Energi Panas Bumi di Indonesia
Dari 58 Wilayah Panas Bumi, Baru 9 Dibangun dan 12 Macet
Wapres Indonesia, Boediono |
Wakil Presiden Boediono mengungkapkan, panas bumi adalah sumber energi yang bisa dimanfaatkan untuk sumber listrik, dan tidak akan pernah habis. Selain itu energi ini bersih dan ramah lingkungan.
"Panas bumi ini sumber listrik yang tidak akan pernah habis, bersih, hijau dan ramah lingkungan," kata Boediono dalam sambutannya di acara Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition 2013 yang diadakan di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (12/6/2013).
Melihat potensi begitu besar ini, Boediono meminta pemerintah pusat dan daerah untuk terus mendorong peningkatan panas bumi sebagai Energi Baru dan Terbarukan. Belum lagi 40% dari cadangan panas bumi di dunia dimiliki oleh Indonsia yang mempunyai banyak gunung-gunung berapi.
"Semua, dari Presiden, Wapres, Menteri, Pemerintah Pusat, Daerah, pelaku industri ingin mendorong peningkatan energi ini dalam waktu yang tidak lama," ucapnya.
Namun Boediono menyayangkan dari 58 wilayah kerja panas bumi saat ini hanya 9 yang sudah dalam tahap pembangunan. "Dari 58 WK (wilayah kerja) panas bumi, 9 sudah development, 37 WK masih belum meninjukkan gerakan signifikan, 12 proyek panas bumi malah macet," ujarnya.
"Masalahnya macam-macam, ini harus diatasi bersama, kita hilangkan bottlenecking (hambatan) dengan kerjasama," kata Boediono.(rrd/dnl)
Punya 40% Cadangan Panas Bumi Dunia, Tapi RI Baru Manfaatkan 4%
Saat ini Indonesia mempunyai 40% cadangan panas bumi di dunia. Namun sayang, Indonesia baru memanfaatkan 4% cadangan panas bumi yang dimilikinya. Padahal panas bumi ini energi murah dan ramah lingkungan untuk bahan bakar listrik.
"Dari 40% cadangan yang dimiliki Indonesia, panas bumi (geothermal) yang saat ini dimanfaatkan baru 4%," ucap Wakil Presiden Boediono dalam acara Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition 2013 yang diadakan di JCC, Senayn, Jakarta, Rabu (12/6/2013).
Tetapi, kata Boediono, masih banyak proyek-proyek panas bumi yang pembangunannya terhambat berbagai masalah. "Ada 12 proyek panas bumi macet, masalahnya macam-macam, harus diatasi bersama," ujarnya.
Boediono mencontohkan, seperti proyek pembangkit listrik panas bumi Sarulla di Sumatera Utara yang macet selama 20 tahun. "Contohnya Sarulla yang sempat mandek 20 tahun, akhirnya bisa menggelinding. Hal ini bisa dilakukan di proyek geothermal lain. Tapi sayang kalau harus diurai satu-satu. Maka harus ada perbaikan mendasar," ungkapnya.
Untuk melakukan perbaikan mendasar tersebut, kata Boediono, pertama melakukan koordinasi antara pemangku kepentingan, pemerintah pusat di setiap instansinya saling membuka diri saling mendukung.
"Pemda, PLN, dan masyarakat umum juga harus saling koordinasi. Kadang resistensi dari masyarakat harus pengertian yang lebih baik. Di atasi dengan MoU dan makin banyak bertemu berkomunikasi dan sampaikan keinginan. Jangan cm surat, regulasi dan lain-lain," ujarnya.
