5 Fakta tentang Aspirin

5 Fakta tentang AspirinJakarta - Bahan utama aspirin yang ditemukan dalam ekstrak tumbuh-tumbuhan seperti kulit pohon willow, telah digunakan selama berabad-abad sebagai pereda nyeri. Pada akhir 1800-an, seorang ahli kimia mensintesis sebentuk senyawa yang disebut asam asetilsalisilat. Senyawa inilah yang terkandung dalam aspirin. Selain menghilangkan rasa sakit, aspirin juga dapat memiliki sejumlah efek lain pada tubuh. Berikut adalah lima fakta tentang aspirin, seperti dikutip dari Live Science, Selasa, 25 Juni 2013.

1. Mengurangi risiko serangan jantungMengonsumsi dosis rendah aspirin setiap hari bisa mengurangi risiko serangan jantung. Aspirin mencegah sel-sel menggumpal di dalam darah. The American Heart Association (AHA) untuk merekomendasikan mengonsumsi aspirin dosis rendah setiap hari, terutama bagi orang yang berisiko tinggi terkena serangan jantung dan orang yang selamat dari serangan jantung. Namun hal ini harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Pasalnya, aspirin memiliki efek samping yang dapat meningkatan risiko perdarahan gastrointestinal

2. Meningkatkan risiko tinnitusAspirin dapat meningkatkan risiko tinnitus, atau dengung di telinga. Risiko ini terjadi pada seseorang yang mengonsumsi aspirin dalam dosis tinggi (8-12 tablet sehari). Universityas California, AS, memperkirakan bahwa asam salisilat, yang merupakan produk pemecahan dari bahan utama dalam aspirin, dapat merusak telinga bagian dalam.

3. Mengurangi risiko kankerPenelitian telah menemukan hubungan antara mengkonsumsi aspirin secara teratur dan mengurangi risiko kanker, terutama kanker usus besar. Satu penelitian yang diterbitkan pada tahun 2011 menemukan bahwa, mengkonsumsi dua tablet aspirin per hari dapat menurunkan tingkat kanker usus sebesar 63 persen di antara orang-orang yang berisiko tinggi untuk kanker usus besar. Studi lain yang dipublikasikan tahun lalu juga menemukan bahwa, mengkonsumsi aspirin setiap hari dapat menurunkan risiko kematian akibat kanker.

4. Meningkatkan risiko sindrom ReyeAnak-anak yang mengonsumsi aspirin mungkin akan memiliki risiko sindrom Reye lebih tinggi. Sindrom ini merupakan suatu kondisi langka yang ditandai dengan kerusakan otak tiba-tiba dan masalah hati. Gejalanya dapat berupa muntah berkepanjangan, kebingungan, dan kejang. Kondisi ini terjadi pada anak-anak yang diberi aspirin ketika pulih dari flu atau cacar air. Menurut Mayo Clinic, meskipun aspirin aman digunakan untuk anak-anak usia 2 tahun, tapi aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak yang baru sembuh dari flu atau cacar air.

5. Menimbulkan masalah pada kehamilanAspirin dan obat non-steroid anti-inflamasi (NAIDS) tidak dianjurkan untuk ibu hamil, terutama pada tiga bulan terakhir, karena aspirin mempengaruhi pembekuan darah. Hal ini dapat meningkatkan risiko perdarahan pada ibu atau janin. Selain itu, konsumsi aspirin selama kehamilan juga dapat mempengaruhi kemampuan menutupnya pembuluh darah di jantung bayi.


  Tempo  

0 komentar:

Posting Komentar