Ditemukan, Bukti Keberadaan Badak Sumatera di Kalimantan

 Hewan spesies ini sudah masuk kategori terancam punah

http://us.media.viva.co.id/thumbs2/2012/08/09/167038_badak-sumatra-tertangkap-kamera-di-aceh_209_157.JPG
 Badak Sumatra
Tim pemantau WWF-Indonesia menemukan bukti keberadaan Badak Sumatera di Pulau Kalimantan. Temuan ini membawa angin segar bagi dunia konservasi nasional dan internasional mengingat keberadaan Badak Sumatera di Kalimantan sudah tidak pernah terdengar dan diketahui keberadaannya, bahkan ditengarai telah punah sejak tahun 1990-an.

Dalam siaran persnya, Kamis 28 Maret 2013I, WWF-Indonesia mengungkapkan bahwa UCN (International Union for Conservation of Nature) telah mengklasifikasikan Badak Sumatera ini dalam kategori terancam punah (Critically Endangered).

Bagaimana penemuan bukti keberadaan satwa langka yang dilindungi itu? Berawal penemuan jejak segar yang mirip jejak badak saat tim WWF-Indonesia melakukan monitoring orangutan di Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur, yang juga merupakan wilayah Heart of Borneo. Mereka kemudian menggandeng Dinas Kehutanan Kubar, Universitas Mulawarman dan masyarakat setempat, melakukan survei lanjutan pada Februari 2013.

Hasilnya, tim survei menemukan beberapa jejak kaki badak, bekas kubangan, bekas gesekan tubuh badak pada pohon, gesekan cula pada dinding kubangan serta bekas gigitan dan pelintiran pada pucuk tanaman. Tim survei juga mengidentifikasi adanya ketersediaan pakan badak yang berlimpah dan bervariasi, lebih dari 30 spesies tumbuhan pakan.

Konfirmasi saintifik dari beberapa ahli Badak di WWF-Indonesia dan Universitas Mulawarman Dr.Chandradewana Boer menegaskan bahwa spesies tersebut kemungkinan besar adalah Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis).

Temuan survei tersebut juga didukung data historis sebaran Badak Sumatra di Kalimantan yang telah terdokumentasi sebelumnya. Hingga saat ini, belum dapat dikonfirmasi berapa individu badak yang teridentifikasi melalui temuan tersebut.

Survei Lanjutan$Direktur Konservasi WWF-Indonesia, Nazir Foead, menyatakan pihaknya bersama Kementrian Kehutanan dan Pemda Kubar akan melalukan survei lanjutan yang lebih komprehensif untuk memetakan preferensi habitat badak dan populasinya di Kutai Barat.

"Berdasarkan hasil survei ini, perlu segera disusun strategi bersama serta rencana aksi yang komprehensif dan partisipatif bersama parapihak terkait, sehingga. upaya konservasi Badak Sumatera di Kalimantan ini dapat berlangsung jangka panjang dan didukung pendanaan berkelanjutan,” katanya dalam keterangan persnya.

Menurut Nazir, temuan ini membawa kabar gembira dan menjadi momen penting sejak dicanangkannya Tahun Badak Internasional pada 5 Juni 2012 lalu oleh Presiden SBY.

Bupati Kubar, Ismael Thomas, mendukung upaya tersebut. Badak, Orangutan, Pesut, Macan Dahan, Banteng yang sudah sangat langka, dan ternyata masih ada di Kubar. "Keberadaannya harus dilestarikan, dan masyarakat semestinya bisa hidup secara harmonis dengan alam."(ren)


  ● Vivanews  

0 komentar:

Posting Komentar