Indonesia dengan total mencapai US$ 28,2 miliar atau sekitar Rp 282 triliun. Investasi tersebut mencakup berbagai sektor seperti mineral, manufaktur hingga transportasi.

Komitmen investasi ini memang lebih kecil dari informasi sebelumnya. Pihak kementerian perindustrian sebelumnya sempat menyampaikan investasi China mencakup 23 perusahaan mencapai Rp 328 triliun.

"Ini sejarah kerjasama baru dengan China, tidak lagi dalam bidang trading, sekarang ini non trading, dari kerjasama industri, keuangan, transportasi hingga telekomunikasi mencapai US$ 28,2 miliar," ungkap Menteri Perindustrian MS Hidayat ditemui usai pertemuan Indonesia-China Business Luncheon di Hotel Shangrila, Kamis (3/10/2013).

Hidayat memastikan investasi China ini pasti terjadi, karena sudah dalam bentuk joint agreement. "Paling tidak 2015 sudah 50% investasi ini terealisasi, sisanya paling masalah perizinan, dan monorel masih memerlukan beberapa tahap lagi," katanya.

Kerjasama China dengan Indonesia yang ditandatangani di depan Presiden Indonesia dan Presiden China diantaranya :

Kerjasama PT OKI Pulp and Paper Mills dengan total investasi US$ 1,8 miliar di Ogen Komering Ilir, Sumatera Selatan.

Pembelian 5 pesawat B-777-300 ER dan 6 pesawat A 320-200 secara leasing dengan nilai US$ 1,7 miliar dengan mitra PT Garuda Indonesia.

Kerjasama PT Indika Energy dengan China Railway Group Limited and Export-import Bank of China dengan nilai investasi mencapai US$ 6 miliar, untuk pembangunan infrastruktur di Papua dan Kalimantan Tengah untuk pembangunan pabrik smelter.

"Total ada 21 penandatanganan, dan BKPM dengan Kemenperin akan membentuk Tim untuk mengawal 21 penandatangan tersebut terealisasi sesuai komitmen," kata Hidayat.

Hidayat yakin kerjasama dengan China ini berjalan sukses tidak seperti kerjasama yang lalu seperti program percepatan pembangkit listrik tahap I 10.000 MW yang meninggalkan banyak masalah.

"Kemarin saya ke China lihat teknologi mereka sudah bagus, kaya soal gasifikasi batubara, untuk polipropilene, kemarin saya menyaksikan sendiri, jadi memang ada beberapa kebutuhan teknologi dari mereka dan harusnya yakin sesuai komitmen karena disaksikan presiden," tandasnya.


  detik 

0 komentar:

Posting Komentar