Ini yang Membuat Para Pengusaha 'Kakap' RI Tak Mau Modali Proyek Mobnas
Mobil Tawon |
"Pengusaha besar saya lihat belum ada ya, mungkin karena modalnya gede, risikonya tinggi. Kan bikin mobil itu laku nggak laku mesti bikin terus. Harus bikin terus. Terus ada finance-nya, bank-nya jadi si pengusaha itu harus meng-approach bank-nya," kata Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi di kementerian perindustrian, Rabu (5/6/2013)
Budi menuturkan sejatinya pemerintah belum secara resmi menginisiasi suatu konsep mobnas. Saat ini yang ada justru muncul dari pelaku swasta skala menengah yang masing-masing mengembangkan mobnas sendiri seperti Tawon, GEA, Mahator, Komodo, Esemka dan lain-lain.
"Mobnas kan inisiatornya kan swasta. Ada satu yang BUMN yaitu INKA tapi kayaknya dia sibuk bikin busway karena pesanannya banyak banget di DKI. Yang komodo kecil itu jalan, yang tawon itu jalan," katanya.
Menurut Budi terkait pengembangan mobnas bisa dilihat dari dua konteks, yaitu pengembangan secara teknis dan pengembangan skala bisnis. "Jadi modal teknis itu sedang dijalankan, tapi kalau berusaha itu lain lagi," katanya.
Ia menambahkan untuk memulai modal usaha investasi otomotif membutuhkan dana sangat besar, sekitar Rp 2 triliun. Namun ada yang menghitung untuk tahap awal butuh Rp 500 miliar untuk masuk ke bisnis ini.
"Jadi mesti orang otomotif mesti kenal dunia itu. Dia harus bikin networking untuk purna jual. Kalau ada yang mau jual itu di 5 kota harus bikin di 5 kota kalau dia mau bikin itu di semua kabupaten, berarti dia harus bikin itu di 450 kabupaten. Jadi harus dimulai dari kecil," kata Budi.(hen/dnl)
0 komentar:
Posting Komentar