Mobil Murah Indonesia

 Siap-siap, 60 Juta Pengendara Motor Bakal Pindah ke Mobil Murah 

http://images.detik.com/content/2013/06/12/1036/111209_agya320.jpgJakarta - Walaupun kelahiran mobil murah dan ramah lingkungan atau Low Cost and Green Car (LCGC) menuai kontroversi soal risiko kemacetan yang makin parah di kota-kota besar, pemerintah tetap melanjutkan kebijakan ini dan punya beberapa alasan. Bahkan pemerintah sangat optimitis sebanyak 60 juta orang yang selama ini memakai motor akan menjadi pasar dan membeli mobil murah.

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Budi Darmadi menjelaskan saat ini Thailand dan Malaysia sudah memproduksi mobil kategori LCGC dan kebutuhan dalam negeri sudah cukup tinggi.

"Target kita 60 juta pengendara sepeda motor adalah pembeli utama mobil LCGC. Kalau kebutuhan ini tidak dipenuhi, kita akan dibanjiri impor dari luar negeri," kata Budi seperti dikutip dari situs Kemenperin, Rabu (12/6/2013)

Rencananya wilayah Jabodetabek, target penjualan mobil LCGC bisa mencapai 20%. Target tersebut berkaca dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dimana penjualan mobil skala nasional di wilayah Jabodetabek sudah mencapai 20%.

"Jenis mobil ini diminati di daerah-daerah dengan daya beli yang tinggi. Ekonomi Indonesia terus berkembang, kelas menengah berkembang,” katanya.

Penyebab LCGC Bisa Dijual Murah

Budi menuturkan program pemberian insentif low cost and green car (LCGC) dan low carbon emission (LCE) diharapkan dapat memacu investasi industri otomotif dan mendorong pertumbuhan industri komponen di dalam negeri.

Ada tiga bentuk insentif yang akan diberikan, yaitu: Pertama, insentif pembebasan bea masuk atas impor mesin dan peralatan dalam proses pemba­ngu­nan pabrik. Kedua, pembe­ba­­san tarif impor bahan baku dan komponen mobil yang belum bisa dibuat di Indonesia. Ketiga, peng­urangan pajak penjulan barang mewah (PPnBM).

Ia menambahkan mobil jenis LCGC hanya untuk jarak dekat, aturan LCGC membatasi kapasitas mesin maksimal 1.200 CC. Mobil LCGC juga nantinya diharapkan hanya dipakai untuk mobilitas perkotaan.

"Aturan LCGC tidak untuk semua kategori, hanya 1.000-1.200 CC. Sekarang trennya kalau orang mau pergi jauh itu pilihannya naik kereta atau pesawat. Jadi mobil ini memang tenaganya tidak harus besar, cukup yang dekat-dekat," jelas Budi.

Budi optimistis, bermodal didesain hanya untuk memenuhi kebutuhan transportasi jarak pendek, program LCGC tidak akan mematikan moda transportasi jarak jauh seperti bus atau kereta.

Selain itu, lanjut Budi, program ini dapat menciptakan kemandirian di industri komponen power train, yaitu berupa engine dan transmisi excel, sehingga SDM otomotif di dalam negeri juga dapat tumbuh.(hen/dnl)

 Pemerintah Pede Mobil Murah Indonesia Bisa Diekspor ke 70 Negara 

http://images.detik.com/content/2013/06/12/1036/120043_lcgc320.jpgPemerintah optimistis produk mobil murah dan ramah lingkungan atau Low Cost and Green Car (LCGC) bisa tembus pasar ekspor. LCGC nantinya tak hanya dijual di pasar dalam negeri, tapi juga bisa go international.

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Budi Darmadi mengatakan, dalam mengembangkan program LCGC sebaiknya teknologi yang digunakan di dalamnya tidak dibatasi. Sehingga LCGC produksi Indonesia bisa memenuhi permintaan pasar ekspor.

"Dalam dunia otomotif, semakin safe dan modern teknologi yang digunakan, maka semakin mahal. Filosofi itu berarti menyatakan kalau teknologi ada ongkosnya. Makanya teknologi jangan dibatasi. Dan, kita tidak akan membatasinya karena kalau dibatasi, misalnya ada pesanan dari Thailand dengan permintaan teknologi tertentu, maka kita tidak bisa supply. LCGC juga tidak hanya untuk pasar dalam negeri tapi untuk ekspor, dengan menargetkan ke 70 negara," kata Budi seperti dikutip dari situs Kemenperin, Rabu (12/6/2013)

Budi menuturkan hingga saat ini, regulasi LCGC masih dalam tahap harmonisasi dengan Kementerian-kementerian terkait. Beberapa merek otomotif yang secara resmi sudah menyatakan kesiapan untuk mengembangkan LCGC ini antara lain Daihatsu dan Toyota dengan target produksi LCGC sekitar 55 ribu unit.

Sedangkan merek lain yang menyatakan berminat antara lain Honda, Suzuki, dan Nissan. Kalau kelima produsen itu misalnya menghasilkan 50 ribu unit LCGC, maka produksi total kelimanya bisa mencapai 250 ribu unit. Namun itu tergantung kapasitas produksi masing-masing produsen. Bahkan, jika permintaan LCGC nanti tinggi, bisa mencapai 300 ribu sampai 600 ribu unit.

Budi begitu yakin penjualan mobil LCGC akan mendapat sambutan positif dari masyarakat dan mendongkrak penjualan mobil. Harga LCGC yang murah serta pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan pendapatan per kapita masyarakat, akan membuat LCGC diminati oleh banyak masyarakat.(hen/dru)


0 komentar:

Posting Komentar