RI-Vietnam Jalin Kerja Sama Bidang Energi dan Mineral

 Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo SiswoutomoJAKARTA - Pemerintah Republik Indonesia (RI) melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Energi Vietnam untuk bekerja sama di bidang energi, mineral. "Ini akan jadi payung implementasi pertemuan Presiden dengan Presiden Vietnam kemarin. Kolaborasi bidang energi, mineral dan batu bara," kata Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo usai melakukan MoU dengan Deputi Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Vietnam Nguyen Cam Tu di Jakarta, Jumat (28/6).

Dia mengatakan Vietnam ingin belajar dari Indonesia mengenai eksplorasi mineral dan energi di negaranya terutama di bidang batu bara. "Mereka masih mau belajar banyak dari Indonesia bagaimana mengelola tambang, terutama batu bara," katanya.

Lebih lanjut pihaknya juga menawarkan jasa Badan Pendidikan dan Latihan (Badiklat) Kementerian ESDM untuk melatih para staf Kementerian Energi Vietnam. "Tadi saya tawarkan juga di kementerian kita punya badiklat yang melatih ribuan pegawai-pegawai kita. Kalau berminat untuk mengirimkan staf-staf dari sana untuk belajar di Indonesia, boleh," katanya.

Ia menambahkan bahwa MoU membutuhkan waktu untuk sampai pada tahap pelaksanaan namun program kerja sama peningkatan SDM bisa segera dilaksanakan. Pada Kamis (27/6), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyambut koleganya, Presiden Vietnam Truong Tan Sang dan Ibu Negara Mai Tinh Hanh di Istana Merdeka, Jakarta.

Kedua kepala negara kemudian melakukan pertemuan empat mata yang akan dilanjutkan dengan pertemuan bilateral antar kedua negara. Dalam kunjungan pertamanya ke Indonesia, Presiden Truong Tan Sang diagendakan berada di Jakarta selama dua hari (27-28 Juni).

Hubungan bilateral Indonesia dan Vietnam terus meningkat lebih cepat sejak kerja sama kemitraan strategis ditandatangani pada 2003. Di bidang ekonomi, perdagangan kedua negara terus meningkat. Pada 2012 perdagangan bilateral Indonesia-Vietnam telah mencapai 4,8 miliar dolar AS. Perdagangan kedua negara ditargetkan mencapai 5 miliar dolar AS sebelum 2015.


  Republika  

0 komentar:

Posting Komentar