2016, Indonesia Coba Biofuel Untuk Penerbangan
Tahun 2016 nanti, Indonesia ditargetkan mulai melakukan pengunaan biofuel untuk operasional penerbangan pesawat. Hal ini merupakan salah satu komitmen Indonesia dalam pengurangan emisi gas buang dalam bidang penerbangan. Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bhakti, Pemerintah saat ini sedang menyusun peta jalan (roadmap) untuk pengurangan emisi gas buang secara nasional. Termasuk di bidang penerbangan.
Pemerintah juga sudah menggandeng beberapa stakeholder seperti maskapai Garuda Indonesia dan Pertamina Aviation untuk mendukung hal itu.
Garuda Indonesia menyatakan mendukung program tersebut. Menurut Direktur Operasi Garuda Capt. Novianto Herupratomo, Garuda telah melakukan beberapa penghematan operasional sehingga bisa menghemat pemakaian bahan bakar sekitar 2,3 % per tahun. Jumlah itu lebih besar dibanding target dari Asosiasi Operator Maskapai Penerbangan Internasonal (IATA) yang sebesar 1 % per tahun.
“Garuda tiap tahun menggunakan avtur antara 700 juta sampai 1,2 miliar liter. Jadi kalau penghematan 2,3 %, bisa dikatakan menghemat sekitar 20 juta liter,” ujarnya.
Menurut Novianto, Garuda siap jika harus uji coba menggunakan biofuel. “Biofuel itu kan seperti avtur, Cuma gas buangnya lebih ramah lingkungan. Mesin pesawat yang digunakan juga sama, tidak banyak perubahan,” lanjutnya lagi. Jika ada perusahaan di Indonesia yang menjual biofuel, Garuda siap untuk membeli, dengan catatan harganya kompetitif dibanding harga avtur.
Sementara itu, Pertamina juga menyatakan siap jika harus menyediakan biofuel. “Saat ini kita terus melakukan penelitian tentang biofuel,” ujar Asisten Manajer Planning and Marketing Pertamina, Tengku Johan Miftah.
Di dunia penerbangan Internasional, ujicoba penggunaan biofuel sudah berkali-kali digunakan. Maskapai Lufthansa dari Jerman bahkan sudah berhasil melaksanakan ujicoba perjalanan pesawatnya dari Jerman menuju AS, melewati Samudera Atlantik. Dalam uji coba itu, pesawat menggunakan campuran 50 % avtur dan 50 % biofuel. (gatot r)
Pemerintah juga sudah menggandeng beberapa stakeholder seperti maskapai Garuda Indonesia dan Pertamina Aviation untuk mendukung hal itu.
Garuda Indonesia menyatakan mendukung program tersebut. Menurut Direktur Operasi Garuda Capt. Novianto Herupratomo, Garuda telah melakukan beberapa penghematan operasional sehingga bisa menghemat pemakaian bahan bakar sekitar 2,3 % per tahun. Jumlah itu lebih besar dibanding target dari Asosiasi Operator Maskapai Penerbangan Internasonal (IATA) yang sebesar 1 % per tahun.
“Garuda tiap tahun menggunakan avtur antara 700 juta sampai 1,2 miliar liter. Jadi kalau penghematan 2,3 %, bisa dikatakan menghemat sekitar 20 juta liter,” ujarnya.
Menurut Novianto, Garuda siap jika harus uji coba menggunakan biofuel. “Biofuel itu kan seperti avtur, Cuma gas buangnya lebih ramah lingkungan. Mesin pesawat yang digunakan juga sama, tidak banyak perubahan,” lanjutnya lagi. Jika ada perusahaan di Indonesia yang menjual biofuel, Garuda siap untuk membeli, dengan catatan harganya kompetitif dibanding harga avtur.
Sementara itu, Pertamina juga menyatakan siap jika harus menyediakan biofuel. “Saat ini kita terus melakukan penelitian tentang biofuel,” ujar Asisten Manajer Planning and Marketing Pertamina, Tengku Johan Miftah.
Di dunia penerbangan Internasional, ujicoba penggunaan biofuel sudah berkali-kali digunakan. Maskapai Lufthansa dari Jerman bahkan sudah berhasil melaksanakan ujicoba perjalanan pesawatnya dari Jerman menuju AS, melewati Samudera Atlantik. Dalam uji coba itu, pesawat menggunakan campuran 50 % avtur dan 50 % biofuel. (gatot r)
0 komentar:
Posting Komentar