Australia Diminta Kubur "Arogansi Lama" Terhadap RI
Masih ada pola pikir lama bahwa "Indonesia lebih butuh Australia"
"Hubungan antar pemerintah dan antarwarga Indonesia dan Australia beberapa tahun terakhir kian dekat. Namun saya melihat masih ada kesan di kalangan Australia, 'Indonesia kan butuh kami,'" kata Wieke Gur, seorang warga Indonesia dalam perbincangan dengan VIVAnews usai suatu diskusi dengan kalangan pengusaha, kaum muda, dan pejabat Australia di Kota Perth hari ini.
Sempat bekerja di sebuah majalah berita di Jakarta, Wieke berdomisili di Australia sejak 12 tahun lalu. "Kesan sombong itu yang saya tangkap saat beberapa kali berbincang dengan orang Australia. 'Negara Anda kan lebih butuh kami, lalu mengapa terkadang tidak mau dengarkan apa yang kami mau?' Lalu saya selalu jawab, 'Indonesia sudah lebih baik kok, kalian kan juga butuh kami. Indonesia pun bisa berbisnis dengan negara-negara lain kalau Anda tidak mau,'" tutur Wieke, yang berprofesi sebagai konsultan bidang brand marketing dan digital strategy di Kota Perth.
Pola pikir itu, ungkap Wieke, lebih banyak dilontarkan oleh kaum tua Australia. Maka dia senang bahwa beberapa tahun belakangan program pertukaran pemuda dan mahasiswa serta saling kunjung pebisnis Indonesia dan Australia kian intensif.
"Persepsi negatif itu tidak saya temukan pada diri mereka, yang sudah bersikap terbuka. Mudahan-mudahan ini bisa perlahan-lahan mengubur pola pikir lama yang sempit itu," kata Wieke.
Sebelumnya, seorang warga Australia bernama Simon Johnson mengakui bahwa memang masih ada pandangan lama mengenai Indonesia. "Begitu pula stigma dari Indonesia yang menganggap Australia itu arogan. Saya menilai stigma-stigma itu bisa dihapus dengan selalu menatap ke depan bahwa kedua negara dan bangsa kini saling butuh," kata Johnson.
"Di kalangan pebisnis dan kaum muda Australia, pola pikir lama sudah jauh-jauh hari dihapus. Indonesia menjadi pasar dan mitra besar kami. Memang ada beberapa kendala, tapi itu normal dan bisa diselesaikan bersama," kata Johnson, yang juga merupakan Direktur Pengembangan Dagang dari Departemen Pertanian dan Pangan di Pemerintah Negara Bagian Australia Barat. (eh)
● Vivanews
0 komentar:
Posting Komentar