Indonesia-Swiss kerja sama program bangunan hijau
Jakarta - Republik Indonesia bekerja sama dengan Swiss dalam memperluas inisiatif program bangunan hijau ke berbagai kota di Indonesia guna mengatasi peningkatan dampak perubahan iklim dari emisi gas rumah kaca.
"Kunjungan rombongan Swiss untuk bertemu membahas untuk membantu Indonesia mengenai program bangunan hijau nasional dan menghentikan gas rumah kaca," kata Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Imam Ernawi dalam pertemuan dengan delegasi Swiss di Jakarta, Sabtu.
Ia mengemukakan bahwa pembahasan tersebut juga untuk memperluas inisiatif program bangunan hijau untuk kota-kota di seluruh Indonesia.
Upaya yang dilakukan, ujar dia, bertujuan mengurangi emisi karbon dan konsumsi sekaligus melakukan penghematan biaya.
Sebagaimana diketahui, kajian Dewan Nasional Indonesia tentang perubahan iklim menyebutkan bahwa sektor bangunan di Indonesia menyumbang 27 persen dari total penggunaan energi.
"Penggunaan ini diperkirakan akan meningkat hingga 40 persen pada tahun 2030 sehingga penting bagi Pemerintah untuk mendorong transisi ke bangunan hijau," kata Dirjen Cipta Karya.
Sementara itu, Duta Besar Swiss untuk RI Heinz Walker mengatakan bahwa pihaknya sangat menghargai komitmen sangat menghargai komitmen Kementerian Pekerjaan Umum RI untuk mempromosikan dan mengembangkan solusi bangunan berkelanjutan untuk membuka jalan menuju ekonomi hijau.
Sebelumnya, pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum juga telah bekerja sama dengan Swedia membahas pembangunan kota hijau dengan prinsip berkelanjutan sebagaimana telah dilakukan di Swedia untuk dapat diterapkan di Indonesia.
"Kerja sama dengan Swedia memberikan pengetahuan tentang pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan dan lebih efisien," kata Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak di Jakarta, Jumat (25/10).
Untuk itu, Badan Pembinaan Konstruksi telah mengirimkan sekitar 10 persen sumber daya manusia guna mengikuti pelatihan konstruksi teknologi berkelanjutan dan studi pengembangan kapasitas di Swedia.
Selain itu, Direktorat Jenderal Bina Marga dan Direktorat Jenderal Cipta Karya juga telah melaksanakan pembangunan infrastruktur dengan konsep ramah lingkungan.
Penerapan hal tersebut dilakukan, antara lain untuk konstruksi jalan dengan memakai material lokal dan daur ulang serta pembangunan bangunan hijau.
Sementara Direktur Jenderal Penataan Ruang Basoeki Hadimoeljono mengemukakan bahwa kerja sama RI-Swedia dalam program pelatihan manajemen masyarakat perkotaan diwujudkan dalam pelaksanaannya di sejumlah kota seperti di Palu (Sulawesi Tengah) dan Probolinggo (Jawa Timur).(M040/D007)
"Kunjungan rombongan Swiss untuk bertemu membahas untuk membantu Indonesia mengenai program bangunan hijau nasional dan menghentikan gas rumah kaca," kata Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Imam Ernawi dalam pertemuan dengan delegasi Swiss di Jakarta, Sabtu.
Ia mengemukakan bahwa pembahasan tersebut juga untuk memperluas inisiatif program bangunan hijau untuk kota-kota di seluruh Indonesia.
Upaya yang dilakukan, ujar dia, bertujuan mengurangi emisi karbon dan konsumsi sekaligus melakukan penghematan biaya.
Sebagaimana diketahui, kajian Dewan Nasional Indonesia tentang perubahan iklim menyebutkan bahwa sektor bangunan di Indonesia menyumbang 27 persen dari total penggunaan energi.
"Penggunaan ini diperkirakan akan meningkat hingga 40 persen pada tahun 2030 sehingga penting bagi Pemerintah untuk mendorong transisi ke bangunan hijau," kata Dirjen Cipta Karya.
Sementara itu, Duta Besar Swiss untuk RI Heinz Walker mengatakan bahwa pihaknya sangat menghargai komitmen sangat menghargai komitmen Kementerian Pekerjaan Umum RI untuk mempromosikan dan mengembangkan solusi bangunan berkelanjutan untuk membuka jalan menuju ekonomi hijau.
Sebelumnya, pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum juga telah bekerja sama dengan Swedia membahas pembangunan kota hijau dengan prinsip berkelanjutan sebagaimana telah dilakukan di Swedia untuk dapat diterapkan di Indonesia.
"Kerja sama dengan Swedia memberikan pengetahuan tentang pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan dan lebih efisien," kata Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak di Jakarta, Jumat (25/10).
Untuk itu, Badan Pembinaan Konstruksi telah mengirimkan sekitar 10 persen sumber daya manusia guna mengikuti pelatihan konstruksi teknologi berkelanjutan dan studi pengembangan kapasitas di Swedia.
Selain itu, Direktorat Jenderal Bina Marga dan Direktorat Jenderal Cipta Karya juga telah melaksanakan pembangunan infrastruktur dengan konsep ramah lingkungan.
Penerapan hal tersebut dilakukan, antara lain untuk konstruksi jalan dengan memakai material lokal dan daur ulang serta pembangunan bangunan hijau.
Sementara Direktur Jenderal Penataan Ruang Basoeki Hadimoeljono mengemukakan bahwa kerja sama RI-Swedia dalam program pelatihan manajemen masyarakat perkotaan diwujudkan dalam pelaksanaannya di sejumlah kota seperti di Palu (Sulawesi Tengah) dan Probolinggo (Jawa Timur).(M040/D007)
0 komentar:
Posting Komentar