Freeport Indonesia Berencana Buat Tambang Bawah Tanah Terbesar
JAKARTA - PT Freeport Indonesia berencana membuat pertambangan bawah tanah terbesar di dunia. Pertambangan bawah tanah itu akan ditempatkan di lahan tambang Grasberg, Papua.
"Nantinya akan ada 405 tunnel yang melingkar di bawah tanah. Kalau itu jadi akan ada 1.000 km tunnel. Tambang ini akan menjadi tambang bawah tanah terbesar di dunia," ujar Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Rozik B. Soetjipto dalam rapat dengan tim pemantau Otsus Papua di DPR, Jakarta, Jumat (5/7).
Pengerjaan persiapan tambang bawah tanah itu akan dilakukan selama 10 tahun yakni dari 2012-2021. Rozik menuturkan Freeport Indonesia mengalokasikan dana 9,8 miliar dollar Amerika untuk membuat tambang bawah tanah itu.
Saat ini menurut Rozik, sudah ada 400 km kanal yang melingkar di tambang bawah tanah dengan nilai hampir USD 1 miliar. Mereka akan melanjutkan pembangunan meskipun kontrak renegosiasi antara PT Freeport dengan pemerintah Indonesia masih belum jelas.
Freeport tetap beroperasi seperti biasa meskipun sedang dalam persiapan pembuatan penambangan bawah tanah dan stok bijih mineral di permukaan yang kian menipis. Alasannya, mereka masih memiliki cadangan bijih mineral hingga tahun 2057. (gil/jpnn)
"Nantinya akan ada 405 tunnel yang melingkar di bawah tanah. Kalau itu jadi akan ada 1.000 km tunnel. Tambang ini akan menjadi tambang bawah tanah terbesar di dunia," ujar Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Rozik B. Soetjipto dalam rapat dengan tim pemantau Otsus Papua di DPR, Jakarta, Jumat (5/7).
Pengerjaan persiapan tambang bawah tanah itu akan dilakukan selama 10 tahun yakni dari 2012-2021. Rozik menuturkan Freeport Indonesia mengalokasikan dana 9,8 miliar dollar Amerika untuk membuat tambang bawah tanah itu.
Saat ini menurut Rozik, sudah ada 400 km kanal yang melingkar di tambang bawah tanah dengan nilai hampir USD 1 miliar. Mereka akan melanjutkan pembangunan meskipun kontrak renegosiasi antara PT Freeport dengan pemerintah Indonesia masih belum jelas.
Freeport tetap beroperasi seperti biasa meskipun sedang dalam persiapan pembuatan penambangan bawah tanah dan stok bijih mineral di permukaan yang kian menipis. Alasannya, mereka masih memiliki cadangan bijih mineral hingga tahun 2057. (gil/jpnn)
● JPNN
0 komentar:
Posting Komentar