Produsen Bioetanol RI Pilih Jualan ke Filipina

http://images.detik.com/content/2013/11/13/1034/120758_biosolar320.jpgJakarta - Produsen-produsen bioetanol dalam negeri saat ini lebih banyak mengekspor ke Thailand dan Filipina, karena menjual bioetanol di dalam negeri justru rugi.

Seketaris Jenderal Asosiasi Spiritus dan Etanol Indonesia (Asendo) Untung Murdiatmo mengatakan, produsen etanol di Indonesia sudah ada sejak 25 tahun, namun produksinya lebih banyak diekspor.

"Kita produksi etanol sejak 25 tahun lalu, produksinya lebih banyak diekspor ke Thailand dan Filipina, ini karena menjual di dalam negeri rugi," ujar Untung ditemui di Hotel Aryaduta, Tugu Tani, Jakarta, Rabu (13/11/2013).

Untung mengungkapkan, pengusaha etanol rugi menjual di pasar dalam negeri, karena harganya yang jauh lebih murah dibandingkan biaya produksi.

"Rugi jual ke pasar dalam negeri karena terlalu murah, biaya produksinya 7.000-8.000 per liter, tetapi harga belinya hanya Rp 5.000 per liter. Sementara ketika diekspor harganya harga internasional," ucap Untung.

Kondisi ini dimanfaatkan negara lain seperti Filipina yang sedang mendorong program konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar nabati.

"Filipina sedang gencar pindah dari minyak fosil ke nabati, pasokannya dari kita juga, kita justru mendorong program pengurangan emisi negara lain," katanya.

Untung mengatakan saat ini produksi bioetanol memang masih minim, namun bila pemerintah menetapkan harga pokok pembelian yang bagi pengusaha tidak rugi, maka produksinya akan makin banyak bahkan melonjak.

"Produksi masih minim saat ini, asalkan pemerintah menetapkan harga pembelian yang bagi pengusaha tidak rugi saja, maka produksinya akan meningkat bahkan melonjak," tutupnya.(rrd/dnl)


  detik  

0 komentar:

Posting Komentar