Membedah Pindad Lewat Buku
Jakarta • Setelah sekitar 1 kilometer melaut, panser ini mencoba melakukan manuver. Pada saat bersamaan, datang ombak menerjang. Panser pun dipenuhi air laut, terbalik dan tenggelam bersama seluruh penumpangnya. Kepanikan terjadi. Tim penyelamat yang salah satunya kini menjadi Direktur Sistem Senjata, Slamet Irianto langsung melakukan upaya penyelamatan. Evakuasi penumpang panser pun dilakukan tanpa kendala berarti. "tapi, setelah semua penumpang bisa diselamatkan, Pak Budi malah tidak muncul-muncul," kata Irianto.
Demikianlah, salah satu kisah yang tertulis dalam buku 30 Tahun Pindad, Pijakan untuk kemandirian alutsista. Buku ini diperoleh ARC saat melakukan kunjungan beberapa hari lalu. Buku 30 tahun Pindad sendiri diluncurkan bertepatan dengan HUT Pindad ke-30 pada akhir april lalu.
Sekilas, tampilan buku tampak simple namun elegan. Tulisan didalamnya pun cukup informatif dan menggunakan bahasa yang mudah dicerna. Dikisahkan dengan cukup lengkap awal perjalanan Pindad dari jaman kolonial hingga kini, dihiasi dengan foto-foto tempo doeloe. Ditambahkan pula berbagai kisah menarik dibalik layar yang mungkin tak pernah kita ketahui seperti pada paragraf pertama tadi.
Demikianlah, salah satu kisah yang tertulis dalam buku 30 Tahun Pindad, Pijakan untuk kemandirian alutsista. Buku ini diperoleh ARC saat melakukan kunjungan beberapa hari lalu. Buku 30 tahun Pindad sendiri diluncurkan bertepatan dengan HUT Pindad ke-30 pada akhir april lalu.
Sekilas, tampilan buku tampak simple namun elegan. Tulisan didalamnya pun cukup informatif dan menggunakan bahasa yang mudah dicerna. Dikisahkan dengan cukup lengkap awal perjalanan Pindad dari jaman kolonial hingga kini, dihiasi dengan foto-foto tempo doeloe. Ditambahkan pula berbagai kisah menarik dibalik layar yang mungkin tak pernah kita ketahui seperti pada paragraf pertama tadi.
Data-data yang disajikan pun cukup lengkap. Seperti data grafik penjualan hingga kandungan lokal senapan serbu FNC. Bahkan kisah latar belakang terpilihnya FNC sebagai senapan serbu standar TNI pun ada. Tak ketinggalan tentunya kisah perancangan dan produksi Ranpur Anoa dan Komodo. Singkat kata, sebagai buku resmi korporasi, buku ini sangat layak dimiliki oleh seorang military fanboys.
Hanya saja ada sedikit kekurangan. Beberapa caption tertulis salah dari foto yang ditampilkan. Misalnya ketika menampilkan foto SPR-3, namun yang tertulis adalah SPR-1. Kecil memang kesalahannya, tapi cukup membingungkan bagi pembaca awam. Kekurangan lainnya, buku ini tidak dijual bebas. Padahal, jika dijual secara umum, yakin pasti laku keras.
Selain kisah romantisme jaman dulu, ada juga program masa depan Pindad. Dan yang mengejutkan, buku ini juga menampilkan salah satu desain tank nasional. Nah, apakah betul desain ini nantinya yang akan menjadi Tank Medium Nasional Indonesia?
● ARC
0 komentar:
Posting Komentar