Bangun Kanal, Nikaragua Undang Swasta Indonesia

Pemerintah Nikaragua melalui Menteri Luar Negeri Samuel Santos Lopez mengundang pihak swasta di Indonesia terlibat dalam pembangunan megaproyek Kanal Nikaragua. Proyek senilai £25 miliar atau Rp70 triliun itu digadang-gadang akan berukuran lebih besar ketimbang Kanal Panama.

Tawaran Lopez disampaikan saat bertemu Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, Selasa 18 Juni 2013. Lopez menyebut, proyek Kanal Nikaragua sedang tahap pembangunan kanal sepanjang 130 kilometer.

Pengajuan RUU terkait pembangunan kanal itu sudah disetujui oleh parlemen. Kini Presiden Nikaragua Daniel Ortega tengah memerintahkan untuk dilakukan studi kelayakan terlebih dahulu. Studi kelayakan itu mencakup bidang lingkungan hidup, bisnis, konstruksi, dan ekonomi. Semua itu nantinya untuk menentukan di mana kanal itu akan dibangun.

Pemerintah Nikaragua juga dapat memberikan informasi kepada pihak swasta mengenai apa saja persyaratan yang harus dipenuhi untuk terlibat dalam megaproyek tersebut.
Seiring dengan kemajuan studi kelayakan yang dilakukan, maka akan semakin terlihat jelas apa saja yang diperlukan di sana. "Sehingga perusahaan dari manapun, termasuk Indonesia, dapat berpartisipasi dalam pembangunan kanal itu,” kata Lopez.

Selain membangun kanal, Presiden Ortega juga mengumumkan akan adanya pembangunan infrasktruktur lainnya seperti jalur kereta yang menghubungkan kawasan Atlantik dan Pasifik, pembangunan pelabuhan di sisi Pasifik dan Atlantik, serta pembangunan kawasan berikat. Saat disinggung soal keterlibatan China dalam pembangunan kanal tersebut, Lopez enggan berkomentar.

Pertumbuhan ekonomi

Dilansir laman Dailymail, Wakil Menteri Luar Negeri Nikaragua Manuel Coronel  pada 10 Juni 2013 lalu mengatakan, proyek Kanal Nikaragua akan dikerjakan perusahaan asal China.
“Ini merupakan perusahaan yang serius, bertanggung jawab, dan dikenal publik. Apabila meragukan kredibilitas perusahaan ini maka artinya sama saja dengan menentang proyek ini demi kepentingan politik dibandingkan fakta sebenarnya,” ujar Coronel.

Coronel mengatakan, pembangunan Kanal Nikaragua dapat memberikan keuntungan perdagangan internasional dan perubahan ekonomi signifikan bagi negara itu. Rencananya di bawah kesepakatan tertulis, perusahaan China bernama Chinese HK Nicaragua Canal Development Investment Co Ltd akan mendanai megaproyek itu US$10 miliar atau Rp98 triliun per tahun selama satu dekade pertama.

Kemudian akan disepakati pembagian keuntungan dari pembukaan kanal tersebut yang dimulai dari angka satu persen. Jumlah itu akan terus naik selama konsesi tersebut berlaku. Setelah masa konsesi selesai, maka perusahaan China tersebut harus mengembalikan seluruh infrastruktur kanal kepada Nikaragua. Kanal itu diprediksi akan selesai dibangun dalam waktu 11 tahun.

Kanal Nikaragua nantinya akan menghubungkan bagian tengah Amerika dari pinggir pantai Karibia hingga ke timur pantai Pasifik di bagian barat. (umi)


  Vivanews  

0 komentar:

Posting Komentar