Kecepatan Kereta di RI Maksimal 100 Km/Jam, di China Bisa Tembus 300 Km/Jam
Belajar Kereta Hingga ke Negeri China
Beijing • China memang jauh di atas angin dalam hal perkeretaapian dibanding Indonesia terutama dalam hal sarana dan prasarana kereta api. Hingga kini Indonesia belum memiliki kereta cepat, sementara China sudah jauh meninggalkan Indonesia.
Senior Manajer Pelayanan PT KAI Subakir mengatakan Indonesia belum punya kereta cepat karena kondisi lintasan kereta api di Indonesia belum bisa mendukung. Jumlah lintasan sebidang yang terlalu banyak menyebabkan kecepatan maksimal kereta jarak jauh di Indonesia hanya 100 km/jam,
"Kita kalah soal kecepatan kereta, di China ada yang 300 km/jam, kalau Indonesia maksimal 100 km/jam karena banyaknya perlintasan sebidang," katanya kepada detikFinance disela-sela acara program studi banding 'Melihat China dalam Perspektif Perkeretaapian' oleh PT KAI, Senin (18/3/2013).
Ia mencontohkan, untuk kereta Jakarta-Bandung butuh waktu 2,5 jam dengan menggunakan kereta api. Sementara dengan kereta cepat di China misalnya dari Beijing ke Tianjin dengan jarak 120 km, yang jaraknya kurang lebih sama bisa ditempuh dengan waktu 30 menit saja.
"Jadi kereta yang 100 km itu untuk kereta jarak jauh, sementara untuk KRL hanya 70 km, karena jaraknya pendek-pendek," katanya.
Subakir menambahkan saat ini yang terpenting bagi PT KAI terus meningkatkan pelayanan terhadap penumpang. Namun untuk bisa menyamai kereta seperti di China butuh waktu dan proses.
"Tapi kita dalam hal boarding pass sudah menunjukan hal yang sama (sejajar). Sistem pemesanan tiket pun kita sudah beragam," katanya.(hen/ang)
Senior Manajer Pelayanan PT KAI Subakir mengatakan Indonesia belum punya kereta cepat karena kondisi lintasan kereta api di Indonesia belum bisa mendukung. Jumlah lintasan sebidang yang terlalu banyak menyebabkan kecepatan maksimal kereta jarak jauh di Indonesia hanya 100 km/jam,
"Kita kalah soal kecepatan kereta, di China ada yang 300 km/jam, kalau Indonesia maksimal 100 km/jam karena banyaknya perlintasan sebidang," katanya kepada detikFinance disela-sela acara program studi banding 'Melihat China dalam Perspektif Perkeretaapian' oleh PT KAI, Senin (18/3/2013).
Ia mencontohkan, untuk kereta Jakarta-Bandung butuh waktu 2,5 jam dengan menggunakan kereta api. Sementara dengan kereta cepat di China misalnya dari Beijing ke Tianjin dengan jarak 120 km, yang jaraknya kurang lebih sama bisa ditempuh dengan waktu 30 menit saja.
"Jadi kereta yang 100 km itu untuk kereta jarak jauh, sementara untuk KRL hanya 70 km, karena jaraknya pendek-pendek," katanya.
Subakir menambahkan saat ini yang terpenting bagi PT KAI terus meningkatkan pelayanan terhadap penumpang. Namun untuk bisa menyamai kereta seperti di China butuh waktu dan proses.
"Tapi kita dalam hal boarding pass sudah menunjukan hal yang sama (sejajar). Sistem pemesanan tiket pun kita sudah beragam," katanya.(hen/ang)
0 komentar:
Posting Komentar