Pembangkit Listrik Arus Laut BPPT, Efisiensi Tinggi Pada Arus Rendah
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Gusti Muhammad Hatta kunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) BPPT di Suramadu (9/4). Kegiatan kerekayasaan pengembangan energi terbarukan PLTAL tersebut dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika (UPT BPPH) BPPT Surabaya.
“PLTAL yang diuji coba di bawah Jembatan Suramadu Jawa Timur di pile 56 sisi Madura tersebut berkapasitas 3500 watt. Menggunakan kapasitas kecil karena disesuaikan dengan kecepatan arus laut di sekitar Jembatan Suramadu yang kecepatan maksimumnya hanya 1.3 m/s. Berbeda dengan kecepatan arus laut di Indonesia timur yang dapat mencapai 4.3 m/s, seperti kecepatan arus laut di Selat Larantuka. Kecepatan arus Selat Madura adalah rata-rata kecepatan arus kebanyakan selat-selat di antara pulau-pulau di Indonesia bagian barat,” ungkap Kepala UPT BPPH, Erwandi.
Ia berharap uji coba PLTAL di Suramadu tersebut dapat menghasilkan rekomendasi desain PLTAL yang mempunyai efisiensi tinggi pada kecepatan arus laut rendah. Selain itu kegiatan uji PLTAL ini juga diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi desain tiang Jembatan Selat Sunda yang akomodatif pada energi terbarukan dari arus laut seperti tersurat dalam dokumen MP3EI dan Keppres no. 86 2011 tentang Kawasan Strategis Infrastruktur Selat Sunda,” terangnya.
UPT BPPH telah mengembangkan PLTAL sejak tahun 2006 yang lalu. Dimulai dengan pemetaan potensi energi arus laut di Indonesia dengan menggunakan teknik simulasi numerik. Dari hasil pemetaan, menunjukkan bahwa potensi daya listrik dari arus laut di Indonesia bagian tengah hingga timur cukup besar. Salah satunya yaitu potensi daya listrik dari arus laut di Selat Larantuka, Nusa Tenggara Timur yang mencapai 6000 MW.
“PLTAL yang diuji coba di bawah Jembatan Suramadu Jawa Timur di pile 56 sisi Madura tersebut berkapasitas 3500 watt. Menggunakan kapasitas kecil karena disesuaikan dengan kecepatan arus laut di sekitar Jembatan Suramadu yang kecepatan maksimumnya hanya 1.3 m/s. Berbeda dengan kecepatan arus laut di Indonesia timur yang dapat mencapai 4.3 m/s, seperti kecepatan arus laut di Selat Larantuka. Kecepatan arus Selat Madura adalah rata-rata kecepatan arus kebanyakan selat-selat di antara pulau-pulau di Indonesia bagian barat,” ungkap Kepala UPT BPPH, Erwandi.
Ia berharap uji coba PLTAL di Suramadu tersebut dapat menghasilkan rekomendasi desain PLTAL yang mempunyai efisiensi tinggi pada kecepatan arus laut rendah. Selain itu kegiatan uji PLTAL ini juga diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi desain tiang Jembatan Selat Sunda yang akomodatif pada energi terbarukan dari arus laut seperti tersurat dalam dokumen MP3EI dan Keppres no. 86 2011 tentang Kawasan Strategis Infrastruktur Selat Sunda,” terangnya.
UPT BPPH telah mengembangkan PLTAL sejak tahun 2006 yang lalu. Dimulai dengan pemetaan potensi energi arus laut di Indonesia dengan menggunakan teknik simulasi numerik. Dari hasil pemetaan, menunjukkan bahwa potensi daya listrik dari arus laut di Indonesia bagian tengah hingga timur cukup besar. Salah satunya yaitu potensi daya listrik dari arus laut di Selat Larantuka, Nusa Tenggara Timur yang mencapai 6000 MW.
Selanjutnya tahun 2007 mulai dilakukan proses rancang bangun PLTAL. Dalam proses pengkajian jenis turbin PLTAL yang cocok untuk perairan Indonesia adalah turbin arus laut poros vertikal tipe Darrieus dengan tiga bilah turbin. Turbin tipe ini konstruksinya sederhana, mudah pembuatannya, mudah pemeliharaannya, dan murah. Model uji bilah turbin yang lurus memanjang dan berpenampang bentuk foil, seperti sayap pesawat terbang, berbahan aluminium, dapat dibuat dengan mudah di pabrik pengecoran velg sepeda motor di Surabaya. Prototipe PLTAL dibuat pada tahun 2008 dan hampir seluruh komponen dalam pembuatan prototipe tersebut adalah komponen dalam negeri, hanya generator dan inverter yang dibeli dari luar negeri. PLTAL yang dikembangkan UPT BPPH didesain untuk arus laut rendah tapi menghasilkan arus listrik tinggi.
Uji coba PLTAL yang pertama dilakukan di Selat Larantuka pada akhir Maret dan Juni 2010 yang menghasilkan daya listrik sebesar 1900 watt. Dan listrik yang dihasilkan disalurkan untuk menerangi dermaga dan sebagian penduduk dusun Tanah Merah Adonara yang selama ini belum mendapat aliran listrik.
Dalam kunjungan tersebut, Menristek mengharapkan agar kegiatan kerekayasaan PLTAL BPPT dapat menghasilkan desain turbin arus laut yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk di pulau-pulau terpencil maupun penduduk yang tinggal di dataran rendah di sisi sungai yang airnya mengalir tidak terlalu deras.(Erw/BPPH/humas)
Uji coba PLTAL yang pertama dilakukan di Selat Larantuka pada akhir Maret dan Juni 2010 yang menghasilkan daya listrik sebesar 1900 watt. Dan listrik yang dihasilkan disalurkan untuk menerangi dermaga dan sebagian penduduk dusun Tanah Merah Adonara yang selama ini belum mendapat aliran listrik.
Dalam kunjungan tersebut, Menristek mengharapkan agar kegiatan kerekayasaan PLTAL BPPT dapat menghasilkan desain turbin arus laut yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk di pulau-pulau terpencil maupun penduduk yang tinggal di dataran rendah di sisi sungai yang airnya mengalir tidak terlalu deras.(Erw/BPPH/humas)