PT INKA Siap Luncurkan Contoh Model Monorel Jakarta

Madiun BUMN produsen kereta, PT Industri Kereta Api (INKA) bulan depan akan meluncurkan prototype monorel.

Prototype monorel ini, sebagai media promosi dan edukasi kepada masyarakat. Seperti diketahui proyek monorel salah satunya digarap oleh BUMN konsorsium pengusul monorel Jabodetabek yang diketuai PT Adhi Karya Tbk (ADHI).

"Kita sudah punya desainnya. Prototype bulan depan launching. Dan akan diperkenalkan di Kementerian BUMN," tutur Direktur Produksi dan Teknologi INKA Yunendar Aryo Andoko di kantor pusat INKA, Jl Yos Sudarso Madiun, Jawa Timur, Jumat (22/3/2013).

Pada kesempatan yang sama, detikFinance memperoleh kesempatan melongok proses pembuatan monorel Jabodetabek. Tampak beberapa pekerja, sedang menyiapkan kerangka badan monorel serta roda penggerak monorel.

Asisten Manajer Bidang Teknologi INKA, Prayitno saat mengelilingi pabrik menjelaskan, untuk bagian body dan interior, diproduksi secara terpisah oleh anak perusahaan INKA.

"Anak perusahaan INKA yang kerjakan Body. Tapi teknologi sebagian besar di kita," tambahnya.

Sementara di ruang desain, tampak seorang pekerja memperlihatkan desain 3 dimensi monorel Jabodetabek. INKA bersama BUMN lainnya seperti PT Jasa Marga Tbk, PT LEN, PT Telkom Tbk terlibat dalam konsorsium pengusul monorel Jabodetabek.(feb/hen)

INKA Minta Pemerintah Maksimalkan Kereta Produk Dalam Negeri

Direktur Produksi dan Teknologi PT Industri Kereta Api (INKA) (Persero) Yunendar Aryo Handoko menyayangkan sikap pemerintah yang justru belum memaksimalkan kapasitas KAI di pasar dalam negeri.

"Padahal INKA masih dominan menguasai pasar dalam negeri, dalam hal pemesanan kereta api," ujar Yunendar di Kantor Pusat PT INKA, jalan Yos Sudarso Madiun, Jawa Timur (22/13).

Saat ini kata Yunendar, pemerintah hanya menawarkan 70 kereta ekonomi dan belum pernah menawarkan 100 atau lebih pesanan kereta ekonomi kepada INKA. Untuk memenuhi pesanan tersebut, INKA berharap diberikan waktu yang cukup dan tidak bersifat dadakan.

"Sebenarnya INKA lebih senang misalnya pemerintah order seratus kereta dengan jangka waktu produksi selama dua tahun, ini baru INKA bisa. Tapi kalau dadakan tidak bisa. Dan dari pemerintah pun sampai saat ini belum ada tawaran untuk membuat lebih dari 100 kereta, paling di bawah jumlah itu," terangnya.

Untuk saat ini, INKA baru menguasai pasar dalam negeri sebesar 50 persen. Hal itu terjadi karena potensi INKA yang belum bisa dimanfaatkan secara maksimal.

"Ini sayang sekali, padahal kapasitas INKA masih perlu dimaksimalkan, agar order terpenuhi. Kami selalu siap bila pemerintah memerlukan bantuan," tuturnya.

Yunendar berharap, pemerintah bisa mendorong PT INKA, untuk terus menguasai pangsa pasar dalam negeri dan di luar negeri. "Agar produksi dalam negeri berkembang," pungkasnya.

PT INKA Lebarkan Sayap Hingga Ke Filipina

PT Industri Kereta Api (INKA) bekerjasama dengan Bombardier, salah satu perusahaan manufaktur Eropa, untuk pengadaan 40 rangkaian KRL di Filipina.
Direktur Teknologi dan Produksi, Yunendar Aryo Handoko mengatakan nilai tender proyek tersebut mencapai Rp 30-40 miliar.

"Kalau mengacu pada harga pasaran untuk satu rangkaian kereta senilai Rp 30-40 miliar. Kami targetkan pengadaan kereta tersebut dua sampai tiga tahun bisa terpenuhi," ucap Yunendar di Kantor Pusat INKA, Jalan Yos Sudarso, Madiun, Jawa Timur, Jumat (22/3).

Dalam tender tersebut nantinya INKA harus berkerja keras, karena harus bersaing dengan beberapa tender dari luar negeri. "Pesaing kita dalam mengikuti tender tersebut berasal dari Korea, China, dan Jepang. Namun pengalaman kita kalau Jepang, jika nilai tendernya rendah dia (Jepang) biasanya mundur," papar Yunendar.

Menurut INKA pesaing terberat berasal dari China, karena China memiliki range produk harga murah, namun untuk kualitas tak beda jauh. Meski harus bersaing dengan negara lain, PT INKA tetap optimis bisa memenangkan tender tersebut.

"Intinya kita bisa mengimbangi China. Hambatan kita adalah China karena bisa membuat spec yang sama dengan kita dan harganya murah. China bisa murah 5-10 persen, ditambah lagi mereka mendapatkan pembebasan pajak dari pemerintahnya. Maka bisa murah 15 persen dari kami," tutur Yunendar.

Dalam proses pengerjaan KRL tersebut, nantinya pihak Bombardier yang akan memproduksi motor traksi penggerak, dan mengirimkan motor traksi penggerak ke PT INKA. "Nanti kami bagian design hingga finishingnya. Bulan April nanti kita akan serahkan dokumennya," tutupnya. (chi/jpnn)


  ● detikFinance | JPNN  

0 komentar:

Posting Komentar