Masalah kedua ,kata Boediono, adanya bentuk bisnis model yang bagus berkelanjutan. "Kalau dari dana APBN tidak perlu bisnis modal yang kompleks. Tapi tentunya uang APBN nggak akan cukup untuk membangun energi geothermal. Jadi harus ada bisnis model yang melibatkan investor dan BUMN," tandasnya.(rrd/dnl)
Tinggalkan BBM, RI Diberikan Tuhan Kompor di Bawah Tanah
Pemerintah meminta masyarakat dan dunia usaha di Indonesia tidak bergantung lagi pada bahan bakar minyak (BBM), dan mengembangkan energi terbarukan. Indonesia dikaruniai kompor di bawah tanah, apa itu?
Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan, Indonesia memiliki cadangan energi panas bumi atau geothermal yang besar, karena banyaknya gunung berapi di negeri ini.
"Kita harus tinggalkan BBM, kita pindah ke energi yang lain. Batubara kita tambah, kemudian gas kita pakai, kemudian juga energi baru dan terbarukan. Tadi disinggung salah satu adalah geothermal, panas bumi," kata Jero dalam acara Bukan Empat Mata yang diadakan Trans7, seperti dikutip Rabu (12/6/2013).
Dikatakan Jero, dulu banyak orang menganggap gunung berapi adalah bencana alam, hal ini juga dialami oleh Jero yang saat kecil tinggal di wilayah gunung berapi di Bali.
"Ternyata di balik bencana alam, Tuhan memberikan kita kompor di bawah tanah. Kompor gas. Saya sebut kompor di bawah tanah itu panas bumi. Jadi kalau kita bor tanah kita dekat-dekat gunung berapi, itu ada panas bumi. Ini bisa menggerakkan listrik. Dan kita mempunyai terbesar di dunia adalah geothermal," papar Jero.
Jadi di bawah tanah gunung berapi Indonesia sangat kaya akan energi geothermal yang merupakan anugerah Tuhan. "Kita harus dorong sekarang, saya sudah mulai dengan keras mendorong itu," ujar Jero.(dnl/ang)
Boediono Sindir RI Baru Gunakan 4% Panas Bumi, Jero: Saya Malu
Menteri ESDM, Jero Wacik |
"Waktu saya mulai jadi Menteri ESDM, pesan Presiden adalah pengembangan EBT (energi baru dan terbarukan), saya pelajari perintah itu. Kemudian saya pelajari dengan Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang digodok DEN (Dewan Energi Nasional)," ucap Jero di acara Indonesia International Geothermal Cenvention & Exhibition 2013 yang diadakan di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (12/6/2013).
Dari hasil kajian yang dilakukan oleh DEN tersebut, ternyata didapatkan bahwa Indonesia menguasai 40% potensi panas bumi di dunia. "Tapi yang dikembangkan baru 4%. Ini sudah berlangsung beberapa tahun. Maka saya malu juga, masa nanti terus seperti itu. Saya tidak mau di era pemerintahan sekarang masih seperti itu. Kabinet berikutnya juga. Karena itu program 100 hari saya, saya mendorong geothermal," ucapnya.
Jero beralasan, masih 4% pengembangan geothermal di Indonesia dikarenakan banyak hambatan, terutama dari Kementerian Kehutanan. "Hambatan terbesar adalah dengan kehutanan, selain dengan keuangan (Kementerian Keuangan) dan PT PLN. Ada hambatan lagi di ESDM. Hambatan yang ditangani di ESDM waktu itu saya perintahkan Dirjen EBTKE boleh ketok pintu saya 24 jam untuk geothermal," tuturnya.
Jero mengaku sudah melakukan upaya dengan Menteri Kehutanan, dirinya meminta Kehutanan harus satu visi jika ingin mengembangkan geothermal.
"Saya terobos Menteri kehutanan. Kalau geothermal mau dimajukan, maka ESDM dan Kementerian Kehutanan harus satu visi. Tanpa toleransi atau agreement kehutanan, geothermal hanya mimpi saja. Kita bisa rugi. Sehingga dapat Mou antara ESDM dan Kehutanan, bahwa titik-titik geothermal harus ada izin agar bisa jadi listrik," tandasnya.(rrd/dnl)
0 komentar:
Posting Komentar