BPPT-PTPN V Kembangkan PLTU Biomassa Limbah Sawit
Serpong • Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama PT Perkebunan Nusantara V bekerjasama mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Biomassa dari tandan kosong sawit dan Pembangkit Listrik Biogas dari limbah sawit.
"BPPT telah berpengalaman membangun berbagai jenis pembangkit listrik. Saat ini BPPT juga sedang meriset Pembangkit Listrik berbahan baku limbah pertanian bersama Jepang," kata Kepala BPPT Dr Marzan A Iskandar pada Penandatanganan MoU dengan PTPN V di Puspiptek Serpong, Banten, Rabu.
Dengan memiliki pembangkit listrik berbahan baku limbah pertaniannya sendiri, ujar Marzan, PTPN V selain akan memanfaatkan limbah yang seharusnya terbuang, juga akan menghemat bahan bakar fosil untuk keperluan listrik pabrik pengolahan minyak sawitnya maupun kebutuhan listrik warga sekitar.
Pihaknya juga akan bekerjasama dalam riset rancang bangun alat pemisah asam lemak bebas (ALB) yang merupakan pengotor dan menurunkan kualitas produk minyak sawit, tujuannya agar minyak sawit yang diekspor PTPN V tidak jatuh harganya di pasar internasional.
Sementara itu, Dirut PTPN V Fauzi Yusuf menyatakan, buah kelapa sawit yang diolah menjadi minyak sawit oleh pabriknya, hanya 36 persen berasal dari kebun PTPN V sendiri, sisanya 64 persen dibeli dari perkebunan sawit rakyat, sehingga alat pemisah ALB akan menguntungkan petani sawit juga.
"Selain itu ALB yang dihasilkan dapat diproses menjadi biodiesel untuk menyuplai kebutuhan minyak solar untuk genset PTPN V maupun untuk kendaraan operasional kami," katanya.
Pihaknya, lanjut dia, juga bekerja sama dengan BPPT dalam riset dan pengembangan industri hulu dan hilir kelapa sawit yang meningkatkan nilai tambah produk sawit dengan berbagai produk turunannya, seperti bahan baku industri kimia, sabun, perlengkapan kosmetik dan lainnya.
"Sejak beberapa tahun lalu hingga kini Indonesia nomor satu penghasil minyak kelapa sawit dunia, tapi Malaysia-lah yang nomor satu dalam penguasaannya. Seharusnya kita juga jadi nomor satu dalam penguasaan produk-produk turunan sawit. Ini berarti penguasaan pasar dan penguasaan teknologi," katanya.
PTPN V adalah satu dari 15 BUMN perkebunan dan menguasai 95 ribu hektare lahan dimana 85 ribu hektare di antaranya merupakan perkebunan sawit dan karet.(D009/S025)
"BPPT telah berpengalaman membangun berbagai jenis pembangkit listrik. Saat ini BPPT juga sedang meriset Pembangkit Listrik berbahan baku limbah pertanian bersama Jepang," kata Kepala BPPT Dr Marzan A Iskandar pada Penandatanganan MoU dengan PTPN V di Puspiptek Serpong, Banten, Rabu.
Dengan memiliki pembangkit listrik berbahan baku limbah pertaniannya sendiri, ujar Marzan, PTPN V selain akan memanfaatkan limbah yang seharusnya terbuang, juga akan menghemat bahan bakar fosil untuk keperluan listrik pabrik pengolahan minyak sawitnya maupun kebutuhan listrik warga sekitar.
Pihaknya juga akan bekerjasama dalam riset rancang bangun alat pemisah asam lemak bebas (ALB) yang merupakan pengotor dan menurunkan kualitas produk minyak sawit, tujuannya agar minyak sawit yang diekspor PTPN V tidak jatuh harganya di pasar internasional.
Sementara itu, Dirut PTPN V Fauzi Yusuf menyatakan, buah kelapa sawit yang diolah menjadi minyak sawit oleh pabriknya, hanya 36 persen berasal dari kebun PTPN V sendiri, sisanya 64 persen dibeli dari perkebunan sawit rakyat, sehingga alat pemisah ALB akan menguntungkan petani sawit juga.
"Selain itu ALB yang dihasilkan dapat diproses menjadi biodiesel untuk menyuplai kebutuhan minyak solar untuk genset PTPN V maupun untuk kendaraan operasional kami," katanya.
Pihaknya, lanjut dia, juga bekerja sama dengan BPPT dalam riset dan pengembangan industri hulu dan hilir kelapa sawit yang meningkatkan nilai tambah produk sawit dengan berbagai produk turunannya, seperti bahan baku industri kimia, sabun, perlengkapan kosmetik dan lainnya.
"Sejak beberapa tahun lalu hingga kini Indonesia nomor satu penghasil minyak kelapa sawit dunia, tapi Malaysia-lah yang nomor satu dalam penguasaannya. Seharusnya kita juga jadi nomor satu dalam penguasaan produk-produk turunan sawit. Ini berarti penguasaan pasar dan penguasaan teknologi," katanya.
PTPN V adalah satu dari 15 BUMN perkebunan dan menguasai 95 ribu hektare lahan dimana 85 ribu hektare di antaranya merupakan perkebunan sawit dan karet.(D009/S025)
0 komentar:
Posting Komentar