RI Punya Cadangan Panas Bumi Terbesar di Dunia, Tapi Minim Pengembangan

http://images.detik.com/content/2013/11/04/1034/pembangkitpanasbumidifilipina.jpg
Jakarta - Indonesia terletak dalam jalur tumbukan antara lempeng Samudera Australia dan lempeng Benua Asia. Hal tersebut membuat Indonesia memiliki banyak gunung api aktif, dan cadangan energi panas bumi (geothermal) terbesar di dunia.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi panas bumi di dunia yang bisa dimanfaatkan untuk kelistrikan mencapai 113 Giga Watt (GW), di mana 40%-nya dimiliki Indonesia sebesar 28 GW.

Panas Bumi disebut sebagai energi masa depan dan energi hijau, mengapa? Karena hanya memanfaatkan ekstraksi uap dan limbahnya hanya berupa air, sehingga masuk kembali ke dalam tanah lalu digunakan kembali untuk dipanaskan menjadi uap.

"Panas Bumi merupakan sumber energi yang berkelanjutan (sustainable energy) yang memanfaatkan hasil interaksi antara panas batuan dan air yang mengalir di sekitarnya," ujar Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) Ardiansyah dalam diskusi Panas Bumi di Kantor Pertamina Pusat, pekan lalu.

Berdasarkan data Pertamina Geothermal Energy, hanya beberapa negara beruntung dianugerahi panas bumi, di antaranya Indonesia, Amerika Serikat, Jepang, Filipina, Meksiko, Islandia, dan Selandia Baru.

Salah satu negara yang berhasil mengembangkan adalah Amerika Serikat dan Filipina. Sementara Filipina sendiri berhasil mengembangkan panas bumi mencapai 1.848 megawatt (MW) dari potensi 10,2 GW.

"Kapasitas terpasang pembangkit panas bumi di Filipina sudah mencapai 1.848 MW. Kami sudah mengembangkan panas bumi sejak 20 tahun lalu," kata Director IV Renewable Energy Management Bureu Philippines Departement of Energy Mario C. Marasigan saat berdiskusi di Hotel Park Inn dalam kunjungan WWF Indonesia ke Mount Apo Geothermal Project, Davao, Filipina dikutip Senin (4/11/2013).

Mario mengatakan, dengan pengembangan panas bumi tersebut, negaranya dapat menghemat anggaran sebesar US$ 1,636 miliar atau sekitar Rp 16 triliun.

"Dengan kapasitas terpangan 1.848 MW pembangkit panas bumi saat ini kami bisa menghemat US$ 1,636 miliar sejak memanfaatkan panas bumi, dengan menghemat 17,05 miliar barel BBM," ungkapnya.

Berdasarkan data Philippines Departement of Energy, saat ini penggunaan energy mix di Filipina 5% masih menggunakan minyak, 27% gas bumi, 39% menggunakan batubara, energi air 15%, dan panas bumi 14%.

Posisi Indonesia sendiri total kapasitas terpasang pembangkit panas bumi masih sebesar 1.336 MW dengan potensi 27.141 MW. Dari total kapasitas terpasang tersebut, Indonesia baru memanfaatkan energi panas bumi sebesar 4% dari 40% cadangan panas bumi yang dimilikinya.

"Sayang sekali, potensi kita banyak, tapi yang dimanfaatkan baru sedikit. Bukan pemerintah tidak mau, tapi tidak mudah mengembangkan panas bumi di Indonesia, aspek politik yang paling sulit dihindari," kata Kepala Persiapan Lahan dan Evaluasi Panas Bumi Direktorat Energi Baru Terbarukan, Kementerian ESDM, Bambang Purbiyantoro.

Menurut Bambang, semua persiapan dari ESDM, perusahaannya, kesiapan keuangan sudah ada, namun lagi-lagi ada saja gangguan untuk pengembangan panas bumi di Indonesia.

"Seperti di Rajabasa, Lampung, proyek panas bumi di sana sudah ada, kita mau mengembangkan eh status hutannya ditingkatkan jadi wisata alam, izin pun tidak keluar, karena panas bumi termasuk kegiatan pertambangan," katanya.

Ardiansyah mengungkapkan, banyak ketidaksepahaman antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam memandang panas bumi.

"Panas bumi dianggap sebagai kegiatan pertambangan, padahal kami hanya mengekstrak energi yang keluar dari uap panas, bukan pertambangan. Bahkan jangan salah kita berusaha menjelaskan serinci mungkin kepada pemerintah daerah namun mereka kebanyakan tidak sepaham dengan kami (PGE). Akhirnya uang sudah keluar, investasi, CSR sudah dikeluarkan namun izin tidak keluar," keluhnya.


0 komentar:

Posting Komentar