Tunggul Basmi Hama Tanpa Pestisida
Selama ini pembasmian hama padi biasanya memakai bahan beracun, dan berdampak pada kerusakan lingkungan. Bahkan, kadang pestisida kimiawi ini mengganggu kesehatan manusia.
Kini muncul alat pembasmi hama yang ramah lingkungan seperti yang dikembangkan Tunggul Dian Santoso. Alat pembasmi hama tersebut adalah Genitech.
"Genitech adalah kepanjangan dari Gelombang Ultrasonik Berteknologi," ungkap Tunggul Dian Santoso, fresh graduates dari Politeknik Pratama Mulia Surakarta, di Solo, Jawa Tengah.
Tunggul menjelaskan, Genitech mampu membasmi hama padi seperti walang sangit, wereng, belalang dan tikus dengan menggunakan gelombang ultrasonik. Hebatnya lagi, Genitech juga dapat memacu pertumbuhan tanaman padi.
"Genitech lebih ramah lingkungan, murah dan mudah dioperasikan. Terutama dalam memutus siklus hama tanaman," ujarnya.
Genitech berdimensi tinggi 80 cm. Sumber dayanya adalah panel surya berukuran 30x20 cm, dan menghasilkan daya output 10 watt. Untuk mengoperasikan Genitech, cukup diletakkan di area persawahan dan dinyalakan. Alat yang dilapisi bahan antiair itu akan bekerja secara otomatis selama 24 jam, dengan cakupan seluas satu hektare (ha).
Tunggul menjelaskan, dia memulai pembuatan Genitech sejak 2009. Dalam proses produksi Genitech, Tunggul mendapat bantuan dari Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia.
"Kini alat tersebut memasuki tahap penyempurnaan kedua. Saya mencoba mengaplikasikan suara musik pada Genitech sehingga dapat mendukung pertumbuhan padi," jelasnya.
Setiap unit Genitech menghabiskan dana pengembangan Rp 2,5 juta. Tetapi, Tunggul optimistis biayanya bisa ditekan hingga Rp 1,5 juta jika Genitech diproduksi massal.
"Genitech sudah diujicobakan pada beberapa lahan sawah di daerah kabupaten Karanganyar, Klaten, Nganjuk dan Sragen. Bahkan sejumlah petani sudah memesan," ungkapnya.
Kini muncul alat pembasmi hama yang ramah lingkungan seperti yang dikembangkan Tunggul Dian Santoso. Alat pembasmi hama tersebut adalah Genitech.
"Genitech adalah kepanjangan dari Gelombang Ultrasonik Berteknologi," ungkap Tunggul Dian Santoso, fresh graduates dari Politeknik Pratama Mulia Surakarta, di Solo, Jawa Tengah.
Tunggul menjelaskan, Genitech mampu membasmi hama padi seperti walang sangit, wereng, belalang dan tikus dengan menggunakan gelombang ultrasonik. Hebatnya lagi, Genitech juga dapat memacu pertumbuhan tanaman padi.
"Genitech lebih ramah lingkungan, murah dan mudah dioperasikan. Terutama dalam memutus siklus hama tanaman," ujarnya.
Genitech berdimensi tinggi 80 cm. Sumber dayanya adalah panel surya berukuran 30x20 cm, dan menghasilkan daya output 10 watt. Untuk mengoperasikan Genitech, cukup diletakkan di area persawahan dan dinyalakan. Alat yang dilapisi bahan antiair itu akan bekerja secara otomatis selama 24 jam, dengan cakupan seluas satu hektare (ha).
Tunggul menjelaskan, dia memulai pembuatan Genitech sejak 2009. Dalam proses produksi Genitech, Tunggul mendapat bantuan dari Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia.
"Kini alat tersebut memasuki tahap penyempurnaan kedua. Saya mencoba mengaplikasikan suara musik pada Genitech sehingga dapat mendukung pertumbuhan padi," jelasnya.
Setiap unit Genitech menghabiskan dana pengembangan Rp 2,5 juta. Tetapi, Tunggul optimistis biayanya bisa ditekan hingga Rp 1,5 juta jika Genitech diproduksi massal.
"Genitech sudah diujicobakan pada beberapa lahan sawah di daerah kabupaten Karanganyar, Klaten, Nganjuk dan Sragen. Bahkan sejumlah petani sudah memesan," ungkapnya.
0 komentar:
Posting Komentar