Situs Australian Federal Police Down Diserang Anonymous Indonesia
Oleh : Prayitno Ramelan
Perang cyber antar hacker dan cracker Indonesia dan Australia semakin memanas. Situs kepolisian Australia atau Australian Federal Police (AFP) diketahui tumbang. Patut diduga situs tersebut menjadi korban serangan hacker/cracker dari Indonesia yang menyatakan diri sebagai Anonymous Indonesia. Hingga berita ini diposting, Jumat (22/11/2013) pukul 01.55 WIB, situs AFP tersebut masih down dan belum bisa diakses. Komisaris Polisi Federal Australia Tony Negus mengatakan saat ini pihaknya masih menginvestigasi serangan itu.
Menurutnya memang ada upaya serangan yang diketahui menyerang website mereka pagi kemarin dan sedang ditangani. "Saya tidak yakin siapa pelakunya tapi kami sedang menyelidiki hal itu," ucapnya yang dikutip dari ABC News. Kepolisian Australia menanggapi ancaman itu sangat serius dan memperingatkan bahwa hacking adalah sebuah kegiatan kriminal.
Selain situs kepolisian, Anonymous Indonesia juga telah menyerang situs Reserve Bank. Pihak Reserve Bank mengkonfirmasi bahwa situs mereka diserang kemarin malam. Namun mereka menyatakan bahwa hacker tidak berhasil mendapat akses ke dokumen penting. Reserve Bank telah mengkonfirmasi situsnya mengalami serangan distributed denial of service (DDoS) pada Kamis (21/11/2013) jam 02.00 pagi. Mereka telah melakukan langkah-langkah pengamanan dan menjamin bahwa sistem serta data pemting bank tetap aman terlindungi.
Sebelumnya Anonymous Indonesia telah berhasil menyerang situs lembaga intelijen Australia atau Australian Secret Intelligence Service (ASIS) yang berhenti beroperasi sejak Senin (11/11) sore. Menurut kabar hal itu diakibatkan oleh serangan para peretas yang tergabung dalam Anonymous Indonesia. Para peretas tidak berhasil mengambil data ASIS, mungkin firewallnya kuat, sehingga melakukan langkah serangan DDoS dan berhasil, sehingga situs ASIS statusnya 100 persen down atau mati total (404 not found).
Para peretas dari Indonesia umumnya memosting pesan di Twitter setiap kali berhasil menyerang situs. Salah satunya contoh pesan seperti di bawah ini. rba.gov.au Down By #IndonesiaCyberArmy | #AnonymousIndonesia | #BorneoCyberTeam | #OpGovAu twitrpix.com/cc5u7— ./BCT_48 (@MD_JKT48) November 20, 2013.
Beberapa waktu lalu Anonymous Australia mengeluarkan ancaman akan balik menyerang situs di Indonesia. Mereka mengunggah sebuah video berisi ancaman di Youtube beberapa waktu terakhir. Anonymous Australia menyataan perang cyber dan mengancam akan menyerang beberapa situs penting dan terkenal Indonesia. Beberapa sasaran yang disebutkan adalah, www.indonesia.go.id, www.kpk.go.id, www.garuda-indonesia.com, dan www.polri.go.id. Beberapa portal media online juga disebut akan turut menjadi sasaran, diantaranya www.detik.com, www.viva.co.id, www.kaskus.co.id, dan beberapa lainnya.
Sebelumnya, dikabarkan situs Angkasa Pura dan Garuda Indonesia juga sempat diretas (hacking) dan keduanya kehilangan sejumlah data penting perusahaan. Dilaporkan bahwa pihak Anonymous Australia lah yang dituduh bertanggung atas serangan tersebut. Namun belakangan muncul rumor yang menyebutkan bahwa para hacker asal Malaysia yang menjadi dalang peretasan dua situs penting transportasi udara Indonesia tersebut.
Gerakan #OpMalaysia ini sendiri ramai muncul di timeline Twitter dan Facebook setelah beredar kabar bahwa para hacker asal Malaysia adalah dalang utama perseteruan antara kelompok Anonymous Indonesia dan Australia. Mereka dinilai telah mengadu domba kedua belah pihak.
Dari beberapa kasus dalam kemelut politik yang kemudian melebar ke bidang pertahanan dan mungkin akan meluas, perang cyber bisa menjadi bagian yang sangat berbahaya. Semua lembaga, organisasi, instansi, pejabat, kantor pemerintah dipastikan memiliki dan menggunakan website untuk kegiatannya. Apabila situs tergagnggu dan 100 persen down tidak bisa terbayangkan kekacauan yang akan ditimbulkannya. Terlebih apabila yang terserang lembaga perekonomian seperti Bank, industri perdagangan, jelas hal ini sangat mengganggu.
Oleh karena itu, kita tidak bisa mengikuti emosi dan bertahan pada harga diri semu. Tekanan Indonesia terhadap kejahatan spionase badan intelijen Australia yang menyadap Presiden SBY beserta Ibu Negara Ani Yudhoyono serta pejabat inti negara jelas memnimbulkan kemarahan. Apabila saat diserang Indonesia merupakan ancaman atau berbuat anti Australia mungkin masih dapat diterima. Tetapi hubungan kedua negara dalam kondisi baik, bersahabat. Ternyata kebaikan Indonesia di salah gunakan secara tidak bersahabat oleh Australia. Permintaan Presiden SBY terhadap Australia tidak digubris dan bahkan ditolak.
Jadi kemarahan Indonesia kini direspon oleh militer Indonesia. TNI memberhentikan latihan dan menarik personilnya yang sedang latihan dengan militer Australia. Nampaknya sikap tegas Indonesia juga tidak menggoyahkan pendirian PM Tonny Abbot. Mereka sudah ikut campur dan mencari kelemahan pejabat Indonesia, kini sulit menahan rakyat Indonesia melakukan tindakan keras, seperti serangan para Anonymous Indonesia. Yang pasti, Australia akan menerima tekanan politis dan diplomasi tidak hanya dari Indonesia tetapi kita tunggu Snowden membocorkan penyadapan Australia terhadap negara-negara Asean lainnya, disitulah Australia akan menjadi musuh bersama Indonesia serta negara-negara Asean, terutama Malaysia yang akan paling marah.
Sebaiknya PM Tonny Abbot segera merespon positif permintaan Presiden SBY yang tidak berat juga, apabila terus bertahan maka dia akan dinilai oleh rakyatnya gagal dalam berdiplomasi dan menjaga persahabatan dengan negara tetangga terpentingnya. Posisi Abbot bisa mencapai titik kritis dan bisa saja dia dilengserkan. Sydney Morning Herald mulai melakukan penekanan dan menyarankan agar Australia segera meminta maaf.
Senator Scott Ludlum (Greens) dari Australia menyatakan bahwa tindakan badan Intelijen Australia telah melampaui batas dan sudah mencapai titik kritis. Kini dituntut penyelidikan segera terhadap kerusakan yang disebabkannya. Dikatakan oleh Senator Ludlum, "Apakah demikian serius untuk mempercayai bahwa presiden Indonesia, istri dan tim kepemimpinannya merupakan ancaman keamanan nasional ke Australia?". Nah PM Abbot sebaiknya membaca kondisi bangsanya yang mulai memercik dirinya. Penulis kira dia bisa saja akan roboh dengan sendirinya. Mungkin saja!
0 komentar:
Posting Komentar